Beranda / Urban / Terpaksa Menikah Dengan Duda Anak Dua / Mempermalukan Reputasi Angga

Share

Mempermalukan Reputasi Angga

Penulis: Piki
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-22 23:28:45

Angga menghampiri Reina yang kebetulan sibuk mencuci pakai didalam kamar mandi. Suasana di ruangan itu terlihat begitu hening. Sedangkan kedua putrinya sedang berada di taman kanak-kanak, menikmati proses bermain dan belajar sebelum memasuki usia sekolah dasar. Singkat cerita, Angga mengetuk pintu dan membukanya secara perlahan-lahan.

Reina tersenyum kearahnya dengan wajah yang memucat. Mungkin saja Angga mengira Reina kecapean melakukan rutinitas selayaknya ibu rumah tangga lainnya. Padahal, dirumah mereka sudah ada dua pembantu dan satu satpam. Hanya saja, ketiga orang tersebut seringkali meminta izin untuk pulang ke kampung halamannya masing-masing. Entah karena ada alasan upacara, anak sakit atau lain sebagainya.

“Maaf Reina, saya telah mengganggu aktivitas kamu” ujar Angga. Ia berdiri sedangkan Reina masih berjongkok.

Reina mulai berdiri dan kini tepat sekali berhadapan dengan Angga. Keduanya saling bertatapan.

“Nanti sore apa kamu sibuk?”tanya Angga.

"Tidak, memangnya ada apa Pak Angga menanyakan hal itu?" tanya Reina.

"Nanti sore ikutlah denganku ke pesta dan pakai pakaian yang sesuai dengan konteks" ujar Angga sambil memberikan beberapa uang merah pada Reina.

“Uang ini untuk saya Pak?” tanya Reina kebingungan.

“Iya, anggap saja itu bonus atas kesiapanmu! Jangan membuat saya kecewa” ujar Angga sembari berlalu.

Wajah Reina mulai memerah, detak jantungnya terasa berdenyut lebih kenyang dari biasanya. Merasa hari ini adalah kesempatan emas untuknya lebih dekat dengan Angga, Reina pun mencoba prepare lebih awal. Masuk kedalam kamar tidur lalu membuka lemari pakaian.

"Aku baru ingat, aku tidak punya pakaian untuk acara-acara kayak begituan” gumamnya pelan.

Akhirnya siang ini Reina langsung menuju ke arah toko yang jarak lokasinya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal Angga. Cukup hanya mengendarai kendaraan motor kesayangannya itu kini ia telah sampai ke tempat tujuan. Toko pakaian yang cukup terkenal. Sejujur tubuhnya bergetar karena seumur-umur belum pernah memasuki toko mewah seperti ini. Paling maksimal Reina hanya menginjakkan kakinya ke pasar Minggu saja. Di sana pun ia harus pandai-pandai mengatur keuangannya agar tidak habis hanya untuk berbelanja saja.

“Selamat datang di Toko Mutiara Cinta” sapa salah satu karyawan di toko tersebut.

Reina membalas dengan senyuman manis lalu mulai fokus ke beberapa pakaian yang telah ada didepan matanya. Semua terkesan mewah dan bagus-bagus. Reina seketika sumringah ada rasa senang luar biasa yang kini ia rasakan dari lubuk hati.

Reina mencoba memilih pakaian yang dirasa cocok untuknya, “Rasanya gaun ini cocok untuk nanti malam” gumamnya ketika melihat pakai dress berwarna merah merekah.

Ketika Reina tengah berbunga-bunga, Centini juga ada ditempat yang sama. Reina memang tidak melihat kehadiran Centini, akan tetapi Centini melihat Reina di sana!

“Ah? Si miskin itu berbelanja di toko semahal ini? Tidak-tidak! Ini pasti mataku yang bermasalah!" gerutunya.

Centini membawa pakaian yang ia pilih menunju ke arah kasir. Centini mengikutinya dari kejauhan, ”Gila... Dia beneran Reina!" serunya tak menyangka.

