Share

Wanita Tak Mau Kalah

“Waw, lo makin cantik aja, Nan.” Mela mencolek lenganku lalu menaik turunkan alis. “Aura pengantin baru memang beda,” lanjutnya berbisik di dekat telingaku.

Mataku melotot, membuat Mela tersenyum mengejek. Sebab, aku tak akan berani menjerit dan memukulnya dengan brutal.

“Lo juga cantik, Mel.”

“Idih, jangan menjilat. Lo lebih cantik.”

“Iya, gue memang cantik sejak lahir.” Aku lebih baik mengiyakan saja, daripada perdebatan tak kunjung selesai.

Mela tertawa. “Lo bener-bener pede.”

Rara dan Dewi menghampiri kami yang masih berdiri di dekat pintu masuk, memang sengaja menunggu mereka yang datang bersama.

“Tumben belum masuk,” kata Dewi sambil menaikkan alis.

“Iya nih, kita nungguin ratu ngaret,” sahutku kembali menyindir.

“Dih, nyindir. Salahin Rara yang dandannya lama banget. Padahal, hasilnya juga biasa aja.”

Rara manyun sambil menghentakkan kakinya. “Kalian mah, gitu.” Rara merangkul tanganku. “Apa iya, gue nggak cantik, Nan. Dandanan gue nggak bagus, ya?”

Aku menepuk-nepuk tangannya,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status