Bab 8
PoV 3Aldi menyerahkan beberapa berkas yang harus ditandatangani oleh Silvi."Mana Mas aku tanda tangan!" pinta Silvi."Kamu tidak mau membacanya dulu?" tanya Aldi. "Tidak Mas, aku percaya padamu. Aku juga ada urusan dengan temanku, sudah telat nih dan buru-buru!" ucap Silvi. Ia mulai mendatangani berkas yang ditunjukkan oleh Aldi tanpa membacanya. Karena ia yakin pasti Aldi tidak akan berbuat macam-macam karena suaminya itu sangat menyayangi dirinya, begitulah yang dipikirkan oleh Silvi dengan kepercayaan diri yang tinggi.Setelah menandatangani berkas itu. Silvi pergi dengan langkah yang terburu-buru. "Sil tunggu! Bagaimana dengan mobilmu?" "Mobil itu sedang ada di bengkel, besok Nadia akan segera mengembalikannya ketika sudah mengambilnya dari bengkel!" jawab Silvi memberi alasan."Oke!" ucap Aldi.Silvi kemudian melanjutkan langkahnya, ia sedikit berlari kecil. Taksi online yang dipesannya sudah menunggu di depan rumah."Jalan pak!" ujar Silvi ketika sudah masuk ke dalam mobil.___________Aldi sudah tahu ke mana Silvi akan pergi. Darena dia sudah membaca semua pesan yang masuk ke dalam aplikasi hijau istrinya.Nomor Pria yang diberi nama "X" oleh Silvi itulah yang akan bertemu dengan istrinya. Mereka akan menghabiskan malam di sebuah hotel, seakan mati rasa. Aldi sudah tidak terlalu peduli apa yang dilakukan oleh sang istri. Ia lebih memilih diam dan membiarkan Silvi pergi. Karena yang Aldi pikirkan sekarang hanyalah untuk bisa mengambil asetnya kembali dan mengamankan semua miliknya. Dan lebih memilih mengikhlaskan Silvi pergi bersama pria itu tanpa Membawa apapun darinya.**[Mas, aku tidak pulang dan menginap di rumah Mama. Karena Mama tak enak badan, jadi aku dari acara langsung meluncur ke rumah Mama] Silvi mengirim pesan.Aldi tersenyum getir membaca pesan Silvi. Ia teringat dengan pesan merasa Silvi tadi sore dengan "X"[Aku yang akan menanggung biaya, ketika kita di hotel. Yang terpenting kamu mau tidur denganku Mas, aku ingin melepas rindu.] "Rumah Mama? Kamu pikir aku sangat bodoh, di sana kamu sedang memadu kasih dengan pria lain!" gumam Aldi. ________Pagi hari.. Aldi akan membawa sertifikat itu ke notaris saat akan berangkat kerja, sertifikat itu akan di balik nama secepatnya dengan nama sang Ibu. Aldi membereskan bantal di tempat tidur. Ketika mengangkat bantal di tempat Silvi tidur, ia menemukan tablet pil kb."Pil kb?" gumam Aldi memperhatikan dengan seksama."Silvi meminum Pill kb? Bagaimana kamu akan hamil, awalnya aku sempat meragukan ibu. Karena ia menuntutmu hamil, sehingga membuat kau berubah, tapi Pill ini membuktikan. Kau memang tidak mau punya anak dariku!" ucap Aldi dan menyembunyikan Pill kb itu. **Aldi sarapan bersama dengan ibunya ia tak melihat ada Rania dan Hafiz. Ikut sarapan bersama. "Mbak Rania mana? Kenapa dia tidak sarapan," tanya Aldi."Mbakmu masih ada di kamarnya," jawab Bu Laras."Seperti nya Rania tersinggung," ucap Bu Laras kembali."Tersinggung kenapa, Bu?""Silvi bilang, jika pengeluaran nya semakin banyak. Karena bertambah anggota keluarga yang tinggal di rumah ini. Dia bicara di telpon dengan seseorang, Rania dan Ibu tak sengaja mendengarnya