Terima kasih hadiah dan dukungannya. Jumpa lagi besok yaa.
Sebuah mobil berhenti di depan Luna. Seorang pria membuka pintu dan tersenyum pada mantan istri Wijaya Kusuma.โApa Anda Ibu Luna?โ tanya pria itu.โYa. Siapa yang mengirim kamu?โ Luna balik bertanya.โBella,โ jawab pria itu.โOh.โ Luna masuk ke dalam mobil. Pria itu tersenyum. Dia mengambil koper dan dimasukan ke dalam bagasi.โApa Anda sudah siap?โ tanya pria itu.โYa.โ Luna terlihat bahagia karena bisa lari dari vila jelek milik Wijaya.โAnda mau pergi kemana?โ tanya sopir.โBawa aku ke apartemen atau hotel yang paling dekat di sini,โ jawab Luna.โApa Anda masih belum punya tujuan?โ tanya sopir lagi.โAku sudah berusaha menghubungi teman-temanku, tetapi tidak ada satu pun yang terhubung,โ jawab Luna.โApa Anda punya uang untuk masuk hotel?โ Sopir melihat Luna dari kaca dashboard.โAku akan menggunakan kartu,โ ucap Luna.โSekarang kita di mana?โ tanya Luna.โHotel,โ jawab sopir menghentikan mobilnya.โAnda bisa turun.โ Sopir membuka pintu. Dia mengeluarkan koper milik Luna.โIni hot
Cantika kembali lagi ke klinik Dokter Doan. Wanita melakukan pemeriksaan setelah konsultasi.โHarusnya kamu datang dengan suami,โ ucap dokter Doan tersenyum pada Cantika yang telah melepas pakaiannya.โAku mau tahu kondisi tubuhku terlebih dahulu. Jika sudah dipastikan aku sehat dan subur. Barulah aku mengajak Andika,โ jelas Cantika.โKenapa?โ tanya dokter Doan.โKarena dia sudah punya anak dengan istri pertamanya,โ jawab Cantika.โOh. Kamu khawatir dengan diri sendiri.โ Dokter Doan dibantu asisten mulai melakukan pemeriksaan dan tes pada tubuh Cantika. Mereka fokus pada bagian alat reproduksi.โBagimana, Dok?โ tanya Cantika duduk di kursi ruang tunggu setelah pemeriksaan.โApa kamu sering minum obat kimia?โ Dokter Doan memperhatikan hasil pemeriksaan Cantika.โIya. Apa itu berpengaruh pada kandung telurku? Apa aku tidak bisa hamil?โ Cantika tampak khawatir. Dia benar-benar takut mandul dan tidak bisa melahirkan anak untuk Andika.โObat apa yang kamu minum? Ini sudah berlebih sehingga
Amira dan Wijaya masih berada di puncak bukit. Mereka berdua menikmati matahari terbenam. Sang istri duduk di pangkuan suami. Pelukan kuat dari belakang oleh Wijaya Kusuma. Kedua tangan pria itu mengunci pinggang Amira. โSayang, apa kita menginap di sini saja?โ tanya Wijaya mencium punggung leher Amira.โTidak bisa. Aku kangen Keano. Dia belum asi,โ jawab Amira.โHmm. Keano nomor satu di hati kamu,โ ucap Wijaya menggigit pundak Amira.โAaah. Sakit.โ Amira mencubit paha Wijaya.โKamu membuat aku cemburu. Padahal hari ini aku mau memiliki kamu untuk diriku sendiri. Tidak memikirkan Keano yang berada di rumah.โ Wijaya memutar tubuh Amira menghadap dirinya.โApa sih. Kiano itu anak kita,โ ucap Amira.โYa. Keano adalah anak kita, Sayang.โ Wijaya tersenyum. Dia menyentuh bibir Amira dengan jarinya.โKamu tidak boleh begitu. Bersaing dengan Keano yang anak sendiri.โ Amira merapikan diri agar tubuhnya benar-benar berhadapan dengan Wijaya.โAku tahu, Sayang. Aku terlalu mencintai dan takut keh
