Share

Salah Paham

Penulis: miamlnd01
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-20 13:45:14

"Maya, mama sebenarnya sudah mencari tahu siapa kamu, rumah tinggal kamu, sekolah kamu dan keluarga kamu. Ya pokoknya semua yang berkaitan sama kamu lah. Terus mama juga tahu bahwa kamu baru saja lulus SMA kemarin kan? Nah, mama sama papa sudah sepakat untuk menyekolahkan kamu ke jenjang yang lebih tinggi. Bagaimana sayang, kamu mau kan?" ujar mama Indah pada Maya.

Sekolah ke jenjang yang lebih tinggi? Jelas itu adalah impian Maya sedari kecil. Menjadi dokter adalah cita-citanya. Alasan Maya bercita-cita menjadi dokter adalah ayah dan ibunya. Melihat ayahnya yang sering sakit-sakitan juga ibunya yang meninggal karena kecelakaan tabrak lari. Karena penanganannya yang kurang cepat atau bisa dibilang terlambat, ibunya meninggal saat baru saja tiba di rumah sakit. Ibunya diduga kehabisan banyak darah karena benturan keras di bagian kepalanya.

Maya begitu penasaran, bagaimana bisa mama mertuanya mendapat informasi tentang dirinya.

"Bagaimana bisa, Mama tahu informasi tentang aku? Mama juga tahu jika aku baru lulus SMA. Keren sih!" Maya menatap takjub pada mama Indah.

"Bukan hal yang bisa dibanggakan sayang! Itu karena memang mama menyuruh orang untuk mencari tahu informasi tentang kamu saja, karena mama ingin tahu tentang kehidupan pribadi kamu. Ternyata kamu itu anak yang pintar, jadi mama sama papa ingin kamu bisa mencapai cita-cita kamu sayang!" jawab mama Indah.

"Oh begitu ternyata! Hebat ya orang suruhan mama itu!" Maya menganggukkan kepalanya berulang kali.

"Jadi bagaimana? Kamu mau sekolah dimana? Biar mama sama papa yang urus semuanya!" tawar mama Indah lagi.

"Em, Maya kayaknya nggak bisa sekolah lagi deh, Ma!" wajah Maya berubah jadi murung.

Entah mengapa Maya harus mengatakan kalimat itu. Namun, baginya saat ini yang terpenting adalah kesembuhan ayahnya. Dia juga tidak mau terlalu banyak hutang balas budi pada mama dan papa mertuanya. Apalagi keadaannya sekarang, suaminya belum bisa menerimanya. Pasti akan menjadi masalah di dalam rumah tangganya nanti. Dia tidak mungkin berlaku semaunga tanpa izin dari seorang suami.

Mama Indah membulatkan kedua matanya, ia menatap Maya tak percaya. Mengapa menantunya tidak mau bersekolah lagi padahal ia sangat ingin cita-citanya terpenuhi.

"Loh kenapa memangnya? Kamu berhak melanjutkan pendidikan, Nak! Lanjut aja ya?!" Mama Indah bersi keras membujuk Maya agar mau melanjutkan pendidikannya.

"Tapi, Ma, Maya kan sudah menikah jadi Maya harus minta izin dulu ke Mas Bryan dan masalah biaya juga pasti tidak sedikit kan? Aku tidak ingin merepotkan kalian lagi. Maya amat sangat bersyukur, karena berkat keluarga ini, ayah bisa operasi dan berjalan lancar!" jelas Maya pada mama Indah.

"Ya ampun sayang, itu masalah gampang. Nanti biar mama yang bilang ke Bryan. Kamu juga jangan khawatir soal biaya ya! Kamu juga anak mama sekarang, kamu juga punya suami yang wajib bertanggung jawab atas kamu. Bryan tak akan keberatan jika hanya untuk masalah pendidikan. Jadi kamu jangan mikir yang macam-macam ya!" bujuk mama Indah lagi.

"Em, kalo begitu aku nurut sama, Mama saja. Sebenarnya aku juga ingin lanjut pendidikan lagi si, Ma. Terima kasih banyak ya, Ma karena sudah pengertian dan sangat baik sama aku!"

"Iya sama-sama sayang!"

