Share

Pertemuan

Author: satyacnr
last update Last Updated: 2023-07-26 22:23:19

Setelah pekerjaannya selesai hari ini, Leo sengaja untuk tidak langsung pulang ke rumah karena sang empu ingin berkunjung ke rumah Kenan sebentar terlebih dahulu. Berhubung jika pria itu tidak bisa ia ajak bertemu di luar kali ini lantaran anaknya sedang sakit, maka Leo lah yang memutuskan untuk datang ke sana sekaligus menjenguk putri Kenan.

Saat baru saja tiba di sana, ia melihat halaman rumah sahabatnya itu sudah penuh dengan 2 mobil di dalamnya yang membuat Leo mau tak mau harus memarkirkan mobilnya di depan rumah Kenan. Tidak biasanya rumah Kenan kedatangan tamu seperti ini tanpa ia memberitahu terlebih dahulu, padahal Kenan juga tahu jika dirinya akan datang berkunjung sore ini.

"Di dalem ada tamu ya, Pak?" tanya Leo pada seorang satpam di rumah Kenan itu.

"Iya, Pak. Ada adik sepupunya nyonya. Tadi tuan bilang kalau Pak Leo dateng disuruh langsung masuk saja," jawab beliau.

"Oh iya, Pak. Terima kasih."

"Sama-sama, Pak."

Langkah Leo kembali berjalan menuju ke pintu utama rumah itu. Ternyata tamu yang datang kali ini adalah adik sepupu dari Fira, istrinya Kenan. Pantas saja Kenan tak memberitahu padanya lebih dulu, mungkin karena bukan tamu formal.

Setelah menekan tombol bel rumah sebanyak 2 kali, Leo menunggu tepat di depan pintu sana sembari melihat ke arah sekeliling rumah itu. Suasana yang ada di halaman hingga ke taman rumahnya sedikit mengalami perubahan dari terakhir kali ia datang ke sana, mungkin sekitar 3 bbulan yang lalu.

"Iya sebentar."

Suara pintu terdengar jelas saat baru saja dibuka seseorang dari dalam membuat Leo kembali memalingkan wajahnya ke arah depan.

"Mau cari siapa?"

"Oh-Kenan, dia di rumah?"

Tiba-tiba saja Leo mendadak salah fokus setelah melihat siapakah yang membukakan pintunya barusan. Wajah asing dan tak pernah ia lihat sama sekali sebelumnya.

"Ada, dia masih mandi. Tapi kalau mau masuk, tunggu sebentar."

Perempuan itu langsung berbalik badan dan kembali masuk ke dalam meninggalkan Leo sendiri yang masih ada di depan pintu rumah. Ia sengaja untuk tidak mempersilahkannya masuk dan duduk di sofa ruang tamu sebelum meminta izin kepada sang tuan rumahnya lebih dulu.

Sampai tak lama kemudian terlihat Fira datang menghampiri Leo yang masih setia berdiri di depan pintu karena memang belum dipersilahkan masuk dan duduk di sofa ruang tamu. Ia disambut hangat oleh istri sahabatnya itu dan langsung menitahnya duduk selagi menunggu Kenan yang masih belum selesai mandi.

"Kenapa repot-repot," Fira menerima sebuah parsel buah yang dibawa Leo untuk putrinya.

"Bukan masalah."

"Kalau gitu tunggu sebentar ya, biar aku panggilkan Kenan lagi sekarang."

Leo menganggukkan kepalanya dan membiarkan Fira pergi meninggalkan ruang tamu sana.

Selagi menunggu sang tuan rumah datang menemuinya, Leo memutuskan duduk di sofa ruang tamu sana dengan mengedarkan pandangannya ke sekeliling arah rumah Kenan saat ini.

"Maaf cuman adanya teh."

Sang empu langsung teralihkan pandangannya ke seorang gadis yang saat ini ada di depannya tengah menyuguhkan segelas teh hangat untuknya.

"Terima kasih."

Perempuan itu tak menjawab selain anggukan kepalanya dan langsung pergi meninggalkan Leo sendirian lagi. Ini pertama kalinya ia melihat perempuan itu setelah sekian lama mengenal istri Kenan beberapa tahun lalu.

Mengetahui sikap cuek dan acuh tak acuh padanya itu sempat membuat Leo tertarik. Tertarik untuk mengetahui alasan mengapa sang empu bisa bersikap secuek itu di saat Leo yang tak pernah mendapatkan sikap demikian dari wanita manapun meski baru mengenalnya pertama kali.

