"Briyan hari ini tolong temani mamah ke mall yah" tanya Pamela setelah mereka selesai sarapan pagi.
"Oke mah, tapi mamah janji tidak akan lama yah ?" Ancam Briyan. Karena dia paham jika Pamela berbelanja, pasti butuh waktu lama. Padahal ia sangat malas menginjakkan kaki di mall
"Mamah gak bisa janji, yang berbelanja bukan hanya mamah, tapi Ayrin juga ikut"
"Nah kalau mamah perginya dengan dia ? Kenapa aku harus ikut ? Kan mamah uda ada teman"
"Ow iya....mamah lupa kalau siang ini ada pertemuan dengan ibu-ibu arisan. Mamah minta tolong temani Ayrin ya sayang ?" Pamela sengaja membuat alasan, ia ingin mendekatkan Briyan dan Ayrin.
"Hm.. baiklah" Briyan terpaksa mengikuti permintaan Pamela.
"Sayang selesai ini, kamu siap-siap yah ? Biar Briyan yang menemani kamu, ambil saja mana yang kamu suka, nanti mamah kasi kamu kartu kredit." Ucap Pamela kepada Ayrin yang duduk di kursi tepat di sampingnya.
Sudah satu jam Pamela dan Ayrin menunggu Briyan di ruang tamu, namun pria tampan itu belum juga keluar dari kamarnya, akhirnya Pamela melangkah menuju kamar Briyan. "Lama banget sih " ucap Pamela saat membuka pintu dan melihat Reyhan sedang berbicara dengan seseorang melalui ponsel.
"Saya tutup dulu ya, nanti kita sambung lagu" Briyan menutup teleponnya saat melihat Pamela menatapnya dengan tajam.
"Jangan marah mama sayang" Briyan memang selalu pintar dalam menggoda Pamela.
"Sana cepat, Ayrin sudah lama menunggu kamu"
...........Di perjalanan Ayrin dan Briyan tidak saling bicara, Briyan sibuk dengan stir mobilnya, sedangkan Zeira sibuk melihat ke indahan bangunan besar yang ada di pusat kota."Kita sudah sampai, ayo turun" ajak Briyan sambil membuka pintu mobilnya.
"Mas kita mau ke mana ?" Tanya Ayrin yang bingung. Ini pertama kalinya ia menginjakkan kaki di mall.
"Ya cari baju untuk kamu" jawab Briyan dengan wajah dingin.
"Tapi mas aku gak bisa naik itu" tangan Ayrin menunjuk Eskalator.
"Aduh, kita belanja di tempat lain saja" Briyan sudah mulai tidak nyaman, walaupun ia sudah mengenakan jaket dan topi, tetapi beberapa orang tetap saja mengenalnya. Maklum secara dia seorang CEO tampan yang sering masuk di televisi dan majalah. Tentu saja memiliki banyak fans.
Ayrin mengikuti Briyan dari belakang, gadis mungil itu tidak dapat menyeimbangkan langkahnya dengan Briyan yang jauh lebih tinggi dari dia.
"Mas tunggu aku" panggil Ayrin saat ia sudah semakin jauh tertinggal
Mereka kembali masuk ke dalam mobil, dan Reyhan melajukan mobilnya ke toko langganan ibunya Pamela.
Ayrin merasa gugup saat melihat harga pakaian di toko ini, ia bahkan susah untuk menelan salivanya. Ia hanya menbolak-balik pakaian yang tergantung rapi.
"Kenapa hanya di bolak-balik, ambil saja mana yang kamu suka" ucap Briyan tiba-tiba dari arah pungguh Ayrin.
"Mas apa gak ada toko lain ?" Tanya Ayrin.
"Toko lain banyak, tapi mama selalu belanja di sini. Kenapa kamu gak suka ya ?"
"Bukan gak suka mas, tapi harganya mahal banget, masa satu baju aja lima ratus ribu" Ayrin benar-benar orang yang sederhana, ia terbiasa memakai baju yang harganya empat puluh ribu sampai seratus ribu. "Apa disini gak ada pasar kaget" tanya Ayrin dengan polosnya. Selama di kampung ia sering belanja di pasar kaget.
"Aku gak tahu yang mana pasar kaget, ambil aja mana yang pas untuk kamu"
"Belanjanya lain kali saja mas, aku gak suka pakaian yang ada di sini, aku belanja di pasar kaget aja besok, tunggu aku cari dulu pasarnya ada di mana"
Briyan tidak menanggapi ucapan Ayrin. Ia mengambil beberapa baju, dan tas lalu membayarnya ke kasir.
"Pegang ini, mama akan marah jika kamu tidak jadi belanja. Masalah pasar kaget yang kamu bilang, cari aja nanti" ucap Briyan sambil menarik tangan Ayrin masuk ke dalam mobil.
..........."Kok sudah pulang ? Mama saja belum pergi arisan" tanya Pamela saat melihat Briyan masuk dari pintu utama."Tanya saja calon menantu mama" Briyan menjatuhkan bokongnya di atas sofa dan mengambil 1 potong Apple yang terletak di dalam piring di atas meja.