kemarin. Jadi Rania tak enak hati tinggal di sini," jelas Ibu nya Aldi.Usai sarapan Aldi berniat menemui Rania. Dari semalam dia juga tidak melihat Rania keluar dari kamar, ternyata karena ucapan Silvi. **Aldi mengetuk pintu kamar Rania."Aldi!" ucap Rania."Mbak kenapa tidak sarapan, Hafiz mana mbak?" "Sedang mengemas pakaian itu! Hafiz sedang membantu Mbak," jawabnya. Hafiz sedang membantu Rania memasukkan barangnya ke dalam tas."Mbak mau ke mana?""Kembali ke kontrakan," "Kenapa Mbak pergi, aku kan sudah minta untuk mbak tinggal di sini!"" Aldi kamu itu sudah berkeluarga, Mbak enggak pantas untuk tinggal bersamamu. Mbak pindah lagi ya ke kontrakan," pinta Rania "Kenapa tiba-tiba Mbak mau pindah, apa ada ucapan tak enak dari Silvi yang membuat Mbak berubah pikiran?" "Kamu Jangan berpikiran buruk seperti itu, wajarlah jika kamu sudah mempunyai istri. Harusnya kamu tidak menanggung kehidupan saudaramu lagi, mbak tidak mau menyusahkanmu," Rania menunduk. Dia berhati-hati dalam berucap. Seakan takut membuat adiknya ribut dengan istrinya."Aku sama sekali tidak merasa susah. Aku tidak membolehkan Mbak pergi dari rumah ini. Silvi yang akan pergi dari sini!""Kamu jangan begitu, ia istrimu.""Hah..! Istri macam apa, yang licik, dan menipuku!" "Menipu?" Rania mengerutkan dahinya. Tak mengerti maksud Aldi."Ini saatnya Mbak tahu, dengan sifat asli dan rencana busuk nya Silvi!" ucap Aldi. Dia kemudian menceritakan semua perbuatan Silvi beserta bukti yang sudah di dapat oleh Aldi.PoV (3)Aldi berencana pergi ke kantor menggunakan ojek Online. Karena mobilnya harus di service. Ia meninggalkan mobil itu di bengkel. Tak jauh dari tempatnya berdiri, baru saja ingin mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Aldi melihat Riko calon suami Nadia keluar dari dalam mobil. Riko mengitari mobil, kemudian membuka kan pintu mobil untuk seseorang yang bersamanya. Dari dalam mobil itu keluar seorang wanita menggunakan dress selutut berwarna hitam."Reno?" gumam Aldi dan menghampiri mereka."Hai Ren!" seru Aldi.Reno melihat kedatangan Aldi yang mendekat, seketika tertegun. "Mas, Aldi," ujarnya."Mau kemana? In siapa, gak sama Nadia?" tanya Aldi dan menatap perempuan yang bersama calon suami Nadia itu."Nadia, kuliah Mas!""Kuliah, sepagi ini? tapi kenapa mobilnya ada padamu. Bukankah mobil ini akan digunakan Nadia untuk pergi ke kampus!" Reno menggaruk kepalanya yang tak gatal, dan tampak berpikir."Emm... Kebetulan hari ini mata kuliah Nadia siang, jadi dia masuk siang,
PoV SilviAku mengajak Mama untuk gegas pindah ke rumahku. Mama dan Nadia sibuk mulai mengemasi barang mereka. Karena Bu Bariah yang sudah membeli rumah Mama 2 tahu yang lalu akan segera menghuninya. Rumah Mama dulu di jual, untuk melunasi hutang Mama pada rentenir untuk memenuhi biaya hidup kita.Dulu hidup kami berkecukupan, ketika Papa masih menjabat Lurah. Namun peristiwa itu terjadi, hal terburuk dalam hidupku. Papa ketahuan korupsi dana, ketika masih menjabat. Akhirnya Papa di laporkan pada polisi, tapi Papa jatuh sakit dan membuatnya nekat bunuh diri sebelum persidangan. Hidup kami hancur, dan jatuh miskin. Banyak aset yang di sita. Mobil dan juga uang di rekening Papa. Hanya tersisa rumah yang sudah di bangun sebelum Papa jadi Lurah. Aku dan keluargaku yang terbiasa hidup berkecukupan, tidak bisa menerima hidup dalam kesusahan. Terpaksa Mama berhutang sana-sini termasuk dengan rentenir untuk memenuhi biaya hidup kami.Tapi akhirnya Mama tidak sanggup lagi, karena hutang itu