Sedikit narsistik, namun memang begitulah adanya.

"Woi, sorry banget gue baru kelar mandi."

Tak lama kemudian tiba-tiba suara Kenan yang terdengar dari dalam rumah membuat Leo menoleh cepat.

"Santai."

"Lo udah makan belum? Makan bareng sekalian yuk, istri gue udah masak banyak hari ini karena tau lo bakal dateng."

"Ngapain lo bilang sih? Ngerepotin aja."

"Dih gaya lo, kayak sama siapa aja. Ayo buru makan, mumpung anak gue udah tidur."

Kenan menarik tangan Leo paksa agar bisa segera bangkit dari duduknya dan ikut menuju ke ruang makan. Pria itu memang sudah tak pernah mengenal jaim atau canggung sama sekali untuk mengajak dan menjadikan Leo sebagai tamu yang berharga walaupun sahabatnya sendiri.

"Sayang, kita makan sekarang ya?"

"Oh iya ayo ayo. Aku siapin piring sama nasinya dulu. Kalian duduk dulu aja."

Fira langsung bergegas menyuguhkan semua perlengkapan makan bersama mereka selagi kedua pria itu menunggu.

"Si Ica gak diajak makan juga? Lagian Fina udah tidur kan."

"Iya habis ini aku panggil dia buat makan bareng."

Setelah semuanya telah siap dan tinggal disantap, kini ganti Fira yang memanggil adik sepupunya itu lebih dulu agar bisa bergabung makan bersama mereka sekarang. Sedangkan Kenan dan juga Leo memang sengaja untuk tidak mendahului di saat kedua perempuan itu belum tiba.

"Ngomong-ngomong gimana kondisi anak lo sekarang? Kenapa nggak dirawat di rumah sakit aja?" tanya Leo memecah kebisuan di antara mereka.

"Dia udah lebih baik kok sekarang. Kemarin udah gue bawa ke rumah sakit, kata dokter dia cuman demam dan dikasih obat-obatan aja sama disuruh istirahat dulu."

"Terus kalau lo sendiri gimana?" tanya Kenan balik.

"Gue? Gimana apanya?"

"Ck, masalah waktu itu."

"Gak deh, gue kurang cocok sama dia."

"Tapi belum juga dicoba-"

"Emang lo kira apaan buat coba-coba? Gue rasa emang bukan dia aja. Dan lebih baik mulai sekarang lo stop aja deh cariin gue kenalan lagi. Males banget ladeninnya."

Kenan menghela napas panjang dengan menatap lekat ke arah Leo. Memang seharusnya ia tak berharap banyak pada sahabatnya itu, karena ia tahu betul jika sang empu sangat sulit untuk dibuat luluh jika soal asmara.

"Terus sekarang rencana lo apa? Bakal nerima perjodohan yang dirancang sama orang tua lo?"

Leo tak menjawab selain hanya kedikan kedua bahunya itu sebagai respon.

"Nggak usah deh, Kak. Gue belum laper."

Mendengar suara yang berasal dari arah belakang membuat Leo serta Kenan menoleh bersamaan. Mereka mendapati Fira tengah menarik tangan adik sepupunya itu agar bisa turut bergabung makan bersama mereka.

"Jangan kebiasaan nunda makan mulu. Nanti sakit baru tau rasa lo," ancam Fira yang tak lagi digubris olehnya setelah itu.

"Iya nih si Ica, kebiasaan banget susah makan. Udah tau punya maag, masih aja lalai," imbuh Kenan kemudian.

"Tuh dengerin."

"Iya iya. Kalian berdua kenapa makin bawel aja? Perasaan tahun lalu nggak kayak gini deh."

"Mangkanya jangan tinggal di negeri orang mulu. Ketinggalan banyak hal dan berita lo di sini."

Melihat interaksi dan juga percakapan dari mereka membuat Leo gagal fokus dan tanpa sadar mengamati perempuan asing itu sejak tadi. Tampaknya sang empu berusia jauh di bawahnya karena terlihat sangat muda. Pantas saja jika lebih banyak membantah dan suka mengomel seperti tadi.

"Woi, Le? Malah bengong."

Barulah setelah Kenan menyenggol lengannya membuat sang empu langsung tersadar dan mengalihkan pandangan ke lain arah.

