Share

Putera Bahari

Lara memukul kabinet berwarna broken white dalam kamarnya dengan kencang saat melihat beberapa gambar bidikan dikirim ke ponselnya. Rahangnya mengerat, sedangkan matanya memicing tajam.

"Argh! Lama-lama gue bisa stres kalo mikirin si berengsek!"

Kamar tidur yang didominasi warna hitam dan putih itu terasa pengap untuk sesaat. Lantas, Lara membuka jendela besarnya hanya dalam sekali gerakan.

"Ini nggak bisa dibiarin. Gimanapun juga, dia megang kartu bagus buat ngejatuhin gue!"

Lara memikirkan banyak cara untuk sekadar membuat Ari lengah. Lalu ia akan dengan mudah menghapus jejak digital dalam akun surel milik sang montir licik.

"Gue nggak bisa ngebiarin ini!"

Dengan cepat Lara membuka aplikasi perpesanan dan menuju ke grup Eiffor. Selain Lalita dan Derisca yang saling melempar canda, Tarissa masih enggan menampakkan batang hidungnya.

"Tari

Ira Yusran

Percobaan lagi, Gaes. Ambisius bener si Lara buat nyingkirin Ari

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status