Share

Bab 8. Tanya saja calon menantu mana

"Briyan hari ini tolong temani mamah ke mall yah" tanya Pamela setelah mereka selesai sarapan pagi.

"Oke mah, tapi mamah janji tidak akan lama yah ?" Ancam Briyan. Karena dia paham jika Pamela berbelanja, pasti butuh waktu lama. Padahal ia sangat malas menginjakkan kaki di mall

"Mamah gak bisa janji, yang berbelanja bukan hanya mamah, tapi Ayrin juga ikut"

"Nah kalau mamah perginya dengan dia ? Kenapa aku harus ikut ? Kan mamah uda ada teman"

"Ow iya....mamah lupa kalau siang ini ada pertemuan dengan ibu-ibu arisan. Mamah minta tolong temani Ayrin ya sayang ?" Pamela sengaja membuat alasan, ia ingin mendekatkan Briyan dan Ayrin.

"Hm.. baiklah" Briyan terpaksa mengikuti permintaan Pamela.

"Sayang selesai ini, kamu siap-siap yah ? Biar Briyan yang menemani kamu, ambil saja mana yang kamu suka, nanti mamah kasi kamu kartu kredit." Ucap Pamela kepada Ayrin yang duduk di kursi tepat di sampingnya.

Sudah satu jam Pamela dan Ayrin menunggu Briyan di ruang tamu, namun pria tampan itu belum juga keluar dari kamarnya, akhirnya Pamela melangkah menuju kamar Briyan. "Lama banget sih " ucap Pamela saat membuka pintu dan melihat Reyhan sedang berbicara dengan seseorang melalui ponsel.

"Saya tutup dulu ya, nanti kita sambung lagu" Briyan menutup teleponnya saat melihat Pamela menatapnya dengan tajam.

"Jangan marah mama sayang" Briyan memang selalu pintar dalam menggoda Pamela.

"Sana cepat, Ayrin sudah lama menunggu kamu"

...........

Di perjalanan Ayrin dan Briyan tidak saling bicara, Briyan sibuk dengan stir mobilnya, sedangkan Zeira sibuk melihat ke indahan bangunan besar yang ada di pusat kota.

"Kita sudah sampai, ayo turun" ajak Briyan sambil membuka pintu mobilnya.

"Mas kita mau ke mana ?" Tanya Ayrin yang bingung. Ini pertama kalinya ia menginjakkan kaki di mall.

"Ya cari baju untuk kamu" jawab Briyan dengan wajah dingin.

"Tapi mas aku gak bisa naik itu" tangan Ayrin menunjuk Eskalator.

"Aduh, kita belanja di tempat lain saja" Briyan sudah mulai tidak nyaman, walaupun ia sudah mengenakan jaket dan topi, tetapi beberapa orang tetap saja mengenalnya. Maklum secara dia seorang CEO tampan yang sering masuk di televisi dan majalah. Tentu saja memiliki banyak fans.

Ayrin mengikuti Briyan dari belakang, gadis mungil itu tidak dapat menyeimbangkan langkahnya dengan Briyan yang jauh lebih tinggi dari dia.

"Mas tunggu aku" panggil Ayrin saat ia sudah semakin jauh tertinggal 

Mereka kembali masuk ke dalam mobil, dan Reyhan melajukan mobilnya ke toko langganan ibunya Pamela.

Ayrin merasa gugup saat melihat harga pakaian di toko ini, ia bahkan susah untuk menelan salivanya. Ia hanya menbolak-balik pakaian yang tergantung rapi.

"Kenapa hanya di bolak-balik, ambil saja mana yang kamu suka" ucap Briyan tiba-tiba dari arah pungguh Ayrin.

"Mas apa gak ada toko lain ?" Tanya Ayrin.

"Toko lain banyak, tapi mama selalu belanja di sini. Kenapa kamu gak suka ya ?" 

"Bukan gak suka mas, tapi harganya mahal banget, masa satu baju aja lima ratus ribu" Ayrin benar-benar orang yang sederhana, ia terbiasa memakai baju yang harganya empat puluh ribu sampai seratus ribu. "Apa disini gak ada pasar kaget" tanya Ayrin dengan polosnya. Selama di kampung ia sering belanja di pasar kaget.

"Aku gak tahu yang mana pasar kaget, ambil aja mana yang pas untuk kamu" 

"Belanjanya lain kali saja mas, aku gak suka pakaian yang ada di sini, aku belanja di pasar kaget aja besok, tunggu aku cari dulu pasarnya ada di mana" 

Briyan tidak menanggapi ucapan Ayrin. Ia mengambil beberapa baju, dan tas lalu membayarnya ke kasir.

"Pegang ini, mama akan marah jika kamu tidak jadi belanja. Masalah pasar kaget yang kamu bilang, cari aja nanti" ucap Briyan sambil menarik tangan Ayrin masuk ke dalam mobil.

...........

"Kok sudah pulang ? Mama saja belum pergi arisan" tanya Pamela saat melihat Briyan masuk dari pintu utama.

"Tanya saja calon menantu mama" Briyan menjatuhkan bokongnya di atas sofa dan mengambil 1 potong Apple yang terletak di dalam piring di atas meja.

"Coba mama lihat belanja kamu ?" Pamela meraih paper bag yang ada di tangan Ayrin. Ia mengerutkan dahinya saat melihat isi dalamnya. "Kok bajunya cuma 2 dan tasnya 1?" Tanya Pamela kepada Ayrin.

Briyan tertawa terbahak-bahak. "Itu aja aku yang ambil mama, katanya harganya mahal-mahal, dia mau belanja di pasar.... Pasar ....ah aku lupa pasar apa namanya"

"Pasar kaget mas" jawab Zeira.

Pamela Tersenyum "sayang disini gak ada yang namanya pasar kaget, gak usah takut masalah harga, kan mama Uda kasi kamu kartu kredit, kamu bisa bayar pakai itu" Pamela memang tipe mertua idaman yah ? Aku juga mau dong mertua kaya gitu.hehe.

*

*

*

*

*

Comments (4)
goodnovel comment avatar
Supriatno
namanya berubah rubah ya ......
goodnovel comment avatar
Hazreh Mandiri
zira dan ayrin?? Rayhan dan Brian??
goodnovel comment avatar
Marcos
calon mertua yg sempurna
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status