Seharusnya Alex tidak perlu bertanya seperti itu pada Cassandra. Jelas saja Cassandra marah, tapi Cassandra tidak ingin menunjukkannya.
"Marah? Untuk apa marah." Cassandra mengalihkan pandangannya. "Sebaiknya Om segera pulang dan temui istri Om," sambungnya. "Kamu tau kalau tadi yang telepon adalah istriku?" "Ya iya, tadi Om panggil istri, pastinya itu Nyonya Haniya." "Kenapa harus panggil Nyonya?" Alex sedikit bingung dengan panggilan itu. "Udah deh, jangan bahas sesuatu yang enggak penting, sebaiknya Om pergi temui istri Om, sepertinya dia sangat membutuhkanmu, Om." Cassandra mendorong tubuh suaminya keluar dari kamar. Cassandra bukannya mengusir Alex, tapi Cassandra tidak ingin mendapatkan masalah karena Alex datang terlambat menemui Haniya. "Maafkan aku." Alex meminta maaf. "Berhenti minta maaf, udah wajar bagi suami yang punya dua istri." Cassandra terdengar menyindir suaminya. "Hm, oke." Alex mengangguk dan tidak ingin memperpanjang semuanya. Alex pergi dari Apartemen, tapi sebelum pergi, Alex mengecup kening Cassandra dengan penuh kasih sayang, dan Cassandra hanya bisa terdiam dengan perlakuan Alex yang seperti itu. "Apakah dia pria romantis?" Cassandra sepertinya mulai terhipnotis dengan kecupan itu, dan suaminya benar-benar pergi dari Apartemen. Cassandra tidak tahu kenapa Haniya menelepon Alex, padahal Haniya tahu jika Cassandra harus segera melakukan hubungan suami istri supaya segera mengandung anak Alex. Namun, lihatlah Haniya selalu mengganggu, tapi Cassandra tidak ingin mempermasalahkan itu, Cassandra juga masih belum siap jika harus kehilangan keperawanannya. Akan tetapi, lambat-laun Cassandra akan kehilangan itu. "Malam pertama sakit enggak, sih?" Cassandra bermonolog sendiri. Cassandra kembali masuk ke kamar dan membaringkan tubuhnya sambil mengotak-atik ponsel. Cassandra ingin sekali menghubungi sahabatnya yang bernama Elina. Namun, Cassandra menahan diri untuk tidak menghubungi sahabatnya, Cassandra tidak ingin menambah beban sahabatnya jika saat ini Cassandra sudah menjadi istri kedua. ** Pukul 12 malam. Alex datang ke Apartemen dengan keadaan setengah sadar dan mulutnya bau alkohol, Alex juga langsung masuk ke kamar dan menindih tubuh Cassandra yang sedang tidur. Cassandra langsung bangun saat tubuhnya terasa berat, dan Cassandra terkejut saat melihat Alex sudah ada diatas tubuhnya. "O ... Om." Cassandra membulatkan matanya. Alex tertawa. "Om? Aku bukan Om, aku suamimu!" Suara Alex benar-benar suara khas orang mabuk, dan mulutnya sangat bau alkohol. "Iya kamu suamiku, kenapa mulutmu bau alkohol, apa kamu mabuk? Kenapa kamu mabuk?" Cassandra terus saja memberikan banyak pertanyaan pada suaminya yang sudah mabuk. Alex tidak menjawab pertanyaan Cassandra. Alex segera melepas seluruh pakaiannya membuat Cassandra menutup mata. "O ... Om, apa yang kamu lakukan." Cassandra masih menutup matanya. "Kita akan bercinta, Sayang," bisik Alex ditelinga istrinya dengan nada yang sangat sensual. "Ta ... Tapi, aku enggak mau bercinta saat kamu mabuk." Cassandra menolak ajakan suaminya. Alex tidak menghiraukan, Alex sudah melepaskan pakaiannya dan kini Alex melepaskan pakaian Cassandra, walaupun Cassandra menolak, tapi tenaga Alex lebih besar dari Cassandra. "Sa ... Sakit." Cassandra merintih kesakitan saat sesuatu masuk kedalam inti tubuhnya. Alex tidak mendengarkan rintihan itu, karena Alex setengah sadar akibat alkohol. "Hm, sakit." Cassandra terus merintih. Karena Alex masih dibawah pengaruh alkohol, Alex terus