Share

Bab 9. Kamu kenapa masih disini

"Yan keluarga sudah sepakat, pernikahan kamu dan Ayrin di lakukan bulan depan" ucap Pamela saat ia dan Briyan sedang duduk santai di ruang keluarga.

"Apa tidak terlalu cepat ma ?" Tanya Briyan dengan wajah yang malas.

"Lebih cepat akan lebih baik sayang"

"Baiklah, kalau itu sudah keputusan mama. Tetapi sebelum pernikahan, aku akan tinggal di apartemen" ucap Briyan sambil bangkit dari sofa  dan meninggalkan Pamela di ruang tamu.

...............

Satu bulan telah berlalu. Hari ini adalah hari yang di tunggu-tunggu, di mana Briyan dan Ayrin akan melangsungkan pernikahan di kantor agama atau KUA. Namun pernikahan mereka tidak seperti pernikahan pada umumnya. Ayrin meminta pernikahannya hanya di laksanakan secara kekeluargaan dan tidak mengadakan resepsi. Ia masih sangat berduka atas kepergian ibunya 2 bulan yang lagi, apa lagi ini masih suasana covid 19. Jadi harus benar-benar menghindari kerumunan.

Zeira yang mengenakan gaun berwarna putih dengan polesan tipis di wajahnya, sangat menarik perhatian para kerabat yang ada di sana. Namun berbalik dengan Briyan, pria itu sama sekali tidak tertarik, bahkan melirik Ayrin dia tidak mau, ia hanya fokus menerima dan membalas pesan dari Sarah.

Pamela yang sedari tadi sudah kesal melihat ulah putra sulungnya itu. Lantas mengambil paksa ponsel Briyan "kamu menurut, atau mama pergi" ancam Pamela.

Briyan hanya menghela nafas dengan kasar, dia benar-benar tidak tega untuk menantang ibunya.

*Saya terima nikah dan kawinnya Ayrin Cantika Baskara dengan seperangkat alat sholat dan mas 76 gram di bayar tunai* ucap Briyan 

"Sah" sahut semua kerabat dengan riang.

Zeira gemetar saat mencium punggung tangan Briyan, ia tahu kalau Briyan tidak menyukai dirinya.

Setelah akad selesai, mereka kembali ke kediaman Barata. Briyan buru-buru masuk ke dalam rumah dan meninggalkan Ayrin bersama Pamela serta kerabat lainnya.

Ayrin, Pamela dan semua para kerabat kaget saat melihat Briyan turun dari lantai 2 dengan membawa 1 koper berukuran besar di tangannya.

Pamela bangkit dari tempatnya dan melangkah mendekati Briyan. "Kamu mau ke mana sayang?" Tanya Pamela dengan lembut. Ia berusaha menenangkan hatinya yang sudah kesal sedari tadi.

"Ma aku harus berangkat sekarang ke Prancis, besok pagi aku ada meeting dengan perusahaan Wheel Of Life" 

Pamela hanya diam sebab perusahaan Wheel Of Life adalah salah satu perusahan yang sangat berperan di dalam usaha berlian mereka. "Baiklah, setelah itu segeralah kembali" ucap Pamela dengan berat hati.

Briyan mencium punggung tangan ibunya dan menjabat tangan para kerabat yang ada di mansion megah itu dan mengecup kening Ayrin sebelum ia berangkat ke bandara.

...........

Sudah satu Minggu berlalu namun tidak ada kabar dari Briyan. Ayrin hanya diam dan tidak berani bertanya kepada ibu mertuanya.

"Sayang kenapa sarapannya tidak di makan?" Tanya Pamela yang dari tadi memperhatikan Ayrin hanya mengaduk-aduk bubur ayam yang ada di hadapannya.

"Ha... Tida apa-apa mah" aku hanya kepikiran sama mas Briyan.

Pamela meletakkan sendoknya "sayang maafkan mama. Briyan sudah memberi tahu mama 2 hari yang lalu, kalau dia terikat kontrak selama 2 tahun ini di Prancis"

"Ow...tidak perlu meminta maaf mama" jawab Ayrin dengan senyum. "Mah apa aku bisa kuliah sambil menunggu mas Briyan kembali ? aku sangat bosan di rumah terus" 

Pamela tersenyum dan bahagia melihat Ayrin yang tidak merasa sedih "tentu saja bisa sayang, besok kita akan ke kampus Deny untuk mendaftar kamu kuliah".

