Share

6. Kemarahan Alandra

Penulis: Kii_zaa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-21 19:42:26

Dengan langkah pasti, Zaura berjalan mendekati Naila. Tatapan mata yang tegas, rasanya Zaura sudah sangat muak dengan tingkah laku Naila yang selalu menghina dan membencinya. Naila sampai mengacaukan pernikahan Zaura dan Alandra.

"Apa maksud kamu kak? Aku bukan wanita seperti yang kamu tuduhkan tadi. Dan untuk kalian! Jangan percaya karena kakak sepupu saya ini hanya iri kepada saya," jelas Zaura, tapi orang-orang di depannya menatapnya dengan jijik. Seolah tidak percaya akan ucapan Zaura.

"Kamu mau mengelak bagaimana lagi Zaura? Bahkan bukti sudah di depan mata! Semua orang sudah melihat kelakuan busuk kamu! Seharusnya kamu sadar diri, kamu tidak pantas bersanding dengan Alandra."

"Lalu siapa yang menurutmu pantas bersanding dengan Alandra? Kamu! Kamu tidak sadar diri kalau kamu lebih dari sekedar pelacur, aku yang menjadi saksi dimana kamu menyerahkan diri pada laki-laki hidung belang dan menerima uang sebagai upahnya."

"Kurang ajar, berani sekali kamu menghinaku. Yang pelacur itu kamu bukan aku! Jalang teriak jalang!"

Naila tidak terima saat Zaura mengatakan pelacur. Padahal, Naila memang merasa selama ini dia sering sekali menerima laki-laki lain sebagai selingkuhannya. Bahkan, kehidupannya yang Hedon sekarang merupakan uang yang di dapatkannya dari hasil melacur.

"Aku tidak bodoh kak! Selama ini kamu diam karena kamu adalah Kakak spupuku, tapi kali ini kamu sudah sangat keterlaluan! Aku gak akan diam aja. Akan kukatakan pada semua orang kalau yang pelacur itu kamu!"

Plak!

Zaura hampir tersungkur, beruntung Alandra menahannya dari belakang. Laki-laki itu memeluk Alara, membenamkan wajah cantik istrinya di dadanya.

Melihat itu, Naila semakin panas. Rasanya dia tidak terima melihat sepupunya yang dia benci di lindungi oleh laki-laki yang selama ini menjadi incarannya.

"Alandra, lepaskan dia! Kamu tidak pantas menikah dengan Zaura, dia hanya menginginkan hartamu. Jangan sampai menyesal Al!"

Naila berusaha menarik tangan Zaura, tapi dengan kasar Alandra menepisnya. Laki-laki itu membalas Naila dengan tatapan tajamnya, yang tentu saja siapapun tidak berani menatap mata elangnya.

"Berani sekali kamu menyentuh istriku!" desisnya tajam, Zaura bahkan merinding mendengar kemarahan suaminya. Salah satu sifat yang belum pernah di tunjukan Alandra pada Zaura.

"Jangan merasa baik karena istriku jauh lebih baik dari pada kau! Dan untuk semuanya.!" Alandra menatap semua orang yang menatap mereka dengan penuh penasaran.

"Istriku tidak seperti yang di katakan wanita jalang ini! Asal kalian tau, di gambar ini," kata Alandra seraya menunjuk papan proyektor di depan.

"Wanita di gambar ini memang istriku, dan laki-laki di dalam kamar hotel itu adalah aku. Aku yang berhasil menggagalkan istriku yang sudah berhasil di kuasai oleh obat perangsang karena tindakan seseorang. Aku sendiri yang akan menjamin kesuciannya," ujar Alandra dengan rahang mengeras.

Zaura menoleh pada suaminya sejenak, Zaura kagum karena suaminya menutupi kebohongan ya karena pada kenyataanya Alara sendiri yang datang ke hotel itu dengan kesadarannya sendiri, bukan karena obat perangsang.

