Share

Terpaksa Menikahi Sugar Daddy
Terpaksa Menikahi Sugar Daddy
Author: Pekak Bedangin

1. Menjadi Sugar Baby?

Wajah wanita cantik ini memerah. Dia tidak menyangka kalau di usianya yang akan memasuki dua puluh dua tahun, dia harus mengalami dilema terbesar di hidupnya.

"Jadi, aku sama sekali tidak punya pilihan lain lagi?" tanya wanita yang wajahnya memerah ini.

Seorang wanita yang bersama dengannya duduk berhadapan lalu menggelengkan kepalanya. "Tidak, Catherine. Kau mulai sekarang harus mengikuti semua perkataanku agar bisa mendapatkan apa yang sangat kau inginkan."

"Apa kau yakin kalau dengan melakukan hal itu maka aku bisa mendapatkan apa yang aku mau termasuk ponsel baru?" tanya wanita yang ternyata bernama Catherine itu.

"Kau jangan meragukanku karena aku sudah sangat terbiasa akan hal ini, Cathy. Ayolah, ini bukanlah sesuatu yang susah! Kau hanya perlu tidur dengannya sesekali dalam seminggu. Ah, kalau misalnya dia mau minta lebih, kau tinggal melayaninya!" papar wanita yang masih duduk dengan santai itu.

Wajah Catherine semakin memerah. Dia sama sekali tidak bisa menerima apa yang dikatakan oleh sahabatnya begitu saja.

Memangnya semudah itu mengatakan akan tidur dengan seorang pria sesekali dalam seminggu?

Catherine menggelengkan kepalanya. "No, no, aku tidak bisa membayangkannya dengan begitu mudah seperti apa yang kau katakan, There!" sanggahnya. Wanita ini bahkan menyilangkan kedua tangannya.

"Lalu, apa kau mau terus hidup dalam kemiskinan seperti sekarang?" tanya Theresia, sahabat yang sejak tadi duduk berhadapan dengan Catherine. 

"Tidak, sih. Tapi, aku belum pernah melakukannya dengan pria manapun. Jadi, aku takut kalau aku akan mengecewakan orang itu," balas Catherine. 

Theresia kemudian memegang pundak sahabatnya. "Kau dengarkan aku baik-baik, Cath. Kalau kau mau mundur sekarang masih bisa, tapi memangnya di mana kau akan mencari uang untuk bisa membiayai pengobatan ibumu? Mau berhenti kuliah dan bekerja? Butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa melunasi semua tagihan rumah sakit ibumu, Cath!" paparnya.

Catherine tertegun mendengar apa yang dikatakan oleh Theresia. Semua yang dikatakan oleh wanita itu sama sekali tidak ada yang salah.

Dia yang harus menanggung penderitaan kemiskinan karena ditinggal oleh sosok ayahnya menikah lagi dengan wanita lain, dia yang harus merasakan kesepian di setiap malamnya karena sang ibu yang terbaring di rumah sakit, lalu dia yang harus merasakan semua malam-malam ini sendirian tanpa adanya orang yang disayangi olehnya.

Catherine harus bisa membayar biaya rumah sakit ibunya. Dia sama sekali tidak memiliki cukup uang untuk bisa memastikan kalau biaya pengobatan sang ibu akan segera dilunasi.

"Baiklah, kalau begitu aku terima tawaranmu untuk menjadi seorang sugar baby, There!" sahut Catherine sedikit lemas.

Theresia bersorak dalam hatinya. 

Setidaknya untuk sekarang dia akan aman dan tidak boleh memikirkan bagaimana Catherine akan mendapatkan uang untuk membayar biaya rumah sakit.

***

Ruangan yang dipenuhi dengan asap rokok ini membuat seorang wanita sempat maju mundur ketika dia harus masuk ke sana.

Dari sorot matanya tampak keragu-raguan yang begitu jelas. Sangat jelas sampai rasanya wanita ini enggan untuk melangkah lagi.

"Kenapa kau mundur saat kau sudah masuk?" tanya sebuah suara yang memiliki karakter yang khas sehingga bisa membuat seseorang tenggelam ke dalamnya.

Catherine tampak begitu takut.

Sebenarnya dia apakah sekarang harus cepat-cepat kabur atau harus menghadapi kenyataan dan dia harus merelakan keperawanannya pada seorang pria?

Suara pria ini tidak terdengar.

