Share

Wajah Aneh Bayu

Penulis: Salwa Maulidya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-13 23:03:45

“Siapa dia, Jihan?” tanya Bayu ketika dirinya tiba di rumah Jihan.

Jihan menghela napas perlahan, lalu menjawab dengan nada hati-hati, seolah memilih kata yang tepat agar tidak menimbulkan salah paham.

“Um … Mas Kaivan dan Irana, mereka adik-kakak, dan Irana adalah salah satu pegawai di kantor Mas Bayu. Saya mengenal mereka karena Mas Kaivan adalah kating saya di kampus, dan Irana teman kuliah saya, tapi beda jurusan.”

Bayu terdiam mendengar penjelasan itu. Sorot matanya tampak menelaah setiap kata yang keluar dari bibir Jihan, seolah mencoba mencari celah ketidakjujuran. Tapi wajah Jihan bersih dari keraguan. Sungguh-sungguh. Jujur. Dan itu justru membuat dadanya terasa berat.

Ia kemudian menoleh ke arah tahu gejrot yang ditaruh Jihan di atas meja tamu kecil. Bungkusnya masih hangat, aroma bawang goreng dan kuah pedas manisnya menguar samar di udara.

“Saya tidak sengaja melihat tahu di pinggir jalan saat pulang. Jadi teringat kamu dan membelinya,” ucap Bayu menjelaskan, nadanya sedik
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terpaksa Menjadi Ibu Pengganti CEO Arogan   Hanya Tinggal Menunggu Bom Waktu Meledak

    Waktu sudah menunjuk angka delapan malam. Jihan duduk di kursi rotan, mengenakan sweater tipis dan menatap jalanan sepi di depan rumah. Sejak menerima pesan dari Bayu sore tadi, hatinya sedikit gelisah.Setiap suara mobil yang melintas membuatnya menoleh. Sampai akhirnya, suara mesin mobil yang dikenalnya berhenti tepat di depan pagar.Jihan berdiri. Bayu turun dari mobil, mengenakan kemeja hitam dan celana bahan gelap. Wajahnya tampak letih, namun matanya tetap menatap Jihan dengan ketegasan yang tak pernah berubah.“Maaf membuatmu menunggu,” ucap Bayu ketika sampai di depan pintu.Jihan membuka gerbang kecil, mempersilakannya masuk. “Tidak apa-apa. Aku memang belum bisa tidur,” ucapnya dengan senyum tipis di bibirnya.Mereka duduk berdua di teras. Untuk beberapa saat, tak satu pun dari mereka bicara. Hanya suara jangkrik dan angin malam yang menjadi pengisi sunyi.Sampai akhirnya, Bayu angkat bicara.“A

  • Terpaksa Menjadi Ibu Pengganti CEO Arogan   Ada yang Ingin Bayu Bicarakan

    Langit mulai mendung ketika Bayu tiba di pelataran Hotel Skypark, sebuah penginapan mewah yang hanya dihuni kalangan atas. Namun bagi Bayu, kemewahan itu kini hanya tampak seperti sarang busuk yang menyembunyikan aib.Sementara Rafi sudah menunggu di lobby hotel. Ia mengenakan hoodie dan topi, menyamar agar tak menarik perhatian. Begitu melihat Bayu, Rafi langsung mendekat.“Mereka masih di kamar 1605,” bisiknya. “Baru saja Dion turun sebentar ke minimarket dekat hotel. Sementara Mbak Nadya masih di atas. Saya sudah arahkan staf hotel untuk tidak mencatat keberadaan Dion. Mereka pikir dia tamu bayangan.”“Bagus,” jawab Bayu cepat. “Sekarang giliran kita ambil langkah,” ucapnya dengan suara tegasnya.Rafi menyerahkan sebuah alat kecil. “Ini perekam dan transmitter. Cukup tempelkan di dalam kamar, nanti kita bisa rekam semua percakapan mereka, bahkan dari mobil.”Bayu menyel

  • Terpaksa Menjadi Ibu Pengganti CEO Arogan   Tidak akan Membiarkan Jihan Sendirian

