Setelah menunggu sekian lama dengan hara-harap cemas, akhirnya Takuya dapat bernapas sedikit lebih lega karena Nona Yuma yang dia tunggu-tunggu menelepon juga.“Tuan Takuya Isahara, apakah Anda sudah berada di Tokyo sekarang?” tanya Nona Yuma.“Ya, Nona Yuma. Saya sudah berada di Tokyo sekarang. Menunggu kabar dari Anda. Jadi bagaimana, kapan kita bisa bertemu untuk berbicara?” sahut Takuya tidak ingin membuang-buang waktu.“Dua puluh lima menit lagi temui saya di restoran Sakuraba. Saya akan tiba di sana kurang lebih dua puluh lima menit lagi.”Panggilan telepon itu ditutup bahkan sebelum Takuya sempat mengatakan sepatah kata pun.“Dasar perempuan,” gerutu Takuya sambil menatap layar ponsel genggamnya dengan sebal.Restoran Sakuraba adalah sebuah restoran yang menyajikan hidangan laut segar yang letaknya tidak terlalu jauh dari hotel tempat Takuya menginap. Restoran itu memang bukan sebuah restoran mewah berbintang. Bahkan lebih tepat disebut kedai daripada restoran. Karena memang te
“Apa kau yakin, Takagi, barang curian itu disembunyikan di rumah ini?”“Aku yakin sekali, Kakak Ipar. Tidak salah lagi. Barang itu memang disembunyikan di sini. Aku mendengarnya dengan telingaku sendiri,” jawab Takagi sambil dia memberikan isyarat untuk masuk. “Gerbang pintu rumah ini tidak pernah dikunci. Hanya pintu rumah saja yang dikunci. Beberapa barang seperti sofa, meja, kursi, tempat tidur, lemari dan yang lainnya juga dibiarkan terbengkalai begitu saja. Hanya barang-barang elektronik yang di bawa oleh Yukio dan Syouchi.”“Bagaimana kau bisa tahu sampai sedetail itu, Takagi?” sahut Takaki sedikit curiga.“Kakak Ipar, jika aku sedang dikejar-kejar penagih hutang, aku sering bersembunyi di rumah ini. Karena aku tidak berani pulang ke rumah. Masaki pasti akan membunuhku jika sampai ada penagih hutang mengetuk rumahnya untuk mencariku,” jawab Takagi. “Aku punya kunci duplikat rumah ini. Sewaktu dulu, aku pernah membuat mencuri kunci rumah ini lalu membuat duplikatnya. Aku pikir ak
“Bagaimana, Yuma, apa kau sudah bertemu dengan Takuya? Lalu, apa yang dia katakan?” tanya Ryoma Otsuka begitu dia mendapat panggilan telepon dari sekretaris pribadinya.“Saya sudah melakukan semua yang Anda perintahkan sampai detail terkecilnya, Tuan Muda. Dan tanggapan Tuan Takuya persis yang Anda prediksikan sebelumnya. Dia menolak untuk berhenti dan akan tetap maju membela kliennya,” sahut Yuma.Ryoma tertawa mendengar laporan dari sekretaris pribadinya. “Takuya Isahara adalah pria yang sangat keras kepala dan memiliki rasa gengsi yang jauh lebih besar di bandingkan dengan harga diri. Kadang, dia akan menjual harga dirinya demi rasa gengsi itu. Kerjamu bagus sekali, Yuma. Setelah ini kau boleh menikmati hari libur yang aku janjikan kepadamu. Nikmatilah, sebab, masa liburanmu yang hanya tiga hari itu akan besar sekali artinya untukmu. Setelah masa liburanmu selesai, kau akan bekerja dengan jauh lebih keras lagi. Kau mengerti, Yuma?”“Dengan sangat baik sekali, Tuan Muda. Terima kasi
Satu persatu ruangan lantai dua rumah yang telah ditinggalkan dan terbengkalai milik Yukio Mezahara itu pun Hanako dan Takaki periksa. Tapi nihil. Tidak ada sesuatu hal pun yang mereka temukan atau tampak mencurigakan. Tersisa dua ruangan lagi yang masih belum mereka periksa, dan keraguan pun mulai muncul di hati Takaki.“Nona Hanako, apakah mungkin jika ini semua hanya akal-akalan Takagi saja?” ujar Takaki sambil dia membuka laci sebuah meja.Hanako membalikkan badan. “Apa maksud Anda, Tuan Takaki?” sahut Hanako merasa heran dengan skeptisme di dalam nada bicara Takaki.“Takagi itu seorang pembual dan pembohong. Saya khawatir kita membuang-buang waktu yang berharga ini dengan memercayai lelucon bodoh Takagi,” kata Takagi yang juga membalikkan badan sehingga dia sekarang saling berhadap-hadapan dengan Hanako. “Jika sampai Takagi mempermainkan saya dengan lelucon bodohnya, lihat saja, dia tak akan aku ampuni kali ini.”Kemarahan yang tampak jelas sekali di raut wajah Takaki membuat H