PoV Silvi"Harusnya kamu baca sebelum tanda tangan, rumah ini akan kubalik nama atas nama ibu bukan kamu!" jawabnya."Kamu menipuku, Mas!" kepalaku terasa pusing, mendengar semua ini dari suamiku.Deg..! Apa yang dimaksud oleh Mas Aldi Kenapa ia berbicara seperti itu."Mas, ada apa ini? Jelaskan saja padaku berarti kamu tidak membalik nama sertifikat itu, atas nama aku? Kenapa Mas, kamu membohongiku, kamu menipuku!" aku meninggikan suara membentak Mas Aldi."Menipu?" ucapnya dan menyeringai. "Iya kamu menipuku!" hardikku pada Mas Aldi karena merasa kecewa telah ditipu olehnya. Sebuah kejutan yang sangat tidak aku sangka dari suamiku sendir, dia tega melakukan ini sejak kapan Mas Aldi berbuat curang padaku. Bukankah selama ini dia tergila-gila dan jatuh cinta padaku sebagai istrinya, rela memberikan apapun padaku. Kenapa dia tega menipu."Sekarang kamu lebih baik bercermin, Sil! Siapa yang menipu!" Kemudian Mas Aldi berlalu meninggalkan kami di ruang tengah, ia menuju kamar."Apa i
PoV Silvi"Kamu hamil?" ucap Mas Aldi dan tersenyum. Benar kan dugaanku, dia senang dengan berita kehamilan ini."Iya Mas, aku sebenarnya mau jadikan ini kejutan. Tapi Mama malah bilang duluan, aku hamil anak kita Mas," aku mendekati Mas Aldi sambil memegang perutku."Besok kita periksakan kehamilanmu," ucapnya.Haduh bagaimana ini. Mas Aldi mau memeriksakan kehamilanku. Hamil ini kan hanya bohongan, sedangkan aku selalu minum Pill kb untuk mencegah kehamilan. "Selamat ya Sil, kamu akhirnya hamil." ujar Mbak Rania. Ia memberiku selamat.Cih sok baik."Makasih Mbak!" jawabku sedikit ketus. Jangan harap aku akan ramah lagi padamu Mbak. Setelah kamu berhasil mempengaruhi mas Aldi. Aku yakin, jika Mas Aldi berubah itu juga campur tangan Mbak Rania. "Tu dengar Bu Laras! Menantumu sedang hamil, kehamilan Silvi harus di jaga dengan baik, jangam sampai dia stress!" ucap Mama pada ibu mertuaku."Pasti Bu Irma, saya akan menjaga Silvi," ibu mertuaku menjawab. Dia memang irit bicara dan cend
POV (3)Aldi terkesima melihat wanita yang dulu sempat ia kagumi, dari perkenalan singkat mereka." Najwa?" gumam Aldi. Najwa tampak anggun dengan penampilan nya. Dengan makeup yang tipis semakin membuat nya cantik.Aldi sempat bertemu dengan wanita itu, mereka berkenalan dari sosial media hingga bertemu satu bulan setelah perkenalan.Tapi setelah bertemu sekali. Najwa tidak pernah lagi menghubunginya, bahkan akun media sosialnya tidak aktif lagi.Beberapa kali Aldi mencoba mengirim pesan tapi nihil tak ada balasan. Bahkan di WhatsApp dia diblokir oleh Najwa.Kini mereka berpapasan dan saling pandang. Aldi sangat ingin menanyakan pada Najwa kenapa dulu ia seperti tiba-tiba menghilang.Akan tetapi Aldi merasa tidak etis menanyakan hal ini. Karena Najwa hanya masa lalu dan sekarang pun dia sudah menikah.Najwa juga tampak menghindari Aldi. Dan buru-buru berjalan masuk ke dalam kantor." Hei kenapa sih mandanginnya gitu banget, ingat istri di rumah!" kelakar Alfian dan menyenggol bahu A