    Suara ketukan lembut di pintu depan membuat Jihan menoleh dari dapur. Ia sedang menyiapkan makan siang sederhana untuk Bastian, tumis tahu dan sup ayam hangat yang aromanya menenangkan.Tangannya masih menggenggam sendok kayu ketika suara Bastian terdengar dari ruang tengah.“Kak! Ada tamu!” teriak Bastian kepada sang kakak.Jihan berjalan perlahan. Saat matanya menangkap sosok pria tinggi berjas abu-abu itu berdiri di ambang pintu dengan kantong belanjaan di tangan, jantungnya langsung berdetak lebih cepat.“Mas Bayu?” gumamnya lirih. Matanya menatap Bayu dengan senyum tipis di bibirnya.Pria itu tersenyum hangat. “Hai.”“Aku kira Mas Bayu lagi sibuk...” Jihan mengerjap, mencoba menyembunyikan harunya.“Memang,” jawab Bayu sambil masuk. “Tapi aku lebih sibuk mikirin kamu akhir-akhir ini. Jadi, kuputuskan datang sekalian bawa makan siang.”Ia mengangkat kan

  • Terpaksa Menjadi Ibu Pengganti CEO Arogan   Pengawal di Rumah Jihan

    Pagi itu, Jihan membuka mata dengan rasa kantuk yang belum tuntas. Ia melirik ke arah jam dinding. Pukul enam lebih sepuluh.Matahari baru mulai menyembul di ufuk timur, menyinari tirai kamarnya yang belum sempat ditutup sepenuhnya tadi malam.Tapi ada sesuatu yang aneh.Ia merasa seperti diawasi. Bukan oleh Bastian, bukan juga oleh tetangga atau teman. Tapi oleh seseorang yang tidak ia kenal.Perasaan itu sudah muncul sejak semalam. Saat ia duduk di balkon belakang, memandangi langit malam dan mengelus perutnya, bulu kuduknya berdiri meski udara tidak dingin. Ia sempat menoleh ke belakang, tapi tidak melihat siapa pun.“Ah, mungkin cuma perasaanku saja,” bisiknya saat itu.Namun, pagi ini... perasaan itu kembali.Setelah mencuci muka dan mengganti pakaian tidur dengan daster longgar, Jihan berjalan pelan ke dapur. Ia membuka kulkas, mengambil sebotol susu, lalu duduk di meja makan kecil.Hening. Terlalu hening, bah

  • Terpaksa Menjadi Ibu Pengganti CEO Arogan   Khawatirkan saja Dirimu

    Pagi itu, suasana rumah besar milik Bayu masih terasa lengang. Nadya belum turun dari kamar, mungkin masih pura-pura tidur atau sedang menyusun kebohongan baru untuk menutupi kegugupannya semalam.Bayu sendiri sudah bangun sejak fajar, duduk di meja kerja dengan laptop terbuka dan secangkir kopi hitam di sampingnya.Di layar, panggilan video dari seseorang menyala.“Pak Bayu,” sapa pria berkacamata di seberang layar. “Saya sudah membaca semua dokumen dan bukti yang Anda kirimkan. Termasuk rekaman suara dan catatan transaksi kartu kredit atas nama Ny. Nadya.”Bayu mengangguk. “Bagaimana menurut Anda, Pak Fahmi?”“Jelas ada indikasi penggelapan dana dalam rumah tangga, juga perselingkuhan. Bila Anda ingin melayangkan gugatan cerai dan membawa ini ke ranah hukum, kita bisa menyiapkan dokumen secepatnya.”“Tapi saya belum akan bertindak sekarang,” jawab Bayu tenang. “Saya ingin semuanya siap rapi. Saat saya menjatuhkan ini ke meja pengadilan, tidak akan ada satu pun celah bagi dia untuk m

  • Terpaksa Menjadi Ibu Pengganti CEO Arogan   Rencana yang Tengah Disusun

    Nadya melirik jam tangannya. Sudah lewat pukul sembilan malam, namun Bayu belum pulang. Ia duduk sendirian di sofa ruang keluarga, jari-jarinya menari-nari gelisah di atas ponsel.Sejak pagi, sikap Bayu terasa berbeda. Lebih diam. Lebih hati-hati. Bukan lagi seperti pria yang bisa ia kendalikan semudah membalikkan telapak tangan.Matanya menyipit saat mengingat kejadian sore tadi—Bayu pulang lebih cepat dari biasanya, masuk kamar kerja tanpa menyapa, lalu langsung ke kamar tidur tanpa berkata apa-apa. Ia tahu, Bayu menyembunyikan sesuatu. Dan itu membuat Nadya tak bisa tenang.Ia mengetik pesan cepat pada seseorang di kontak bernama Dion.“Kita harus bicara. Sekarang.”Balasan datang cepat.“Kamu di rumah?”“Iya. Datang sekarang. Bawa laptopmu.”Nadya bangkit, merapikan rambutnya di depan cermin. Ia menyemprotkan sedikit parfum dan mengganti bajunya dengan kemeja putih tipis dan celana panjang hitam—gaya santai tapi tetap elegan.Ia tidak mau terlihat lengah, bahkan di depan Dion, pri

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status