memasukkan miliknya pada milik Cassandra dengan sangat kasar dan tidak memperdulikan Cassandra yang terus merintih kesakitan. Cassandra terus menangis. "Sa ... Sakit." Entah sudah berapa kali Cassandra mengatakan itu, tapi diabaikan oleh suaminya. Hampir satu jam, akhirnya Alex berhenti setelah cairan itu keluar dan masuk kedalam milik Cassandra. Alex langsung membaringkan tubuhnya disamping Cassandra, Alex memejamkan matanya tanpa mengatakan apapun pada Cassandra. "Ternyata dia bukan pria romantis, dia pria jahat seperti iblis," ucap Cassandra dengan wajah yang sudah basah akibat menangis. Cassandra merasa jika miliknya sangat terluka, karena dibawah sana Cassandra merasa perih dan sakit. Cassandra menatap kesal kearah suaminya yang saat ini tertidur pulas. "Bisa-bisanya langsung tidur," ucapnya dengan menggerutu. Setelah tiga puluh menit, Cassandra ingin pergi ke kamar mandi karena ingin buang air kecil. Namun, tidak jadi saat miliknya terasa sakit jika melangkah. "Ternyata malam pertama itu menyakitkan." Walaupun sakit, Cassandra terus bangkit dari baringnya menuju kamar mandi. Sampai di kamar mandi dan membersihkan inti tubuhnya. "Oh, sakit sekali." Cassandra menyudahinya. Cassandra keluar dari kamar mandi menuju ruang tengah, Cassandra berniat tidur di sofa karena tidak ingin tidur dengan Alex yang menyebalkan. "Kirana!" panggil Alex dari kamar. Baru saja Cassandra ingin memejamkan matanya, tiba-tiba saja mendengar namanya dipanggil oleh Alex. "KIRANA!" Alex berteriak.Damar sebenarnya tidak ingin melacak Cassandra melalui nomor handphone, tapi karena Damar khawatir membuatnya harus melakukan itu, dan akhirnya Damar mulai menghubungi seseorang yang ahli seperti itu, kini Damar hanya bisa menunggu kelanjutan dari seseorang tersebut. Damar berharap jika seseorang tersebut mampu mencari keberadaan mantan kekasihnya, mantan yang masih ada didalam hatinya."Kirana, jaga selalu dirimu," gumam Damar yang sangat mengkhawatirkan mantannya.Damar memang tidak bisa melupakan Cassandra, tapi sepertinya Cassandra sudah tidak berniat menjalin hubungan lagi dengan Damar, dan Damar tidak bisa memaksa semua itu. Saat ini, Damar hanya ingin mengetahui keberadaan Cassandra saja. Damar juga ingin tahu kabar Cassandra, karena Damar benar-benar mengkhawatirkan Cassandra."Tuhan, jaga Cassandra." Damar mendoakan mantannya.Setelah Damar mengetahui di mana Cassandra berada, Damar juga berniat untuk memata-matai sang mantan, karena Damar tidak ingin jika mantannya kenapa-na
Haniya tertawa dan berkata. "Malu? Apa maksudnya malu? Kamu malu punya istri sepertiku?" Haniya menatap heran suaminya.Alex sudah tidak tahu harus mengatakan apa pada Haniya, saat ini Alex tidak ingin bertengkar dengan Haniya, karena hari ini adalah hari Cassandra dan Calvin bisa pulang dari rumah sakit, dan Alex ingin istirahat bersama istri kedua dan anaknya. Namun, sepertinya tidak bisa, karena Haniya terus saja membuat Alex kesal."Sayang, sepertinya kamu harus pergi liburan." Tiba-tiba saja Alex mengatakan itu pada istri pertamanya seolah-olah mengusir sang istri secara halus."Liburan? Kau mengusirku?" Sepertinya pemikiran Haniya memang sudah jelek pada suaminya sendiri.Alex mengusap wajahnya sendiri dengan kasar."Aku kecewa padamu Alex!" Haniya mengatakan itu dengan raut wajah kecewa dan kesal secara bersamaan. "Aku curiga kalau kalian ingin bersenang-senang dan mengusirku," sambungnya.Haniya kembali mencurigai Alex, dan sepertinya pemikiran Haniya selalu jelek pada Alex ma
