Share

Berkenalan

Author: Riani
last update Last Updated: 2025-09-16 00:07:45

“Eh eh eh bang tunggu dulu dong main pergi-pergi aja,” ucap gadis itu.

“Astagaaa mau apalagi sih mbak?” Kekesalan Dafa sudah semakin bertambah.

“Temenin saya makan siang,” gadis itu tersenyum manis menunjukkan lesung pipi yang ada di kedua pipinya.

“Saya gak mau please stop jangan ganggu saya,” ucap Dafa.

Gadis itu dengan cepat mengambil kontak motor Dafa dan menyembunyikannya ditas mininya.

“Nih kalau bisa ambil nanti kan orang-orang ngiranya abang mau jambret saya,” gadis itu tertawa cekikikan melihat wajah kesal Dafa.

Dafa hanya bisa mengusap wajahnya dengan kasar, kenapa bisa dia dipertemukan gadis asing dan aneh itu.

“Maunya mbak apasih?” Ketus Dafa.

“Saya kan udah bilang temenin saya makan siang, udah deh bang cepetan saya udah laper nih gak capek dari tadi debat mulu sama saya apa abangnya suka ya debat sama saya hehe,” ucap gadis itu dengan percaya dirinya.

Dafa hanya bisa pasrah saat gadis itu menarik dirinya dan dibawa masuk kedalam cafe itu.

“Kenapa kita kesini cafe ini kan mahal?” Tanya Dafa ia tahu betul cafe-cafe dikota J karena pekerjaannya dulu yang sering bertemu klien ditempat-tempat seperti cafe bahkan restaurant bintang 5.

“Mahal apasih biasa ajalah, kok abang tahu ini cafe mahal sering kesini?” Tanya gadis itu.

Dafa langsung menggeleng cepat “Enggak juga.”

“Em abangnya mau pesen apa, kalau aku sukany-? “ ucapan gadis itu terpotong.

“Apa aja terserah deh saya buru-buru mau pulang,” ucap Dafa.

Gadis itu hanya mengerucutkan bibirnya karena kesal dengan Dafa baru kali ini ada seorang pria yang mengabaikannya padahal dirinya sangat cantik dan enak dipandang mata.

Gadis itu memanggil waiters dan memesan makanan yang sama dengan Dafa.

Seketika Dafa tersadar ia masih memakai jaket dengan logo khas ojek online pantas saja sedari tadi waiters dan beberapa orang yang ada dicafe itu menatap kearahnya.

Dafa menepuk keningnya “Astaga aku lupa buka jaket,” ia langsung membuka jaketnya.

“Memangnya kenapa mesti dibuka?” Tanya gadis itu.

“Ya dibukalah lihat deh yang lain pakaiannya rapih-rapih dan sangat bergaya semua masa aku sendiri yang pakai jaket begini,” ucap Dafa.

“Ya gak apa-apalah siapa juga yang mempermasalahkan?” Tanya gadis itu.

“Ya gak ada sih memang kamu gak malu?” Tanya Dafa.

Gadis itu hanya terkekeh “Buat apa malu, gak penting kali apapun profesinya yang penting halal ya kan.”

Deg!

Dafa hanya bisa terdiam menatap gadis itu , gadis itu masih terlihat sangat muda bahkan sepertinya masih sekolah tapi pemikirannya cukup dewasa berbeda dengan Kayla yang sudah dewasa tetapi malah malu dengan pekerjaan Dafa.

“Astaga aku ini kenapa, malah membandingkan istriku dengan gadis asing ini,” ucap Dafa dalam hati dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Kenapa bang pusing kok geleng-geleng?” Tanya gadis itu.

“Oh enggak,” jawab Dafa.

“Emm ngomong-ngomong dari tadi kita sudah hampir seharian bersama tapi kita belum kenalan, kenalin nama aku Evelyn abangnya bisa panggil aku Eve,” gadis itu mengulurkan tangannya untuk berjabat pada Dafa.

Dan Dafapun membalas uluran tangan Eve dengan singkat hanya sedikit menyentuh tangan Eve “Dafa.”

“Ngomong-ngomong kamu tinggal dimana?” Panggilan abang sudah hilang dari bibir Eve karena menurutnya kurang akrab jika masih memakai panggilan abang.

“Kenapa kamu mau tahu?” Tanya Dafa.

“Ya gak apa-apa sih siapa tau aku bisa berkunjung kerumahmu,” ucap Eve.