Di ruangan yang dipenuhi dengan asap rokok dan juga tawa beberapa orang pria lainnya, sempat membuat napas wanita ini tersengal-sengal.

"Jadi kau yang bernama Catherine?" tanya pria itu dengan sorot mata yang begitu tajam sehingga membuat Catherine seakan sedang ditelusuk sekarang.

Catherine menganggukkan kepalanya. "B-benar," sahutnya ragu.

Pria dengan sorot mata yang tajam itu kemudian memberikan aba-aba pada beberapa orang temannya untuk segera keluar.

Catherine bisa merasakan dengan jelas bagaimana kekecewaan yang begitu tampak secara nyata di hadapannya ketika para pria itu melangkah sambil mengomel.

"Mendekatlah!" suruh pria itu dengan nada bicaranya yang terdengar sedikit penuh penekanan.

Wanita yang sedang ketakutan itu kemudian melangkah beberapa kali untuk bisa dekat dengan pria yang sejak tadi auranya terasa begitu menyeramkan itu.

Pria itu kemudian melihat bagaimana wajah Catherine.

Dia menelan salivanya beberapa kali karena sangat tahu dengan jelas bahwa Catherine adalah sosok seorang wanita idaman yang sangat tepat untuk dijadikan pelampiasan malam ini.

"Kau, apa kau masih perawan?" tanya pria yang tatapannya begitu mendominasi sehingga dengan cepat Catherine langsung menganggukkan kepalanya. 

"Benar, Tuan," sahutnya terbata.

Wanita itu kemudian maju dengan wajah yang tertunduk.

Pria itu mengangkat dagu Catherine. Aroma napasnya berbau alkohol terasa begitu jelas sehingga membuat perut wanita cantik itu terasa begitu mual.

Saat ini dia sedang merutuki temannya yang membuat dia harus benar-benar menjadi seseorang yang tidak pernah diinginkan olehnya sebelumnya.

Memangnya siapa wanita di dunia ini yang mau menjadi seorang wanita penghibur?

Pasti tidak ada, kan?

Apalagi kalau tujuannya adalah untuk menyelamatkan nyawa sang ibu dan membayar semua biaya rumah sakit.

Saat ini Catherine benar-benar ingin berlari dan keluar dari tempat di mana aroma alkohol yang menyeruak membuat seluruh urat tubuhnya terasa menegang.

"Kau sangat cantik!" Pria itu kembali mengangkat dagu Catherine dan memandangnya dengan tatapan tajam.

Catherine tahu dengan jelas kalau saat ini pria yang sedang berdiri di hadapannya dalam kondisi mabuk yang pasti akan sangat menyesali apa yang dilakukan olehnya kalau dia sadar besok.

Wanita ini kemudian menggelengkan kepalanya. "Tuan, saya sudah menyerahkan diri saya pada anda malam ini. Jadi, setelah malam ini saya akan menjadi pelayan anda dan akan selalu memberikan sesuatu yang anda butuhkan."

Pria itu kemudian tertawa dengan lebar. "Apa saat ini kau sedang memberikan ceramah pada seorang Markus Hans?" 

Catherine menggelengkan kepalanya. "Tidak sama sekali, Tuan. Justru saya sangat takut pada anda," sahutnya takut.

"Lalu kau kira dengan mengatakan semua itu akan membuatku bisa memperlakukanmu dengan baik? Hey, sekarang kau dengar baik-baik apa itu tugas dari seorang wanita sampingan sepertimu!" 

"Kau tidak akan pernah mendapatkan cinta dariku karena kau hanya dipergunakan bagian tubuhnya! Lalu, kau jangan pernah mengharapkan status apa pun untuk muncul di permukaan karena wanita sepertimu tidak layak untuk mendapatkan hal itu."

"Kau hanyalah seorang wanita yang akan menjadi sugar baby yang bisa aku manjakan untuk melepas penat. Paham?" Pria bernama Markus itu kemudian menatap tajam ke arah Catherine.

Hal ini membuatnya merasa kalau seluruh tulangnya rontok dan sekarang dia tidak memiliki kesempatan untuk kabur lagi.

Dia benar-benar sangat sial karena sepertinya uang sudah membeli segalanya karena saat ini bahkan pria itu sudah mendorong dirinya hingga terjatuh di atas sebuah sofa.

"Malam ini keperawananmu akan menjadi santapanku!" bisik Markus Hans yang membuat napas Catherine terasa tersengal.

****

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status