Share

Masa Lalu

Penulis: Rasyidfatir
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-12 07:16:58

Beberapa hari setelah bulan madu, Candra kembali bekerja di kantor. Ia kembali sibuk, banyak pekerjaan yang harus di selesaikan.Tumpukan berkas di mejanya seperti tidak pernah berkurang, dan email masuk seakan tidak berhenti berdatangan. Namun, ada yang berbeda kini pikirannya sering melayang kepada Anita, istrinya.

Sesekali saat mengetik laporan, ia tersenyum sendiri mengingat hari-hari romantisnya bersama Anita. Tapi senyum itu cepat menghilang saat ponselnya bergetar. Notifikasi dari grup kantor kembali mengingatkannya akan dunia nyata.

"Ini proyek dari klien luar negeri kontrak bernilai miliaran. Mereka butuh proposal final minggu depan. Aku tunjuk kamu jadi ketua tim. Aku nggak mau ada kesalahan sekecil apa pun," pesan Hisyam lewat wa.

"Siap. Saya akan mulai kerjakan hari ini," balas Candra.

"Bagus, tapi kamu harus sungguh-sungguh. Jangan ingat bulan madu terus, ini bulan kerja. Pekerjaan menumpuk kalau kamu tidak ada," peringat Hisyam tegas.

"Saya mengerti, Bos. Saya akan pastik
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Nungguin

    Hari itu kantor terasa lebih hidup dari biasanya. Sejak Anita mulai bekerja kembali dan bergabung dengan tim di perusahaan milik suaminya, atmosfer di ruang kerja kerap diwarnai dengan tawa dan percakapan ringan. Tak jarang, interaksi Anita dan Candra menarik perhatian banyak pasang mata. Salah satunya, Rania.Rania hanya bisa memperhatikan dari balik layar monitornya. Tangannya tetap sibuk mengetik, tapi matanya tak henti mencuri pandang ke arah ruangan direktur tempat Anita dan Candra sedang tertawa bersama. Senyum Anita yang tulus, tatapan Candra yang hangat. Semua membuat hatinya mengeras oleh rasa yang sulit diucapkan yaitu cemburu."Mas, ini laporan keuangan bulan lalu. Aku tambahkan catatan kecil di bagian akhir, ya?"Anita meletakkan map berwarna biru di meja Candra sambil tersenyum lembut..Candra menatapnya penuh kekaguman. "Kamu kerja cepat sekali, Sayang.""Biar Mas nggak pusing-pusing lagi. Kan enak kalau istri sendiri yang bantuin," ucap Anita sambil terkekeh.Candra iku

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Iri Tanda Tak Mampu

    Matahari sore mengintip dari balik tirai jendela, melemparkan semburat cahaya hangat ke dalam ruang keluarga. Candra duduk di sofa dengan laptop di pangkuannya, tapi perhatiannya justru tertuju pada Anita yang sedang menyiram tanaman kecil di dekat jendela. Ia tampak tenang, cantik dengan kesederhanaannya, dan Candra sempat terpaku beberapa detik sebelum akhirnya memanggilnya pelan.“Sayang,” ucap Candra.Anita menoleh sambil tersenyum, “Iya, Mas?”Candra menutup laptopnya, menarik napas pelan. “Aku udah pikirin baik-baik,” katanya lembut. “Mulai besok… kamu boleh kerja lagi di kantor.”Anita tertegun sejenak. Matanya melebar, seolah tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. “Beneran, Mas?” suaranya nyaris berbisik.Candra mengangguk, matanya lembut menatap istrinya. “Iya. Aku sadar, kamu juga butuh ruang untuk berkembang. Aku cuma minta satu… tetap jaga kesehatanmu, ya. Kita belum tahu kapan Tuhan titipkan anak ke kita. Tapi sebelum itu, jalani apa yang kamu suka.”Anita tak

