Beranda / Romansa / Terperangkap Pesona Pria yang Kukira Lumpuh / 8. TIDAK PERNAH MELIHAT WAJAH SUAMINYA

Share

8. TIDAK PERNAH MELIHAT WAJAH SUAMINYA

Penulis: vitafajar
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-17 23:41:25

"Hellen, kemana tuanmu itu?" Dia bertanya pada Hellen, tetapi wanita itu tidak menjawab pertanyaannya. 

Anna terus melihat ke arah taman tetapi tidak ada seorangpun di sana yang datang. Keadaan semakin aneh ketika langkah kaki yang tiba-tiba berhenti di belakangnya. Anna berbalik dan seketika kedua matanya terbelalak.

Eric melihat ke belakang Anna tetapi dia tidak menjumpai siapapun di sana. Kemudian dia melihat Anna dan berkata, "Apa yang sedang kau lihat di sana?"

Anna melihat sekeliling dan tidak menjumpai Hellen di sana. Kapan wanita itu pergi? pikirnya.

Sementara Hellen tentu saja dia sudah pergi setelah diinterupsi oleh tuannya. Dia diperintahkan untuk langsung pergi ketika Eric telah sampai di rumah.

Anna menggelengkan kepala, "Hanya saja tadi kukira dia akan datang. Tapi ternyata bukan."

Eric mengikuti arah pandang Anna dan tidak melihat siapapun di sana. "Siapa yang sedang kau tunggu?"

Anna mengabaikannya, dia terdiam beberapa saat sebelum akhirnya kembali berkata, "Apa yang kau lakukan di sini? Kupikir semua pekerja sudah pulang."

"Para pekerja di sini tidak pulang. Tapi mereka tinggal di rumah belakang," Eric menjawabnya dengan lugas. 

Anna mengangguk paham, "Lalu kenapa kau masih di sini?"

"Kenapa aku harus pergi?"

Anna terdiam beberapa saat, kemudian menganggukkan kepala, "Mungkin kau baru saja selesai dari pekerjaanmu, ya. Pantas saja."

Anna berjalan melewati Eric kemudian mengambil tempat duduk di meja makan. Dia mulai menyantap makanannya seakan Eric tidak terlihat.

Eric sangat kesal dengan sikap Anna, gadis ini tidak memiliki sopan santun terhadapnya. Beberapa kali gadis ini seperti mengabaikan pertanyaannya. Bahkan dia sama sekali tidak takut. Sejak tadi pagi, istrinya ini selalu memperlakukannya seperti pesuruh.

"Hei!"

"Hei katamu?"

Anna tidak peduli, "Dimana tuanmu itu? Apakah dia tidak pulang? Kudengar dari Hellen, dia akan pulang lebih awal untuk makan malam."

Diabaikan berkali-kali, Eric menjadi tidak senang. Dia melangkah ke samping Anna dan bertolak pinggang, "Kau memanggilku 'Hei' dan sekarang mengabaikanku?"

Anna menelan makanan di mulutnya kemudian mendongak untuk melihat Eric, "Lalu, haruskah kupanggil kau 'anak mafia' saja?" 

Setelah mengatakan hal itu, Anna kembali memfokuskan dirinya pada makanan yang ada di meja makan. Dia melihat banyak makanan yang sangat enak, satu persatu dicoba olehnya dan tidak ada yang terlewat sama sekali untuk dimasukkan ke dalam mulutnya. Anna bersyukur karena pelayan sudah menyiapkan banyak makanan. 

Sementara Eric sangat geram dengan sikap Anna yang seperti menganggap dia sebangsa hantu yang tidak bisa dilihat dan diajak berkomunikasi.

"Beraninya kau menyebutku seperti itu. Sepertinya kamu memang tidak kenal takut padaku, ya!" 

"Kau sendiri yang menolak untuk memberitahukan namamu padaku." Anna kembali melihat ke arahnya. Dia menatap balik Eric tanpa rasa takut lalu berkata, "Aku 'kan sudah bilang tadi pagi, jika kau tidak mau kupanggil anak mafia, kau mau kupanggil pesuruh saja, ya."

Mendengar hal itu, tentu saja langsung membuat Eric naik pitam. Setelah tadi bertemu dengan Jason, hari ini lumayan melelahkan baginya di perusahaan. Tetapi ketika lihatlah sampai di rumah, malah mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari istrinya.