Reina yang sudah membayar kini mulai menuju ke arah parkiran. Centini tidak mau ketinggalan informasi dan ia juga ikut mengikuti Reina dari arah belakang. Reina mengendarai motornya sementara dari belakang Centini mengendarai mobil yang baru ia beli. Sehingga Reina tidak akan bisa mengetahui siapa yang sedang berada dibelakang kendaraannya. Reina turun dari motor saat sudah berada di depan rumah.

Terlihat, Angga sedang duduk bersantai di teras rumahnya. Tidak ingin berlama-lama, Reina langsung menghampirinya dan mulai menunjukkan barang yang telah ia beli barusan kepada Angga, “Bagaimana Pak? Apa pakaian ini cocok untuk nanti malam? Jika tidak, saya akan membeli pakaian yang lain” ujar Reina.

“Tidak perlu, itu saja sudah bagus” ujar Angga.

Melihat pemandangan yang tidak mengenakan, membuat perasaan Centini mendadak berapi-api, “Tidak mungkin Angga semudah itu move on dari Yuna? Apa jangan-jangan... Reina memakai susuk biar Angga tergila-gila!” serunya sembari berlalu.

Disaat Reina tengah mengobrol dengan Angga, Pinky pun datang menghampiri mereka. Kebetulan sekali, Pinka dan Pinky sudah pulang dari sekolahnya yang diantarkan oleh satpam pribadi Angga. Wajah Pinky tampak cemberut dan matanya mulai berair. Melihatnya seperti itu membuat Angga dan Reina menjadi khawatir dengan putri mereka tersebut.

“Kamu kenapa?” Tanya Angga.

“Papa, aku kangen sama Mama. Kapan Pinky bisa jenguk Mama lagi?” tanya Pinky.

Angga terdiam, sementara Reina berusaha untuk mencari cara agar Pinky tidak membahasnya lagi. “Mama kamu lagi istirahat jadi tidak bisa diganggu. Sebagai gantinya, Ibu Reina kasih permen coklat buat Pinky” ujar Reina sambil mengarahkan permen coklat lolipop.

Pinky menganggukkan kepalanya lalu mengambil permen tersebut dan masuk ke dalam ruangan. Detik itu juga, Angga meraih tangan Reina dengan rahang wajah yang mengeras.

“Mengapa kamu berbohong?” tanya Angga.

“Aku tidak tega melihat Pinky...” lirih Reina.

“Tapi kau telah memberikan harapan yang tidak akan pernah terwujud dan bukanlah hal itu akan membuatnya semakin sakit?! Kamu memang berbeda dengan Yuna, nasib apa yang menimpaku harus menikah dengan wanita sepertimu!” seru Angga sembari berlalu.

Reina menghela nafas, ia tidak ingin menangis hanya karena ditegur. Sambil berusaha menghusap air matanya, Reina pun memilih untuk menyimpan pakaian dress tersebut ke dalam kamar tidur dan memilih untuk tidur. Hingga siang telah berganti dengan sore dan Angga telah berpakain dengan rapih sementara kedua putri kecilnya telah dititipkan ke rumah ibunya, nenek dari Pinka dan Pinky. Reina terbangun dari tidur nyenyaknya, dengan cepat ia masuk kedalam kamar mandi. Dengan persiapan yang belum matang, hanya bermodalkan berpakaian kasual dan memakai lipstik saja, terlihat Reina tidak terlalu mencolok. Angga sendiri tidak memperhatikan Reina yang belum menyisir rambutnya yang panjang itu karena sibuk melirik jam arloji dipergelangan tangan kirinya.

“Maaf, aku terlambat” ujar Reina saat turun dari lantai atas menghampiri Angga di sofa.

“Tidak apa-apa, ayo ikut saya” ujar Angga.