"Kenalin dulu, ini adik sepupunya istri gue. Gue rasa ini pertama kalinya kalian ketemu kan?"

Leo menganggukkan kepalanya.

"Ca, cepetan salamin," peringat Fira karena adik sepupunya itu tak kunjung memberi Leo salam.

"Hallo, gue Clarissa," ucapnya sembari mengulurkan tangannya ke arah Leo.

"Gue? Gak sopan banget lo sama orang tua."

"Orang tua? Maksud lo gue?" jawab Leo cepat setelah mendengar kalimat Kenan barusan.

"Eh maksud gue bukan gitu- iya udah deh ini kenalin aja dulu," kata Kenan yang alih-alih takut Leo sensitif karena kalimatnya barusan.

Leo tersentak kaget ketika Kenan tiba-tiba menarik tangan kanannya paksa untuk dijabatkan pada Clarissa yang sudah lama menunggu.

"Leo."

Singkat padat dan jelas, begitulah tutur pria itu saat mengenalkan dirinya kepada Clarissa.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terpaksa Nikah   Kabar duka

    "Biar saya antar pulang, sekarang sudah larut malam, Sa.""Nggak usah, aku bisa pulang sendiri. Lagian juga rumahku nggak terlalu jauh dari sini," tolak Clarissa mentah-mentah atas tawaran yang diberikan oleh Leo barusan. "Tapi kamu-""Udah lah, Om. Aku bisa sendiri. Lagian Om juga lagi sakit kan? Mending tidur aja sekarang, daripada nganterin aku, aku udah bawa mobil sendiri," potong Clarissa cepat sebelum Leo menyelesaikan kalimatnya. "Kamu yakin?"Sang puan menganggukkan kepalanya cepat. "Ya sudah, kalau begitu hati-hati di jalan ya. Tolong kabari saya kalau sudah sampai di rumah." "Emang harus ya?""Harus, kalau tidak lebih baik saya yang antar." "Ck, iya iya nanti aku kabarin. Udah deh, aku pulang sekarang. Sana masuk aja." Ya, daripada Clarissa harus dibuntuti oleh Leo hingga sampai ke rumah, lebih baik ia menyetujui untuk memberikan kabar jika ia sudah tiba di rumah. "Saya tunggu kamu sampai keluar dulu, baru saya masuk." Tak ada pilihan lagi, Clarissa juga tak berniat

  • Terpaksa Nikah   Makan Malam

    Setibanya di rumah Leo, Clarissa menghentikan mobil di teras rumah setelah dibukakan pintu gerbang oleh Pak Damar sebagai satpam di kediaman keluarga Adinata itu. Segera ia bergegas turun lebih dulu dan membantu pria itu keluar dari sana. Tanpa ia sadari jika perlakuannya saat ini terhadap Leo begitu kentara perbedaannya dari biasanya karena ia terlalu khawatir dengan kondisinya. "Saya hanya sedikit pusing saja, Sa." "Ya emang salah kalau aku cuman mau bantuin?" tanya Clarissa balik. "Saya hanya takut salah paham untuk menilai tindakanmu ini."Clarissa sendiri menghela napas panjang dan menutup pintu mobil setelah Leo keluar dari sana. "Terserah, aku cuman mau bantuin. Yang jelas sekarang cepetan istirahat dan jangan lakuin aktivitas apa-apa lagi." Pria itu tersenyum tipis karena mengetahui tingkah Clarissa yang begitu peduli terhadapnya. Meskipun tak diucapkan olehnya secara gamblang, tetap begitu jelas baginya. "Tunggu.""Apa lagi?""Mana?" Sang puan mengerutkan dahinya bingu

  • Terpaksa Nikah   Menjelang hari H

    Setelah melewati serangkaian proses hukum yang berlaku, Hani dinyatakan bersalah. Dan ia mendapatkan sanksi berupa kurungan penjara sesuai kurun waktu yang sudah ditetapkan berdasarkan kesalahan yang diperbuat. Tentu saja Leo merasa puas dan juga lega karena perempuan itu mendapatkan hukuman yang setimpal atas perbuatannya yang nyaris mencelakai Clarissa. Setidaknya dalam beberapa tahun ke depan hidupnya akan tenang karena tak ada lagi siapapun yang mengusik hidupnya dan juga Clarissa. "Kenapa lo tega banget biarin dia di penjara sih, Kak?" "Tega? Setelah perbuatan dia yang nyaris melukai Clarissa lo bilang gue tega? Harusnya gue yang tanya sama lo, kenapa lo selalu bela dia dari dulu, hah?" "Gue gak belain dia. Gue cuman kasihan, dari dulu dia selalu-""Selalu apa? Selalu pengen dapet perhatian dari lo kan? Udah lah, gue muak denger alasan apapun dari lo. Jangan bahas dia lagi di depan gue, karena gue gak peduli." William menghela napas berat. Leo memang susah sekali untuk memaafk