Amira membuka mata. Dia benar-benar tidak bisa lagi tidur tanpa Wijaya. Jari-jarinya meraba kasur yang kosong. Kehangatan dari pelukan suaminya sudah menjadi kebiasaan.โSayang,โ sapa Amira lembut. Dia melihat pintu kamar mandi yang tertutup rapat.โKemana dia?โ Amira duduk di tepi kasur. Dia kesulitan melihat karena pencahayaan yang sedikit di dalam kamar.โSayang.โ Amira beranjak dari kasur. Dia berjalan menuju sakelar lampu dan menyalakannya. Wanita itu mengetuk kamar mandi dan tidak ada jawaban.โApa dia pergi?โ Amira melihat jam yang telah menujukkan pukul sepuluh malam.โSepertinya aku tertidur di mobil. Aku lihat Keano dulu.โ Amira tersenyum. Dia melihat pakaian yang telah diganti dengan piyama tidur. Wanita itu segera pergi ke kamar putranya.โSudah tidur. Apa dia asi dari botol?โ Amira mencium Keano yang terlelap. Wanita itu menuruni tangga dan memastikan bahwa Wijaya ada di ruang kerja. Dia baru saja akan mengetuk dan pintu sudah terbuka. โSayang, ada apa?โ tanya Wijaya yan
Bella pergi ke penginapan Luna dengan mengendarai mobil pribadinya. Dia harus menjemput sahabatnya pindah ke apartemen.โLelah sekali. Wijaya benar-benar membuang Luna.โ Bella harus mengendarai mobil cukup lama. Dua jam perjalanan baru bisa sampai di penginapan yang berada di ujung kota.Bella memarkirkan mobil di tempat parkir. Dia tiba hampir tengah malam. Wanita itu disambut oleh karyawati bagian resepsionis.โSelamat datang. Apa Anda mau menginap?โ tanya karyawati.โAku ada janji dengan tamu bernama Luna,โ jawab Bella.โMungkin Anda bisa menghubunginya agar bisa keluar dari kamar,โ ucap karyawanti.โBaiklah.โ Bella menghungi Luna dan tidak ada jawaban.โApa aku bisa menunggu di sini?โ tanya Bella yang gagal menghubungi Luna.โTentu saja,โ jawab karyawati.โTerima kasih.โ Bella duduk di sofa. Dia terus berusaha menghubungi Luna yang tidak juga menjawab panggilannya.โKemana Luna? Apa dia tidur? Padahal aku sudah memintanya untuk menunggu.โ Bella sangat lelah dan mengantuk. Dia butuh
Cantika menunggu Andika di dalam kamar. Suaminya benar-benar sering lembur.โSayang.โ Cantika menyambut kedatangan Andika. Wanita itu mengambil jas dan tas dari tangan suaminya. โKamu mandi dulu,โ ucap Cantika tersenyum pada Andika.โYa.โ Andika masuk kamar mandi. Membersihkan diri yang lelah dan gerah. Pria itu keluar dengan hanya mengenakan handuk putih yang melingkar di pinggang.โSayang.โ Cantika memeluk Andika. Dia menggantungkan kedua tangan di leher suaminya.โAda apa?โ tanya Andika mencium bibir Cantika.โKemarilah! Ada yang mau aku bicarakan.โ Cantika menarik Andika ke tempat tidur.โKamu mau berbicara atau bercinta?โ Andika berada di atas kasur dan Cantika duduk di perut ratanya. Jari-jari wanita itu merada dada bidang suaminya.โSayang, aku belum juga hamil. Apa kita perlu program dengan dokter?โ tanya Cantika.โApa?โ Andika terkejut. โSiapa yang tidak sehat?โ tanya Andika menatap Cantika.โAku sudah periksa dan sehat,โ jawab Cantika.โApa itu artinya aku yang tidak sehat?