"Hei, pesuruh! Dimana tuanmu?" Anna bertanya lagi. 

Eric menghela napas. Gadis ini benar-benar tidak kenal takut. Begitu berani bersikap tidak sopan padanya. 

Tidak mendengar jawaban apapun dari Eric, Anna menghentikan kegiatannya sejenak. Dia mendongak dan melihat pria itu menatapnya kesal. Anna berkata dengan tidak peduli, "Dimana tuanmu?"

Eric membiarkan panggilan itu berlalu, dia menatap Anna sejenak kemudian menjawab, "Sudah tidur."

"Oh," Anna menganggukkan kepalanya, dia kembali melanjutkan makan malamnya dengan bersemangat.

Anna makan dengan lahap hingga hampir setengah makanan di meja dia makan, barulah dia menghentikan kegiatannya. Di saat itu, perutnya sudah terasa penuh, Anna mulai merasa kenyang setelah sebelumnya begitu kelaparan. 

Dia melihat makanan yang sangat banyak meski dia juga sudah memakannya. Seketika hembusan napas lelah keluar dari mulutnya, "Kenapa sepertinya makanan-makanan ini malah semakin bertambah?"

Eric melihat wajah lesu Anna, gadis ini awalnya begitu bersemangat melihat makanan, dia makan dengan rakus seakan tidak akan makan untuk beberapa bulan setelahnya. 

"Karena itu, ada seorang ahli kesehatan yang pernah berkata, 'Makan sebelum lapar, berhenti sebelum kenyang,' tapi kau malah memakan semua yang ada di depanmu seakan kau tidak akan makan lagi beberapa bulan kemudian." 

Eric melihat Anna dengan tatapan cemooh, "Dasar rakus!"

Bibir Anna maju beberapa senti, dia langsung bangun dan menatapnya dengan tajam. "Kau mengataiku rakus?!" 

Eric tidak peduli dengan dia yang marah, tanpa menjawab, dia langsung saja mengambil tempat duduknya. Mulai mengambil makanan untuk dirinya sendiri.

Anna melihatnya, pria ini seperti membalas dendam dengan mengabaikannya. Tetapi Anna juga sudah kekenyangan. Dia mulai kehabisan tenaga untuk berdebat.

Eric makan secara perlahan, Anna juga sudah selesai makan. Dia lalu membereskan sisa makanannya. Ketika Anna hendak kembali ke kamar, dia melihat Eric dengan terheran. 

Pria itu, kenapa dengan santai duduk di meja makan dimana ada dia yang merupakan istri dari bosnya? Apakah dia memang terbiasa seperti ini? Makan dengan Eric sehingga memperlakukan dia juga sama? 

Anna berpikir mungkin para pekerja di sini juga sudah terbiasa makan di meja makan bersama dengan majikannya. Jadi dia memilih untuk tidak mempermasalahkan. 

Selama ini ketika di rumah bersama dengan Clarissa dan ibunya, dia juga selalu dikesampingkan. Makan bersama dengan Bu Kim yang merupakan asisten rumah tangga mereka. 

Setelah beberapa saat berpikir, Anna kembali bertanya, "Pak, siapa namamu?"

"Kau tidak perlu tahu namaku," Eric menjawabnya dengan ketus. Mengambil gelasnya yang berisi air kemudian meminum hingga habis. 

Anna semakin kesal mendengarnya, "Aku serius, Pak. Jangan buat aku semakin kesal padamu! Kau tidak takut kuadukan pada suamiku? Aku bisa membuatnya memecatmu!" 

Mendengar namanya disinggung, Eric merasa tertarik. Dia menghentikan sejenak kegiatannya kemudian membalas tatapan Anna. 

"Memangnya kau pernah melihat suamimu?" Eric bertanya dengan nada mencemooh. Seperti tidak percaya dengan perkataan Anna. 

Anna kembali tersulut, pria ini meremehkan dirinya ternyata. 

"Kau pikir?" Anna memutar kedua bola matanya. Dia mendesis, detik selanjutnya dia berkata dengan penuh percaya diri, "Eric adalah suamiku. Tidak mungkin aku tidak pernah melihatnya! Meski kami tidak tidur satu kamar, tapi jelas aku bisa mengenalinya karena dia adalah suamiku!"