Keesokan harinya, pukul 11 siang. Cassandra dan Calvin benar-benar pulang ke rumah Fara dan Farhan, mereka berdua sudah menyiapkan kamar khusus untuk menantu dan cucunya. Sebenarnya Fara sudah menyiapkan dua kamar, tapi Cassandra hanya ingin satu kamar karena dirinya selalu ingin bersama didekat anaknya sebelum Cassandra benar-benar pergi dari hidup sang anak karena perjanjian. Cassandra sadar jika dirinya harus mematuhi semua perjanjian yang sudah dibuat saat itu, walaupun hatinya sedih, tapi semua itu harus dilakukan olehnya."Istirahat dulu selama satu jam, karena jam dua belas kita akan makan bersama," kata Fara pada menantu keduanya saat masuk kedalam kamar, kamar mewah dengan fasilitas lengkap.Kamar yang disiapkan oleh Fara sangat luas, bahkan didalam kamar tersebut sudah ada ranjang untuk Cassandra dan ranjang bayi untuk Calvin, didalam kamar tersebut tersedia kulkas juga untuk Cassandra menyimpan asi dan sebagainya di sana. Karena Fara tahu jika bayi laki-laki sangat kuat min
"Cepat ceraikan!" Haniya tetap ingin suaminya menceraikan istri kedua. Haniya terlihat gelisah dan takut, ia pastinya takut jika suaminya tidak nyaman dengan istri kedua."Kau benar-benar keterlaluan!" Farhan menggeleng, ia tidak percaya jika menantu pertamanya benar-benar kekeh dan tidak memiliki hati nurani."Saya baru melahirkan, kenapa anda tidak punya perasaan sekali, Nyonya!" Cassandra yang sedari tadi diam dan menahan emosinya, kini mulai mengeluarkan kekesalannya.Haniya terdiam. Alex mulai menuntun Haniya untuk menjauh dari orang-orang, Alex menggenggam lengan Haniya penuh cinta."Tolong tenangkan hatimu, kamu tau kalau aku hanya untukmu," bisik Alex ditelinga istri pertamanya."Hm." Haniya mengalihkan pandangannya.Menit berlalu. Haniya pergi dari kamar VVIP tersebut tanpa diantar Alex, karena hari ini jadwal Haniya sangat padat, dan Alex tidak mempermasalahkan itu, bahkan Alex senang jika hari ini Haniya sibuk, jadi Alex bisa menemani Cassandra dan Calvin di rumah sakit."L
"Bayi berjenis kelamin laki-laki," sambung Vita setelah menjeda perkataannya.Alex menangis, ia tidak menyangka jika dirinya mampu memiliki keturunan seorang laki-laki, laki-laki yang suatu saat akan meneruskan perusahaannya."Selamat Bapak Alex dan Ibu Cassandra," kata Vita.Vita tidak terbiasa memanggil dengan panggilan Tuan dan Nyonya, Dokter Vita terbiasa memanggil dengan panggilan Bapak dan Ibu."Terima kasih, Dok," ucap Cassandra yang akhirnya mengeluarkan suara.Setelah menit berlalu, sang bayi sudah selesai dimandikan, kini sang bayi dan sang Ibu kembali ke kamar VVIP. Alex terus berada disamping Cassandra, bahkan tangannya terus menggenggam tangan Cassandra."Jika ada sesuatu yang dibutuhkan, bisa panggil saya," kata Vita setelah dirinya mengantar ke kamar VVIP."Baik, terima kasih," ujar Alex.Di kamar VVIP hanya ada Alex, Cassandra, bayi yang baru saja lahir, Fara, Farhan, dan Hans. Fara dan Farhan terlihat sangat bahagia dengan meneteskan air mata, air mata terharu karena
Sampai di rumah sakit, Hans langsung meminta kamar VVIP untuk Cassandra, karena tidak mungkin Cassandra berada di kamar umum, apa lagi Cassandra adalah istri dari Alex, istri kedua Alex, pastinya Cassandra tidak boleh diketahui oleh orang-orang yang berada di rumah sakit, Alex tidak ingin orang-orang mengetahui itu, karena itu akan menghancurkan reputasi Haniya dan Alex. Cassandra juga sadar dengan dirinya yang hanya istri kedua, Cassandra hanya bisa menuruti apa yang diperintahkan oleh Alex."Jangan tegang." Alex menggunakan topi, masker, dan kacamata untuk penyamaran.Fara dan Farhan juga mengikuti Alex untuk melakukan penyamaran. Hans juga sama melakukan itu, karena Hans adalah asistennya Alex membuat Hans juga harus melakukan penyamaran.'Tuhan, mudahkan dan lancarkan,' batin Cassandra yang terus tegang saat dirinya sampai di rumah sakit.Sampai di kamar VVIP. Cassandra segera di periksa oleh Dokter kandungan dan beberapa perawat yang ada di sana. Alex meminta Hans untuk mencari D