Semua mata masih memasang telinga mereka baik-baik. Untuk pertamakalinya, mereka melihat Alandra yang begitu mencintai seorang wanita, yaitu Zaura. Dan untuk pertamakalinya Alandra membela seorang wanita yang sudah sah menjadi istrinya.

"Aku yang tahu sendiri bagaimana istriku berjuang untuk kesembuhan ibunya, ibu mertuaku. Karena mereka," kata Alandra menunjuk keluarga Zaura yang menatapnya dengan tatapan tidak suka.

"Mereka yang notabennya keluarga istriku, tidak pernah peduli pada istriku dan ibu mertuaku. Istriku yang berjuang mati-matian untuk kesembuhan ibu mertuaku, tapi mereka hanya mampu mencaci dan menghindari di tengah kondisi mertuaku yang sedang sakit keras."

"Dan sekarang! Kalian tidak akan pernah bisa menghina istri dan mertuaku lagi karena mulai sekarang aku yang akan melindungi mereka, dan kau!" Tunjuk Alandra, pada Naila yang sejak tadi menatap Zaura dengan hati yang panas.

"Kau adalah orang pertama yang akan ku balas karena selalu membuat istriku menderita. Kau orang pertama yang akan ku hancurkan! Kau yang menggiring opini tentang istriku, mengatakannya anak haram, bahkan menuduh istriku pelacur, padahal kau sendiri wanita jalang itu!"

"Mungkin dulu istriku selalu diam saja ketika kau bertingkah! Tapi Mulai sekarang, lawan kau adalah aku!"

Naila menegang, merasa udara di lingkungannya sudah tidak bisa di hirup lagi. Alandra menatapnya tajam, kemarahan yang tersorot dari matanya. Menandakan bahwa Alandra serius dengan ucapannya.

"A-al. Apa maksudmu? Kamu menuduhku jalang, padahal yang jalang itu dia! Dia yang sudah menipumu sekarang! Lebih baik kamu lepaskan wanita itu, Zaura itu berbahaya. Dia bisa melakukan segala cara untuk mengambil semua hartamu!"

"Lalu itu apa? Siapa yang sebenarnya jalang di sini?"

Layar proyektor menampilkan sebuah tempat dimana Naila sudah melakukan perjanjian dengan laki-laki yang mengajaknya kencan kali ini. Bahkan tanpa Naila sadari, layar itu kembali menampilkan Naila yang tengah bercumbu dengan laki-laki yang usianya sudah tidak muda lagi.

Kasak kusuk orang-orang mulai terdengar. Jika gambar tentang Zaura tadi tidak menunjukan bukti yang tidak terlalu jelas. Tapi kali ini, sebuah video yang menampilkan kelakuan buruk Naila.

"Tidak! Itu bukan aku, Alandra tolong hentikan! Itu bukan aku, dari mana kamu mendapatkan video itu?"

"Bukan urusanmu, lihat saja sampai akhir," jawab Alandra, tanpa menoleh pada Naila yang memasang tampang memohon.

Zaura sendiri tidak menyangka. Karena selama ini, Zaura memang mengetahui sepupunya ini menjadi simpanan suami orang lain. Tapi untuk bukti, Zaura tidak memilikinya sama sekali. Tapi kali ini, kenapa dengan mudahnya Alandra mendapatkan video yang menampilkan jelas kelakuan bejat Naila. Oh, Zaura baru saja tersadar, jika suaminya memang mudah mendapatkan apapun yang di inginkannya. Termasuk mencari bukti tentang kebusukan Naila.

Tiba-tiba, proyektor itu kembali menyala. Menampilkan kembali sebuah video dimana Naila kembali bercumbu dengan laki-laki.yang berbeda dengan yang pertama tadi. Tiba-tiba, sebuah suara memekik ketika mengetahui laki-laki paruh baya di dalam video itu.

