Share

9. PERGI DARI HADAPANKU

Ditanya seperti itu seketika Anna tergugup. Dia beberapa kali mengerjapkan kelopak mata dengan cepat. Seketika lidahnya terasa kelu, Anna seakan tidak bisa memikirkan jawaban yang pas atas pertanyaan pria itu. 

"Kenapa? Kau tidak bisa menjawabnya? Atau kau membual perkara bisa mengenali suamimu?" Eric mencibir, gadis ini begitu berani dan sekarang malah tidak memiliki nyali.

"Ti-tidak! Hanya saja ...," Anna berpikir sejenak kemudian, "Lagipula ... untuk apa aku menjawab pertanyaanmu itu? Sudahlah! Lebih baik aku pergi saja daripada terus meladenimu yang tidak jelas!" 

Setelah mengatakan itu, Anna langsung pergi meninggalkan Eric yang tersenyum puas. Gadis ini, suatu saat dia akan membuatnya menyesal karena telah berani bersikap tidak sopan padanya. 

Keesokan paginya, Anna sudah bersiap dengan perlengkapannya. Dia merasa tidak mendapatkan apapun padahal sudah seharian penuh bekerja di depan laptopnya. Jadi, dia berniat untuk datang ke perusahaan. Setidaknya dia harus mencoba sehingga tidak terus penasaran. 

Anna keluar dari kamar dan langsung turun ke lantai satu. Di sana lagi-lagi dia tidak bertemu dengan Eric. Hanya ada Hellen yang menyambut paginya. 

"Selamat pagi, Nyonya." Hellen melihat Anna sudah rapi lalu berkata, "Tuan Eric sudah pergi pagi-pagi sekali. Tapi dia menitipkan sesuatu untuk Anda."

Hellen berjalan mendekati Anna dan langsung memberikan sebuah kartu berwarna hitam.

Anna melihat kartu itu, dia tentu tahu jenis kartu itu meski tidak pernah melihatnya secara langsung. Kartu seperti ini, sangat mudah untuk diketahui di internet. Hanya beberapa orang yang mampu memiliki kartu jenis ini. 

"Untuk apa kau memberikannya padaku?" Anna tidak senang, dia malah takut ketika melihatnya. 

Dia datang ke rumah ini sebagai gadis pelunas hutang. Seharusnya dia diperlakukan setidaknya sebagai asisten rumah tangga. Tetapi sejak dia tinggal, bahkan dia bebas untuk keluar masuk rumah sesukanya. Sekarang pagi ini secara tiba-tiba Hellen malah memberikan titipan Eric yang tidak biasa ini padanya. 

Anna sudah terbiasa sejak kecil dikesampingkan. Dia terbiasa bergaul dengan para asisten rumah tangga. Tetapi untungnya sang ayah menyekolahkannya di sekolah internasional, setidaknya dia memiliki pendidikan yang sama dengan Clarissa meski di rumah diperlakukan secara berbeda oleh ibunya. 

Masa lalunya secara tidak sadar telah membuat Anna takut jika ada orang yang berbaik hati padanya. Dia khawatir akan disakiti jika terlalu percaya pada seseorang. 

"Tidak, Hellen. Aku tidak bisa menerimanya." Anna menolak kartu itu dan berbalik hendak pergi dari sana, tetapi Hellen tidak membiarkannya. 

"Nyonya, tolong Anda terima kartu ini. Jika Anda tidak menerimanya, saya khawatir Tuan Eric akan tidak senang terhadap saya."

Langkah Anna terhenti, dia melihat Hellen juga tidak tega. Sebagai seorang pekerja di rumah ini, Hellen tentu hanya menjalankan perintah tuannya. 

Anna melihat kartu hitam itu beberapa saat kemudian berkata, "Tapi aku benar-benar tidak bisa menerimanya."

"Kalau begitu, tolong Anda saja yang kembalikan lagi pada Tuan Eric," pinta Hellen, menyodorkan kartu itu.

Anna menghela napas, dia dengan ragu menerimanya. "Kapan tuanmu itu pulang?"

"Biasanya jika Tuan makan malam di rumah, dia akan mengabarkan. Tapi jika tidak, kemungkinan akan kembali larut malam."

Anna menganggukkan kepala, "Baiklah, beritahu aku jika dia sudah pulang."

"Baik, Nyonya." Hellen melihat Anna yang sudah bersiap pergi lalu berkata, "Saya akan meminta seseorang untuk mengantar Anda." 

"Tidak perlu. Aku bisa sendiri." 

