Sepanjang malam Cristian benar-benar tidak bisa tidur sedetik pun memikirkan nasib Vallen yang ternyata memang sudah berada dalam cengkraman Morgan. Lelaki itu ternyata sangat cepat mendapatkan informasi tentang kepulangan Vallen. Apalagi, setelah sepuluh tahun berlalu ternyata dia masih saja mengawasi adiknya itu dengan sangat detail. Hingga, baru beberapa hari Vallen datang, dia sudah berhasil menculik dan menyekap Vallen.Cristian sedang memikirkan apa yang mungkin dilakukan pria itu untuk membalaskan sakit hatinya pada Vallen. Ia tahu sebesar apa kemarahan dan kebencian Morgan pada adiknya itu selama ini. Terlebih setelah Morgan melihat video mesum antara dirinya dan Vallen pada malam pertunangan mereka. Sejak itu pula lah aura kebencian Morgan terlihat sangat jelas di matanya. Apalagi, malam itu Vallen sama sekali tidak membantah tuduhan itu dan justru mengatakan hal-hal yang semakin menguatkan kebencian dan amarah dalam diri Morgan.“Paman … apa yang sedang kau pikirkan?” tanya
Dengan perasaan yang bercampur aduk, akhirnya Cristian mengantarkan Cleo sampai di depan sebuah rumah yang megah bak istana. Mobil Cristian berhenti di depan pagar rumah mewah itu dan beberapa orang penjaga langsung menghampirinya. “Maaf, Tuan, apa ada yang bisa kami bantu?” tanya salah satu penjaga dengan sangat ramah. “Aku ingin bertemu Tuan Morgan,” jawab Cristian dan melirik ke arah Cleo. Penjaga itu melihat sekilas pada gadis kecil yang duduk di kursi penumpang. Sesaat darahnya berdesir karena menganggap bahwa Cleo sangat mirip dengan wanita yang dibawa oleh tuannya kemarin. Namun, saat menatap sekali lagi gadis kecil itu juga terlihat mirip dengan tuannya. “Apa dia ada?” tanya Cristian seolah sengaja membuyarkan lamunan si pria penjaga. “A-ada, Tuan. Apa Anda sudah membuat janji dengan Tuan Morgan?” jawab penjaga itu dengan sedikit gugup dan kemudian bertanya lagi. “Dia yang memintaku datang ke sini bersama dengan gadis kecil ini.” “Kalau begitu, silakan masuk, Tuan. Penj
Morgan masih duduk di kursi dalam ruangan kerjanya dan merenungi semua perkataan Christian tadi. Morgan merasa semua yang Cris katakan cukup masuk akal, mengingat bagaimana Vallen tidak merespon bahkan tidak mengingat siapa dirinya sama sekali. Hal yang sangat membuat Morgan marah dan ternyata semua itu karena ia mengalami cidera pada kepalanya dan harus kehilangan ingatannya. Namun, sekali lagi Morgan menolak untuk berbelas kasih pada wanita itu meski ia sedang dalam keadaan lupa ingatan. “Aku tidak akan mengasihanimu hanya karena kau sedang lupa ingatan, Vallen! Kau sudah menghancurkan hatiku dan hampir saja menghancurkan hidupku. Aku tidak akan membuat hidupmu berjalan dengan mudah.” Morgan bergumam sendiir di tempat duduknya dan memandang pada layar besar yang menampilkan sosok seorang ibu dan anak perempuannya. Di dalam kamar mewah itu, Vallen terlihat cantik dengan balutan gaun mahal yang memang sudah disediakan oleh para pelayan di mansion itu. Tentu saja semua itu atas perin
Leo masih duduk berhadapan dengan Morgan saat ini. Namun, tempat duduk mereka sudah pindah ke sebuah mini bar yang ada di mansion Morgan itu. Keduanya saling memegang sebuah gelas yang berisi win terbaik yang dikoleksi oleh Morgan selama bertahun-tahun belakangan ini. Sebenarnya, Leo merasa sangat canggung dalam posisi ini dan tidak pernah ia bayangkan bahwa akan ada hari di mana ia dan Morgan duduk satu meja dan minum win bersama. Setelah bertahun-tahun ia menjadi pesuruh Morgan, inilah kali pertamanya momen itu terjadi. “Tuan, Anda sudah cukup banyak minum sejak tadi. Sebaiknya aku antarkan Anda kembali ke kamar,” ucap Leo memberikan saran pada Morgan yang memang sudah terlihat sangat mabuk saat ini. Entah sudah berapa gelas win yang ia habiskan sejak duduk di mini bar itu sejak sejam yang lalu dan Leo tidak melihat tanda-tanda bahwa ia akan berhenti minum saat ini. Tentu saja hal ini membuat Leo sedikit takut karena bagaimanapun juga kesehatan Morgan adalah yang terpenting baginy
