Ayrin mengekor dari belakang Pamela untuk menaiki anak tangga menuju kamar yang berada di lantai dua. Saat Pamela membuka pintu kamar, Ayrin tidak berani untuk masuk, dia hanya berdiri di pintu. "Ayo masuk sayang, kenapa berdiri disana ? Ucap Pamela dengan lembut.
Lalu Ayrin masuk ke dalam kamar dan mendekati Pamela yang berdiri di dekat tempat tidur.
"Untuk sementara, kamu tinggal di kamar ini, nanti setelah kamu sudah menikah, baru pindah ke kamar Briyan. Gak apa-apa kan sayang." Ucap Pamela dengan senyum.
"Ma...ma..maksudnya aku tinggal sendiri di kar ini ?" Tanya Ayrin dengan terbata-bata.
"Iya sayang, untuk sementara saja. Ada apa ? Kamu takut tidur sendirian ?" Tanya Pamela saat melihat wajah Ayrin berubah menjadi tegang.
"Tidak mama. Cuma ini kamar terlalu besar untuk aku sendiri, apa tidak ada kamar yang lebih kecil dari ini" jawab Ayrin dengan polosnya.
Pamela tersenyum dengan ucapan Ayrin lalu ia berkata." Di rumah ini banyak kamar. Tetapi kamar ini lah yang pantas untuk calon menantu mama, karena hanya kamar ini yang dekat dengan kamar Briyan, dan kamar mamah. Dulu adik Briyan yang tinggal di kamar ini, tetapi setelah dia lulus SMA, dia lebih memilih tinggal di apartemen." Seperti yang dikatakan Pamela, di lantai 2 itu hanya ada 3 kamar, yang di pinggir sebelah kanan adalah kamar Pamela, sedangkang yang di pinggir sebelah kiri adalah kamar Briyan. Dan kamar yang di tempati Ayrin adalah kamar bagian tengah.
"Baik lah mama" Ucap Ayrin dengan lembut.
"Mama tinggal dulu ya sayang, mama gerah satu hari ini belum mandi." Lalu ia pergi meninggalkan Ayrin.
Ayrin dengan bingung melihat di sekeliling, namun matanya tidak melihat lemari pakaian."Di kamar sebesar ini kenapa tidak ada lemari pakaian ? Terus barang-barangku yang dari desa mereka letakkan di mana?" Tanya Ayrin kepada dirinya sendiri saat dia sudah capai mencari barang-barangnya.
Lalu ia masuk kedalam kamar mandi. Saat dia membuka pintu kamar madi, dia juga di kagetkan dengan luasnya kamar mandi. Dia mencubit pipinya yang mulus, untuk memastikan kalau saat ini ia tidak sedang bermimpi. Selama ini dia hanya melihat di dalam film."Kamar mandinya saja sebesar ruang tamuku di desa" dia mengoceh pada dirinya sendiri.
Setelah 45 menit ia merendam tubuhnya dengan air hangat di dalam bathub. Lalu ia keluar dari kamar mandi, hanya mengenakan handuk, dan duduk di sisi ranjang, sambil berpikir di mana dia akan mencari pakaiannya. Setelah dia sudah lelah mencarinya, akhirnya dia menjatuhkan bokongnya di atas sova. Tiba-tiba ia mendengar suara derap kaki di luar kamarnya, dengan sigap dia berlari kepintu dan membukanya, dia berpikir kalau itu Pamela atau pelayan."Bisakah kamu membantuku?" Ucap Ayrin saat membuka pintu dan menjulurkan kepalanya keluar. Saat ia melihat kalau yang di hadapnya adalah seorang pria tampan, tinggi, gagah, dia langsung menutup pintunya.
"Hay Nona, buka pintunya. Bukankah kamu tadi meminta bantuan ? Kenapa saat melihatku kamu langsung menutup pintu, apa aku begitu menyeramkan ?" Ucap Briyan dari balik pintu.
Sementara Pamela mendengar suara Briyan. Lalu ia membuka pintu kamarnya."Ada apa sayang, kenapa kamu berdiri disana ?" Ucap Pamela dengan wajah yang bingung.
"Ini gadis yang mama bawa dari desa itu, tingkahnya sangat aneh, saat aku lewat, dia meminta bantu, setelah melihatku, dia langsung menutup pintu?"
