Masih pada bacaa? Aku lemas nihh krn komennya sepiii
Kedua orang di kamar itu kompak menoleh saat Ayana membuka pintu.โAyana ....โ Bas memanggil lirih.Matanya dan Ayana sempat saling pandang beberapa detik sebelum istri kecilnya itu membalikkan badan lalu membanting pintu.Ayana berlari keluar rumah, tangisnya pecah. Baru kemarin Pak Bas mengusirnya dari kamar, menolak ditemani dan disuapinya, tapi perempuan itu, siapa dia? Kenapa Pak Bas bisa dengan mudah menerimanya?โAyana mau ke mana?โYudis yang sedang membersihkan mobil langsung melempar kanebo di tangan, begitu melihat ada yang tak beres dengan istri Tuannya.Gegas ia mengejar Ayana. โMinggir Yudis, aku mau lewat!โ seru Ayana ketika tubuh tinggi laki-laki itu menghadang di depannya.โJangan pergi lagi Ayana, semua mengkhawatirkanmu.โโBohong!โAyana berusaha melewati Yudis, namun cekalan tangan Yudis menahannya.โYudis!!!โ Sebuah teriakan membuat Yudis dan Ayana menoleh.โBerani kau sentuh lagi istriku?โ Bas melangkah dengan cepat dan beringas ke arah mereka. Cepat-cepat Yudis
โKondisi vital pasien semakin melemah, Pak. Hanya keajaiban Allah yang bisa menyelamatkan. Silakan Bapak masuk untuk mentalqin Ibu.โKalimat dokter barusan membuat Bas tercekat. โIstri saya pasti bisa selamat, Dok. Lakukan apa saja yang bisa menyematkannya, Dok! Tolong!โ Bas mengguncang bahu dokter yang sudah dikenalnya cukup baik itu.โMaafkan saya, Pak, hidup mati di tangan Allah.โโTolong, Dok, tolong!โ Kali ini Bas menggenggam erat tangan sang dokter.Ayana mengusap-usap punggung suaminya, mencoba menenangkannya. โAyo Pak, kita temui ibu mumpung masih ada waktu.โIa membimbing Bas masuk ke dalam kamar Amanda.โSayang, bangun Sayang, kita harus membesarkan anak kita bersama!โ Bulir bening mulai membasahi pipi Bas yang menggenggam erat tangan sang istri.โPak, bisikkan kalimat tauhid di telinga ibu, Laailahaillallahโฆโ Ayana mengingatkan.Sudah dua kali ia berada di sisi orang yang sedang menghadapi sakratul maut, yaitu saat meninggal kakek dan ayahnya. Saat itu, selain ia dan ibunya,
Dengan waktu tempuh sekitar dua jam, akhirnya taksi yang ditumpangi Bas dan Ayana tiba di rumah sakit. โPak, kita sudah sampai.โ Ayana berbisik di telinga Bas. Suaminya itu memang sempat tertidur di tengah perjalanan tadi, selepas dokter kandungan meneleponnya dan mengatakan akan melakukan tindakan operasi demi menyelamatkan ibu dan bayi. Bas menurut, apapun yang menurut dokter terbaik, ia pasrah. โBapak, kita sudah sampai!โ ulang Ayana sambil menepuk pelan pipi Bas. โHah, sudah sampai di mana kita, Ayana?โ Bas membelalakkan matanya.โRumah Sakit, Pak.โSuami tampannya itu tiba-tiba terlonjak, segera turun dari taxi. Yudis yang kebetulan tengah berada di lokasi parkir menghampiri tuannya.โMana istriku, Yudis?โ Bas mengguncang pundak Yudis.โIbu sudah melahirkan, Tuan.โโIstriku โฆ baik-baik saja, kan?โโBaik Tuan, hanya masih lemas dan belum bisa bangun dari tempat tidur. Saya mau pulang ambil beberapa pakaian Ibu.โโAlhamdulillah." Bas mengusap wajah dengan kedua tangannya, lalu m