Beberapa hari berlalu. Alex dan Haniya sudah kembali ke Indonesia. Alex segera pergi ke Apartment tanpa meminta izin pada Haniya, dan Haniya juga tidak perduli dengan sikap Alex yang seperti itu. Saat ini hubungan Haniya dan Alex seperti renggang, renggang karena Haniya terlalu sibuk dengan karirnya, dan Alex juga fokus pada kehamilan Cassandra. Terkadang Alex bingung dengan Haniya yang begitu fokus pada karir dan melupakan dirinya, tapi Alex bersyukur memiliki Cassandra yang selalu memperhatikannya, oleh sebab itu Alex mulai terfokus pada Cassandra. Namun, cinta Alex pada Haniya tidak akan pernah pudar. Hm, sepertinya Alex memang cinta mati pada Haniya, semoga saja Haniya mengubah sikapnya yang terlalu fokus pada karir."Suamiku!" Cassandra sangat bahagia melihat kedatangan suaminya ke Apartment."Aku merindukanmu." Alex tersenyum manis dan berlari ke arah istri keduanya.Fara dan Farhan masih ada di Apartment. Cassandra malu dengan Alex yang tiba-tiba memeluknya didepan orang tua Al
"Aku sangat suka, Sayang." Alex tersenyum manis untuk istri keduanya, istri yang selalu melakukan perannya sebagai seorang istri.Cassandra membalas senyuman itu dan berkata. "Syukurlah kalau kamu suka, aku akan selalu membuat masakan untukmu jika kamu ke Apartment, walaupun beberapa bulan lagi aku akan pergi." Cassandra menahan air matanya yang akan menetes.Alex menggenggam lengan Cassandra dan kembali mengecup lengan itu. Cassandra sangat menyayangi Cassandra, apa lagi Cassandra selalu menuruti apa yang dikatakan olehnya. Namun, Cassandra dan Alex harus berpisah ketika bayi yang ada didalam kandungan Cassandra lahir."Walaupun kita berpisah, kita telah memiliki momen indah," ucap Alex dengan mata yang berkaca-kaca.Alex pastinya merasa sedih saat mendengar ucapan Cassandra, walaupun mereka berkenalan dengan cara yang tidak baik, tapi mereka memiliki momen indah yang suatu saat akan selalu mereka ingat dalam memori ingatannya, ingatan yang begitu indah di otak mereka masing-masing.
Cassandra memang harus berdamai dengan keadaan, karena jika tidak, Cassandra akan merasa sakit hati sendirian, apa lagi Cassandra hanya menjadi istri kedua, Cassandra harus bisa sadar diri dengan statusnya, status yang suatu saat akan berakhir setelah dirinya melahirkan anak pertamanya untuk Alex dan Haniya. Ada rasa sedih dari diri Cassandra, tapi Cassandra mencoba menenangkan dirinya sendiri dengan berdamai dan menyadari keadaan, keadaan yang memang menyakitkan, tapi Cassandra harus bisa menjalani semuanya."Pokoknya kamu harus jadi anak yang rajin kalau sudah lahir ke dunia, kamu harus membanggakan kedua orang tuamu, walaupun kamu tidak mengetahui siapa yang melahirkan kamu, tapi kamu akan menjadi anakku yang paling ku cintai." Cassandra sudah benar-benar berdamai dengan keadaan.Cassandra mulai mengatur napasnya dalam-dalam supaya bisa lebih rileks, karena kandungan Cassandra sudah besar dan Cassandra tidak ingin mengalami stress, Cassandra ingin tenang sampai melahirkan nanti."J