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Bos Sekaligus Sahabat

    Pagi itu, kantor masih sepi. Hanya terdengar dengungan pendingin ruangan dan bunyi ketikan dari seorang staf di ruangan sebelah. Di luar jendela kaca, lalu lintas mulai ramai, tapi di dalam ruangan Hisyam, suasananya terasa tegang.Ruangan itu tertata rapi, minimalis, tapi memberi kesan kuat akan kekuasaan. Di balik meja kerjanya yang besar, Hisyam duduk tegap dengan jas rapi. Matanya tajam menatap Candra yang berdiri di depan meja, membawa map berisi laporan."Gimana? Sudah selesai yang aku perintahkan kemarin?" tanya Hisyam sambil menyilangkan tangan di depan dada. Nada suaranya datar, tapi tegas.a Hisyam sambil menyilangkan tangan di depan dada. Nada suaranya datar, tapi tegas.Candra menarik napas pelan sebelum menjawab."Sudah. Semua data sudah dipindahkan ke server internal, dan aksesnya cuma bisa dibuka lewat sistem kita sendiri."Hisyam mengangguk tipis. Ia meraih map yang disodorkan Candra, membuka lembar demi lembar dengan cepat.Hisyam mengangguk tipis. Ia meraih map yang d

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Bekal Makan Siang

    Di lantai paling atas kantor yang sunyi, di balik kaca jendela besar yang menghadap ke kota, Candra duduk dengan tenang di balik mejanya. Pandangannya tertuju pada laporan proyek yang baru saja diselesaikan oleh timnya. "Pak, ini kopinya," kata Rania menyodorkan kopi di atas meja. "Tapi saya tidak minta," jawab Candra datar. "Maaf, saya sendiri yang inisiatif karena saya pikir Bapak terlihat sangat lelah hari ini," kata Rania. Karyawan yang lain langsung melirik. Dan ada yang menyenggol lengan temannya memberi isyarat tertentu. Mereka tidak suka tindakan Rania. "Maaf, saya sedang tidak ingin minum kopi," tolak Candra meninggalkan Rania yang masih berdiri di tempat.Rania terdiam sejenak, matanya membulat tak percaya mendengar penolakan Candra yang begitu tiba-tiba. Senyum yang sejak tadi menggantung di wajahnya perlahan memudar, tergantikan oleh gurat kecewa yang tak bisa disembunyikan. Ia mengedipkan mata cepat-cepat, seolah mencoba memastikan bahwa ia tidak salah dengar. Namun,

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Masa Lalu

    Beberapa hari setelah bulan madu, Candra kembali bekerja di kantor. Ia kembali sibuk, banyak pekerjaan yang harus di selesaikan.Tumpukan berkas di mejanya seperti tidak pernah berkurang, dan email masuk seakan tidak berhenti berdatangan. Namun, ada yang berbeda kini pikirannya sering melayang kepada Anita, istrinya.Sesekali saat mengetik laporan, ia tersenyum sendiri mengingat hari-hari romantisnya bersama Anita. Tapi senyum itu cepat menghilang saat ponselnya bergetar. Notifikasi dari grup kantor kembali mengingatkannya akan dunia nyata."Ini proyek dari klien luar negeri kontrak bernilai miliaran. Mereka butuh proposal final minggu depan. Aku tunjuk kamu jadi ketua tim. Aku nggak mau ada kesalahan sekecil apa pun," pesan Hisyam lewat wa."Siap. Saya akan mulai kerjakan hari ini," balas Candra."Bagus, tapi kamu harus sungguh-sungguh. Jangan ingat bulan madu terus, ini bulan kerja. Pekerjaan menumpuk kalau kamu tidak ada," peringat Hisyam tegas."Saya mengerti, Bos. Saya akan pastik

  • Mendadak Dinikahi Calon Papa Mertuaku   Mau Lagi

    Badan Anita terasa remuk redam setelah semalaman suntuk Candra menggempurnya habis-habisan. Ia masih ingat dengan jelas bagaimana permainan suaminya yang gagah di atas ranjang. Ia akui stamina suaminya memang luar biasa. Hari ini saja Anita masih terkulai berbalut selimut tebal, Candra sudah berkutat dengan laptopnya.Punggungnya yang kekar tampak dari belakang. Anita masih merem melek. Ia masih ingin menikmati tidurnya yang subuh tadi harus di jeda mandi junub lanjut sholat terus bobok lagi. Ia harus memulihkan seluruh tenaganya. Karena sepertinya suaminya pasti sewaktu-waktu minta jatah.Candra bangkit dari tempat duduknya dan menutup laptopnya. Sejak subuh tadi dia berkutat dengan benda pipih tersebut. Ia melirik ke belakang, Anita masih tidur memunggunginya.Candra menarik napas panjang. Cahaya pagi yang menyusup dari celah tirai menyorot sebagian wajahnya yang terlihat letih tapi tenang. Ia melangkah pelan ke sisi ranjang dan menatap punggung Anita yang terbalut selimut. Rambut i

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status