PoV AldiDokter mulai mengoleskan seperti gel pada perut Silvi. Dan mulai memeriksa kandungannya menggunakan alat usg. Entah apa namanya aku tidak tahu.Sebagai suami aku di perbolehkan untuk masuk ke dalam ruangan. Dokter menjelaskan jika kandungan Silvi sudah masuk 5 minggu. Raut wajah Silvi tampak bahagia dan tersenyum mendengar penjelasan Dokter obygin itu. Sedangkan perasaanku kacau, mai bahagia tapi aku ragu dengan siapa Ayah biologis dari janin yang ia kandung. Jelas aku mengetahui kecurangan Silvi yang tidur dengan mantannya di hotel. Tapi mereka melakukan hubungan beberapa hari yang lalu, lantas bisa langsung hamil?Apa itu benar anakku, atau Silvi pernah berhubungan dengan mantannya yang tidak aku ketahui. Pertanyaan beragam berkecamuk di pikiranku.***"Lihat Mas, calon anak kita!" ujar Silvi sambil terus memegang foto hasil usg tadi. Dia sangat excited. Aku tahu dia sangat senang karena berhasil membuatku susah lepas darinya, setelah ini aku akan sulit menceraikan Silvi
PoV (3)"Aku istrimu Mas. Bukan pencuri!" ujar Silvi yang tidak terima dengan sindiran suaminya. Aldi mengatakan pencuri itu bertujuan pasti untuk ia dan keluarganya."Mas, tolong pikirkan lagi. Aku sedang mengandung anakmu! Harusnya kamu mengutamakan aku, bukannya Mbak Rania!" "Aldi bersikap lah yang adil pada kami. Kamu itu suaminya Silvi, tidak selayaknya kamu memperlakukan istri dan keluarga istrimu seperti ini. Lupakan dan maafkanlah kejadian yang telah lalu, sekarang kamu harus fokus pada rumah tanggamu," ujar Irma pada menantunya, meminta Aldi agar bijaksana dan bersikap adil."Keputusanku sudah bukat, tidak ada biaya yang akan aku berikan pada pernikahan untuk Nadia. Jika dia ingin menikah, persiapkanlah dana sendiri!" Aldi kemudian bangkit dan meninggalkan mereka."Ingin Mama tampar suamimu itu, apa dia sudah tak punya rasa sungkan pada mertua. Sehingga tidak bisa menghormati Mama!" geram Irma."Sil, Mama tidak terima dengan keputusan Aldi. Kamu harus bisa membujuknya. Kasi
PoV (3)Najwa mengulas senyum ketika saksi berkata sah setelah Aldi mengucapkan ijab kabul. Bu Laras dan Rania tersenyum bahagia."Akhirnya kamu sah menjadi istri, Aldi!" ucap Ella pada adiknya.Najwa tersipu malu dan mencium punggung tangan pria yang kini sudah resmi menjadi suaminya. "Mas..! Aku tak menyetujui pernikahan kalian. Baru 1 tahun yang lalu kita berpisah, dan kamu secepat ini menikah lagi!" teriak Silvi.Ia berdiri di tengah-tengah keramaian, dan menjadi pusat perhatian para tamu undangan yang hadir di acara pernikahan mantan suaminya. "Kamu dan Aldi sudah resmi bercerai. mau dia cepat atau lambat menikah lagi, itu bukan urusanmu. Kalian tidak ada hubungan apapun!" ujar Ella. "Dasar licik, kamu kan mbak yang menjodohkan adikmu dengan Mas Aldi. Dari aku masih menjadi istri mas Aldi. Kamu yang sudah membuat mereka dekat, hingga Mas Aldi menceraikan aku!" tunjuk Silvi pada Ella."Mas Hanan, kamu kenapa tidak mencegah ini terjadi!" cecar Silvi pada Kakaknya. Namun Hanan ta