Share

Bab 119

Penulis: Atieckha
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-18 23:02:02

“Nggak mungkin, Pa... nggak mungkin Mama yang kena,” ucapnya panik, namun tangannya benar-benar terasa sakit, bahkan sarafnya terasa tak berfungsi.

Sang suami juga ikut panik. “Tapi Mama yakin, kan, racun itu sudah digoreskan ke wajah wanita sialan itu? Baru tangan Mama yang terluka. Jangan sampai kebalik, Ma. Kalau itu terjadi, bahkan bisa sangat membahayakan Tuan Maximus.”

“Tolong antarkan Mama ke rumah sakit! Mama takut kalau racun itu justru masuk ke dalam aliran darah Mama. Ayo, Pak, kita ke rumah sakit sekarang!” ucapnya panik.

Dia takut kalau Angelica tidak apa-apa, justru dirinyalah yang terkena goresan pisau beracun itu.

Sang suami pun segera bersiap dan mengajak istrinya untuk menuju ke rumah sakit, memeriksakan kekhawatirannya. Telapak tangannya benar-benar terasa kebas dan bengkak setelah tadi pagi mengalami luka gores dari pisau beracun yang wanita itu pegang.

Namun, wanita paruh baya ini sangat yakin bahwa tangannya terluka ketika dia memasukkan kembali pisau beracun itu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
dwiky gendon
sudah habis kak cerita nya?
goodnovel comment avatar
elma
Hahaha senjata makan tua
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 120

    Tuan Maximus mondar-mandir di depan tempat tidur istrinya. Wajahnya tegang. Matanya tak lepas dari tangan kanan sang istri yang tergeletak lemas tanpa daya. Bagian itu tampak pucat, nyaris tak ada gerakan sedikit pun. Ia mengamati dengan seksama, berharap ada sedikit saja pergerakan dari jari-jari yang kini tampak kaku.Sudah satu jam sejak Nyonya Maximus dipindahkan ke ruang rawat inap VIP setelah pemeriksaan awal di IGD. Tangan kanannya—yang disebut-sebut terpapar racun—tak kunjung menunjukkan perkembangan. Pihak rumah sakit sudah mengambil sampel darah dan jaringan kulit untuk pemeriksaan lebih lanjut. Sementara itu, Amelia dan Markus, dua orang yang seharusnya bisa dihubungi untuk membantu situasi ini, malah tak bisa dihubungi. Nomor mereka sama-sama tidak aktif."Kenapa sih Mama harus ceroboh seperti ini?" gumam Tuan Maximus setengah berbisik, namun cukup jelas terdengar oleh istrinya. "Sudah tahu pisaunya dilapisi racun. Harusnya Mama pakai pelindung tangan. Bukan malah langsung

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 119

    “Nggak mungkin, Pa... nggak mungkin Mama yang kena,” ucapnya panik, namun tangannya benar-benar terasa sakit, bahkan sarafnya terasa tak berfungsi.Sang suami juga ikut panik. “Tapi Mama yakin, kan, racun itu sudah digoreskan ke wajah wanita sialan itu? Baru tangan Mama yang terluka. Jangan sampai kebalik, Ma. Kalau itu terjadi, bahkan bisa sangat membahayakan Tuan Maximus.”“Tolong antarkan Mama ke rumah sakit! Mama takut kalau racun itu justru masuk ke dalam aliran darah Mama. Ayo, Pak, kita ke rumah sakit sekarang!” ucapnya panik.Dia takut kalau Angelica tidak apa-apa, justru dirinyalah yang terkena goresan pisau beracun itu.Sang suami pun segera bersiap dan mengajak istrinya untuk menuju ke rumah sakit, memeriksakan kekhawatirannya. Telapak tangannya benar-benar terasa kebas dan bengkak setelah tadi pagi mengalami luka gores dari pisau beracun yang wanita itu pegang.Namun, wanita paruh baya ini sangat yakin bahwa tangannya terluka ketika dia memasukkan kembali pisau beracun itu