Pukul lima pagi lebih sedikit. Di luar masih gelap, tapi suara musik yang membangkitkan semangat sudah terdengar. Agenda rombongan piknik hari ini adalah senam pagi.Bas mengulurkan tangan pada Ayana yang baru saja selesai mengikat tali sepatutnya. โAyo!โPasangan yang keluar kamar sambil bergandengan tangan itu, menjadi sorotan.โSuit-suit couple of the year udah keluar kamar tuuuh!โ kata salah seorang yang sudah berada di pekarangan hotel semenjak tadi disambut sorak sorai yang lain.โWah Ayana pagi-pagi udah keramas aja. Ngga dingin Ay!โ goda seorang yang lain, gatel pengen komen melihat rambut Ayana yang basah.โNamanya juga pengantin baru, kalo perlu sehari tiga kali keramas juga dijabanin!โSemuanya tekekeh. Kecuali Stella tentu saja, yang memandang dua sejoli itu dengan tatapan penuh dengki.Ayana tersenyum canggung, apalagi Bas tiba-tiba mencium pucuk kepalanya di depan orang-orang. โAaaaakkk." Karyawan cewek pada histeris, uwuw sekali, begitu menurut mereka.โNgga usah lebay,
โCiye Ayana, ciyeee โฆโ Office boy dan office girl yang turut serta piknik dan duduk di bagian belakang bus menyoraki Ayana ketika gadis itu nampak berjalan bersama bos mereka. Ayana hanya melambaikan tangan sambil tersenyum. Tak terlalu lama Ayana mengenal teman-teman OB nya itu. Ia hanya bekerja sehari sebagai Office Girl di kantor Bas setelah itu alih profesi menjadi perawat Amanda. Tapi ada satu dua orang yang ia kenal cukup baik, karena selepas keluar dari kantor Bas, mereka masih saling bertukar kabar lewat chat WA.โMaaf, Pak, saya hanya menuruti perintah Ibu Amanda,โ ucap Ayana ketika ia dan Bas telah duduk di bus. Ia merasa tak enak hati, takut kehadirannya tak diharapkan Bas.โTak apa, aku senang kau ikut, aku merasa lebih aman bersamamu.โBas risih terus-terusan didekati Stella, tapi mau bicara jujur pada Stellapun ia tak tega. Dengan adanya Ayana, pasti Stella jadi tau diri, tak akan pedekate lagi pada Bas, begitu pikirnya.โIh, Bapak, emang saya satpam!โ protes Ayana.Bas m
โHmmโฆ Harum sekali ....โ ucap Bas begitu menginjakkan kaki ke ruang makan. Di sana kedua istrinya sudah berkumpul mempersiapkan sarapan. Ayana memasak sementara Amanda menata meja makan sambil duduk di kursi rodanya.โAyana masak nasi goreng kemangi Bas,โ jawab Amanda yang lalu mendapat satu kecupan Bas di keningnya.โOh, ya?โ Bas lalu beralih menuju dapur di mana Ayana sedang berdiri di depan kompor, mengaduk nasi dengan spatula di atas wajan.โKelihatannya enak.โAyana menoleh ketika Bas mengecup pipinya. Semenjak kedatangan Bu Ratih, memang sikap Bas sedikit demi sedikit mulai mencair terhadapnya. Pasti Bu Ratih memberi nasihat yang banyak pada anak lelaki semata wayangnya itu, tebak Ayana.Mencium kedua istrinya adalah rutinitas Bas setiap pagi sebelum berangkat kantor dan sore sepulang kerja. Tanpa perlu disuruh Amanda lagi, Bas akan memberikannya juga untuk Ayana. Terkesan tulus, tak lagi terpaksa seperti sebelumnya.Bas juga tak lagi menjadikan kehamilan Amanda sebagai alasan un