Share

Ditampar Kenyataan

Dengan wajah yang ditekuk, aku menempelkan telinga ke daun pintu ruangan Mas Rangga, mencari tahu apa pria itu memiliki tamu atau tidak. Saat kuyakin tak ada orang lain di dalam sana, aku mendorong pintu, menyembulkan kepala dan mendapatinya sedang membaca buku, kacamata yang bertengger di hidung membuatnya tampak sedikit berbeda, dewasa dan karismatik. Aduh, dia semakin tampan saja.

'Oh tidak, Kinan, fokus, jangan terbuai sama bapak-bapak satu ini'.

Ia mendongak saat menyadari kehadiranku. Melepas kacamata dan menatapku dengan alis yang terangkat. Aku berjalan ke sudut ruangan, menarik kursi, dan duduk di depan rak camilan yang dibelinya tempo hari. Aku mengambil cokelat, membuka bungkusan dengan terburu-buru dan menggigitnya secara ganas.

“Ada apa? Kau terlihat kesal.”

“Ini semua gara-gara kamu, Mas.”

Suaraku meninggi, sampai-sampai aku memanggilnya tidak dengan sebutan biasa. Biar saja, aku ingin marah. Ya, marah dengan suami, bukan pada dosen.

“Saya? Ada apa lagi?”

“Bu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status