Pamela tersenyum lalu mengetuk pintu kamar Ayrin."Ayrin ini mama, apa mama bisa masuk ?"
Dengan sigap Ayrin langsung membuka pintu. Pamela dan Briyan sangat kaget melihat tubuh Ayrin di balut dengan seprai. Walaupun lampu di dalam kamar itu hanya samar-samar. Namun mereka bisa melihat Ayrin membalut seprai di tubuhnya.
"Ada apa sayang, kenapa kamu membalut tubuhmu dengan seprai ?" Ucap Pamela sambil mendekati Ayrin yang berdiri di samping tempat tidur.
"I...i....itu mama, saya tidak bisa menemukan pakaianku, aku tidak tahu di mana lemarinya" Ucap Ayrin dengan jujur.
Briyan yang mendengar ucapan Ayrin, ia benar-benar tidak sanggup untuk menahan tawanya." Haha," tawa Briyan dengan nada yang tinggi.
"Sstt" ucap Pamela kepada Briyan, agar Briyan berhenti tertawa.
"Oke....oke....mama, saya pergi dulu, selamat malam mama sayang" ucap Reyhan sambil tertawa dan menutup pintu kamar Ayrin.
"Sayang lemarinya ada disini, Pamela membuka sebuah pintu yang ada di sebelah kiri tempat tidur." Sebenarnya Ayrin sudah melihat pintu itu, tatapi dia berpikir kalau itu pintu menuju balkon, tetapi pintu itu adalah ruang ganti.
Ayrin merasa malu kepada Pamela, dia hanya menundukkan kepalanya."maaf mama, aku sudah mengganggu tidur mama."
"Tidak sayang, kamu tidak mengganggu mama. Lagipula tadi mamah masih menonton televisi, lain kali kalau ada yang perlu, datang aja ke kamar mama ya sayang, tidak usah sungkan-sungkan pada mama." Pamela sangat mengerti dengan Ayrin, karena rumah ayrin yang di desa sangat jauh berbeda dengan rumah keluarga Barata.
"Iya mama" ucap Ayrin dengan senyum
"Kalau begitu, mama sudah bisa pergi?"
"Iya mama, terima kasih mama" ucap Ayrin saat Pamela akan pergi.
"Sama-sama sayang" lalu ia menutup pintu kamar Ayrin, dan melangkah menuju kamar Briyan.
Seperti biasa dia selalu masuk tanpa mengetuk pintu kamar putranya yang playboy itu."Sayang kamu tidak boleh seperti itu, dia itu adalah calon istri kamu, kamu harus bisa menjaga sikap" ucap Pamela dengan lembut kepada Briyan.
"Mama aku tidak sengaja untuk tertawa, tetapi hal itu sangat lucu." Bantah Brian pada Pamela sambil tertawa.
"Kamu harus mengerti sayang, rumahnya di desa sangat jauh berbeda dengan rumah kita, jadi dia tidak akan mungkin langsung mengerti. Dengan kamu tertawa seperti tadi, itu akan membuat dia tersinggung. Mama mohon jangan membuat hati Ayrin tersinggung. Mama sangat sayang pada anak itu." Ucap Pamela dengan wajah yang sedih.
"Iya mama iya, aku minta maaf, lain kali aku tidak akan bersikap seperti itu, aku janji." Ucap Briyan untuk menenangkan hati Pamela. Dia sangat sayang kepada mamanya, itu sebabnya dia tidak tega melihat wajah Pamela bersedih.
"Kamu janji ?"
"Iya mama, aku berjanji" ucap Briyan sambil mengangkat dua jarinya ke atas.
