Share

Bab 7. Kamu takut tidur sendirian.

Ayrin mengekor dari belakang Pamela untuk menaiki anak tangga menuju kamar yang berada di lantai dua. Saat Pamela membuka pintu kamar, Ayrin tidak berani untuk masuk, dia hanya berdiri di pintu. "Ayo masuk sayang, kenapa berdiri disana ? Ucap Pamela dengan lembut.

Lalu Ayrin masuk ke dalam kamar dan mendekati Pamela yang berdiri di dekat tempat tidur.

"Untuk sementara, kamu tinggal di kamar ini, nanti setelah kamu sudah menikah, baru pindah ke kamar Briyan. Gak apa-apa kan sayang." Ucap Pamela dengan senyum.

"Ma...ma..maksudnya aku tinggal sendiri di kar ini ?" Tanya Ayrin dengan terbata-bata.

"Iya sayang, untuk sementara saja. Ada apa ? Kamu takut tidur sendirian ?" Tanya Pamela saat melihat wajah Ayrin berubah menjadi tegang.

"Tidak mama. Cuma ini kamar terlalu besar untuk aku sendiri, apa tidak ada kamar yang lebih kecil dari ini" jawab Ayrin dengan polosnya.

Pamela tersenyum dengan ucapan Ayrin lalu ia berkata." Di rumah ini banyak kamar. Tetapi kamar ini lah yang pantas untuk calon menantu mama, karena hanya kamar ini yang dekat dengan kamar Briyan, dan kamar mamah. Dulu adik Briyan yang tinggal di kamar ini, tetapi setelah dia lulus SMA, dia lebih memilih tinggal di apartemen." Seperti yang dikatakan Pamela, di lantai 2 itu hanya ada 3 kamar, yang di pinggir sebelah kanan adalah kamar Pamela, sedangkang yang di pinggir sebelah kiri adalah kamar Briyan. Dan kamar yang di tempati Ayrin adalah kamar bagian tengah.

"Baik lah mama" Ucap Ayrin dengan lembut.

"Mama tinggal dulu ya sayang, mama gerah satu hari ini belum mandi." Lalu ia pergi meninggalkan Ayrin.

Ayrin dengan bingung melihat di sekeliling, namun matanya tidak melihat lemari pakaian."Di kamar sebesar ini kenapa tidak ada lemari pakaian ? Terus  barang-barangku yang dari desa mereka letakkan di mana?" Tanya Ayrin kepada dirinya sendiri saat dia sudah capai mencari barang-barangnya.

Lalu ia masuk kedalam kamar mandi. Saat dia membuka pintu kamar madi, dia juga di kagetkan dengan luasnya kamar mandi. Dia mencubit pipinya yang mulus, untuk memastikan kalau saat ini ia tidak sedang bermimpi. Selama ini dia hanya melihat di dalam film."Kamar mandinya saja sebesar ruang tamuku di desa" dia mengoceh pada dirinya sendiri.

Setelah 45 menit ia merendam tubuhnya dengan air hangat di dalam bathub. Lalu ia keluar dari kamar mandi, hanya mengenakan handuk, dan duduk di sisi ranjang, sambil berpikir di mana dia akan mencari pakaiannya. Setelah dia sudah lelah mencarinya, akhirnya dia menjatuhkan bokongnya di atas sova. Tiba-tiba ia mendengar suara derap kaki di luar kamarnya, dengan sigap dia berlari kepintu dan membukanya, dia berpikir kalau itu Pamela atau pelayan."Bisakah kamu membantuku?" Ucap Ayrin saat membuka pintu dan menjulurkan kepalanya keluar. Saat ia melihat kalau yang di hadapnya adalah seorang pria tampan, tinggi, gagah, dia langsung menutup pintunya.

"Hay Nona, buka pintunya. Bukankah kamu tadi meminta bantuan ? Kenapa saat melihatku kamu langsung menutup pintu, apa aku begitu menyeramkan ?" Ucap Briyan dari balik pintu.