"Itu suamiku!"

Deg!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   Revisi

    Kedua pipi Launa memerah, tatkala seorang laki-laki yang tiba-tiba sudah ada di belakangnya dan langsung memujinya. Setelah menoleh, ternyata Ziyan yang sedang memperhatikannya sejak tadi. Padahal Launa mengira itu suaminya."Eh, elo. Kirain Zayn.""Kenapa emang?""Gue tadinya salting kalo beneran Zayn yang muji gue. Eh tapi, beneran gue cocok pake baju kayak gini?" tanya Launa lagi, dengan memutar-mutar tubuhnya di depan cermin."Bagus kok, cantik," kata Ziyan lagi, mengakui kalau Launa memang sangat cantik mengenakan gamis berwarna maroon lengkap dengan hijabnya."Kalo gitu gue gak bakal ganti lagi. Gue mau ke kampus pake gamis ini aja. Gue yakin si, pasti banyak orang-ornag yang terpesona.""Terpesona! Inget, udah punya suami!""Ya iya Ziyan tenang aja. Gue juga inget kok."Tiba di ruang makan, semuanya sarapan dengan tenang. Sesekali Aqlan melihat emangnya yang tampak pangling, masih tidak menyangka jika menantunya sudah langsung berubah dan mau memakai set hijab seperti ini."La

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   revisi

    Siang harinya, Khafi menemui sahabatnya di kantor miliknya. Saat ini, Khafi emang membutuhkan Hanif sebagai orang yang dia andalkan termasuk partner curhatnya juga. Dan Hanif juga banyak tahu tentang masalah yang di hadapi oleh Khafi saat ini."Ada apa? Tumben banget pakmil satu ini tiba-tiba datang ke sini.""Gue lagi pusing nif," jawab Khafi, seraya mendaratkan bokongnya duduk di atas sofa ruangan Hanif."Pusing? Kepala Lo kambuh lagi?" tanya Hanif hawatir."Ck, bukan!""Lah, terus apa?""Ada sesuatu yang harus kita selidiki. Hampir satu bulan ini, cafe Alara ada masalah. Pemasukan tiba-tiba menurun, padahal pelanggan tetap rame seperti biasa. Udah ada satu orang yang jadi tersangka, tapi dia kabur.""Terus masalahnya apa? Kenapa gak langsung laporin aja tu orang yang ngambil uangnya?"Khafi menatap Hanif dengan tajam. Jika masalahnya hanya itu, mungkin Khafi tidak mungkin menemuinya untuk mengajak Hanif diskusi."Masalahnya, gue yakin pasti ada orang yang ikut campur dan jadi dalan

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   Revisi

    "Siap," sahut Naila langsung menaiki mobil dan duduk di samping Khafi.Khafi melakukan mobilnya dengan kecepatan cepat, namun cenderung lebih lambat. Sambil sesekali melihat ke samping berhadap bisa menemukan istrinya."Bang, kita mau cari mbak Alara kemana?" tanya Naila dengan nada malas."Ke Cafenya," jawab Khafi singkat. Bahkan sejak tadi Khafi tidak mempedulikan ocehan Naila yang membuat telinganya panas.Bagiamana tidak panas, Naila selalu membicarakan keburukan Alara. Kembali memanas-manasi keadaan agar Khafi tidak perlu mencari Alara."Abang, sebenarnya keputusuan Abang itu udah tepat. Abang nyuruh mbak Alara pergi karena itu kesalahan dia sendiri, Abang yakin masih mau memaafkan mbak Alara sedangkan mbak Alara sudah sejauh ini membohongi Abang."Cekiiittt!Dahi Naila terbentur ke atas dashboard, Khafi menatapnya dengan tajam."A-abang kenapa ngerem mendadak sih," Kesal Naila karena Khafi seperti sengaja ngerem mendadak, tapi setelah melihat gelagat Khafi yang sepertinya marah

