Share

Ternyata Kamu yang Aku Cintai
Ternyata Kamu yang Aku Cintai
Penulis: Neng Anjar

Api Di Vila

Penulis: Neng Anjar
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-13 18:53:19

"Sudah sampai, Pak," kata sopir taksi kepada Eddy yang saat ini sedang duduk melorot dan terkantuk-kantuk di kursi belakang.

Taksi ini ditumpangi Eddy sejak dia keluar dari bandara, karena dia merasa terlalu lelah dan malas untuk naik angkutan umum menuju vila warisan orangtuanya.

"Benarkah?" tanya Eddy sambil berusaha kembali menegakan tubuhnya.

"Iya, Pak, ini sesuai dengan alamat yang bapak kasih tadi," kata sopir taksi itu yakin.

"Baik, ini uangnya," kata Eddy sambil membayar sopir taksi sesuai perjanjian ketika mereka di bandara.

"Terima kasih, Pak," kata sopir taksi itu senang, karena mendapat bayaran yang lebih besar dari biasanya.

"Sama-sama," kata Eddy sambil keluar dari taksi dengan membawa kopernya.

Eddy memandang vila itu dengan perasaan aneh dan campur aduk. Dia lalu membuka kunci pintu gerbang yang mulai berkarat itu dengan sedikit tenaga ekstra.

Klik.

Eddy menghela nafas lega ketika gembok pintu gerbang itu sudah terbuka. Dengan tergesa dia memasuki vila karena hari sudah beranjak malam.

Cetak!

Eddy memencet saklar lampu vila perlahan tanpa terburu-buru. Dia memperhatikan sekeliling vila yang kini sudah terang benderang. 

Semua masih terlihat sama seperti bayangan rumah yang diingatnya ketika masih kecil, hanya saja sekarang ada sarang laba-laba di beberapa sudut namun, itu tidak mengurangi kehangatan yang mengalir di dalam hatinya 

Berbagai ingatan masa kecil yang tertinggal di vila itu mulai melintas seperti putaran film di dalam benaknya.

Kriieet!

Terdengar suara pintu yang sudah lama tidak terlumasi dengan baik ketika dia membuka pintu kamar yang dia ingat sebagai kamarnya di masa lalu.

Dia mengamati ruang kamar itu dengan perasaan tak menentu, ada banyak perubahan di kamarnya yang jauh sekali dari bayangannya selama ini.

Kamar itu rupanya telah diubah dan disesuaikan untuk orang dewasa. 

'Apakah mereka mengubahnya setelah mereka menemukan panti asuhan tempat Aku dibesarkan?' tanya Eddy dalam hati.

Bruk!

Eddy menghempaskan tubuhnya di atas kasur empuk yang kelihatannya masih baru dan belum pernah ditiduri itu.

"Tidak buruk!" gumam Eddy ketika tubuhnya merasakan kenyamanan dari kasur yang ditidurinya tersebut.

Tadinya Eddy berencana untuk menginap di rumah penginapan terdekat, karena khawatir vila itu tidak layak huni setelah sekian lama tidak ditinggali. 

Namun, setelah memperhatikan, semuanya baik-baik saja untuk ditinggali dan hanya butuh sedikit waktu untuk membersihkannya. 

Akhirnya Eddy pun memutuskan untuk bermalam di vila.

Eddy sibuk membersihkan vila sambil memeriksa semua ruangan di dalam vila. 

Sebelumnya dia pernah datang beberapa kali ke vila warisan orangtuanya ini bersama Guntur tapi dia masuk hanya sampai di ruang tamu saja, bahkan untuk tidur pun dia lebih memilih di ruang tamu. 

Entah mengapa Eddy merasa canggung sendiri ketika berada di vila milik orangtuanya yang juga merupakan rumah tempat tinggalnya sebelum tersesat dan terpisah dari kedua orangtuanya.

Sekarang Eddy mencoba untuk membiasakan diri tidur di kamarnya di vila karena Eddy yakin renovasi vila itu pasti akan memakan waktu yang tidak sebentar. 

Jadi, dari pada menyewa tempat tinggal sementara, tidur di dalam kamarnya di vila jauh lebih menghemat biaya dan waktu.