"Coba mama lihat belanja kamu ?" Pamela meraih paper bag yang ada di tangan Ayrin. Ia mengerutkan dahinya saat melihat isi dalamnya. "Kok bajunya cuma 2 dan tasnya 1?" Tanya Pamela kepada Ayrin.
Briyan tertawa terbahak-bahak. "Itu aja aku yang ambil mama, katanya harganya mahal-mahal, dia mau belanja di pasar.... Pasar ....ah aku lupa pasar apa namanya"
"Pasar kaget mas" jawab Zeira.
Pamela Tersenyum "sayang disini gak ada yang namanya pasar kaget, gak usah takut masalah harga, kan mama Uda kasi kamu kartu kredit, kamu bisa bayar pakai itu" Pamela memang tipe mertua idaman yah ? Aku juga mau dong mertua kaya gitu.hehe.
*****"Yan keluarga sudah sepakat, pernikahan kamu dan Ayrin di lakukan bulan depan" ucap Pamela saat ia dan Briyan sedang duduk santai di ruang keluarga."Apa tidak terlalu cepat ma ?" Tanya Briyan dengan wajah yang malas."Lebih cepat akan lebih baik sayang""Baiklah, kalau itu sudah keputusan mama. Tetapi sebelum pernikahan, aku akan tinggal di apartemen" ucap Briyan sambil bangkit dari sofa dan meninggalkan Pamela di ruang tamu................Satu bulan telah berlalu. Hari ini adalah hari yang di tunggu-tunggu, di mana Briyan dan Ayrin akan melangsungkan pernikahan di kantor agama atau KUA. Namun pernikahan mereka tidak seperti pernikahan pada umumnya. Ayrin meminta pernikahannya hanya di laksanakan secara kekeluargaan dan tidak mengadakan resepsi. Ia masih sangat berduka atas kepergian ibunya 2 bulan yang lagi, apa lagi ini masih suasana covid 19. Jadi harus benar-benar menghindari kerumunan.Zeira yang mengenakan gaun berwarna putih deng
Ayrin kaget saat seorang temannya meminta ia ke ruang dosen. Ia menutup map birunya dan melangkah menuju ruang dosen."Mama" ucap Ayrin saat melihat Pamela yang duduk di atas bangku."Iya sayang, mama datang kemari untuk berpamitan sama kamu, hari ini mama akan berangkat ke Prancis untuk menggantikan Briyan. Kamu yang baik ya sayang, mama titip Briyan dan Deny" Pamela memeluk Ayrin dengan erat. Ia sangat sedih meninggalkan wanita itu, apalagi ia tahu kalau Briyan belum mencintainya.Ayrin melambangkan tangan ke arah mobil Pamela yang hampir hilang dari pagar kampusnya.Tepat pukul 5 sore Ayrin pulang ke kediaman Barata di antar oleh Deny sang adik ipar. Setiap hari mereka selalu pergi dan pulang bersama"Itukan mobil kak Sarah" ucap Deny saat mereka tiba di kediaman Barata"Siapa Sarah?" Tanya Ayrin dengan santai."Itu loh kak, mantan kak Briyan. Kakak gak tau yah?"Ayrin hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Singgah du
"kak Ayrin" panggil Deny saat ia tiba di pintu utama kediaman Barata. Pagi ini ia sengaja lebih cepat datang menjemput Ayrin agar ia bisa menikmati sarapan buatan kakak iparnya itu."Aku disini" sahut Ayrin dari meja makan."Wah pas banget ini" ucap Deny saat tiba di meja makan dan melihat 2 porsi burger."Ini enak banget, kakak pesan dari mana ?" ucap Deny setelah ia menghabiskan 1 burger yang ada di atas meja."Gak pesan. Aku buat sendiri" jawab Ayrin."Kakak memang pintar masak, aku menyukai setiap masakan kakak" sambil Deny mengacungkan 2 jempolnya ke arah Ayrin."Biasa aja gak usah berlebihan" jawab Briyan sambil bangkit dari bangkunya dan pergi meninggalkan Ayrin dan Deny."Dia memang seperti itu, makanya gak laku-laku. Kalau mama gak jodohkan dia sama kakak, mungkin sampai sekarang dia belum nikah" cibir Deny dengan kesal."Sttt... Gak boleh gitu, mas Briyan kan kakak kamu" jawab Ayrin."Kita berangkat yuk?"