Wijaya benar-benar serius untuk menjemput Devano. Dia tidak ingin Cantika lebih dulu mengambil bayi dari Amira. Pria it uterus memantau laporan dari anak buahnya yang menjaga di pesisir pantai dekat dari pulau tempat tinggal Devano.โKita akan berperang jika tidak bisa mengambil Devano baik-baik,โ ucap Wijaya. Pria itu berada di rumah sakit.โApa tidak ada kesempatan?โ tanya Leon.โAku tidak ingin menambahkan korban lagi. Kita akan mengganti para penjaga mereka pelan-pelan. Ambil Devano di mana Cantika akan bergerak,โ tegas Wijaya yang duduk di sofa bersama dengan Jack.โMaafkan aku, Bos,โ ucap Leon.โKamu minta maaf untuk apa?โ tanya Wijaya menoleh pada Leon yang masih berbaring di tempat tidur.โSaya tidak bisa menyelesaikan tugas,โ jawab Leon.โTugas kamu sudah selesai,โ tegas Wijaya.โIni pertama kalinya orang kepercayaanku terluka. Padahal hanya pergi mencari anak Amira. Berperang melawan musuh dunia bisnis tidak membuatku mengorbankan banyak orang.โ Wijaya menatap layar computer
Amira berada di halaman belakang. Wanita itu bermain bersama bayi tampan dan cerdasnya. Wanita itu benar-benar telah mengiklaskan Devano dengan adanya Keano.โNon, hari sudah mulai gelap. Sebaiknya Anda dan Keano masuk ke dalam rumah,โ ucap bibi.โBibi bawa Keano ke kamar.โ Amira memberikan Keano kepada bibi.โAnda mau kemana?โ tanya bibi.โAku mau menunggu hujan turun.โ Amira tersenyum.โNon, nanti Bapak marah,โ ucap bibi khawatir.โTidak akan. Aku suka hujan. Sudah lama tidak bermain air hujan. Bibi masuklah. Aku akan selesai sebelum Pak Wijaya pulang. Hari ini dia lembur.โ Amira mendorong tubuh bibi masuk ke dalam rumah. Dia menutup pintu dan duduk di tengah halaman.โSemoga hanya hujan dan tidak ada kilat, Guntur serta petir.โ Amira mendongak dan tetesan pertama jatuh tepat di wajahnya.โAah!โ Amira tersenyum. Dia benar-benar menyukai hujan. Aroma dan suara air yang jatuh ke bumi memberikan ketenangan untuknya.โAhhhhh!โ Amira berdiri dan berputar di atas rumput yang basah. Dia men
Keano dan Devano berada di kelas yang berbeda. Pihak sekolah tidak ingin kesulitan membuat dua saudara itu bersaing.โKita dipisah lagi.โ Devano tersenyum setelah tiba di depan kelas sang adik.โGuru akan kebingungan jika kita berada di kelas yang sama.โ Keano masuk ke dalam ruang kelasnya.โYa.โ Devano pun melanjutkan langkah kaki yang sempat terhenti.Semua mata tertuju kepada dua bersaudara itu. Baik lelaki atau pun perempuan pasti mengagumi mereka. Tidak ada yang berani bersaing karena telah mengetahui kemampuan anak dari Wijaya Kusuma yang sangat terkenal.โAku sekelas dengan Keano.โ Luci melihat Devano yang melewati ruang kelasnya.โPadahal aku lebih tertarik kepada Devano.โ Luci melirik Keano. Dia merasa tertekan dan takut ketika berada di dekat adik Devano.โCih!โ Keano menarik kursi. Remaja itu benar-benar tidak menutupi diri ketika tidak suka pada seseorang. Dia akan memperlihatkannya secara langsung.โAku harus menjadi siswi tercerdas di kelas ini. Aku dibayar mahal, tetapi
Keano dan Devano duduk di depan computer mereka. Dua anak lelaki itu telihat sibuk dengan pekerjaan masing-masing dan tidak saling mengganggu.โApa Papa boleh masuk?โ Wijaya mengetuk pintu kamar yang terbuka.โYa,โ ucap Keano dan Devano melihat kepada papa mereka.โTerima kasih.โ Wijaya masuk ke dalam kamar Keano dan Devano. Pria itu duduk di sofa dan kedua putranya mendekat.โAda apa, Pa?โ tanya Devano.โDi mana Mama?โ Keano pun bertanya.โMama di kamar adik kembar. Duduklah.โ Wijaya menunjukkan sofa yang berada tepat di depannya.โApa ada kejadian yang janggal di sekolah?โ tanya Wijaya.โYa. Seorang wanita berusaha mendekati Keano. Dia mengatakan bahwa Keano mirip anaknya yang hilang,โ jawab Devano.โBagaimana perasaan kamu, Keano?โ Wijaya menatap Keano.โAku tidak suka dengan wanita itu,โ tegas Keano.โBagus. Kamu bisa menyelidikinya dan memastikan dia tidak akan berani mendekat. Apalagi sampai melukai perasaan mama kalian,โ ucap Wijaya tersenyum.โTentu saja, Pa. Kami sedang menyel