Dilain sisi ada sesosok lelaki yang mendengar percakapan mereka berdua tetapi hanya sebagian saja dan itu membuat dirinya menjadi salah paham.

Sosok itu telah menunggu Maya di dalam kamar. Siap dengan segala kalimat yang akan menyakiti hati Maya lagi.

"Ekhem, selain perempuan murahan lalu gadis bodoh, ternyata kamu juga matre ya?" sindir Bryan saat Maya memasuki kamar.

Langkah Maya terhenti lalu menghadap ke arah Bryan.

"Maksud, Mas Bryan apa ya?" tanya Maya lirih.

"Percuma saja kamu mau melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi tetapi uangnya hasil menipu orang. Jadi tujuan kamu masuk di kehidupan keluarga aku adalah ini? Hanya ingin melanjutkan pendidikan? Aneh!" Kalimat hinaan lagi yang keluar dari mulut Bryan.

Maya membuang napas dengan kasar.

"Apa, Mas Bryan mendengar pembicaraan aku dan mama? Pasti hanya mendengar sebagian saja kan? Pantas saja bisa menyimpulkan seperti itu!" ucap Maya enteng.

"Tapi itu kenyataan kan? Kamu memang matre!" bisik Bryan tepat ditelinga Maya.

"Mas Bryan, dimana-mana perempuan yang menjual diri itu pasti matre! Karena yang ada dipikiran mereka adalah uang dan uang! Hanya uang!" Kini wajah Maya begitu dekat dengan wajah Bryan.

Seketika jantung Bryan berdetak dengan kencang melebihi batas normal biasanya.

"Mas Bryan wangi sekali!" celetuk Maya dengan begitu polosnya.

'Sial! Berani sekali dia kepada ku?" Bryan terpancing dengan kepolosan Maya. Ia mengira jika Maya memang sengaja menggodanya.

Bryan menarik tangan Maya.

"Kamu menggodaku ya? Ternyata seperti ini kemampuan kamu dalam hal merayu! Cih, masih rendahan ternyata!"

"Apa, Mas Bryan tergoda? Tapi aku tidak sedang menggoda!" bantah Maya.

"Tidak! Aku ingin tidur!" Bryan langsung melepaskan tangan Maya lalu pergi untuk bersiap tidur.

Maya tersenyum, ia melihat Bryan yang mulai memejamkan matanya. Dimataya, ia terlihat imut saat ini.

***

"Bryan, kamu mau kemana? Kenapa rapi begitu?" tanya mama Indah yang melihat kondisi Bryan begitu rapi pagi-pagi sekali.

"Ke kantor la, Ma! Capek di rumah terus. Sumpek tahu nggak, ketemu dia, dia, dia terus! Mending pergi kerja aja sekalian, lihat karyawan yang cantik-cantik!"

"Bryan! Inget ya, kamu udah punya istri! Jangan macam-macam kamu ya!" Emosi mama Indah memuncak karena ucapan Bryan yang keterlaluan.

"Hem, ya ya ya! Aku akan ingat dan sangat ingat! Aku pergi!" Bryan pun berlalu pergi begitu saja.

"Maya, kamu yang sabar ya sayang! Bryan memang begitu, tapi mama yakin kamu pasti bisa mengambil hatinya. Bryan memang tidak mudah percaya sama orang baru tapi sekalinya orang itu bisa mengambil hatinya, ia akan begitu percaya sama orang itu. Mama minta sama kamu ya, selamatkan pernikahan kalian! Buat Bryan lupa sama perempuan itu! Perempuan itu tidak baik makanya ia tega meninggalkan Bryan saat ia terpuruk seperti sekarang ini!" Mama Indah menggenggam kedua tangan Maya, jelas ia sangat memohon pada Maya.

"Iya, Ma! Maya akan berusaha sekuat tenaga Maya.

"Mama pasti bantu kamu kok, jangan khawatir kamu tidak sendiri sayang!" Mama Indah langsung memeluk Maya.

Tanpa Maya sadari, mama Indah menangis. Sejak awal, mama Indah memang sudah menyukai Maya. Apalagi semenjak Maya resmi menjadi menantunya, Maya sudah ia anggap seperti anaknya sendiri. Dan dia berharap Maya membawa kebaikan di dalam kekeluarga Putra.

