Flashback.Beberapa hari yang lalu. Seperti biasa Cahaya sekarang sedang berada di butik milik ibu mertuanya. Hampir setiap hari gadis itu selalu datang ke sana. Ia akan membantu para karyawan melayani para pengunjung yang datang di butik tersebut.Para karyawan itu pun merasa senang dan terkagum-kagum dengan sikap baik gadis itu. Karena sikap baik dan ramahnya kepada siapa saja. Sehingga tak heran jika Cahaya bisa cepat dekat dan akrab dengan semua karyawan di sana.Tiba-tiba saja ada teman arisan bu Sintya yang kebetulan datang berkunjung ke butik bersama putrinya. Begitu mereka masuk ke butik, salah satu karyawan pun langsung menyambutnya."Selamat datang. Silahkan, ada yang bisa saya bantu, Nyonya?""Mbak, Bu Sontya nya ada?" tanya si Ibu tadi."Oh ada. Beliau sedang ada di ruangannya," jawab si karyawan tersenyum ramah."Bisa minta tolong panggilkan Bu Sintya ke sini?""Oh baik. Tunggu sebentar ya, Nyonya!" Kemudian sang pegawai itu langsung saja menuju ruangan Sintya.Begitu sam
Melly langsung mengangguk. " Iya. Makannya, Kamu ini jangan suka ngomong sembarang deh!""Gila! Bukannya si Langit dulu, 'kan pacarannya sama si Cellin. Terus kenapa malah meritnya sama gadis itu?" batin Alena merasa tak percaya."Heh, Lena! Kok malah bengong sih?" Sebuah tepukan di bahu membuat gadis itu terlonjak kaget dan langsung tersadar dari lamunannya."Hah, enggak, Mah. Aku cuma kaget aja dan masih gak percaya kalau cewek itu adalah menantunya Tante Sintya, Mah? Kakau dilihat dari penampilan cewek tadi, 'kan ku kira dia cuma pelayan di salon ini, Mah," sahut Alena."Sudahlah, pokoknya Mama gak perduli siapa pun dia. Tapi yang jelas sekarang gadis itu adalah menantu dari Bu Sintya. Jadi, kamu harus bersikap baik juga kepadanya. Jangan marah-marah seperti tadi! Yang ada Mama gak enak sama Bu Sintya tau!""Iya-ya, Mah. Ya maaf, orang Lena juga gak tau. Kalau gadis udik itu ternyata menantunya Tante Sintya, kok." Dengan menekuh wajah, gadis berambut pirang sepunggung itu terlihat
Ceklikk!Begitu pintu terbuka, kedua pria tampan yang sedang berada di dalam ruangan itu langsung tercengang dan merasa sangat syok ketika melihat siapa orang yang berada di balik pintu.Terlihat ada seorang wanita cantik dengan perawakan tinggi semampai yang berpakaian modis dan seksi sedang membuka pintu tersebut."Ce-cellina?!" pekik keduanya secara bersamaan. Dengan mata yang membelalak lebar, kedua pria itu kaget bukan kepalang."Hai, Lang! Eh, ada Aditya juga. Apa kabar kalian?" sapa Cellina. Dengan seketika keduanya pun langsung tersadar dari keterkejutannya. Dengan keadaan yang sama-sama kikuk dan serba salah, ketiganya merasa sangat canggung."Oh, ya-ya aku alhamdulillah baik kok," jawabAditya dengan terbata. Kemudian ia melirik ke arah Langit yang masih terdiam seribu bahasa karena masih merasa syok dan juga bingung melihat kedatangan wanita tersebut."Em ... kalau begitu. Aku cabut dulu ya, Lang. Lain kali nanti kita sambung lagi obrolannya." Dengan perasaan tidak enak la
"Cellin ... bangun, Cellina!" seru Langit sembari menguncangkan tubuh gadis itu. Lalu dengan paniknya ia membopong tubuh Cellina dan merebahkannya di atas sofa."Cellina, aku mohon bangunlah! Jangan seperti ini! Sungguh ini tidaklah lucu." Langit menepuk-nepuk pipi gadis cantik itu dengan pelan. Berharap agar gadis tersebut segera sadar.Sungguh tampak jelas kalau laki-laki itu begitu panik dan sangat kebingungan ketika melihat gadis itu tak sadarkan diri terbaring lemah di atas sofa. Kemudian ia berlari keluar ruangan untuk mencari pertolongan seseorang. Sembari menengok ke kanan kiri, ia berusaha mencari seseorang yang ada di sana.Karena ini sudah malam, akhirnya ia hanya melihat ada seorang OB yang kebetulan masih sedang bertugas bersih-bersih di tempat itu. Lalu dengan segera CEO muda itu langsung memanggilnya, "Mas! Tolong saya!"Sementara Cellina yang pura-pura pingsan tadi membuka kedua matanya dengan lebar, ketika melihat Langit sedang berada di luar ruangan."Pokoknya aku ha