*
*
*
*
*
"Briyan hari ini tolong temani mamah ke mall yah" tanya Pamela setelah mereka selesai sarapan pagi."Oke mah, tapi mamah janji tidak akan lama yah ?" Ancam Briyan. Karena dia paham jika Pamela berbelanja, pasti butuh waktu lama. Padahal ia sangat malas menginjakkan kaki di mall"Mamah gak bisa janji, yang berbelanja bukan hanya mamah, tapi Ayrin juga ikut""Nah kalau mamah perginya dengan dia ? Kenapa aku harus ikut ? Kan mamah uda ada teman""Ow iya....mamah lupa kalau siang ini ada pertemuan dengan ibu-ibu arisan. Mamah minta tolong temani Ayrin ya sayang ?" Pamela sengaja membuat alasan, ia ingin mendekatkan Briyan dan Ayrin."Hm.. baiklah" Briyan terpaksa mengikuti permintaan Pamela."Sayang selesai ini, kamu siap-siap yah ? Biar Briyan yang menemani kamu, ambil saja mana yang kamu suka, nanti mamah kasi kamu kartu kredit." Ucap Pamela kepada Ayrin yang duduk di kursi tepat di sampingnya.Sudah satu jam Pamela dan Ayrin menunggu B
"Yan keluarga sudah sepakat, pernikahan kamu dan Ayrin di lakukan bulan depan" ucap Pamela saat ia dan Briyan sedang duduk santai di ruang keluarga."Apa tidak terlalu cepat ma ?" Tanya Briyan dengan wajah yang malas."Lebih cepat akan lebih baik sayang""Baiklah, kalau itu sudah keputusan mama. Tetapi sebelum pernikahan, aku akan tinggal di apartemen" ucap Briyan sambil bangkit dari sofa dan meninggalkan Pamela di ruang tamu................Satu bulan telah berlalu. Hari ini adalah hari yang di tunggu-tunggu, di mana Briyan dan Ayrin akan melangsungkan pernikahan di kantor agama atau KUA. Namun pernikahan mereka tidak seperti pernikahan pada umumnya. Ayrin meminta pernikahannya hanya di laksanakan secara kekeluargaan dan tidak mengadakan resepsi. Ia masih sangat berduka atas kepergian ibunya 2 bulan yang lagi, apa lagi ini masih suasana covid 19. Jadi harus benar-benar menghindari kerumunan.Zeira yang mengenakan gaun berwarna putih deng
Ayrin kaget saat seorang temannya meminta ia ke ruang dosen. Ia menutup map birunya dan melangkah menuju ruang dosen."Mama" ucap Ayrin saat melihat Pamela yang duduk di atas bangku."Iya sayang, mama datang kemari untuk berpamitan sama kamu, hari ini mama akan berangkat ke Prancis untuk menggantikan Briyan. Kamu yang baik ya sayang, mama titip Briyan dan Deny" Pamela memeluk Ayrin dengan erat. Ia sangat sedih meninggalkan wanita itu, apalagi ia tahu kalau Briyan belum mencintainya.Ayrin melambangkan tangan ke arah mobil Pamela yang hampir hilang dari pagar kampusnya.Tepat pukul 5 sore Ayrin pulang ke kediaman Barata di antar oleh Deny sang adik ipar. Setiap hari mereka selalu pergi dan pulang bersama"Itukan mobil kak Sarah" ucap Deny saat mereka tiba di kediaman Barata"Siapa Sarah?" Tanya Ayrin dengan santai."Itu loh kak, mantan kak Briyan. Kakak gak tau yah?"Ayrin hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Singgah du
"kak Ayrin" panggil Deny saat ia tiba di pintu utama kediaman Barata. Pagi ini ia sengaja lebih cepat datang menjemput Ayrin agar ia bisa menikmati sarapan buatan kakak iparnya itu."Aku disini" sahut Ayrin dari meja makan."Wah pas banget ini" ucap Deny saat tiba di meja makan dan melihat 2 porsi burger."Ini enak banget, kakak pesan dari mana ?" ucap Deny setelah ia menghabiskan 1 burger yang ada di atas meja."Gak pesan. Aku buat sendiri" jawab Ayrin."Kakak memang pintar masak, aku menyukai setiap masakan kakak" sambil Deny mengacungkan 2 jempolnya ke arah Ayrin."Biasa aja gak usah berlebihan" jawab Briyan sambil bangkit dari bangkunya dan pergi meninggalkan Ayrin dan Deny."Dia memang seperti itu, makanya gak laku-laku. Kalau mama gak jodohkan dia sama kakak, mungkin sampai sekarang dia belum nikah" cibir Deny dengan kesal."Sttt... Gak boleh gitu, mas Briyan kan kakak kamu" jawab Ayrin."Kita berangkat yuk?"
