Kursi itu di tendang hingga terlempar membentur tembok, dan hancur jatuh ke lantai.
"Sialan! kalian menipuku ya, berjam-jam aku menunggu pesananku, tidak juga muncul-muncul! jangan mempermainkan aku, brengsek!" teriak lelaki berusia sekitar lima puluh tahunan itu menatap tiga orang wanita yang meringkuk ketakutan di ujung salah satu ruangan, di sebuah club malam."Saya sudah memastikannya masuk ke kamar yang sudah anda pesan Tuan, saya sendiri yang mengantarnya!" sahut salah satu dari tiga wanita itu."Jadi, kenapa begitu aku masuk ke kamar itu, tidak ada siapapun di sana! kamu jangan permainkan aku! kembalikan uangku!" teriak pria itu sembari mengulurkan telapak tangannya kepada wanita itu."Tuan, tenang...kami akan membawa gadis itu kepada anda, dia pasti melarikan diri saat anda belum masuk ke dalam kamar!" sahut wanita lainnya."Iya benar Tuan, kami pasti akan membawanya kepada anda, percayalah!" sahut wanita lainnya."Baik, aku tunggu sekarang, cepat! pergi bawa ke mari dia!" sahut pria itu, lalu kembali duduk di sofa.Ke tiga wanita itu kemudian dengan langkah cepat keluar dari ruangan itu."Mama, bagaimana ini?" sahut salah satu wanita itu."Ayo kita cari dia sampai dapat, memangnya bisa lari ke mana si bodoh itu, sialan! tidak bisa di biarkan dia, lama kelamaan semakin keras kepala dia!" sahut wanita yang di panggil 'Mama' oleh wanita yang muda di antara tiga wanita itu."Uang sudah kita terima, kita harus mencarinya sampai dapat!""Iya, aku sudah pakai uangnya sebagian, aku tidak bisa menggantinya, aku tidak punya uang simpanan!" sahut Mama wanita muda itu."Kemana kita cari dia!""Ayo kita lihat ke rumah temannya, kita harus cepat menemukannya, jangan sampai Tuan itu mengamuk lagi!""Baik!"Ketiga wanita itu menuju ke pemukiman apartemen sederhana.Begitu mereka sampai di apartemen itu, ke tiganya langsung bergegas menuju ke salah satu kamar Apartemen tersebut.Dok! dok! dok!Mama wanita muda itu menggedor-gedor pintu Apartemen itu dengan kencang."Julia! julia! ke luar kamu, Ayo keluar! Julia!" teriak wanita itu dengan berisiknya."Hei! siapa siang-siang begini ribut sekali di rumah orang?!" seorang wanita dari kamar apartemen sebelah kamar yang di gedor keluar sambil marah-marah."Nyonya...apakah kamar ini masih ada penghuninya!" sahut salah satu wanita yang ribut tersebut."Kamar itu sudah kosong, yang nyewa kamar itu sudah pulang kampung, tidak bisa bayar uang sewa lagi!" sahut wanita yang keluar dari kamar sebelah dengan nada marah."Kalau boleh tahu kemana pindahnya gadis itu, Nyonya?""Tidak tahu, itu bukan urusan ku, untuk apa aku menanyakan ke mana perginya dia, kurang kerjaan!" wanita itu dengan kesal menutup pintu apartemen nya dengan kencang."Nyonya! Nyonya...tunggu!"Klik!Terdengar suara pintu di kunci, wanita itu tidak menanggapi panggilan wanita yang ribut itu."Bagaimana ini Ma, kita cari kemana lagi? si bodoh itu kan, mana ada punya teman banyak, ke mana lagi kita cari dia!" sahut wanita muda itu menghentakkan kakinya merasa kesal."Ayo kita cari ke jalan, mana tahu dia nongkrong di suatu tempat untuk bersembunyi, kita harus menemukannya sampai dapat!"Mereka bertiga kemudian bergegas meninggalkan apartemen tersebut dengan langkah cepat.Waktu yang di tentukan membuat mereka jadi serba terburu-buru.Sementara itu di dalam bus jarak jauh yang nyaman, Julia bersama temannya sudah satu kali berganti bus menuju kota yang akan mereka tuju.Julia memutuskan pergi membawa