Langit mengemudikan mobil dengan sedikit kencang, agar ia segera sampai di rumahnya. Begitu memasuki parkiran, perasaannya semakin deg-degan saja.Kemudian ia langsung saja mesuki lift untuk menuju lantai 12. Begitu telah sampai di depan apartemen, dadanya semakin bergemuruh tidak karuan. Sebelum ia masuk ke dalam, terlihat laki-laki itu menghela nafas terlebih dahulu.Lalu dengan perlahan ia mulai membuka pintu.Ceklikk!Dan ia melihat keadaan di dalam apartemennya itu tampak sepi. Sudah dapat dipastikan kalau istrinya kini sudah berada di dalam kamar. Sehingga ia pun langsung saja menuju ke sana.Ceklikk!Dengan perlahan lelaki itu membuka pintu kamar. Lalu ia pun masuk ke dalam kamar itu.Ketika mendengar pintu kamar terbuka, Cahaya yang semula sedang duduk bersender di atas kasur sambil memainkan ponselnya itu, langsung berpura-pura sudah tertidur.Kini gadis itu menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut hingga tak ada yang dapat terlihat oleh laki-laki itu.Sedangkan Langit bergera
Langit yang sedang melamun terlonjak kaget dan kebingungan mau menjawab apa. "Em ... i-itu tadi si Revan yang nelpon. Sepertinya aku harus ketemu sama dia sekarang. Karena ada sedikit masalah yang harus aku urus dengannya, Ya. Kalau gitu ... a-aku keluar sebentar ya! Kamu tidur aja dulu! Jangan menungguku, takutnya nanti kalau aku pulangnya kemalaman." Dengan sedikit gugup, lagi-lagi pria itu harus kembali berbohong pada istrinya."Oh, gitu ya, Kak. Ya udah, kakak hati-hati ya di jalan. Ini sudah malam jangan ngebut nyetirnya!""Iya, Sayang. Ya sudah, aku pergi dulu, ya!"Cahaya pun mengangguk.Sebelum ia pergi meninggalkan gadis itu sendirian di apartemen. Lelaki itu mengecup keningnya terlebih dahulu. Setelah itu baru ia pergi meninggalkan istrinya tersebut."Sebenarnya ada apa ya? Sepertinya Kak Langit kaya kelihatan panik gitu, ya? Dan nggak biasanya dia keluar malam-malam begini. Ah ... mungkin Kak Revan lagi ada masalah yang serius kali. Sehingga ia sampai menghubunginya malam
Cahaya Putri Aulia, gadis muda yang baru berusia 21 tahunan ini terbangun dari tidurnya. Karena merasa haus, ia ingin mengambil botol air minum yang ada di atas meja samping ranjang. Namun sayang, botol itu dalam keadaan kosong."Duh ... mana habis lagi. Terpaksa deh, aku harus ke dapur," gumamnya sembari mengamati botol yang ia pegang. Sebelum beranjak dari tempat tidur, sekilas gadis itu menoleh ke arah samping. Di mana di atas tempat tidur itu terdapat seorang gadis yang usianya lebih muda satu tahun darinya, yang bernama Thalita Shakira Maharani, sedang tertidur pulas di sana. Ya, Cahaya atau lebih akrab dengan panggilan Aya itu sekarang sedang menginap di kamar sang majikan untuk menemani Nona mudanya yang sedang sendirian karena kedua orang tuanya sedang berada di luar kota. Lalu, gadis berambut ikal sebahu itu beranjak dari tempat tidur dan segera ingin menuju dapur.Ceklikk!Namun, ketika baru saja ia keluar dari kamar, dirinya langsung dikagetkan oleh kehadiran sesosok laki
Brakk!Bagus Santosa dan sang istri yang bernama Sintya Widyawati itu merasa sangat terkejut. Sepulang dari perjalanan di luar kota, mereka tak sengaja mendengar ada suara keributan dari kamar sang anak sulungnya. Sehingga otomatis membuat kedua paruh baya itu merasa keheranan dan juga sangat panik karenanya. Lalu, dengan tanpa berpikir panjang lagi, saat itu juga sang suami langsung mendobrak pintu kamar tersebut. Dan, betapa terkejutnya mereka ketika melihat apa yang tengah dilakukan oleh dua orang yang berada di dalam kamar itu.Langit yang sedang menindih Cahaya terjingkat kaget dan menoleh ke arah sumber suara. Begitu juga dengan wanita yang kini berada di bawahnya itu pun sama kagetnya dengannya."Langit! Apa yang kamu lakukan?" teriak Bagus dengan penuh emosi melihat nanar pada putra sulungnya yang kini tengah berada di atas tubuh seorang wanita. Lalu, dengan seketika lelaki paruh baya itu segera menyeret paksa tubuh Langit agar segera bangkit dari atas gadis itu. Dan dengan