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 118

    Tanpa rasa takut, Markus membuka kunci pintu ruang rawat inap tempat Sophia dirawat. Tidak ada sedikit pun keraguan dalam gerak-geriknya. Dia tahu apa yang dilakukannya salah menurut norma, tapi dia juga tahu dia tidak perlu takut. Alex boleh saja mengancam akan membongkar perselingkuhan ini ke keluarga Maximus, tapi Markus tahu satu hal: ancaman itu tidak akan berarti apa-apa.Alex, di mata keluarga, sudah kehilangan wibawa. Setiap kata yang keluar dari mulutnya hanya akan dianggap sebagai luapan emosi orang yang sedang tidak stabil. Markus paham betul hal itu. Itulah sebabnya dia tidak peduli. Malah, di dalam dirinya, ada kepuasan tersendiri saat melihat Alex terluka karena perbuatannya. Jika perlu, dia ingin melihat Alex marah, cemburu, dan hancur di hadapannya. Baginya, itu kemenangan.Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Ketika Markus membuka pintu, Alex yang berdiri di depan sana tidak menunjukkan reaksi seperti yang dia harapkan. Tidak ada kemarahan. Tidak ada suara tinggi. T

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 117

    Di dalam ruang rawat inap, suasana terasa senyap. Hanya ada dua orang di dalam ruangan itu—Markus dan Sophia. Tak ada suara lain selain detak jam dinding dan desiran napas mereka yang semakin terasa berat seiring waktu. Markus duduk di kursi tepat di sisi ranjang, menatap wanita yang selama ini menjadi selingkuhannya. Sophia terbaring di ranjang rumah sakit, dengan rambut yang tertutup kain namun tetap terlihat memesona di mata Markus.Amelia, istri sah Markus, beberapa menit lalu sudah kembali ke hotel bersama kedua orang tuanya. Tanpa rasa curiga sedikit pun. Ia menyerahkan kepercayaan penuh kepada suaminya untuk menjaga adik iparnya. Tidak pernah terpikir oleh Amelia bahwa pria yang ia cintai sepenuh hati itu bisa mengkhianatinya dengan cara sekeji ini.“Nekat sekali ya Mama melakukan serangan pada wanita sialan itu,” ucap Sophia tiba-tiba. Kalimatnya terkesan sangat dingin, tapi ada kepuasan tersembunyi di balik senyum tipisnya.Markus meliriknya dan tertawa kecil. “Namanya juga

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 116

    “Saya mohon jangan ganggu Angel. Dia sudah melewati banyak hal yang menyakitkan di luar sana. Dia bertahan hidup sampai detik ini dan terlihat sehat, tapi percayalah, dia hampir mati di luar sana untuk bertahan hidup. Sekarang, tolong jangan rusak kebahagiaannya. Di sini, dia tersenyum tanpa harus melihat rasa sakit yang pernah ia lalui, Saya minta maaf kalau saya menikahinya tanpa meminta restu kalian, tapi percayalah saya akan menjaganya. Saya tahu hubungan darah tidak akan pernah putus, tapi untuk saat ini saya lebih mementingkan mental istri saya." ucap Alex dengan suara tenang.Ia duduk di ruang tamu rumahnya, masih mengenakan pakaian kerjanya, terlihat lelah namun tetap menjaga ketenangan sikapnya. Di hadapannya, Bram duduk menunduk dengan mata merah dan wajah yang tak henti basah oleh air mata. Di sampingnya, Davin tampak kaku, beberapa kali melirik ke arah lantai dua—tempat kamar Angelica berada.Tangis Bram masih terdengar sesekali, menggetarkan dada ruangan yang sejak tadi h

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 115

    “Sayang kamu kenapa?” tanya Alex, menghampiri istrinya.Tapi Angelica menepis tangan suaminya. Ia tidak menjawab. Kakinya terus melangkah turun menuruni anak tangga dengan tatapan lurus ke depan, menatap dua pria yang dulu sangat menyayanginya. Dua sosok yang dulu ia pikir akan selalu menjadi pelindungnya—sebelum akhirnya ia benar-benar terusir dari rumah itu oleh perbuatan ibu tirinya sendiri.Langkah Angel terhenti tepat di hadapan sang Papa. Bram berdiri di depannya dengan tubuh kaku, wajahnya penuh sesal. Di belakangnya, Davin berdiri, tak bicara, hanya menatap keponakannya dengan tatapan sulit dijelaskan."Sayang," panggil Bram dengan suara serak.Air mata Angel tak terbendung lagi. Semua rasa sakit yang selama ini berusaha ia kubur dalam-dalam kembali muncul ke permukaan. Perihnya terlalu nyata. Ia sudah melewati semuanya sendiri—menahan luka, kesepian, penghinaan, bahkan rasa lapar. Dia duduk diam, tapi air matanya tak pernah berhenti. Setiap malamnya dilalui dengan tangis suny