Setelah semuanya bersih, Eddy merasa sangat lelah sekali.

Dia membaringkan tubuhnya di kasur dengan harapan bisa secepatnya tertidur lelap.

Namun, sampai tengah malam dia tidak juga bisa tidur dengan nyenyak.

"Akh!" 

Eddy mengacak acak rambutnya sendiri dengan perasaan kesal, dipikirnya jika capek dia akan dapat tertidur pulas namun, yang terjadi malah sebaliknya. 

Walau tubuhnya merasa lelah, Eddy merasa matanya segar dan sama sekali tidak mengantuk.

Eddy akhirnya memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar sambil menunggu datangnya rasa kantuk. Dia keluar dari kamarnya dan mulai menyusuri kamar orangtua dan adiknya. 

Eddy menarik nafas untuk menenangkan jantung dan pikirannya, entah mengapa dia seperti masih merasakan kehadiran kedua orangtuanya di vila. 

Bahkan Shasha yang dulu masih bayi pun ada dalam bayangannya menjelma menjadi seorang gadis cantik seperti yang terpajang di foto dinding kamar adiknya tersebut.

Tanpa disadari oleh Eddy, dia sudah berada di luar vila dan sedang menyusuri taman. 

Walaupun malam hari, Eddy dapat melihat rumput yang mulai tumbuh tinggi mengitari tanaman bunga mawar yang diingatnya sebagai bunga kesukaan mendiang ibunya.

Tiba-tiba Eddy menghentikan langkahnya dan mengerutkan alis. 

Dia melihat ada pendaran sinar yang kuat  berwarna kuning keemasan dari si jago merah. 

Sinar itu menyeruak di antara pepohonan dan di antara celah dedaunan.

'Apakah itu kebakaran? tapi siapa yang sengaja menyalakan api di dalam vila kosong ini?' pikir Eddy merasa aneh.

Eddy memutuskan untuk mendekat ke arah cahaya api dengan penuh rasa ingin tahu.

Dia khawatir api tersebut menjadi tak terkendali jika dibiarkan menyala di antara semak belukar.

Bukankah itu yang sering diberitakan di televisi sebagai biang keladi alasan penyebab terjadinya kebakaran lahan yang  biasa terjadi selama ini?

Srek! 

Eddy menyibak semak-semak yang menjadi penghalang di depannya. 

Dia membelalakkan mata dan menghentikan langkahnya ketika melihat sebuah pondok kecil di balik semak belukar.

Di luar pondok Eddy melihat tumpukan sampah yang menggunung sedang dibakar. 

'Aneh, siapa yang tinggal di pondok kecil ini?' tanya Eddy dalam hati. 

Dia lalu mendekati pondok tersebut dengan hati-hati dan waspada.

Jelas Eddy merasa harus waspada karena bagaimanapun tidak ada yang tahu siapa yang telah sembarangan memasuki kawasan vila warisan orangtuanya tanpa izin, bisa saja itu penjahat yang sedang melarikan diri dari tahanan.

'Aku ingat, dalam denah vila memang ada sebuah pondokan kecil tempat tinggal sopir pribadi papah, tapi sopir itu juga sudah meninggal saat terjadinya kecelakaan beruntun, lalu … siapa orang yang menghuni pondok itu sekarang?' pikir Eddy dengan perasaan was-was.

Satu hal yang saat ini ada dalam pikiran Eddy, orang yang menghuni pondok itu sekarang kalau bukan penjahat pasti seorang tuna wisma yang tidak punya tempat tinggal tetap.

'Mungkin karena melihat vila ini kosong, dia berpikir bisa tinggal dengan seenaknya tanpa izin,' cibir Eddy sinis.

Dengan hati-hati dia melangkahkan kaki mendekati pintu pondok yang saat ini seharusnya sepi dan gelap karena sudah lama di tinggalkan oleh pemiliknya.

Eddy melihat cahaya keemasan berpendar sangat lemah dan berkedip beberapa kali dari sela pintu pondok.

'Sepertinya itu adalah cahaya lilin,' tebak Eddy dalam hati sambil berdiri di depan pintu pondok dan menatapnya rumit.