Dafa hanya mendelik mendengar ucapan Eve jika sampai gadis itu berani bertandang kerumahnya bisa-bisa akan terjadi pertengkaran besar antara dirinya dan Kayla.

“Kau itu seorang wanita tapi berani sekali dekat-dekat dengan orang asing bahkan sampai bertanya ke hal privasi apa kau tidak takut?” Bahkan Dafa pun sudah menghilangkan panggilan mbak entah karena apa hanya Dafa yang tahu.

“Kenapa mesti takut aku yakin kamu orang baik,” ucap Eve.

“Kenapa bisa yakin?” Tanya Dafa.

“Karena kamu udah nolongin aku hehe” gadis itu selalu tersenyum meski Dafa selalu berkata ketus dengannya. “Oh iya ngomong-ngomong aku tadi kan udah janji mau bayar kamu karena hampir seharian kita berputar-putar dijalanan. Aku minta nomor rekening kamu?” Eve lebih memilih meminta nomor rekening Dafa dari pada membayar cash karena dia punya tujuan tersendiri pada laki-laki tampan itu.

“Enggak usah dibayar saya ikhlas,” jawab Dafa.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ternyata Suami Orang   Dafa sakit

    “Kamu kenapa sih mas? Gara-gara persoalan kemarin? Kamu udah gak ikhlas nafkahin aku lagi iya!“ ucap Kayla penuh penakanan. Dafa hanya bisa memejamkan matanya rasa sakit pada perutnya tak sebanding dengan sakit hatinya yang tak dihargai. “Udah deh mending kamu diem, mas mau berangkat kerja,” Dafa hendak berdiri namun perutnya semakin sakit. “Mas mending kamu duduk dulu aku ambilin minum sebentar,” Kayla pergi ke dapur ia sedikit khawatir kalau sampai Dafa sakit bagaimana ia bisa mendapatkan uang nantinya. Dafa mengangguk lemah sepertinya ia sakit karena seharian kemarin ia tidak makan apapun dan saat malam hari ia kehujanan membuat tubuhnya menjadi drop. “Ini mas minum dulu,” Kayla menyodorkan segelas air putih pada Dafa. Dafa meminumnya hingga habis tenggorokannya sangat kering dan kepalanya sedikit pusing. “Mas mau siap-siap dulu,” ucap Dafa pada Kayla yang duduk disampingnya. “Mas yakin mau kerja, kalau memang lagi sakit istirahat aja mas,” Dafa sedikit tersentuh de

  • Ternyata Suami Orang   Gagal mengejar

    Evelyn marah besar! Setelah hampir satu jam mengikuti Dafa, dia tiba-tiba menghilang entah kemana. Evelyn berteriak kesal pada dua bodyguard-nya. "Bagaimana bisa kalian kehilangan jejak dia?” Ucap Eve dengan ketus “Maaf nona pria itu cepet banget bawa motornya saya gak bisa ngejar nona karena-“ ucap Bima terpotong. “UDAH CUKUP!” Bentak Evelyn “Lebih baik kita pulang!” Evelyn bersedekap dada menyandarkan punggungnya di jok mobil sembari menghela nafas kasar. “Awas saja kamu Dafa,” ucap Dalam hati Evelyn sangat kesal namun juga sangat penasaran dengan Dafa tentang bagaimana kehidupannya. “Baik nona,” ucap Gio dan Bima penuh semangat. “Kalian semangat banget kalau pulang apa kalian sudah bosan kerja sama aku heuh?” Tegas Evelyn dengan mata melotot Bima bisa melihat ekspresi garang nonanya itu dari kaca mobil. “Bukan begitu nona kami tentu saja senang bekerja dengan nona karena nona sangat baik, iya kan Bim?” Tanya Gio dan menyenggol lengan Bima. “I-iya tentu saja nona, n