“Mami … kenapa Mami melamun?” tanya Cleo saat melihat Vallen menatap pada luar jendela dengan tatapan kosong. Vallen yang mendengar pertanyaan putrinya itu pun langsung tersentak dan berjongkok untuk memeluk Cleo. Hatinya terasa sakit, saat membayangkan Cleo akan mengetahui seberapa kejamnya lelaki yang mengurung mereka saat ini. Namun, sampai detik ini Morgan memang tidak pernah menyakiti Cleo. Setidaknya masih ada sedikit hati nuraninya yang tersisa pada gadis kecil itu. “Mami sedang memikirkan bagaimana caranya kita bisa keluar dari tempat mengerikan ini, Sayang,” bisik Vallen pada putrinya dengan sangat lembut sambil mengelus rambut panjang Cleo yang terurai. “Apakah ini sarang monster?” tanya Cleo lagi dengan nada polos khas anak anaknya itu. “Ini adalah rumah seekor monster yang sangat ganas dan suka memakan daging manusia,” jawab Vallen lagi pada putrinya. “Lalu, apakah monster itu seekor binatang? Mami menyebutnya dengan seekor, bukan seorang tadi!” “Ya. Monster itu adal
“Itu adalah pelajaran baginya agar dia tahu cara bicara dengan orang yang lebih tua dan bersikap sopan!” ucap Morgan ketus dan seolah tidak ada perasaan iba di hatinya melihat Cleo tersungkur di depannya saat ini.“Aku akan sopan dan lembut pada orang yang bersikap seperti itu pula padaku, Paman.” Cleo masih berani menjawab ucapan Morgan dengan sangat santai dan juga berani.Tatapannya sangat tajam pada Morgan seolah ia akan menerkam Morgan saat ini juga. Tidak ada raut ketakutan di wajah Cleo saat ini dan itu semakin membuat Morgan penasaran. Sekuat apa anak di depannya ini dan setegar apa dia sebenarnya. Mengapa anak ini sama sekali tidak takut padanya? Hal itu menjadi pertanyaan besar dalam diri Morgan saat ini. Namun, ia tidak ingin semua itu terlihat nyata di depan Vallen.Vallen bahkan tidak terlihat sangat kaget karena anaknya berani melawan dan menentang Morgan. Yang mana itu artinya, Morgan berpikir bahwa Cleo memang memiliki sifat pemberani dan tidak mudah digertak oleh oran
“A-apa yang kau maksud dengan gelengan kepalamu itu, Monster?” bentak Cleo pada Morgan dengan sangat berani dan tidak gusar sedikit pun.Ia bahkan tidak memiliki rasa takut sedikit pun andai Morgan kembali menyakitinya nanti. Itu lah yang tidak Morgan sukai dari Cleo. Ia tidak biasa dianggap remeh dan tidak ditakuti, apalagi oleh seorang anak kecil seperti Cleo.“Kau harus kuat dan bersabar. Ikhlas kan saja ibumu untuk menjadi santapanku. Lalu, nanti kau juga akan mendapat giliran,” jawab Morgan dengan sengaja menakuti Cleo.Gadis itu mendadak pucat dan tubuhnya diam membeku. Morgan sebenarnya sangat ingin untuk tertawa melihat perubahan ekspresi Cleo yang lucu dan menggemaskan itu. Namun, semua itu tentu harus ia tahan dan ia harus tetap bersikap dingin dan tegas di depan Cleo. Dia sangat ingin membuat gadis itu merasa takut saat melihat dan berbicara padanya.“Jangan memakan tubuh mamiku. Dagingnya tidak enak karena dia sudah tua dan lama sendiri. Mami melakukan semua pekerjaan send
Morgan sudah berada di kamarnya saat ini dan teringat pada kejadian menyakitkan tadi. Di mana ia secara tidak sengaja menghalau tubuh Vallen yang sedang bergantung di kakinya. Morgan sendiri merasa bahwa tindakannya itu sangat lambat dan ia sama sekali tidak memakai tenaga dalam melakukannya. Namun, nyatanya tubuh Vallen terpental ke tembok dan akhirnya pingsan.Namun, setelah mengecek kondisi Vallen dengan tangannya sendiri, akhrinya Morgan bisa bernapas lega bahwa Vallen tidak begitu parah. Morgan pernah mendalami ilmu kodokteran tradisional ala Korea. Teknik kuno itu nyatanya memang sangat banyak membantu dan bahkan lebih mujarab dari pada diagnosa dokter.Bukan hanya itu saja, Morgan juga mempelajari ramuan obat tradisional dan beberapa di antaranya masih ia konsumsi hingga saat ini. Pria itu percaya dan yakin bahwa segala sesuatu yang alami pasti lebih meyakinkan dan lebih menjanjikan. Itu sebabnya dia tidak terlihat khawatir pada keadaan Vallen tadi. Itu semua karena Morgan suda