Share

Akad Seratus Ribu

Detik ini waktu dan jam ini, akhirnya aku merasa setuju akan acara turun ranjang. Betapa ayu istriku walau tanpa memandangku. Sungguh pandanganku tak mampu lepas dari lentik bulu matanya.

Aku rasa bola mata itu mendekati kata sempurna. Begitu indah bagai kesempurnaan mata bulan. Bahkan pada akhirnya menggenggam tangan Rindu membuat hatiku bergetar keras. Bukankah malam di dua hari yang lalu aku sudah bersamanya.

Ah aku rasa tidak kali ini sangat berbeda. Rasanya aku benar-benar jatuh cinta kali ini. Bukankah bila menimbang kadar alami. Rindu lebih alami daripada Bunga, tapi kenapa bila nama Bunga diadakan.

Semua rasa pada Rindu tertumpuk malu-malu. Seakan mengintip saja dibalik pintu hati bagian ruang paling belakang. Lalu nama Mas Danang menghalangi di bagian luar bagai tembok tinggi menjulang.

Kami melangkah berdua menuju satu tempat sakral di masa depan. Akad segera dilaksanakan malam ini jam setengah dua belas pas di malam Jumat pada tanggal awal Muharam.

Sudahlah entah hadir
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status