Mereka masuk ke dalam mobil dan melakukan perjalanan selama dua jam lebih. Saat sampai, banyak orang yang menyapa Angga dan begitupun juga sebaliknya. Reina sama sekali tidak mengenal mereka hingga ia terlihat kebingungan sendiri. Untungnya Angga tidak Setega itu membiarkan Reina sendirian, ia menggandeng tangan Reina tanpa persetujuan Reina sendiri. Disisi lain, Centini juga hadir di acara yang didatangi oleh Angga. Namun ia memilih untuk tidak menampakkan diri dihadapan mereka. Matanya memerah itu selalu melirik ke arah Reina. Seakan, ia ingin menghabisi Reina detik ini juga.

Acara di pesta itu terlihat begitu mewah, para tamu undangan juga tidak kalah mewahnya. Mereka memakai kostum yang elegan dan juga menatap rambutnya semenarik mungkin. Karena jomplang, banyak pasang mata yang melirik ke arah Reina. Bukan... Bukan karena Reina tidak cantik, melainkan mereka fokus ke arah rambut Reina yang masih berkepang dua dengan kondisi berantakan.

“Kamu tunggu saya disini, saya ada urusan sebentar” bisik Angga pada Reina.

Reina hanya mengangguk pelan, tanpa sengaja ia lupa bahwa Angga telah mulai menjauh darinya. Hingga ia sendirian, di kerumunan orang banyak. Reina yang memakai separuh tinggi membuat langkah kakinya menjadi kurang nyaman. Sesekali ia melepas sepatunya lalu di pakai lagi karena tidak ingin dilihat banyak orang. Sementara itu, Angga belum juga datang menemuinya yang mulai canggung.

“Mau minum?” tanya seseorang yang mendekati Reina. Terlihat wanita muda memakai kacamata bulat, wajahnya oval dan terlihat imut itu memberikan minuman kepada Reina.

“Terimakasih, tapi... Tapi saya tidak suka alkohol” ujar Reina menolak secara halus.

“Minumlah sedikit saja karena tidak boleh loh menolak pemberian orang” ujar wanita asing tersebut.

Reina tidak enak hati dan meraih minuman alkohol tersebut. Dengan raut wajahnya yang tertekan, Reina berusaha untuk menelan alkohol itu hingga habis. Wanita muda disampingnya langsung mengenalkan dirinya pada Reina, setelah itu ia pergi begitu saja. Beberapa detik kemudian, Angga datang sambil tersenyum ke arah Reina, “Maaf menunggu lama” bisik Angga.

Reina menggelengkan kepalanya, sesekali tangannya mengucek kedua bola matanya, “Kita kesana yuk!” seru Angga ketika melihat Centini yang tengah asyik mengobrol dengan para undangan yang lain.

Reina mengangguk lalu mereka berjalan dengan pelan. Hanya saja, ke fokusan Reina mendadak menurun ditambah lagi sepatunya yang tinggi membuat Reina kehilangan keseimbangan. Hingga ia jatuh dan menubruk orang disampingnya yang dekat dengan kolam renang. Halhasil, baik orang yang tabrak dan Reina sendiri kecebur ke kolam renang.

“Reina!” teriak Angga, dengan refleks menolong Reina dan wanita lain yang ikut terjatuh tersebut.

Wanita itu tidak terima lalu memaki-maki Reina dihadapan orang banyak. Seketika Centini datang dan berusaha mererai mereka. Dengan tegasnya Centini meminta maaf pada wanita tersebut. Angga sendiri benar-benar merasa malu, malu telah membawa Reina ketempat yang tidak cocok untuk istrinya tersebut.

“Ikut aku!” Angga meraih tangan Reina untuk keluar dari lokasi dan membawanya masuk ke dalam mobil. Selama diperjalanan pulang, Angga memilih untuk diam namun wajah dan sorotan matanya tidak dapat berbohong. Ia benar-benar kesal dengan kejadian barusan.

Sesampainya di rumah, Reina meminta maaf karena ulahnya, Angga menjadi pulang lebih awal. Permintaan maaf itu sia-sia, Angga tidak menggubrisnya dan memilih masuk ke dalam kamar tidur.