Setelah 5 jam Ayrin di salon kecantikan. Saat ini ia sedang di dalam mobil menuju toko baju langganan Pamela yang waktu 2 tahun lalu Briyan sempat membawanya kesana. Dia benar-benar sudah membulatkan niatnya untuk merubah penampilan dan sikapnya. Selamat ini ia wanita yang polos dan baik. Mungkin besok dia akan menjadi wanita yang seksi dan tegas.Ia memborong seluruh pakaiannya yang ia sukai. Dari gaun, sepatu, tas branded, dan perhiasan mahal. Sampai tiga pelayan toko membantunya menyusun barang belanjaan Ayrin ke dalam mobil miliknya.Sebelum pergi ia tidak lupa memberi uang tip kepada karyawan toko yang membantunya.Security dan pelayan bingung dan tidak mengenal Ayrin setalah ia tiba di kediaman Barata. "Ini benar Nyonya Ayrin?" tanya pelayan Riana. Dia tidak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini. Ayrin yang dulu wanita yang selalu memakai celana jeans, kaus, rambut panjang hitam di ikat biasa saja, dan selalu memakai sepatu Sneakers setiap kali pergi k
Tok...tok...tok... Suara ketukan di balik pintu Ayrin."Kamu harus melayani aku malam ini" ucap Briyan setelah Ayrin membuka pintu.Ayrin berusaha menutup pintu namun tangan Briyan menahannya. "Kamu ingin menutupnya?" Tanya Briyan dengan suara yang tidak jelas"Kembali lah ke kamarmu" jawab Ayrin.Briyan memaksa masuk ke dalam kamar dan mendorong tubuh Ayrin hingga terjatuh di atas ranjang.Ayrin berusaha melepaskan diri dari kungkungan Briyan. Namun tenaganya tidak sebanding dengan Briyan. "Lepaskan aku" jerit Ayrin.Briyan mengunci tubuh Ayrin lalu membuka dasi dari lehernya dan mengikat kedua tangan Ayrin . Ia membuka paksa piyama merah yang melekat di tubuh Ayrin. Saat ini wanita cantik yang memiliki lesung Pipit itu sudah setengah telanjang, hanya tinggal bra berwarna hitam yang menutupi kedua gundukannya.Reyhan menghujani wajah, leher, hingga dada Ayrin dengan ciuman penuh gairah dan tidak lupa meninggalkan beberapa tanda kepem
Ayrin kembali ke kediaman Barata waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam. Sebab Rehan mengajak ia dan teman-temannya makan malam sebagai tanda minta maaf."Apa kamu habis berkencan dengan adikku" tanya Briyan saat Ayrin menaiki anak tangga."Itu bukan urusan kamu" jawab Ayrin tanpa melihat Briyan."Apa ? Bukan urusanku?" Briyan menyeringai licik."Maaf akau tidak ada waktu untuk berdebat dengan kamu" Ayrin melanjutkan langkahnya masuk ke dalam kamar.Sudah 30 menit Briyan menunggu di meja makan, namun Ayrin belum keluar dari kamarnya. Briyan meminta pelayan untuk memanggil Ayrin.Tok.....tok....tok..." Nyonya, tuan menunggu anda di meja makan untuk makan malam" suara pelayan dari balik pintu"Bibi katakan kepada tuan kalau aku sudah makan bersama teman-teman setelah pulang kampus" jawab Ayrin setelah membuka pintu kamarnya."Baik nyonya"Briyan menggebrak meja setelah pelayan menyampaikan apa yang dikatak
Saat kampus selesai, Ayrin langsung bergegas kembali ke kediaman Barata. Ia sangat malu karena semua para kampus sedang membicarakan tentang rumah tangganya.Dengan jantung yang berdetak tidak beraturan, wajah yang merah karena marah. Ia langsung mendobrak pintu kamar Briyan.Briyan saat itu baru keluar dari kamar mandi dan sedang mengenakan handuk kimono, merasa kaget karena Ayrin menerobos masuk. "Apa kamu tidak bisa mengetuk pintu terlebih dahulu?" Ucap Briyan dengan tatapan tajam."Apa maksud kamu, dengan memberitahukan ke semua orang kalau kamu dan wanita jalang itu tinggal di rumah ini?" Tanya Ayrin dengan lantang."Ha....aku tidak mengerti maksud kamu?" Briyan benar-benar tidak mengerti apa yang di maksud Ayrin. Dia sama sekali tidak pernah mengatakan kepada orang-orang kalau ia tinggal satu rumah dengan Sarah."Tidak usah berpura-pura bodoh. Seluruh kampus membicarakan tentang kamu dan wanita jalang itu""Kamu cemburu?" Cibir Briyan.
Ini saat yang di tunggu-tunggu, di mana Ayrin dan Deny hari ini wisuda. Deny sebagai Desain Interior sedangkan Ayrin Desain Fashion. Namun mereka tidak sebahagia mahasiswa lainnya.Para teman-teman mereka di dampingi orang tuanya. Sedang mereka hanya di dampingi Rehan sahabat lama Briyan."Jangan sedih, kan ada aku" Rehan menepuk pundak Deny untuk memberi semangat."Terima kasih kaka" jawab Deny dengan mata yang berkaca-kaca."Abang kenapa ada di sini ?" Tanya Ayrin yang baru datang dari toilet.Mata Rehan membulat melihat Ayrin, ia tidak menyangka kalau wanita pujaan hatinya hari ini juga wisuda bersama Deny."Kelian sudah saling kenal?" Tanya Deny.""Hm" jawab Ayrin sambil menganggukkan kepalanya."Ow..." Ucap Deny sambil merapikan Sleber atau kerah wisuda Ayrin."Terima kasih" ucap Ayrin dengan senyum."Kamu dan dia..." Tanya Rehan kepada Deny"Iya kak aku dan dia memang dekat, bahkan kami selalu p