"Ma, makasih ya karena pelukan hangat ini, Maya merasa seperti sedang memeluk ibu Maya sendiri."

Deg!

Bersambung...

Selamat membaca dan ikuti terus kisahnya ya.

New chapter =>

Terima kasih.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terpaksa Menikahi Pria Lumpuh   Kencan Pertama

    "Udah selesai belum, sayang?" tanya Bryan pada Maya. Maya menghela nafas lalu menghampiri Bryan. "Sudah kok," Maya tersenyum manis pada Bryan. "Ya ampun cantiknya, istri aku ini. Mau kemana sih?" goda Bryan. "Kan mau kencan sama ayang, hehe!" "Gemasnya! Ayo jalan!" Bryan menggandeng tangan Maya lalu mereka berjalan beriringan. Mama Indah dan Papa Putra tak henti-hentinya menatap pasangan yang lagi dilanda asmara itu. Sudah pasti mereka sangat terkejut melihat mereka berdua terlihat begitu mesra. Bryan dengan gagahnya menggandeng tangan Maya yang begitu cantik pagi ini. "Ma, Papa nggak salah lihat kan?" bisik papa Putra pada mama Indah dengan mata yang terus tertuju ke arah Bryan dan Maya. "Mama kira, Mama yang udah rabun, Pa. Ternyata, Papa juga melihat pemandangan itu?" sahut mama Indah lirih. "Memangnya, Mama sedang lihat apa?" tanya Papa Putra memastikan. "Lihat Pangeran dan Putri lagi jalan menuju kita. Oh tidak! Maksudnya, Bryan dan Maya yang begitu mesra, Pa!" jawab Ma

  • Terpaksa Menikahi Pria Lumpuh   Panggilan Sayang

    "Ada apa ya? Tiba-tiba perasaan ku tidak enak begini. Tiba-tiba juga langsung teringat dengan Maya. Seharusnya jam segini aku sudah tertidur karena pengaruh dari obat. Tapi aku malah belum bisa memejamkan mata. Sebenarnya ada apa dengan Maya? Atau jangan-jangan Maya sedang..." "Auw," Tiba-tiba saja, dada ayah Doni terasa sedikit sesak. Entah apa yang tengah terjadi pada ayah Doni saat ini. Apakah penyakitnya kembuh kembali atau hanya sesak biasa. Yang jelas, perasaan ayah Doni kini sulit dijelaskan. Pikirannya terus menuju pada putri semata wayangnya, Maya. ***Esok hari. Hari ini seharusnya Maya tengah bahagia karena acara kencan pertamanya di malam minggu. Namun, acara yang mereka rencanakan harus gagal setelah kejadian yang diciptakan oleh Bryan. Maya yang biasanya bangun pagi dan penuh semangat untuk menyambut pagi hari, kini terlihat lesu. Terduduk di pinggiran ranjang dengan wajah ditekuk, mata sembab karena kebanyakan menangis semalam. Weekend ini sungguh, Maya benar-benar

  • Terpaksa Menikahi Pria Lumpuh   Pergi Dari Rumah

    PRANG!!! Bryan membanting ponselnya ke meja makan yang terbuat dari kaca. Karena benturan yang keras, membuat meja kaca itu melantar. Namun, suara keras itu muncul karena ponsel Bryan juga mengenai piring di meja itu. Piring itu pecah sehingga mengeluarkan suara dan itu membuat Maya memutuskan untuk kembali ke ruang makan. "Mas Bryan?!" pekik Maya. Bryan langsung menoleh ke Maya. Dilihatnya Maya tengah berdiri tak jauh darinya. Dengan satu tangan menutup mulutnya. Bryan masih tidak sadar bahwa dirinya tengah berdiri tegak sekarang. Sedangkan Maya sungguh masih tak percaya dengan pemandangan yang ada di depannya ini. Maya berpikir apakah ini semua mimpi atau memang Bryan yang sengaja membohongi dirinya. "Kamu udah sembuh, Mas?" tanya Maya sembari berjalan mendekat pada Bryan. "Ah, a-aku?" Bryan seketika melihat dirinya sendiri dan sadar bahwa dirinya tengah berdiri tegak. "Kamu bohong sama aku, Mas tentang kebenaran ini?" tanya Maya lagi. "A-aku bisa jelasin soal ini, May!" Bry