Kedua bola mata Takuya Isahara melebar saat dia membaca isi dokumen yang diberikan Nona Yuma kepadanya. Cairan empedu terasa naik ke tenggorokan dan pahit luar biasa. Dokumen itu berisi skandal pribadi Takuya Isahara yang dia bahkan berani bersumpah atas nama apa pun jika tak ada orang selain dirinya sendiri yang mengetahuinya. Aib itu terjadi di masa lalu, jauh sebelum Takuya menjadi seorang pengacara tenar seperti sekarang. Skandal cinta terlarang dengan istri Yukito Mizanae, yang tak lain adalah senior sekaligus teman baik Takuya di Osaka. Baik Takuya maupun Mayumi Mizanae telah bersumpah bersama-sama jika mereka berdua tidak akan sampai membicarakan lagi cinta terlarang mereka pada hari di mana hubungan mereka hampir ketahuan Yukito. Mereka putus hubungan secara baik-baik dan masih berteman hingga sekarang. Selama hampir tiga setengah tahun, bahkan hingga hari ini, Takuya bisa memastikan jika skandal itu tidak pernah bocor. Demikian juga Mayumi. Takuya pasti sekali, karena Takuya
“Apa katamu, Ryoma? Jadi parfum-parfum yang dicuri dari gudang Shiseido Company di Kyoto sudah ditemukan?” Ayumi melompat berdiri dari kursinya saat mendengar berita itu dari Ryoma Otsuka.“Itulah yang baru saja aku katakan padamu, Ayumi. Hanako yang kau ragukan kemampuannya itu berhasil menemukan di mana barang curian itu disimpan. Kau harus berterima kasih pada Hanako dan mulai belajar untuk menerimanya. Karena jika bukan berkat bantuan Hanako, kau dan Takaki akan benar-benar berada dalam masalah yang sangat besar sekali,” sahut Ryoma Otsuka. “Saat ini Hanako, Takaki, Takagi dan Ham sedang dalam perjalanan mengangkut barang curian itu dari rumah Yukio di Kyoto. Aku meminta kau bersiap karena kau harus segera terbang ke Kyoto untuk menghadiri rapat dewan direksi terkait kasus ini. Aku sudah menelepon ayah dan sudah memberi tahu situasinya. Ayah setuju untuk mengadakan rapat dadakan seluruh dewan direksi tingkat tinggi dan semua pemegang saham perusahaan. Saat ini ayah sedang berbicar
“Oh, ya Tuhan ... saya benar-benar tidak habis pikir jika ternyata memang benar barang curian itu ada di sini,” ujar Ham sambil menatap tumpukan karton berisi parfum-parfum yang dicuri itu dengan masih tidak percaya. “Tuan Yukio, aku masih tidak habis pikir jika semua ini adalah ulahnya dengan Nona Syouchi. Rasanya masih sulit untuk dapat dipercaya.”“Saya sudah katakan, Tuan Ham, Syouchi dan Yukio itu bukan orang baik. Mereka berdua bukan orang baik-baik. Sekarang sudah terbukti semuanya, bukan?” sahut Takagi.“Anda benar, Tuan Takagi. Omong-omong, sebaiknya kita cepat membereskan barang curian ini dan memasukkannya ke dalam mobil. Kita bawa beberapa karton saja. Sisanya kita tunggu sampai Tuan Muda Ryoma datang dan memberi perintah. Saya akan menjaga rumah ini dari berbagai kemungkinan yang ada sampai Tuan Muda Ryoma dapat melihat tempat ini dengan mata dan kepalanya sendiri. Sementara itu, Anda, Tuan Takaki dan Nona Hanako sebaiknya cepat kembali ke apartemen dan menunggu Tuan Muda
Tomohiro Yamashita Sudo benar-benar terkejut setengah mati saat dia mendapat telepon dari ayahnya yang memberitahu jika dia dan ibunya saat ini sedang menunggu Tomohiro di depan pintu apartemennya.“Ayah dan ibu di Tokyo? Tapi, mengapa ayah tidak memberitahuku?”“Tuan Muda Ryoma Otsuka melarang Ayah memberitahu kau ataupun Hana, Tomo. Karena itulah Ayah pergi ke Tokyo diam-diam tanpa sepengetahuanmu. Lagipula, semuanya sudah diatur oleh Tuan Muda Ryoma. Kami hanya perlu bersiap-siap dan berangkat,” sahut Yabichi Sudo. Suara ayah Tomohiro dan Hanako itu terdengar sangat bersemangat dan bahagia bukan kepalang.Tomohiro menelan ludah dengan susah payah. Dia mulai merasa khawatir. Dia sama sekali tidak tahu apa yang telah dikatakan oleh Ryoma Otsuka kepada kedua orang tuannya. Memang, sebelumnya Ryoma memberitahu Tomohiro jika dia yang akan mengurus segala sesuatunya, semuanya. Tapi, Tomohiro sama sekali tidak menyangka jika segalanya yang dimaksud oleh Ryoma Otsuka termasuk dengan kedua