Eric meletakkan alat makannya, tatapan matanya sangat tajam menatap ke arah Anna. Gadis itu bahkan sampai takut jika pria di depannya ini tahu bahwa dia sedang berbohong. 

Namun, jiwa yang tidak ingin kalah kembali menyembul. Anna berdeham, dia menegakkan punggungnya, berbalik menatap Eric tanpa rasa takut. 

"Kenapa?" Anna bertanya seakan keberanian dalam dirinya masih seratus persen. 

"Jika kamu pernah melihat wajah suamimu, maka ceritakan padaku bagaimana rupa dan penampilannya."

BERSAMBUNG~~

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
jemai nik
semakin bikin penasarannn
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Terperangkap Pesona Pria yang Kukira Lumpuh    227. KEGELISAHAN ANNA

    Waktu berlalu sejak hari di mana mereka pergi ke taman yang ada di dekat rumah. Berhari-hari setelahnya, Ethan juga terlihat murung karena tidak bisa bermain dengan teman barunya. Anna berpikir bahwa ini hanya masalah anak kecil, waktu yang akan membuatnya lupa. Sekarang kedua anaknya sudah beranjak dewasa. Ethan sudah berusia 30 tahun sementara Lyra tahun ini baru menginjak usia 28 tahun. Anna menikmati kebersamaannya bersama dengan sang suami. Perusahaan pun sudah perlahan-lahan diserahkan pada Ethan. Kini dia dan Eric hanya tinggal menikmati masa tua bersama. Dilihatnya jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 06.00 sore. Sebentar lagi suami dan juga anak-anaknya akan kembali setelah selesai bekerja. Anna merapikan meja makan dan tepat pada saat itu dugaannya benar. Tak lama datang Eric dengan Lyra yang menggendong tangannya. Namun, tidak ada Ethan yang mengekori mereka. Hal itu membuat Anna bertanya-tanya, "Sayang, dimana kakakmu?" Lyra memeluk sang ibu kemudian berkata, "Kata

  • Terperangkap Pesona Pria yang Kukira Lumpuh    226. PERTEMUAN DAN PERPISAHAN 

    Akhirnya Anna harus merelakan pakaian dalam kesayangannya menjadi korban "keganasan" Eric yang sudah tidak bisa menahan gairahnya. Anna hanya bisa pasrah dan menikmati saja setiap perlakuan yang diberikan oleh suaminya. Anna merasa kehidupannya sudah sangat sempurna, suami yang sangat mencintainya dan juga anak-anak yang cantik dan tampan. Sudah lengkap kebahagiaan yang dirasakan olehnya setelah bertahun-tahun hidup dalam kesedihan. Tahun demi tahun dilalui keluarga kecil itu dengan penuh semangat kebahagiaan. Kerikil tetap saja akan hadir tetapi jika Eric terus menggenggam kedua tangannya, maka semua akan menjadi baik-baik saja. Kini Anna dan Eric bersiap-siap untuk mengajak Lyra dan Ethan bermain ke taman. Mereka berdua dengan penuh semangat dan kebahagiaan mempersiapkan segala perlengkapan yang diperlukan untuk hari yang menyenangkan bersama keluarga kecil mereka.Lyra yang ceria dan Ethan yang penuh energi dengan riangnya melompat-lompat karena hendak diajak pergi ke taman. Mer

  • Terperangkap Pesona Pria yang Kukira Lumpuh    225. DIROBEK SECARA KASAR

    Eric merasa sangat malu karena sudah tertangkap basah melakukan sesuatu yang tidak senonoh oleh istrinya. Padahal dia berusaha untuk menjaga kerahasiaan dirinya sendiri tetapi tidak disangka malah Anna tiba-tiba datang kembali setelah dia menyuruhnya untuk pergi beristirahat. Saat ini Eric sedang duduk di tepi ranjang dengan kepala tertunduk dan jemari yang saling bertaut. Dia seperti seorang penjahat yang sudah kedapatan tertangkap warga saat sedang melakukan aksinya. "Anna, aku ...." Eric tidak bisa menemukan alasan yang tepat untuk diberikan pada istrinya. Anna menggelengkan kepala, menatap Eric dengan tidak percaya. Dalam hati sedikit merasa bersalah karena dialah yang menjadi penyebab Eric melakukannya. Seandainya saja dia tidak ketakutan, mungkin hal seperti tadi tidak akan pernah terjadi. Anna menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya perlahan. Dia berjalan mendekati suaminya kemudian duduk di sebelahnya. "Sayang, maaf, aku tidak bermaksud—""Maafkan aku." Eric meng