Sementara Pamela mendengar suara Briyan. Lalu ia membuka pintu kamarnya."Ada apa sayang, kenapa kamu berdiri disana ?" Ucap Pamela dengan wajah yang bingung.

"Ini gadis yang mama bawa dari desa itu, tingkahnya sangat aneh, saat aku lewat, dia meminta bantu, setelah melihatku, dia langsung menutup pintu?"

Pamela tersenyum lalu mengetuk pintu kamar Ayrin."Ayrin ini mama, apa mama bisa masuk ?"

Dengan sigap Ayrin langsung membuka pintu. Pamela dan Briyan sangat kaget melihat tubuh Ayrin di balut dengan seprai. Walaupun lampu di dalam kamar itu hanya samar-samar. Namun mereka bisa melihat Ayrin membalut seprai di tubuhnya.

"Ada apa sayang, kenapa kamu membalut tubuhmu dengan seprai ?" Ucap Pamela sambil mendekati Ayrin yang berdiri di samping tempat tidur.

"I...i....itu mama, saya tidak bisa menemukan pakaianku, aku tidak tahu di mana lemarinya" Ucap Ayrin dengan jujur.

Briyan yang mendengar ucapan Ayrin, ia benar-benar tidak sanggup untuk menahan tawanya." Haha," tawa Briyan dengan nada yang tinggi.

"Sstt" ucap Pamela kepada Briyan, agar Briyan berhenti tertawa.

"Oke....oke....mama, saya pergi dulu, selamat malam mama sayang" ucap Reyhan sambil tertawa dan menutup pintu kamar Ayrin.

"Sayang lemarinya ada disini, Pamela membuka sebuah pintu yang ada di sebelah kiri tempat tidur." Sebenarnya Ayrin sudah melihat pintu itu, tatapi dia berpikir kalau itu pintu menuju balkon, tetapi pintu itu adalah ruang ganti.

Ayrin merasa malu kepada Pamela, dia hanya menundukkan kepalanya."maaf mama, aku sudah mengganggu tidur mama."

"Tidak sayang, kamu tidak mengganggu mama. Lagipula tadi mamah masih menonton televisi, lain kali kalau ada yang perlu, datang aja ke kamar mama ya sayang, tidak usah sungkan-sungkan pada mama." Pamela sangat mengerti dengan Ayrin, karena rumah ayrin yang di desa sangat jauh berbeda dengan rumah keluarga Barata.

"Iya mama" ucap Ayrin dengan senyum 

"Kalau begitu, mama sudah bisa pergi?"

"Iya mama, terima kasih mama" ucap Ayrin saat Pamela akan pergi.

"Sama-sama sayang" lalu ia menutup pintu kamar Ayrin, dan melangkah menuju kamar Briyan.

Seperti biasa dia selalu masuk tanpa mengetuk pintu kamar putranya yang playboy itu."Sayang kamu tidak boleh seperti itu, dia itu adalah calon istri kamu, kamu harus bisa menjaga sikap" ucap Pamela dengan lembut kepada Briyan.

"Mama aku tidak sengaja untuk tertawa, tetapi hal itu sangat lucu." Bantah Brian pada Pamela sambil tertawa.

"Kamu harus mengerti sayang, rumahnya di desa sangat jauh berbeda dengan rumah kita, jadi dia tidak akan mungkin langsung mengerti. Dengan kamu tertawa seperti tadi, itu akan membuat dia tersinggung. Mama mohon jangan membuat hati Ayrin tersinggung. Mama sangat sayang pada anak itu." Ucap Pamela dengan wajah yang sedih.

"Iya mama iya, aku minta maaf, lain kali aku tidak akan bersikap seperti itu, aku janji." Ucap Briyan untuk menenangkan hati Pamela. Dia sangat sayang kepada mamanya, itu sebabnya dia tidak tega melihat wajah Pamela bersedih.

"Kamu janji ?"

"Iya mama, aku berjanji" ucap Briyan sambil mengangkat dua jarinya ke atas.

*

*

*

*

*

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status