“Alice berengsek sialan! Di mana gadis itu sekarang?! Bajingan, dia telah membuatku kehilangan kekasih dan juga darah dagingku sendiri!”
Setiap hari sejak mendapatkan ingatannya kembali, tak ada hal yang dilakukan Rainer Griffin selain marah dan mengamuk. Sayangnya, sekuat apapun ia meminta orang-orang hebat untuk menyelidiki Alice Winterbourne, Rainer Griffin tak menemukan bukti apa-apa.
“Sayangku, Rain… Sudah kukatakan bahwa Alice menceritakan tentang kisah Varen Omkara itu, lantaran ia khawatir jangan-jangan Olivia memang memanfaatkanmu gara-gara ada jantung suaminya di tubuhmu… Tenanglah…” lerai ibu Rainer Griffin kala anaknya mengamuk kembali.
“Ibu, sedetik pun Olivia Milan tak pernah menuntutku atas kasus jantung suaminya. Ia sepertinya juga tak pernah tahu jika jantung suaminya ada di tubuhku! Ini adalah akal-akalan busuk dari Alice yang ingin memisahkan kami!”
Begitulah, sepanjang hari kehid
Treasury Luxurious Palace yang berada di kota Gapi tengah dipenuhi oleh deretan tamu-tamu undangan pernikahan. Hari itu, adalah hari bersejarah di kota Gapi lantaran dua pemuda brilliant dari kota tersebut akan segera melangsungkan pernikahan. Setelah enam tahun berada dalam masa-masa terpuruk, Rainer Griffin akhirnya terpaksa menyetujui permintaan ayah dan ibunya untuk menikah dengan Alice Winterbourne.Kala itu, prosesi pernikahan telah usai dan Rainer Griffin terlihat tengah dengan malas meladeni tamu-tamu dan kolega kerjanya yang datang. Sementara itu, Alice Winterbourne sedang sangat gembira dan menempel lekat-lekat di tubuh Rainer Griffin, seolah gadis itu ingin menunjukkan pada dunia bahwa hari itu, Rainer Griffin telah resmi menjadi miliknya seorang.Suasana di dalam Treasury Luxurious Palace tiba-tiba bising sesaat setelah masuknya dua tamu yang tak terdaftar dalam deretan tamu undangan. Dua orang tamu itu adalah seorang perempuan bergaun putih layaknya mempel
“Apa maksudmu?! Aku tak percaya! Madam O-Mee berasal dari negara Clarksville, tak ada alasan baginya untuk berada di kota ini! Kau mungkin hanya seorang pembual! Lagi pula, sosok Madam O-Mee masihlah sangat misterius, meski tercatat memiliki kekayaan yang berlimpah, ia tak pernah menampakkan diri di muka publik!” Alice Winterbourne berteriak marah-marah, ia lantas menjerit memanggil security dan memintanya untuk mengusir Madam O-Mee.Tetapi, begitu si security datang mendekat, security tersebut justru meminta maaf berulang kali kepada sosok Madam O-Mee.“Madam O-Mee, maafkan kekacauan yang terjadi di sini.” Security tersebut lantas menoleh ke arah Alice Winterbourne yang masih terlihat marah. “Nona, harap jaga bicara Nona, Madam O-Mee bisa saja mengusir semua yang ada di sini sebab dia adalah pemilik tunggal dari gedung ini…”Seketika, Alice Winterbourne disergap kegelisahan, kemarahan, dan juga rasa malu yang menggunun
Tak terasa, tiga puluh menit telah berlalu. Suasana di dalam gedung Treasury Luxurious Palace berubah drastis, dari yang awalnya para tamu undangan diajak tertawa renyah akan dongeng Madam O-Mee yang menarik, di menit ke tiga puluh suara isakan tangis terdengar nyaris di seluruh penjuru ruangan.Semua orang turut terbawa kesedihan tokoh utama dalam dongeng yang saat itu diceritakan tengah mengandung bayi sementara si ayah bayi justru mengusir si tokoh utama lantaran si ayah mengalami amnesia dan mendapat doktrin sesat dari teman wanitanya.“Apa-apaan ini?” Rainer Griffin mengusap air matanya yang terjatuh.“Madam O-Mee, cepat lanjutkan dongengnya! Di mana si ayah berengsek itu sekarang?!” Tiba-tiba, Rainer Griffi berteriak dengan suara lantang sambil melangkah maju mendekati posisi Madam O-Mee di sisi depan.Yang membuat para tamu undangan keheranan adalah, Rainer Griffin tiba-tiba berlutut beberapa meter dari Madam O
Ketika lampu ruangan telah menyala kembali, beberapa pria berseragam POLICE tengah berada di ruangan. Mereka membawa surat tugas penangkapan Alice Winterbourne yang didakwa sebagai dalang dari beberapa kasus kriminal ringan dan juga berat. Penangkapan tersebut merupakan buntut dari pelaporan Madam O-Mee yang selama enam tahun terakhir mulai giat mengumpulkan para korban Alice Winterbourne dan secara bersama-sama membangun aliansi guna merobohkan organisasi kriminal berkonsep Butterfly Effect yang digawangi Alice Winterourne.Maka, penangkapan Alice di hari pernikahannya bersama Rainer Griffin itu telah menjadi kabar yang paling mengejutkan di dalam gedung Treasury Luxurious Palace hari itu.“Jadi, Madam O-Mee adalah sosok gadis yang dulunya menjadi karyawan Rainer Griffin? Gadis itu telah bermetamorforsis menjadi Perempuan Hebat dan memiliki banyak privilege akibat kekayaannya yang berlimpah. Sepertinya ia sedang berada dalam misi membalas dendam kepada Alice Win