'Tidak salah lagi, di dalam pondok ini pasti ada orangnya,' pikir Eddy dengan sikap waspada.

Dia merasa dilema apakah harus memanggil pihak yang berwajib atau menangani si penyusup gelap di pondok kecil itu sendiri.

'Apakah Aku dobrak saja pintunya sekarang? Tapi bagaimana kalau ternyata yang ada di dalam pondok ini adalah komplotan penjahat yang sedang melarikan diri dari tahanan?' pikir Eddy cemas

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
ceritanya menarik padahal baru awal2.. pengen aku share ke sosmed trs tag akun author tp akunnya ga ketemu :( boleh kasih tau gaa?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Ternyata Kamu yang Aku Cintai   Hikmah Kehilangan

    Namun, semua itu berusaha ditepis olehnya karena rasanya tidak mungkin kalau salah satu di antara mereka mandul ... baik dirinya dan Eddy, mereka berdua benar-benar sehat dan bugar."Para tetua di keluarga suamiku mengatakan kalau kita kebanyakan melakukan hubungan suami istri kabarnya bisa membatalkan pembuahan," kata Nining seolah bisa membaca pikiran Milla."Ah! Benarkah?" tanya Milla membelalakkan matanya terkejut.Apakah dia lama tidak hamil karena dirinya dan Eddy terlalu banyak berhubungan? 'Jika benar seperti itu, Aku harus mengingatkan Eddy agar lebih menahan diri,' tekad Milla dalam hati.Mungkin mereka harus puasa selama beberapa hari dulu untuk mendapatkan hasil yang maksimal.Nining tidak tahu kalau informasi yang dia katakan kepada Milla itu pada akhirnya akan membuat Milla menyiksa suaminya sendiri dengan menyuruhnya menahan.Sikap Milla yang selalu menghindar ketika diajak berhubungan suami istri benar-benar membuat Eddy kacau.Semua orang di kantor terkena imbasnya t

  • Ternyata Kamu yang Aku Cintai   Pertanyaan Milla

    "Tante?" potong Eddy bertanya heran.Dia cemberut mengingat Sinta. Apakah wanita itu yang melaporkan dirinya dan Milla?"Iya, Dia mengaku sebagai Tante dari Nona Milla, Dia bilang Dia adik dari papanya Nona Milla.""Ck! Wanita itu hampir ditangkap polisi karena mengaku-ngaku sebagai kerabat istriku sementara istriku sama sekali tidak mengenalnya dan Dia juga tidak memilki bukti yang menunjukkan kalau Dia benar-benar adik dari almarhum papa mertuaku.""Jadi Dia penipu?" "Iya, istriku tinggal di sini sejak lahir dan orang yang mengaku kerabat itu sama sekali tidak pernah muncul bahkan di hari pemakaman kedua orang tua istriku ... Entah apa ide yang ada di dalam pikiran wanita itu hingga tiba-tiba datang ke sini dan mengaku sebagai Tante istriku.""Maaf, Kami benar-benar tidak tahu kalau wanita itu adalah seorang penipu.""Tidak apa, Aku dan istriku memang baru saja menikah dan belum sempat membuat acara pesta ... kejadian ini mengingatkan kami untuk segera menggelar acara pesta agar ti

  • Ternyata Kamu yang Aku Cintai   Fitnah Sinta

    "Maaf ini hanya kesalahpahaman semata, kami mengakui orang yang salah ... kami akan pergi dari sini sekarang juga," katanya sambil memegang tangan Sinta dan Leni, bersiap untuk berlalu dari tempat itu."Apakah anda ingin meneruskan kasus ini?" tanya polisi kepada Eddy."Kalau mereka tetap bersikeras, Aku akan meneruskan masalah ini hingga ke meja hijau," kata Eddy mendominasi."Tidak! ... kami tidak akan lama-lama di sini, sekarang juga kami akan pamit," kata Romy tegas. "Jaga dirimu baik-baik," katanya lagi kepada Milla.Eddy dan Milla hanya memutar bola matanya bosan. Apakah sudah tidak terlambat untuk mengkhawatirkan Milla? Kemana saja mereka selama ini?"Jangan mengkhawatirkan istriku, Aku lebih tau cara menjaganya ketimbang orang-orang yang mengaku sebagai kerabatnya seperti kalian!" kata Eddy sinis.Romy mengakui kebenaran kata-kata Eddy, tanpa banyak kata dia meninggalkan tempat tersebut dengan membawa istri dan anaknya di kedua tangannya."Apakah ada yang lain yang bisa kami