  • Terpaksa Menikahi Pria Lumpuh   Gagal Doble Date

    Suasana hening seketika, mereka kembali melakukan kegiatan makan malam. Namun tiba-tiba saja, "Ma, apa benar dulu Mama yang suruh Rania untuk pergi ninggalin Bryan?" "Hah?" Seketika mama Indah dan papa Putra terkaget. Bagaimana bisa Bryan tiba-tiba membahas soal Rania dan bertanya semacam itu pada mamanya. Dan bukan hanya mama Indah dan papa Putra saja yang kaget, Maya juga ikut kaget sekaligus bingung. Maya bingung, siapa itu Rania sebenarnya. Apa begitu penting bagi Bryan, atau jangan-jangan Rania itu adalah mantan kekasih Bryan yang gagal menikah dengannya itu. "Kamu apa-apa sih, Bryan? Kamu tiba-tiba nanya kaya gitu ke mama, seolah-olah kalo mama adalah penyebab bubarnya hubungan kalian berdua!" cerca Mama Indah tak habis pikir dengan Bryan. "Ya, Bryan emang penasaran soal itu, Ma!" "Lagian kamu kok keterlaluan sih, bahas masalah mantan alias masa lalu di depan istri kamu yang jelas-jelas masa depan kamu sekarang sampe nanti!" omel Papa Putra pada Bryan yang juga kesal kare

  • Terpaksa Menikahi Pria Lumpuh   Kecurigaan Bryan

    'Kamu harus pergi dari sini sekarang juga! Karena anak ku tidak membutuhkan kamu di sini!' Rania. "SHIT!!!" Bryan mengusap wajahnya kasar. "Apa maksud dari semua ini? Dia tiba-tiba saja muncul di kehidupan ku lagi setelah menghilang begitu saja dan dia malah berusaha menjelek-jelekkan mama di depan ku. Terus maksud dia kirim seperti tadi itu apa? Apa maksud dia, itu adalah suruhan dari mama untuk dia? Tapi aku nggak percaya kalo seperti itu! Argh, gila lama-lama kalo begini!"Bryan menghapus pesan dari Rania. Lalu dia menyuruh supir untuk pergi ke tempat penjualan ponsel. Bryan memang berniat untuk membelikan ponsel untuk istrinya, Maya.Maya memang tidak memiliki ponsel selama ini. Bryan sempat penasaran karena tidak pernah melihat Maya memegang atau main ponsel di mana pun. Akhirnya Bryan bertanya dan memang benar jika Maya tidak pernah membeli ponsel sebelumnya. Sejak kejadian itu, Bryan semakin merasa bersalah karena pada awal-awal pernikahan dia selalu menuduh Maya yang tidak-

  • Terpaksa Menikahi Pria Lumpuh   Masalalu Bryan

    Bryan dan Leon sontak melihat ke arah sumber suara. "Astaga!!!""Kenapa pada kaget begitu? Kaya lihat hantu saja!" "Lah memang kaya hantu, Tiba-tiba nongol setelah lama menghilang tanpa pamit tanpa kabar!" cibir Leon. "Hem, aku bisa jelaskan semuanya, Bryan!" "Aku nggak peduli apa pun tentang kamu!" tegas Bryan. "Sayang, aku mohon dengerin aku dulu ya! Plis, sayang!" "Enggak ada yang perlu dijelaskan lagi, dan enggak ada lagi ada panggilan sayang!" Bryan kembali menegaskan kalimat itu pada perempuan yang ada di depannya itu. "A-apa maksudnya? Aku calon istri kamu loh, Bryan! Emang apa salahnya dengan panggilan sayang itu? Bukankah sejak dulu kamu senang dengan panggilan itu? Ayo lah, plis jangan seperti ini aku mohon!" Perempuan itu kembali memohon pada Bryan. "Apa lagi sih? Kita sudah tidak terikat dengan hubungan itu lagi! Semenjak kamu pergi dan nggak datang di hari dimana pernikahan kita seharusnya berlangsung. Kemana kamu selama ini, hah?" pekik Bryan. "Aku bisa jelasin

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status