Nasib baik masih belum bersedia menghampiri Olivia Milan. Perempuan muda berusia dua puluh dua tahun itu kini harus mengalami kesialan entah ke berapa kalinya setelah ia memecahkan arca antik di kantor tempat dia bekerja. Sialnya lagi, itu adalah hari pertamanya masuk kerja. Tak heran jika ia langsung mendapat caci makian dari atasannya karena insiden tersebut. “Dasar gadis sialan! Kau baru saja menggali kuburanmu sendiri!” bentak atasan Olivia Milan dengan ekspresi seperti orang kesetanan. Terlihat, Olivia menundukkan kepala dengan bibir tak berhenti mengucap maaf. Ia memang keliru sebab telah terlambat datang di hari pertamanya masuk kerja, karena itulah ia terburu-buru dan tanpa sengaja menyenggol sebuah patung antik yang berada tak jauh dari lift kantor. “Maafkan saya, Nyonya Zuri. Saya, saya terburu-buru karena...,” Olivia menghela napas sesaat, mengambil jeda untuk membuat pembelaan. “Hari ini adalah tepat satu bulan kematian suami saya. Sebelum
Tepat pukul satu siang, Olivia Milan tengah berdiri mematung di depan pintu ruangan Rainer Griffin. Ia telah berada di sana bahkan sejak setengah jam sebelumnya sebab ia terlalu khawatir kalau-kalau ia akan datang terlambat. Sebelumnya, Olivia juga telah diberi tahu oleh seorang security jika Rainer Griffin adalah CEO di perusahaan tersebut. Ketika mengetahui fakta itu, Olivia yakin jika tak akan ada seorang pun yang bisa menolongnya jika Rainer Griffin memberinya perlakuan yang lebih buruk dari yang pertama. Pintu ruangan Rainer Griffin tiba-tiba terbuka dari dalam. Seorang perempuan yang berparas cantik dan berbaju elegan muncul dari dalam ruangan. Gadis itu memicingkan matanya beberapa saat ketika mendapati ada sosok perempuan aneh di depan pintu ruangan. "Demi Tuhan, mengapa ada gembel di tempat ini?" gadis itu memekik dan menunjukkan ekspresi seperti mau muntah kepada Olivia Milan. Gadis itu merasa aneh ada se
Sepulang dari kantor tempatnya bekerja, Olivia Milan tak langsung menuju ke rumah. Ia memilih untuk mampir ke pemakaman lagi, hendak menemui suaminya yang kini telah tinggal di dalam tanah. Sebagaimana hari-hari sebelumnya, Olivia memang kerap mengadu kisah kesehariannya pada Varen. Dengan bercerita pada kuburan Varen, Olivia seolah merasakan ada sedikit beban yang akan terangkat dari pundaknya. “Sayang, sedang apa dirimu hari ini? Apakah di sana indah? Apakah kau sedang menungguku dengan gelisah?” tanya Olivia seraya menempelkan telinganya ke nisan Varen Omkara, seolah ia ingin mendengar jawaban dari Varen atas pertanyaannya. Tentu saja kuburan itu tak memberi jawaban, meski demikian Olivia terus mengoceh tanpa berhenti. Menceritakan ragam kesialannya hari ini, dan tak lupa juga Olivia menceritakan tentang Tuan Rainer Griffin yang aneh. “Sayang, besok Tuan Griffin memintaku untuk ke ruangannya lagi pukul sembilan. Doakan istrimu ini, ya! Semoga aku tak menda
“Keluar Kau dari ruanganku! Aku muak melihat wajahmu!” Demi menutupi ketertarikan yang mulai muncul di hatinya, Rainer Griffin justru membentak-bentak Olivia Milan seraya menuding ke arah gadis tersebut untuk segera meninggalkan ruangannya. Itu adalah ke dua kalinya Olivia Milan menyaksikan dirinya diusir dengan cukup kasar oleh Tuan Griffin. "B-baik, Tuan Griffin. Saya akan pergi." Olivia kembali dibuat bingung oleh Tuan Griffin. Lelaki itu hampir selalu menunjukkan perubahan ekspresi yang sangat ekstrem. Ia lantas membungkuk sebentar sebelum menghambur ke luar ruangan dan lenyap dari pandangan. Jika ia tak segera pergi, ia khawatir kalau-kalau Tuan Griffin akan meminta pengawalnya untuk menganiayanya lagi. Sementara itu, Rainer Griffin terlihat cukup marah, ia melemparkan berkas-berkas di mejanya hingga membuat dokumen-dokumen penting itu berserakan di lantai. Setelahnya, ia bangkit berdiri seraya melonggarkan dasinya yang terasa mencekik leher hing