  • Ternyata Kamu yang Aku Cintai   Dilaporkan

    "Ck! Sepertinya mereka tidak akan mau pergi secara sukarela," kata Eddy kepada Milla tidak bisa menyembunyikan nada sinis dalam suaranya."Sepertinya begitu, apakah Kamu punya ide?" tanya Milla serius."Aku akan menelepon polisi untuk mengeluarkan mereka dari sini."Eddy mengambil ponselnya dari kantong."Stop! Jangan menelepon polisi, kami akan keluar sekarang juga," kata Romy berusaha mencegah Eddy menghubungi polisi.Jika Meraka sampai di usir dengan menggunakan aparat itu pasti akan sangat memalukan sekali.Walaupun dirinya hanya pengusaha kecil tapi ini semua menyangkut nama baiknya, apa kata klien dan koleganya jika dia bersama keluarganya sampai diusir dengan tidak hormat dari vila keponakannya sendiri?"Pa!"Sinta dan Leni memprotes kata-kata Romy dengan nada tidak puas."Apa? Apa kalian ingin diangkut oleh pihak kepolisian karena tidak mau keluar dari sini?" tanya Romy melotot kesal."Dia tidak akan berani, itu hanya ancaman, bagaimanapun Aku tante kandungnya, apa kata tetang

  • Ternyata Kamu yang Aku Cintai   Bersikeras Ingin Tinggal

    Leni yang terlalu yakin pada kemampuannya sendiri sama sekali tidak menyadari kalau dia benar-benar tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk merebut Eddy dari Milla karena sepupunya itu tidak akan pernah membiarkan dia tinggal di vila miliknya.Eddy sendiri sebagai targetnya merasa sangat muak dan jijik mendapati tatapan Leni kepada dirinya. Selain Milla di mata Eddy semua perempuan tidak ada bedanya dengan laki-laki.Dia benar-benar tidak menyukai wanita yang mengaku sebagai sepupu istrinya ini."Milla sayang, bolehkah kami menginap di sini barang seminggu dua Minggu? Tante tahu Kamu tidak mengingat kami tapi siapa tahu dengan menginapnya kami di sini Kamu akan kembali mengingat kami," bujuk Sinta tanpa malu-malu.Eddy cemberut mendengar keluarga istrinya yang entah datang dari mana ini meminta tinggal di vila yang telah diberikannya kepada Milla.Dia menoleh ke arah istrinya untuk melihat keputusan apa yang akan diambil olehnya saat ini. Walaupun dirinya tidak menyukai keluarga

  • Ternyata Kamu yang Aku Cintai   Menangis Darah

    Milla dan Eddy kembali ke vila dan menemui orang-orang yang mengaku sebagai keluarga Milla."Ah! Milla ... syukurlah Nak, Kamu sehat-sehat saja ...."Milla mengerutkan kening ketika wanita setengah baya yang datang ke rumahnya dengan penuh semangat memeluk dirinya.Eddy melepaskan Milla dari pelukan wanita tersebut dan membiarkannya berada di belakang dirinya."Siapa Kamu?" tanya Eddy tanpa membunyikan rasa tidak sukanya."Aku tantenya ... Milla ini Tante sayang, masa Kamu lupa sama Tante Sinta," kata wanita setengah baya itu dengan nada mengeluh sedih."Tante?" tanya Eddy sambil mengangkat sebelah alisnya.Eddy menoleh ke arah istrinya dan melihat Milla tampak tidak bergeming ataupun mengakui kalau dia mengenal wanita yang mengaku bernama Sinta tersebut."Iya, Aku adik Papa Milla ... lalu siapa Kamu?" tanya Sinta sambil menatap Eddy serius.Sinta merasa pria muda yang berbicara dengannya ini sepertinya bukan pria biasa-biasa saja. Auranya benar-benar membuat Sinta harus berpikir ber

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status