  • Terpaksa Nikah   Keseriusan Leo

    Clarissa tak tahu apa yang sebenarnya dipikirkan oleh Leo sampai ia bisa berpikiran seperti itu. Padahal tak ada sekalipun niatnya untuk berpikir sejauh yang pria itu duga. Apalagi dengan calon adik iparnya sendiri. Ia tak serendah dan semudah itu. Bahkan sejak pertama kali pertemuan dan perkenalannya dengan William, Leo selalu over protect dan sinis setiap kali ia berbicara atau sekedar menyapanya saja waktu sang empu menjenguk Liam setelah mengalami kecelakaan beberapa waktu lalu. Awalnya ia pikir Leo memang sifat yang mudah cemburu, namun semakin diperhatikan ternyata ada sesuatu yang sedang ditutupi olehnya, mungkin. "Kamu pulang aja kalau ngantuk. Istirahat di rumah, biar besok interview nya maksimal." Leo tahu jika Clarissa sudah sangat lelah karena sudah menemaninya di rumah sakit sejak tadi siang hingga menjelang malam seperti ini. Padahal pria itu sudah melarangnya untuk sering datang karena tak ingin membuatnya kerepotan dan kelelahan, namun Clarissa sendiri tetap bersike

  • Terpaksa Nikah   Janji?

    Clarissa jadi banyak perbedaan di mata Leo sejak perempuan itu menyatakan persetujuannya kemarin lusa untuk bisa menerima lamarannya. Iya, dia jadi lebih perhatian dan tak segan membantu apa saja yang dibutuhkan juga diinginkan oleh Leo saat berada di rumah sakit. Ia juga selalu rutin menjenguknya di sana setiap hari meskipun tak sampai menginap. Namun hal itu saja sudah membuat Leo senang karena sangat dipedulikan olehnya. Bahkan tanpa harus dipaksa atau dikode sama sekali, Clarissa sudah berinisiatif melakukan semua hal yang dulu selalu ia tolak mentah-mentah. Yaitu peduli dan selalu menanyakan bagaimana kabarnya terhadap Leo lebih dulu. "Besok aku ada interview pagi, jadi kalau belum sempet ke sini gak usah nyariin." "Interview? Kamu yakin?" "Kenapa tanyanya begitu? Ya yakin lah, aku pengen kerja. Pengen punya kesibukan dan hasilin uang sendiri.""Maksud saya yakin kamu interview? Atau mau langsung diterima jadi karyawan tetap? Biar saya yang atur semuanya untuk kamu." "Nggak

  • Terpaksa Nikah   Keputusan

    Clarissa tertunduk beberapa waktu, tangannya merogoh ke dalam tas untuk mengambil sesuatu dari dalam sana. Dan ia membuka sebuah kotak beludru berwarna merah pekat itu guna mengambil cincin permata indah yang ia simpan sejak kemarin untuk disematkan sendiri pada jari manis di tangan kirinya. Tanpa kata apapun, ia mengangkat tangannya untuk ditunjukkan pada Leo yang sejak tadi sudah melihat perbuatannya itu. "Sa, itu-" "Iya, aku setuju. Ayo kita menikah," selat Clarissa dengan tegas dan yakin saat mengucapkan kalimatnya. Tentu saja Leo terkejut dengan sikap perempuan itu yang tiba-tiba. Padahal kemarin ia sudah menolak dengan percuma, namun sekarang malah sebaliknya dengan inisiatif sendiri sebelum Leo kembali beraksi. "Kamu serius? Kamu tidak bercanda kan?" tanya pria itu masih belum percaya. "Nggak. Bukannya dari awal aku emang setuju untuk menikah sama om? Dan ini bakal aku anggap sebagai cincin lamaran kita."Leo mulai menerbitkan senyuman manis di wajah pucatnya itu. Ia begit

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status