*********

Dua tahun telah berlalu. Ayrin menghabiskan hari-harinya dengan kuliah di salah satu universitas ternama di ibukota, ia mengambil jurusan Desainer. Sebab dari kecil ia sangat senang membantu ibunya menjahit pakaian warga desa.

Sedangkan Briyan selama 2 tahun ini, hidup bahagia bersama Sarah sang istri sirihnya yang ia nikahi 1 hari sebelum ia menikah dengan Ayrin.

"Sayang hari ini kamu tidak usah masuk kuliah yah" ucap Pamela saat mereka selesai sarapan pagi.

"Kenapa kakak ipar tidak masuk kuliah ma?" Tanya Deny anak bungsu Pamela yang satu kampung dengan Ayrin.

"Kakak kamu Briyan akan kembali dari Prancis hari ini, jadi mama dan Ayrin akan menjemputnya ke bandara"

Ayrin mengarahkan matanya ke arah Pamela "mas Briyan pulang hari ini mah ?" Tanya Ayrin untuk memperjelas.

"Iya sayang, apa Briyan tidak memberitahu kamu?" Pamela kembali bertanya karena melihat reaksi kaget Ayrin 

"Tidak mama" jawab Ayrin dengan senyum.

"Oh... Mungkin Briyan mau kasi kamu surprise sayang" Pamela berpikir hal yang demikian. Tetapi ia tidak tahu, selama dua tahun ini Briyan dan Ayrin tidak pernah komunikasi, bahkan nomor ponsel Briyan saja Ayrin tidak tahu. 

"Mungkin saja mama" Ayrin selalu ceriah tidak pernah menunjukkan rasa kecewanya kepada Pamela.

Setelah mereka tiba di bandara, Briyan sedang duduk sendiri di sebuah kafe sambil minum white Coffee. Sementara Sarah sudah terlebih dulu pergi di jemput supir pribadinya.

"Hay mama" sapa Briyan sambil memeluk Pamela. Sementara Ayrin hanya diam di samping Pamela.

"Yang pertama kamu peluk itu istri kamu bukan mama" ucap Pamela sambil melepas pelukannya dengan Briyan.

"Hay... Apa kabar" sapa Briyan

"Baik mas" Ayrin mengulurkan tangannya dan di sambut tangan Briyan

Briyan memperhatikan Ayrin dari ujung rambut sampai ujung kaki. Penampilan wanita itu masih sama seperti 2 tahun yang lalu. Ia menggelengkan kepalanya "ini wanita benar-benar kampungan" bisik dalam hati Briyan.

"Kamu kenapa masih disini ?" Tanya Pamela saat melihat Briyan masih asik bermain ponsel di ruang keluarga.

"Eh...mama" sahut Briyan.

"Tidur kesana, Ayrin pasti uda nungguin kamu dari tadi"

Rian dengan malas melangkah menaiki anak tangga menuju kamarnya dan Ayrin yang berada di lantai 2. Saat membuka pintu ia melihat Ayrin yang sudah tertidur pulas di atas ranjang. 

Karena posisi Ayrin di tengah tempat tidur, akhirnya Briyan lebih memilih tidur di atas sofa. Ia sangat malas harus tidur di dekat Ayrin.

"Mas...mas..." Ayrin menepuk lengan Briyan dengan lembut.

"Hm...ada apa" jawab Briyan dengan mata yang tertutup.

"Mas aku berangkat kuliah dulu yah" 

"Hm" jawab singkat Reyhan yang membuat hati Ayrin terasa sakit karena selalu di acuhkan Briyan.

*

*

*

*

*

 

Comments (4)
goodnovel comment avatar
Bintang ponsel
mama nya salah jga hrs nya aairin tu di ajarin modis dikit tampilan nya trs airin tu dasar kmpgn mau2 aja dinikahin , ksihan yaa sibriyan mlh udh nikah sma sarah dia malah nipu mama nya , mama nya slah sich trlalu maksa yg ada airin yg jd korban
goodnovel comment avatar
Galgadot
Cara nulisnya gak jelas, maaf ya.. latar waktuny loncat2 secepat itu mana nama karakter salah terus kyk cerita jiplakan
goodnovel comment avatar
Sarah Meril Daromes
ini nama karakternya suka ganti²,,plis nulisnya yg bener...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status