  • Terperangkap Pesona Pria yang Kukira Lumpuh    224. ADEGAN MENGEJUTKAN

    Eric memicingkan kedua matanya, kali ini dia balik menatap Anna dengan kesal. Berani sekali istrinya ini berbohong dengan mengatakan bahwa dia belum selesai. Membuat Eric merasa uring-uringan selama seharian ini. Sementara Anna, dia tahu marabahaya akan segera datang. Dia segera bersiap, mendorong tubuh Eric, hendak bangun dan pergi meninggalkannya. Namun, gerakan Anna tidak kalah cepat dengan gerakan Eric. Prianitu segera menangkap pergelangan tangannya, membuat Anna tidak bisa pergi menjauhinya. "Kamu mau kemana?" Eric berkata dengan tatapan mengintimidasi. Anna yang melihat itu, seketika dia sadar bahwa riwayatnya akan segera tamat. Eric pasti tidak akan membiarkannya. "Eric, aku ...." Anna tidak bisa lagi berkata-kata. Dalam hati dia merasa harus mengubah strateginya. Jika ditolak, tentu Eric akan kecewa. Sementara jika diladenipun, Anna takut sebab dia masih merasa ngilu melakukannya. Anna berdeham, dia melingkarkan kedua tangannya di leher Eric kemudian memberikan kecupan-

  • Terperangkap Pesona Pria yang Kukira Lumpuh    223. MEMBAKAR SEMANGATNYA

    "Mana ada! Bahkan aku tidak pernah terpikir untuk melakukan hal seperti itu di belakang!" Eric membela diri.Anna memicingkan kedua matanya, menatap Eric dengan perasaan curiga. Perlahan dia berjalan mendekati suaminya kemudian melirik ke arah layar laptop yang terbuka. Di sana hanya ada lembar kerja lengkap dengan catatan di sana. Anna membuka seluruh isi di dalamnya dan tidak menemukan hal-hal mencurigakan. Anna menolehkan kepala dan tatapannya langsung bertemu dengan Eric. Kedua tangan pria itu bersedekap di depan dada, melihat sang istri yang menatap yang tidak percaya. "Bagaimana? Apakah kamu sudah menemukan hal-hal yang kamu cari?" Eric bertanya dengan penuh keberanian. Sementara Anna, dia hanya diam sembari terus memperhatikan ekspresi wajah suaminya. Tetapi dia hanya mencintai kebenaran di sana. Eric sama sekali tidak berbohong tentang dia yang memiliki pekerjaan. "Kalau gitu, sekarang tidur bersama denganku! Kamu sudah berjanji tidak akan menyentuh pekerjaan selama dua b

  • Terperangkap Pesona Pria yang Kukira Lumpuh    222. KECURIGAAN ANNA

    Sepanjang hari itu, Eric merasa sangat kesal dengan keadaan. Padahal dia yakin bahwa hari ini istrinya sudah siap. Dia sudah menghitung tanggal dan sekarang adalah hari yang tepat. "Bukankah sudah satu bulan berlalu, tapi kenapa belum juga bisa? Apakah aku salah menghitung?" Eric bermonolog. "Kenapa, Eric?" Edmund bertanya, saat ini dia sedang mengajak Ethan bermain di halaman belakang tetapi tiba-tiba mendengar putranya berbicara. Hanya saja dia tidak terlalu mendengarkan, sehingga tidak tahu kalimat yang diucapkan oleh Eric. Eric menolehkan kepala dan dalam hati merasa malu sebab dia tidak menyadari bahwa telah menyuarakan isi kepalanya. "Tidak ada," Eric menggelengkan kepala. Edmund tidak bertanya lagi, dia memilih untuk kembali fokus pada Ethan hingga tiba-tiba Eric memanggilnya. "Kenapa?" Edmund bertanya. Eric terdiam beberapa saat sebelum akhirnya dia berkata, "Pa, apakah wanita memang membutuhkan waktu yang lama setelah melahirkan?" Mendengar pertanyaan putranya, seketi