  • Ternyata Suami Orang   Mengikuti Dafa

    Ucapan Dafa terpotong karena Gio menyela pembicaraan mereka. “Nona ini sudah larut malam lebih baik kita pulang tuan besar pasti akan sangat marah mendengar nona kelayapan sampai larut malam,” ucap Gio. “Ck, apa kalian tidak lihat aku sedang sibuk?” Ucap Evelyn. “Tidak,” jawab Gio dan Bima bersamaan. “Ish,” Evelyn menghenttakkan kakinya lalu menoleh ke Dafa yang tatapannya masih lurus memperhatikan hujan tanpa memperdulikan perdebatan Evelyn dan bodyguardnya, “Pokoknya aku tidak mau pulang, iya kan Dafa kau mau tidak menemaniku jalan-jalan malam ini?” Dafa melirik Evelyn sekilas lalu menjawab “Tentu saja tidak!” Evelyn hanya melongo sudah berapa kali Dafa menolak dirinya, apa pria itu tidak lelah selalu menolak dirinya. “Kalian semua memang menyebalkan,” teriak Evelyn di tengah-tengah derasnya hujan. Ketiga pria itu hanya masa bodoh tidak perduli apalagi Dafa. “Sudahlah nona lebih baik dramanya di sambung besok lagi, sekarang kita pulang nanti akan saya belikan es

  • Ternyata Suami Orang   Bertemu kamu 2

    Melihat Evelyn menunduk, Dafa sedikit merasa bersalah. Ia tidak sengaja mengkasari gadis itu, mungkin karena pikirannya yang sedang kalut. Dafa menarik napas dalam-dalam dan mencoba menenangkan diri. “Ini sudah larut malam lebih baik kamu pulang, lalu dimana bodyguardmu?” Tanya Dafa. “Mereka aku tinggal,” ucap Evelyn dengan entengnya tanpa merasa bersalah. “Astagaa,” Dafa hanya menggeleng-geleng melihat gadis didepannya ini. Tiba-tiba turun hujan sangat deras, Evelyn menarik tangan Dafa tanpa disadari Dafa pun mengikutinya untuk berteduh di halte di dekat taman itu. Mereka berlari bersama, mencari perlindungan dari hujan yang semakin deras. Di halte, mereka berdiri berdekatan, mencoba mengeringkan pakaian yang basah. Dafa memandang Evelyn, yang tertawa kecil sambil menyibakkan rambut yang basah. "Kamu baik-baik aja?" tanya Evelyn dengan suara yang lembut. Dafa hanya mengangguk sedetik kemudian ia menepuk keningnya ia baru sadar bagaimana bisa ia berteduh dengan wani

  • Ternyata Suami Orang   Bertemu kamu

    Dua manusia berbeda gender itu sedang merenungi nasibnya masing-masing, si pria yang memikirkan nasib rumah tangganya dan si wanita yang memikirkan nasib masa depannya. mereka duduk ditaman kota saling membelakangi. Dua manusia itu menghela napas bersamaan dengan desiran angin malam sepoi-sepoi, berharap masalah yang menghantui mereka bisa segera selesai. Mereka berharap bisa menemukan jalan untuk memperbaiki keadaan. Namun, untuk saat ini, mereka hanya bisa berharap dan merenung, mencari solusi untuk masalah yang tampaknya semakin rumit. Setelah melampiaskan sedikit rasa kekesalan mereka walaupun hanya dengan duduk dikeramaian orang mereka segera beranjak karena waktu semakin berjalan dan malam sudah semakin larut. Dan saat mereka hendak Pergi dan berbalik , kedua mata mereka bertemu dengan penuh keterkejutan.DEG ! “Dafa.” “Kamu.” Dafa mengerutkan keningnya bagaimana bisa gadis ini berada disini mana bodyguardnya apa dia lepas lagi. “Dafa,” panggil Evelyn ia mengh

  • Ternyata Suami Orang   Dafa pergi

    Dafa melangkah masuk ke rumah dengan langkah yang lambat, malam yang sunyi dan gelap sepertinya membungkus seluruh suasana. Tidak biasanya dia pulang larut malam seperti ini, tapi hati yang kalut membuatnya malas untuk kembali pulang lebih awal. Pikiran-pikiran yang berputar di kepalanya membuatnya merasa lelah dan tidak bersemangat. Setelah melepas sepatu dan jaketnya, Dafa berjalan masuk kedalam rumah dengan langkah yang berat, berharap kembali kerumah bisa menghilangkan beban pikiran yang menghantuinya. Dafa beridiri diambang pintu melihat Kayla duduk di sofa matanya yang tertuju pada ponselnya, tersenyum sendiri sambil membaca pesan atau menonton video. Dia terlihat sangat asyik dengan dunianya sendiri, tidak menyadari kehadiran Dafa yang baru saja masuk ke rumah. Dafa memperhatikan Kayla dari jauh, merasa sedikit kesal karena Kayla tidak menyambutnya atau bertanya tentang harinya. Kayla terlalu tenggelam dalam dunianya sendiri, tidak peduli dengan perasaan Dafa yang mungk

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status