Amira dan anak-anak menyelesaikan kegiatan pembukaan ajaran baru di sekolah. Mereka bersiap untuk pulang ke rumah. Leon sudah menunggu di mobil dan melihat istri Wijaya bersama dua putra keluar dari gerbang gedung.โNyonya sudah kembali.โ Leon tersenyum. Pria itu tidak sadar bahwa dirinya semakin dekat dengan Amira dan anak-anak. Dia terbiasa berada di sisi istri dan anak Wijaya. Ada rasa tenang dan senang ketika bisa melihat wanita itu di depan matanya.โSiapa wanita dan anak itu? Kenapa dia terus mengikuti Nyonya?โ Leon sangat teliti memperhatikan orang-orang di dekat Amira dan anak-anak.โMencurigakan.โ Leon segera mengirim data kepada anak buahnya. Mengambil gambar orang yang terlalu dekat dengan Amira dan anak-anak. Dia benar-benar harus sangat berhati-hati dan tidak mudah mempercayai siapa pun.โApa kita langsung pulang?โ tanya Leon membuka pintu untuk Amira.โYa.โ Amira memberikan jalan untuk Keano dan Devano untuk masuk lebih dulu ke dalam mobil.โWanita duluan,โ ucap Devano.โ
Amira yang menyadari bahwa dia terlalu lama di dalam kamar meminta izin untuk kembali kepada anak-anaknya. Dia tahu segala sesuatu harus diperhitungkan karena akan berakibat fatal.โAku harus pergi sekarang. Pemisi.โ Amira tersenyum dan keluar dari kamar mandi. Langkah kakinya terhenti melihat seorang wanita yang sedang berinteraksi dengan Keano.โMaaf.โ Luna menangis.โKenapa Anda menangis?โ tanya Devano dengan lembut.โDia sangat mirip dengan putraku yang hilang,โ jawab Luna.โTetapi aku bukan putra Anda,โ tegas Keano benar-benar tidak suka dengan keberadaan Luna.โBagaimana jika kamu adalah putraku yang hilang?โ tanya Luna menatap Keano.โItu tidak mungkin. Kami adalah putra dari Wijaya Kusuma dan Amira Salsabila,โ tegas Devano menepis tangan Luna yang sangat ingin memeluk Keano.โAku punya mama yang luas biasa dan bukan kamu!โ Keano beranjak dari kursi dan mendorong Luna hingga jatuh ke lantai.โHah!โ Dewi, Amira dan Luciana sangat terkejut. Tenaga Keano benar-benar kuat.โJangan p
Amira memperhatikan keranjang buah yang dibawa Keano. Anak lelakinya duduk dengan tenang dan meletakkan keranjang buah di atas paha sang ibu.โApa ini, Sayang? Apa kamu mau memakan semuanya?โ tanya Amira tersenyum.โBuah-buah ini tidak ada di rumah,โ jawab Keano.โHahaha.โ Amira mencubit pipi Keano dengan gemasnya. Wanita itu tertawa melihat tinggah yang tampak lucu. Dia tahu putranya miliki rasa penasaran yang tinggi.โIni buah-buah dari desa yang hanya dijual di pasar tradisional dan pinggir jalan. Bibi dapur biasa belanja di supermarket sehingga tidak akan menemukan buah-buah local, Sayang.โ Amira menyentuh buah-buahan yang ada di keranjang.โOh.โ Keano memperhatikan buah-buahan.โRasanya manis dan asam. Enak dan segar, Sayang. Coba saja.โ Amira memberikan buah cempedak kepada Keano.โCempedak.โ Keano menaikkan alisnya. Dia bisa mencium aroma yang kuat dari buah cempedak.โCobalah.โ Amira mendekati buah cempedak ke mulut Keano dan sang anak pun membuka mulutnya. โMm. Aku tidak suka