  • Terperangkap Pesona Pria yang Kukira Lumpuh    221. GODAAN PAGI HARI

    "Eric? Kamu kenapa, Nak?" Vania sangat terkejut melihat tampilan putranya yang sudah mirip seperti zombie. Kantung mata hitam sangat terlihat dengan jelas ditambah dengan rambut yang acak-acakan serta kaos putih oblong yang sudah tidak beraturan. Eric seperti pria yang tidak terurus. Vania mengintip dari balik celah tubuh putranya dan saat itulah dia semakin terkejut. Anna dalam posisi duduk dan bersandar di kepala ranjang dengan menggendong Lyra dan juga kedua mata yang terkanduk. "Apa yang terjadi dengan kalian? Kenapa penampilan kalian seberantakan ini?" Hari masih pagi tapi anak dan menantunya sudah tidak bersemangat untuk menjalani hari. "Tadi malam Lyra tidak mau tidur, setiap kami ingin meninggalkannya tidur, dia malah terus menangis sampai membangunkan Ethan. Akhirnya kami ajak mereka berdua untuk tidur bersama di bawah tapi malah berakhir tidak tidur semalaman." Eric berjalan dengan gontai ke arah ranjang kemudian berbaring di samping Ethan yang baru saja terlelap bebera

  • Terperangkap Pesona Pria yang Kukira Lumpuh    220. LELAH TAPI MENYENANGKAN

    Anna memejamkan kedua mata setelah hari yang melelahkan untuknya. Dia sudah tidak sanggup lagi untuk berjalan dari arah ruang keluarga ke kamar. Bahkan untuk bernapas saja, rasanya sangat sulit untuk dilakukan. Tepat pada saat itu Eric turun dari lantai dua dan duduk di sebelahnya. Terdengar helaan nafas panjang sebagai tanda bahwa suaminya itu juga merasakan hal yang sama dengannya. Anna dan Eric merasa kelelahan yang mendalam setelah merawat Ethan dan Lyra yang masih bayi. Mereka duduk di sofa dengan ekspresi lelah. Ketika Ethan lahir, meskipun merasa lelah tetapi mereka berdua bisa mengatasinya dengan sangat baik. Keduanya akan secara bergantian menjaga Ethan malam dan juga pagi. Eric akan menjaga Ethan pada malam hari sementara Anna terlelap. Kemudian dari pagi hingga bertemu dengan matahari terbenam, ganti Anna yang menjaga. Selama dua bulan mereka melakukannya hingga akhirnya jam tidur Ethan berangsur normal seperti manusia pada umumnya. Pada malam hari, Ethan sudah tidak l

  • Terperangkap Pesona Pria yang Kukira Lumpuh    219. KEBAHAGIAAN ITU AKHIRNYA DATANG

    Anna dan Eric membawa dua anak mereka ke tempat yayasan dimana Cedric tinggal. Sudah bertahun-tahun sejak Gwenevieve diakuisisi oleh Eric, Cedric memilih untuk tinggal di yayasan ini bersama para orang tua lain. Ethan dengan penuh kegembiraan mendekati Lyra yang terbaring tenang dalam gendongan kakeknya, Cedric. Bocah berusia hampir tiga tahun itu sangat menyayangi adiknya, jadi ketika dalam posisi berdekatan seperti ini maka dia akan memajukan wajah dan memberikan kecupan di pipi Lyra. Cedric, dengan senyuman hangat dan penuh kelembutan, menyambut Ethan dan Lyra dengan penuh kasih sayang. Dia merasa begitu bersyukur bisa melihat cucunya yang baru lahir dan cucunya yang sudah tumbuh dengan sehat dan bahagia."Ethan sayang sama adik Lyra?" Cedric bertanya dengan penuh sayang. Ethan langsung mengganggukan kepalanya dengan sangat antusias, "Ethan sayang adik!" Cedric tak kuasa menahan tawanya, melihat tingkah lucu sang cucu, membuat dia sangat gemas. Kehadiran dua cucu membuat hidupn

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status