Share

Part 12 Terlambat

Aku terdiam dari seguk tangis.

Membiarkan Yogi berjalan dengan gontai dari depan pintuku hingga suara langkahnya menghilang.

Mencera kalimatnya yang membuaiku hingga membuka pintu meski terlambat. Yogi sudah gak disana lagi, meninggalkan aku yang bercucur air mata menatap lorong kosong itu.

Aku duduk di bangku yang tadi ia duduk, membayangkan posisinya yang duduk disana berjam-jam menungguku membuka pintu. Menangisi ketulusannya yang terasa begitu dekat tapi begitu jauh.

Aku tahu aku gak seharusnya berkejar dengan waktu. Prinsipku selalu goyah ketika semua sudah terlambat.

Tapi di lain sisi, aku bersyukur karena Yogi sudah pergi sebelum aku membuka pintu dengan penuh air mata dan memeluknya. Membayangkan hal itu saja aku malu, menyedihkan sekali.

Biarkan saja aku menangis duduk disini merenungi kepergiannya.

Kalau bisa aku tidur saja di bangku yang tadi diduduki Yogi, aku gak mau pindah.

Aku gak akan-

"Dira."

Yogi memanggilku di ujung lorong, memegang sebuah plastik bening yang ku yak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status