Acara penyambutan telah dimulai. Beberapa siswa menampilkan kemampuan mereka sehingga bisa masuk ke sekolah unggulan. Walaupun swasta, tetapi merupakan sekolah internasional yang mengutamakan mutu dan tidak semua orang bisa masuk. Ada seleksi ketat yang harus dilewati.โDevano dan Keano akan menampilkan apa?โ tanya Amira dengan lembut.โTidak ada,โ jawab dua bersaudara itu kompak.โOh.โ Amira terkejut dengan jawaban cepat dari dua putranya.โNama mereka paling atas, tetapi tidak akan menampilkan apa pun. Padahal keduanya menguasai semua elemen.โ Amira tersenyum. Dia berbisik di telinga Wijaya.โSayang, mungkin anak-anak tidak mau terlalu menonjol di awal tahun ajaran baru ini.โ Wijaya mengusap pipi Amira dengan lembut.โKita mau fokus belajar, Ma. Keahlian lain bisa diasah di rumah saja,โ jelas Devano tersenyum.โIya, Sayang.โ Amira mencium dahi Devano dan Keano. Wanita itu harus bersikap adil. Sentuhan dan ciuman serta pujian harus diberikan kepada kedua putranya. Tidak boleh hanya sa
Devano dan Keano sudah bersiap masuk sekolah. Dua remaja itu memilih sekolah swasta. Wijaya rela membayar mahal untuk Pendidikan anak-anaknya.โSelamat pagi.โ Amira masuk ke kamar dua putranya.โMama.โ Keano dan Devano menoleh kepada Amira.โApa sudah siap berangkat sekolah?โ tanya Amira mendekati Keano dan Devano yang bersiap keluar kamar.โYa, Ma.โ Keano dan Devano memeluk Amira.โAnak-anak Mama benar-benar tampan dan menawan.โ Amira menciu pipi Keano dan Devano yang harum.โBaiklah. Kita sarapan dulu ya.โ Amira menggandengan kedua anaknya dari kamar dan pergi ke ruang makan.โApa Mama akan mengantarkan kami ke sekolah di hari pertama?โ tanya Devano.โTentu saja, Sayang. Mama kana menemani kalian ke sekolah.โ Amira menarik kursi untuk kedua anaknya.โTerima kasih, Ma. Aku bisa,โ ucap Devano yang sudah lebih dulu menarik kursi untuk dirinya sendiri. Wijaya memperhatikan dua putrnaya.โSayang, mereka sudah besar. Bisa melakukan semuanya sendiri. Apalagi hanya menarik kursi,โ ucap Wija
WARNING 21++++Amira dan Wijaya telah berada di dalam kamar mereka. Anak-anak pun telah tidur, tetapi Keano dan Devano masih sibuk dengan alat baru yang diberikan oleh papa mereka.โSayang, anak-anak sudah tidur dan ada baby sister juga. Apa kita bisa mulai?โ Wijaya memeluk Amira dari belakang. Wanita itu baru saja melepaskan pakaian dan akan diganti dengan dress malam yang cantik.โSayang, apa kamu tidak lelah?โ tanya Amira tersenyum dan memutar tubuh menghadap Wijaya. Dia menggantungkan tangan di leher suaminya.โApa kamu meremehkan aku, Sayang? Aku bahkan mampu main sampai pagi. Membuang berkali-kali.โ Wijaya segera melahap bibir Amira. Wanita itu bahkan belum sempat mengenakan baju tidurnya. Dia mengangkat sang istri ke dalam gendongannya.โMmm.โ Mahira melingkarkan kedua kaki di pinggang sang suami. Menikmati ciuman hangat dari Wijaya Kusuma.โAaahhh!โ Wijaya berpindah ke leher jenjang Amira. Pria itu benar-benar sangat bergairah. Satu minggu tidak menyentuh istrinya membuatnya ha
Wijaya tidak heran lagi dengan banyaknya makanan dan minuman karena sudah mendapatkan laporan dari orang-orangnya.โSayang, apa kamu tidak lelah?โ tanya Wijaya duduk bersama sang istri dan anak-anaknya di ruang keluarga.โTidak lelah. Tidak ada yang aku lakukan selain bermain bersama anak-anak.โ Amira tersenyum.โMama sangat merindukan Papa,โ ucap Devano.โPapa tahu itu, Sayang.โ Wijaya mengusap kepala Devano.โKarena senang kamu pulang. Jadi, aku masak banyak.โ Amira telah menyajikan kue keju kesukaan Wijaya dan anak-anak di atas meja ruang keluarga.โPadahal, papa di rumah saja. Mama tetap rajin membuat kue kesukaan kami,โ tegas Keano.โTentu saja, Sayang. Itu karena Mama sayang dan cinta kalian semua.โ Amira memeluk putranya.โPapa, oleh-oleh mana?โ tanya Wiliam dan Wilona yang berlari mendekati Wijaya.โOh, oleh-oleh sudah berada di ruang bermain,โ jawab Wijaya mencium pipi Wiliam dan Wilona.โHore.โ Dua anak kembar berlari ke kamar bermain mereka.โApa kalian tidak minta oleh-oleh