“Ya Tuhan, bagaimana ini? Pintunya dikunci, aku tidak bisa masuk...” lirih Reina.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terpaksa Menikah Dengan Duda Anak Dua   Pertemuan

    Dirgantara sudah mulai terbiasa dengan lingkungan baru di sekitarnya. Bahkan, sekarang ia menjadi akrab dengan beberapa rekan kerja yang laki-laki. Saat dirgantara dan yang lainnya asyik mengobrol tanpa ada angin tiba-tiba Reina datang. Hal ini membuatnya terkesima dan tak percaya! Begitupun dengan Reina yang tak kalah terkejut.“Kamu...?” Anya menunjuk dirgantara yang masih terpaku.Rosa berpura-pura batuk dan berbarengan dengan itu, Angga datang dan lalu mencairkan suasana. Ternyata, Reina datang ke kantor hanya memberikan sarapan siang untuk suaminya.“Apa? Kalian suami istri?” ucap Dirgantara tak percaya.“Benar! Reina adalah istri saya dan Reina perkenalkan dia adalah Dirgantara, karyawan baru yang berhasil mengembangkan proyek kita” ucap Rangga dengan penuh kekaguman.Mendengar hal itu Reina tersenyum. Sebuah senyuman tulus yang mampu menusuk perasaan Dirgantara saat ini. “P–permisi Pak! Saya ingin kebelakang–” ucap Dirgantara dengan terburu-buru.Tak ada yang menaruh curiga ap

  • Terpaksa Menikah Dengan Duda Anak Dua   Berawal Dari Melamar Pekerjaan

    Di ruang tunggu perusahaan, Dirgantara menunggu dengan tegang. Namun, ketika dia dipanggil untuk wawancara, dia mengubah ketegangan menjadi semangat. Dia memasuki ruang wawancara dengan percaya diri dan senyuman di wajahnya, "Saya pasti bisa hidup mandiri" gumamnya dalam hati. Selama wawancara, Dirgantara mengesankan Centini dengan pengetahuannya yang luas tentang teknologi dan trik-trik berbinis. pengalaman proyek yang relevan, dan keinginannya yang tulus untuk berkontribusi pada perusahaan. Dia menjawab setiap pertanyaan dengan percaya diri dan memberikan contoh konkret tentang kemampuannya. Setelah wawancara selesai, Dirgantara meninggalkan ruang wawancara dengan perasaan puas. Dia percaya bahwa dia telah memberikan yang terbaik dari dirinya dan langsung diterima! Beberapa karyawan mulai mendekatinya terutama para wanita. Mereka terpesona melihat rupa dari seorang Dirgantara. Bahkan, Rosa pun secara blak-blakan mendekatinya dan meminta nomor whatsaapnya. Hanya saja, Dirgantara men

  • Terpaksa Menikah Dengan Duda Anak Dua   Malam Pertama

    Seiring berjalannya waktu, Reina dan Angga mulai menghabiskan lebih banyak waktu bersama. Reina dengan kepolosannya dan Angga dengan kerentanannya membuka diri satu sama lain. Mereka menemukan kesamaan dalam mimpi dan aspirasi mereka, dan lambat laun, Angga mulai merasa bahwa ada sesuatu yang berbeda dengan hubungan mereka.Walau awalnya ragu, Angga terkejut dengan bagaimana Reina mampu melihat kebaikan dalam dirinya bahkan ketika dia tidak bisa melihatnya sendiri. Melalui setiap cerita yang mereka bagikan, setiap senyuman yang mereka berikan, Angga mulai merasakan dirinya terhubung dengan Reina lebih dari yang pernah dia bayangkan."Apakah saya telah jatuh hati padanya?" gumam Angga dalam hatinya."Nanti malam akan aku utarakan perasaan ini. Semoga saja, Reina juga memiliki perasaan yang sama"***Di sebuah kafe yang hangat, Angga menatap mata Reina dengan penuh keyakinan. Dia berbicara dengan jujur tentang perasaannya yang tumbuh untuknya, tentang bagaimana Reina telah mengubah hidu

