“Apa ini?” tanya Alvaro, sedikit terkejut saat melihat Olivia mendorong troli besar memasuki rumah. Di atas troli itu ada sebuah box berukuran besar, dibungkus rapi dan dililit pita.Alvaro dan Michelle baru saja datang pagi itu, tepat pukul 10.00, sesuai janji mereka dua hari setelah pesta pernikahan. Rumah Alex menjadi tempat berkumpulnya keluarga pagi itu. Begitu sampai, mereka langsung disambut dengan pemandangan Olivia yang sudah menunggu sambil mendorong troli sendirian, wajahnya semangat bukan main.“Karena Om Dokter sekarang sudah jadi direktur di rumah sakitnya Olivia, sekarang giliran Olivia dong kasih kado buat Om Dokter dan Aunty. Ini spesial dari Olivia, loh. Sebagai pemilik rumah sakit,” ucap Olivia bangga, tangannya bertolak pinggang seolah sedang pidato di depan karyawan.Alvaro tidak bisa menahan tawa. Michelle juga ikut tertawa sambil mengelus perutnya yang mulai membesar.“Ya ampun. Pengen banget deh nanti anaknya Aunty seusia Olivia sudah punya rumah sakit,” kata M
Setelah sesi sambutan dari kedua keluarga selesai, MC kembali naik ke atas panggung untuk mengumumkan acara selanjutnya. Musik kembali diperdengarkan, kali ini lebih ceria, mengisi suasana agar tetap hidup.“Selanjutnya, kita akan memasuki sesi foto bersama keluarga inti dan para tamu undangan. Kami mohon kepada keluarga besar kedua mempelai untuk naik ke panggung terlebih dahulu,” ucap MC pria dengan suara mantap.Para tamu langsung bergerak rapi. Panitia acara dengan cepat mengarahkan siapa yang harus naik lebih dulu, siapa yang menunggu giliran, dan siapa yang perlu duduk dulu agar semuanya tertib. Kamera dari tim dokumentasi sudah disiapkan sejak tadi. Cahaya dari lampu studio menyala di sekitar pelaminan, mengarahkan fokus pada kedua mempelai yang berdiri di tengah.Keluarga mempelai pria naik terlebih dahulu. Beberapa orang tua, saudara kandung, dan kerabat dekat langsung menuju panggung dengan antusias. Mereka tersenyum lebar, memeluk Michelle dan memuji betapa anggunnya ia har
Suasana ballroom hari itu penuh dengan suara percakapan para tamu yang sedang duduk sambil menanti. Beberapa dari mereka terlihat asyik mengobrol ringan, sementara lainnya sibuk dengan ponsel, mengambil foto suasana. Musik latar tetap mengalun pelan dari sudut ruangan, namun terdengar jelas. Semuanya sedang menunggu satu momen penting: masuknya pengantin utama.Tiba-tiba, terdengar suara dari panggung utama. Seorang pria dan wanita berdiri di sana, mengenakan busana formal yang serasi. Mereka adalah MC acara resepsi pernikahan Michelle dan Alvaro. Suara mereka terdengar bersahabat namun tegas, menyapa seluruh tamu dengan ucapan terima kasih karena telah hadir.“Bapak, Ibu, dan seluruh tamu undangan yang kami hormati... Sekarang, kita sampai pada momen yang telah kita tunggu-tunggu bersama,” ujar MC pria, disambut senyuman rekannya.“Pasangan pengantin kita hari ini telah sah menjadi suami istri sejak pagi tadi. Mereka telah mengucapkan janji suci, dan kini, saatnya mereka hadir di ten
“Ya Tuhan. Kenapa mereka secantik ini?” Naura sangat kagum. Pun dengan Davin. Mereka mulai mengambil kamera mengabadikan momen itu. Sementara di meja lain, tuan dan nyonya Maximus sampai meneteskan air mata. Ini gadis kecil yang dulu hampir ia celakai. Ini gadis kecil yang dulu ia tolak kehadirannya. Dan sekarang justru gadis inilah sumber kebahagiaan mereka berdua. “Pa, yang paling Mama sesali dalam hidup adalah, ketika Mama menjadi wanita yang jahat dan menolak anak yang dikandung oleh Angelica. Bahkan Mama hampir menjadi nenek yang sangat jahat dan hampir menghilangkan nyawa cucu kita,” ucap Nyonya Maximus.“Jangan diingat lagi, Ma. Kita sudah berhasil melewati semuanya. Dan sekarang kita hanya perlu bahagia persamaan dan cucu-cucu kita.”Mata mereka terus menatap ke arah pintu keluar. Olivia sudah terlihat dari pandangan mereka.Saat semua tamu telah duduk dengan rapi dan musik pengiring berubah menjadi irama lembut yang lebih sakral, suasana ballroom seketika menjadi hening. Se
Hari pernikahan Michelle dan Alvaro akhirnya tiba. Sejak pagi, satu per satu mobil tamu berdatangan ke tempat acara yang sudah disebut-sebut banyak orang sebagai salah satu pesta pernikahan paling mewah tahun ini. Lokasinya berada di sebuah hotel bintang lima di pusat kota New Capitol. Hotel itu terkenal dengan arsitekturnya yang modern dan mewah, sering jadi langganan acara-acara besar kalangan atas.Begitu sampai di halaman depan, para tamu langsung disambut oleh penjaga pintu berjas hitam dengan sikap profesional. Lobi hotel sudah didekorasi penuh dengan bunga segar dan hiasan kristal. Setiap langkah masuk ke dalam gedung membawa tamu pada suasana pesta yang bukan hanya elegan, tapi juga megah dan tertata sempurna.Pesta diadakan di grand ballroom hotel yang berada di lantai dua. Ballroom itu sendiri bisa menampung lebih dari lima ratus orang, dan untuk acara ini, seluruh ruangannya digunakan khusus hanya untuk pernikahan Michelle dan Alvaro. Begitu pintu ballroom dibuka, siapa pun
Malam baru saja turun saat mobil milik Davin Abimanyu memasuki halaman rumahnya di Sun City. Dari kejauhan, bayangan seseorang tampak berdiri di teras depan rumah. Naura sudah menunggunya sejak setengah jam lalu. Ia tahu suaminya baru saja kembali dari perjalanan yang bukan sembarang perjalanan.Begitu mobil berhenti dan mesin dimatikan, pintu langsung terbuka. Davin turun dengan langkah berat. Wajahnya tidak marah, tapi jelas terlihat bahwa pikirannya masih belum tenang. Naura langsung menghampiri, tanpa banyak kata ia menyentuh lengan suaminya, mencoba menenangkan lewat sentuhan kecil.“Sayang, kamu udah pulang,” ucap Naura lembut.Davin hanya mengangguk pelan sambil melepas jas kerjanya dan menyerahkannya ke istrinya. Mereka masuk ke rumah bersama, berjalan melewati ruang tamu di rumah itu yang tampak sepi, sebab anak, cucu dan menantunya sedang liburan ke luar negeri. Di meja kecil dekat pintu masuk, ada dua cangkir teh hangat yang sudah disiapkan oleh Naura. Ia tahu suaminya ak