Kemarin dia terburu-buru pergi jadi terpaksa meminjam salah satu mobil dan juga pegawai suaminya. Selain itu, dia juga tidak tahu jalan keluar dari rumah ini menuju jalan besar. Tapi sekarang dia sudah tahu jadi tidak perlu diantar keluar. 

"Tapi, Tuan Eric—"

"Tunggu, bisakah kau jangan terlalu melibatkan dia dalam setiap hal yang ingin kulakukan?" Anna memohon. 

Entah kenapa Anna merasa saat ini Hellen sedang mengawasi setiap gerakannya. Dia juga tidak tahu untuk apa tapi tentu saja hal itu itu membuatnya tidak nyaman. Anna jadi tidak bisa bergerak bebas sesuai dengan keinginannya. 

Anna menatap Hellen selidik, tetapi wanita ini sama sekali tidak bisa dia baca. Ketika kedua mata mereka saling bertemu, otomatis sudut bibirnya terangkat.

"Aku hanya ingin pergi ke perusahaan ayahku. Aku sudah tahu jalan, jadi tidak perlu diantar. Kalau begitu," Anna langsung berbalik dan pergi dari sana. Dia tidak memberikan kesempatan bagi Hellen untuk menahannya. 

Setelah keluar dari rumah, dia langsung bergegas pergi ke jalan besar. Menaiki kendaraan umum lalu langsung pergi menuju perusahaan ayahnya. 

Dari rumah Eric, setidaknya dia harus dua kali berganti angkutan umum. Untungnya dia sudah terbiasa dengan kondisi seperti ini. Dulu ketika masih sekolah dan kuliah, ibunya selalu tidak membiarkan dia untuk diantar jemput menggunakan sopir. Agatha berkata bahwa itu sebagai pelajaran untuknya supaya bisa mandiri. Hal itu terbukti dengan sifat Anna yang terbiasa sendiri. Dia bisa melakukan hal apapun tanpa bergantung dengan siapapun. 

Berbeda dengan Clarissa yang selalu menggunakan sopir. Kakaknya sangat di anak emaskan oleh ibu mereka. 

Setelah sampai Gwenevieve grup, Anna langsung naik ke lantai 20 tempat dimana ruang direktur utama berada. Anna berjalan mendekat, dia langsung menuju meja sekertaris.

Setelah sang ayah tiada, jabatan direktu utama langsung diambil alih oleh Agatha. Dia sama sekali tidak diperbolehkan untuk turun andil dalam kemajuan perusahaan. Anna hanya mendapatkan pekerjaan sebagai seorang staff saja. 

Sampai akhirnya, dua minggu sebelum pernikahannya, secara tiba-tiba Agata langsung memberhentikan dia. Berkata bahwa sebentar lagi dia akan menjadi seorang istri jadi tidak boleh lagi untuk bekerja. 

Anna tidak bisa berbuat apa-apa, jadi hanya bisa menerima dan menjalankan perannya. Sampai kemarin, akhirnya dia memutuskan. Anna juga berhak atas harta peninggalan sang ayah. 

"Maaf, Nona. Anda tidak boleh masuk ke dalam," sekertaris tahu siapa Anna, karena itu begitu melihat Anna yang sudah berjalan mendekat, langsung menghadang dan tidak memperbolehkannya untuk masuk ke dalam. 

Anna menatap sekertaris dengan tajam, wajahnya datar, "Kau tidak tahu siapa aku?"

Sekertaris langsung terkejut dengan reaksi Anna. Gadis ini sangat penurut bahkan kepadanya. Dulu jabatannya lebih tinggi, jadi dengan mudah menyuruhnya. Sekarang secara tiba-tiba datang dan tidak takut padanya. 

"Tentu saja tahu. Karena itu aku melarangmu untuk masuk. Lebih baik kamu pergi dari kantor ini sekarang!" Sekertaris mengusirnya. 

Anna tahu sejak dulu sekertaris tidak menyukainya. Memandangnya dengan rendah seperti yang selama ini dilakukan oleh Agatha dan Clarissa. 

Dulu Anna selalu berpikir hanya ada ibunya saja dan Clarissa. Dia akan bisa terus hidup jika menuruti apapun perkataan mereka. Sekarang Anna sudah tidak mau lagi hidup seperti itu. Dia akan hidup sesuai dengan apa yang dia mau. 

"Jika kau masih ingin bekerja di Gwenevieve grup, lebih baik enyah dari hadapanku sekarang!"

BERSAMBUNG~~

Comments (2)
goodnovel comment avatar
vitafajar
Halo, Kak. Terima kasih sudah baca dan menyukai cerita ini ...️
goodnovel comment avatar
Nengka Putri
bagus ceritanya, penasaran,
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status