  • Terpaksa Menikah Dengan Duda Anak Dua   Cinta Yang Di Tolak

    Reina bersembunyi dibalik pohon besar. Nafasnya terengah-engah berharap Agustina pergi menjauh. Dalam persembunyianya, Reina tidak menyangka bahwa sosok teman yang dianggap baik kini malah menjadi malaikat penyabut nyawa! Rasa kecewa, ketakutan, amarah kini beradu padu. Siapa lagi orang yang bisa Reina percayai? Saat tengah melamun, Reina dikejutkan oleh Agustina yang hampir menusuknya. Untung saja tancapan pisau itu tidak tepat sasaran. Justru malah tertancam d pohon besar yang sempat melindungi Reina dalam persembunyian."Sadar! Tindakanmu sangat berbahaya!" seru Reina, sembari melindungi diri.Agustina tertawa sesaat kemudian menangis sesenggukan. Semua ekspresi di raut wajah Agustina dengan mudah berubah. Reina tidak bisa meminta tpertolongan karena ia sadar disekeliling mereka hanya ada pepohonan besar. Kalaupun berteriak sekencang-kencangnya tidakan ada yang datang menolong. Justru hal itu akan semakin mempermudah Agustina untuk melukainya bila lengah."Apa salah saya sama kamu?

  • Terpaksa Menikah Dengan Duda Anak Dua   Bahaya Mengintai!

    Malam ini Reina telah berpakaian kasual sesuai dengan tempat mana yang akan ia datangi. Melihat Angga tidak ada didalam rumah karena sedang lembur bekerja, hal ini membuat Reina tidak perlu lagi harus sembunyi-sembunyi agar tidak ketahuan oleh suaminya.TokTokTokSuara ketukan pintu terdengar dengan jelas. Reina membuka pintu dan rupanya Bik Surti telah ada didepan mata, "Eh Bik Surti, ada apa Bik?" tanya Reina."Anu Buk, ada tamu" ujar Bik Surti.Reina langsung menebak siapa yang datang ke rumah dan agar tidak ingin berlama-lama, Reina meminta Bik Surti untuk memberitahukan pada tamu untuk menungguinya sebentar. Bik Surti mengiyakan dan bergegas turun ke lantai bawah. Sesampainya di ruang tamu, Bik Surti langsung menyampaikan pesan tersebut.Terlihat, Agustina mengangguk pelan sambil matanya sesekali melirik ponsel yang ia pegang."Sambil menunggu Buk Reina, anda mau dibuatkan minuman apa?" tanya Bik Surti."Tidak perlu, Saya sudah minum jus di kafe" selaras dengan itu, Reina pun da

  • Terpaksa Menikah Dengan Duda Anak Dua   Rencana Agustina

    “Ibu Reina, Pinka mau mengajak Ibu Reina ke Australia bareng sama nenek dan Pinky. Apa ibu Reina mau ikut?” tanya Pinka.“Tidak bisa. Ibu ada urusan di Indonesia, kamu sama Pinky jangan nakal-nakal ya , sekolah yang rajin agar mama Yuna bahagia" ujar Reina.Mereka harus berpisah ke bandara. Meskipun Reina bukanlah ibu kandungnya namun tetap saja ia merasa kehilangan. Berusaha tersenyum dan melambaikan tangan ketika kedua bocah itu telah masuk. Angga juga melambaikan tangan namun lebih terlihat tenang.“Apa wanita itu dapat kamu percaya?” tanya Reina pada Angga.“Tentu, dia adalah kakak angkat ku dan menjadi orang terpercayaan” sahut Angga.Reina menunduk lalu mengangguk. Angga mengajaknya pulang seusai pesawat telah terbang. Reina mengikuti Angga dari arah belakang dengan perasaan yang masih bersedih.Sekarang, mereka hanya berdua di rumah yang sangat besar dan mewah. Pembantunya pun hanya tinggal Bik Surti saja. Sementara pak satpam memilih berhenti bekerja karena sudah sakit-sakitan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status