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   revisi

    Alandra mengecupi seluruh permukaan wajahnya. Memberikan istrinya ketenangan, agar Zaura tak lagi meratapi rasa sakitnya karena perawan ya sudah benar-benar pecah oleh Alandra, suaminya sendiri. Alandra sedikit menyesal karena hal ini ternyata sangat menyakiti istrinya. Tapi, masa iya dia tidak boleh melakukan hubungan suami istri yang justru dia dan istrinya sudah halal. "Berhenti saja hhhm? Aku gak akan melanjutkannya kalau kamu masih merasa sakit," ucap Alandra, dengan membelai wajah istrinya dengan tangannya. "Jangan! Kenapa harus berhenti?" "Kamu kesakitan, aku gak tega lihatnya!" "Sakitnya cuma sebentar mas. Sebentar lagi mungkin hilang, maaf kalau aku begini karena rasanya benar-benar sakit." "Tidak apa-apa. Aku tidak akan melanjutkannya, biar punya kamu membiaskan diri dengan milik aku." Zaura mengangguk, demi mengalihkan perhatian suaminya Zaura memulainya dengan meraih wajah suaminya dan mencium bibir laki-laki itu. Tentu saja Alandra tidak menolak, dia juga membalas l

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   16. Zaura ketakutan

    Alandra tertawa melihat istrinya yang ketakutan Melihat rudal sakti miliknya. Bagaimana jadinya jika Alandra sampai memasukan rudal saktinya ke dalam goa sempit milik istrinya. Pastinya sangat nikmat, dan Alandra semakin tak sabar menunggu waktunya tiba. Tapi Alandra tak ingin melakuaknya secara langsung, laki-laki itu tidak ingin menakut-nakuti Zaura dengan rudal miliknya yang sudah seperti pedang sakti. "Kenapa Hhhm?" Tanya Alandra, seraya menciumi bahu tebuka istrinya. "I-itu apa mas? k-kenapa besar sekali?" "Ini benda yang akan bikin kamu keenakan. Kenapa malah takut Hhm? Ayo pegang," tukas Alandra, kembali menarik tangan istrinya. Zaura kembali menarik tangannya, rasanya dia enggan melihat ke arah rudal suaminya yang sudah mencuat ke atas. Apalagi sampai menyentuhnya, membayangkannya saja Zaura sudah bergidik ngeri. Lagi-lagi Alandra di buat tertawa dengan sikap sikap istrinya. Zaura takut dengan rudal miliknya, dan apakah Alandra akan berhenti saja? Oh tidak, sulit ba

  • Terpaksa Menikah Karena Wasiat Ibu   15. Ular Besar Alandra

    Tidak berhenti di situ, dan Alandra tidak ingin memandanginya saja. Seraya memajukan wajahnya, bibirnya menyentuh puncak kuncup cokelat itu dan menjilatinya pelan. Zaura kembali bergetar. karena Alandra mulai memasukan seluruh permukaan bukit kembar itu ke dalam mulutnya, menyedotnya dengan kuat. seperti bayi yang kehausan. Sementara tangan satunya lagi masih memberikan remasan kecil di bukit satunya lagi. Bagaimana zuara tidak mengenal lagi. sedangkan perbuatan suaminya ini membuatnya tak kuasa untuk sekedar menahan desahannya. Zaura mendongak, menikmati setiap sesapan suaminya. Zaura juga meremas rambut Alandra dan menekannya hingga bukit kembar itu terasa penuh di mulutnya. Usai memberikan rangsangan melalui bukit kembar istrinya. Alandra mencium seluruh permukaan perut Zaura hingga Zaura menggeliat kegelian. Zaura merasa banyak sekali kupu-kupu yang hinggap di perutnya. Rasanya aneh, dan Zaura tidak sabar untuk menantikan kegiatan selanjutnya. "Ssssh, mas!" jerit Zaura,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status