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 114

    Tadi saat pertemuan antar pengusaha dunia di kota New Capitol, seseorang membisikkan informasi penting kepada Davin Abimanyu—bahwa keponakan yang selama ini ia cari ternyata adalah istri dari Alexander, CEO Golden Gate Corporation.Dengan wajah yang tidak bisa menyembunyikan keterkejutan, Davin menerima informasi itu dengan diam-diam. Namun diamnya bukan berarti tenang. Sepanjang acara, ia terus melirik ke arah Alex, yang tampak gelisah dan beberapa kali menghindari pandangannya. Tentu saja, hal ini semakin memperkuat kecurigaannya. Tidak hanya Davin, Bram—saudara tiri sekaligus asisten pribadi Davin—juga tampak mulai marah. Ia pun mulai mengingat kembali bagaimana selama ini Alex seolah menghindar setiap kali topik tentang Angelica disinggung dalam pertemuan mereka.Begitu acara resmi selesai, Davin langsung bergerak. Berbekal informasi yang ia peroleh, ia dan Bram menuju kantor pusat Golden Gate Corporation. William, asisten pribadi Alex, mencoba menghentikan mereka di depan pintu

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 113

    “Mamaaaa... Mama bangun..." suara Olivia terdengar panik sambil menangis sesenggukan. Tangisannya semakin keras seiring tubuh kecilnya mengguncang tubuh Angelica yang masih duduk di sana menahan perih."Kalau datang lagi orang itu, tak jambak jambulnya lagi!" isaknya dengan nada marah dan sedih yang bercampur menjadi satu.Pipi kiri Angelica terlihat terluka. Ada garis sayatan memanjang sekitar lima sentimeter, masih mengeluarkan darah meskipun sudah mulai mengering. Luka itu diduga akibat pisau tajam yang sempat digunakan oleh Nyonya Maximus, wanita paruh baya yang tiba-tiba menyerang mereka tanpa peringatan.Entah sejak kapan wanita itu menyimpan pisau di balik pakaiannya. Serangan itu cepat, tidak terduga, dan para pengawal yang menemani Angelica ke rumah sakit saat itu terlambat bereaksi. Mereka memang datang beberapa detik setelah kejadian, namun sayangnya para penyerang sudah kabur lebih dulu.Saat para pengawal hendak mengejar, Angelica yang masih berusaha menenangkan Olivia ju

  • Terperangkap Gairah Liar Mantan Atasan   Bab 112

    "Mau cari mati kau ya?" desis nyonya Maximus.Tatapannya tajam, penuh kemarahan yang membara. Angelica tak takut sama sekali pada wanita ini. Sementara Olivia yang berdiri di sampingnya memegang pipinya dengan kedua tangan, menatap wanita paruh baya itu dengan kebingungan. Mungkin anak itu berpikir kalau wajah wanita itu mirip dengan wajahnya dan Papanya. Tatapan nyonya Maximus pun tertuju pada Olivia. Sesaat ada keraguan di matanya. Ia sadar, wajah gadis kecil itu memang seperti cerminan masa lalu anaknya. Tapi alih-alih tersentuh, yang muncul justru jijik dan kebencian.Dia kembali menatap ke arah Angel. "Kau mau menantangku?" tanya nyonya Maximus, langkahnya maju beberapa langkah dan tangan kirinya mendorong Angelica dengan kasar. Angelica terdorong dan hampir jatuh, tubuhnya refleks menahan nyeri di bagian lengan."Jangan marahin Mama aku!" teriak Olivia keras. Suaranya menggema di lorong kosong itu."Diam kau anak kecil! Jangan ikut campur urusan orang dewasa! Kau dan ibumu bis

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status