Setelah 5 jam Ayrin di salon kecantikan. Saat ini ia sedang di dalam mobil menuju toko baju langganan Pamela yang waktu 2 tahun lalu Briyan sempat membawanya kesana. Dia benar-benar sudah membulatkan niatnya untuk merubah penampilan dan sikapnya. Selamat ini ia wanita yang polos dan baik. Mungkin besok dia akan menjadi wanita yang seksi dan tegas.Ia memborong seluruh pakaiannya yang ia sukai. Dari gaun, sepatu, tas branded, dan perhiasan mahal. Sampai tiga pelayan toko membantunya menyusun barang belanjaan Ayrin ke dalam mobil miliknya.Sebelum pergi ia tidak lupa memberi uang tip kepada karyawan toko yang membantunya.Security dan pelayan bingung dan tidak mengenal Ayrin setalah ia tiba di kediaman Barata. "Ini benar Nyonya Ayrin?" tanya pelayan Riana. Dia tidak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini. Ayrin yang dulu wanita yang selalu memakai celana jeans, kaus, rambut panjang hitam di ikat biasa saja, dan selalu memakai sepatu Sneakers setiap kali pergi k
Tok...tok...tok... Suara ketukan di balik pintu Ayrin."Kamu harus melayani aku malam ini" ucap Briyan setelah Ayrin membuka pintu.Ayrin berusaha menutup pintu namun tangan Briyan menahannya. "Kamu ingin menutupnya?" Tanya Briyan dengan suara yang tidak jelas"Kembali lah ke kamarmu" jawab Ayrin.Briyan memaksa masuk ke dalam kamar dan mendorong tubuh Ayrin hingga terjatuh di atas ranjang.Ayrin berusaha melepaskan diri dari kungkungan Briyan. Namun tenaganya tidak sebanding dengan Briyan. "Lepaskan aku" jerit Ayrin.Briyan mengunci tubuh Ayrin lalu membuka dasi dari lehernya dan mengikat kedua tangan Ayrin . Ia membuka paksa piyama merah yang melekat di tubuh Ayrin. Saat ini wanita cantik yang memiliki lesung Pipit itu sudah setengah telanjang, hanya tinggal bra berwarna hitam yang menutupi kedua gundukannya.Reyhan menghujani wajah, leher, hingga dada Ayrin dengan ciuman penuh gairah dan tidak lupa meninggalkan beberapa tanda kepem
Ayrin kembali ke kediaman Barata waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam. Sebab Rehan mengajak ia dan teman-temannya makan malam sebagai tanda minta maaf."Apa kamu habis berkencan dengan adikku" tanya Briyan saat Ayrin menaiki anak tangga."Itu bukan urusan kamu" jawab Ayrin tanpa melihat Briyan."Apa ? Bukan urusanku?" Briyan menyeringai licik."Maaf akau tidak ada waktu untuk berdebat dengan kamu" Ayrin melanjutkan langkahnya masuk ke dalam kamar.Sudah 30 menit Briyan menunggu di meja makan, namun Ayrin belum keluar dari kamarnya. Briyan meminta pelayan untuk memanggil Ayrin.Tok.....tok....tok..." Nyonya, tuan menunggu anda di meja makan untuk makan malam" suara pelayan dari balik pintu"Bibi katakan kepada tuan kalau aku sudah makan bersama teman-teman setelah pulang kampus" jawab Ayrin setelah membuka pintu kamarnya."Baik nyonya"Briyan menggebrak meja setelah pelayan menyampaikan apa yang dikatak
Saat kampus selesai, Ayrin langsung bergegas kembali ke kediaman Barata. Ia sangat malu karena semua para kampus sedang membicarakan tentang rumah tangganya.Dengan jantung yang berdetak tidak beraturan, wajah yang merah karena marah. Ia langsung mendobrak pintu kamar Briyan.Briyan saat itu baru keluar dari kamar mandi dan sedang mengenakan handuk kimono, merasa kaget karena Ayrin menerobos masuk. "Apa kamu tidak bisa mengetuk pintu terlebih dahulu?" Ucap Briyan dengan tatapan tajam."Apa maksud kamu, dengan memberitahukan ke semua orang kalau kamu dan wanita jalang itu tinggal di rumah ini?" Tanya Ayrin dengan lantang."Ha....aku tidak mengerti maksud kamu?" Briyan benar-benar tidak mengerti apa yang di maksud Ayrin. Dia sama sekali tidak pernah mengatakan kepada orang-orang kalau ia tinggal satu rumah dengan Sarah."Tidak usah berpura-pura bodoh. Seluruh kampus membicarakan tentang kamu dan wanita jalang itu""Kamu cemburu?" Cibir Briyan.