Share

Otodidak

Ari masih terpaku di kasur. Berkali-kali ia tampak memegang pilipis dan memijatnya pelan. Ada banyak kecamuk yang membuatnya bingung tak keruan. Terlebih, Rendi telah menuduhkan banyak hal padanya. Meski tembakan sang adik benar adanya, tapi ia tak pernah macam-macam pada perempuan.

Sebejat apa pun Ari, ia tak ingin menyentuh atau bahkan melukai. Ia hanya ingin mengubah nasib dengan pasti. Tanpa kembali ke jalan haram yang dulu pernah menerbangkannya tinggi.

"Judi salah, ngene yo salah. Kepiye jane, Ren?" gumaman Ari terdengar begitu putus asa.

Pria berambut cepak itu masih terdiam sembari menatap selembar kertas Poto yang telah usang. Wajah sang ibu di usia muda, mampu membuat Ari meredam segala rasa. Ia memejam sebentar, sebelum akhirnya kembali membulatkan tekad.

"Ini harus diakhiri secepat aku memulai."

Cepat, Ari meraih ponsel dan mengetik balasan pada ruang obrolan maya. Na

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status