temannya untuk pergi jauh dari kota mereka, menuju kota lainnya di negara mereka tersebut.Kalau di perkirakan, mereka berencana akan berganti tiga kali bus untuk sampai ke kota yang akan mereka tuju.Teman Julia menganjurkan awalnya mereka naik pesawat saja untuk pergi ke kota itu, dari pada capek berganti bus untuk sampai ke tujuan.Tapi Julia tidak mau, dia sengaja untuk membuat jejaknya tidak bisa di temukan.Agar Tantenya tidak bisa menemukannya sampai kapan pun.Setelah acara resepsi selesai jam delapan malam, Adelia berganti pakaian dengan pakaian pesta mewah, yang di pilih oleh Ibunya. Sudah waktunya mereka akan pergi, menikmati hadiah bulan madu, yang di berikan Lucas kepada mereka. Di halaman lobby gedung aula Hotel, telah menunggu mobil pengantin, seperti apa yang di katakan Lucas tadi. Mobil mewah yang dihiasi dengan bunga mawar. "Bersenang-senang lah nak, ingat kalau pulang nanti, kamu sudah memberikan cucu kepadaku, ya?" ujar Adelia seraya memeluk Adelia dengan erat. "Aih, Mama ini! sudah punya cucu juga dari kak Lucas, tuh... bahkan sudah mau nambah satu lagi!" sahut Adelia cemberut. "Itu beda nak, maksud Mama anakmu, milikmu sendiri!" kata Lisbeth mengingat kan Adelia. Adelia diam saja, tidak menjawab perkataan Ibunya itu, dia malu untuk menjawabnya, yang menurutnya Mamanya itu terlalu terang-terangan membahas soal cucu. "Sudah ah, kami pergi dulu!" ujar Adelia. Sopir mobil mewah itu, dengan segera membuka daun pint
Adelia memeluk Daniel dengan erat, ia begitu senang sekali Daniel melamarnya, cara Daniel melamar seperti di novel romantis.Daniel dengan penuh keyakinan berlutut melamarnya, membuat Adelia jadi gemas pada Daniel.Sementara Daniel jadi tertawa dengan tindakan Adelia tersebut, menghamburkan tubuhnya dengan spontan, membuat mereka berdua sekarang berbaring di lantai, dengan posisi Daniel di bawah Adelia.Adelia berbaring di atas tubuh Daniel, memeluk Daniel dengan eratnya.Senyuman Adelia terus mengembang dengan bahagianya, berbaring di atas tubuh Daniel."Aku mau, jangan di tanya lagi, Ayo kita besok menikah!" ucap Adelia dengan bahagianya."Kita harus membuat persiapan dulu, baru kita melangsungkan pernikahan, aku ingin membuat pernikahan yang terbaik untukmu, sayang!" ujar Daniel tersenyum lebar."Apa? katakan sekali lagi!" sahut Adelia, mengangkat kepalanya memandang mata Daniel di bawahnya."Yang mana? aku ingin melangsungkan pernikahan yang terbaik untukmu!" ucap Daniel mengulang
Dua minggu berlalu.Hubungan Daniel dan Adelia, berjalan dengan baik, mereka terlihat sangat romantis.Tidak ada lagi pembullyan, Daniel menjadi Direktur yang sangat di segani, dan kinerjanya memuaskan Lucas.Hubungan Julia dengan Kakeknya, akhirnya menjadi lebih baik, dan Julia memaafkan Kakeknya.Pagi ini, Julia bangun pagi seperti biasanya, ia akan membantu pengasuh Harry untuk mempersiapkan Harry berangkat sekolah.Tapi, tiba-tiba Julia merasakan kepalanya sedikit pusing, dan perutnya terasa tidak nyaman.Julia menyingkirkan selimut dengan cepat, lalu turun dengan cepat dari tempat tidur, dan berlari ke kamar mandi."Sayang, kenapa?" tanya Lucas terkejut, melihat Julia yang tergesa-gesa ke kamar mandi.Julia tidak menjawab pertanyaan Lucas, ia menutup pintu kamar mandi dengan kencang.Melihat gelagat Julia yang terasa aneh, Lucas pun buru-buru turun dari tempat tidur, lalu masuk ke kamar mandi."Hoekk! hoekk!"Tampak Julia membungkuk di toilet, memuntahkan sesuatu dari mulutnya."
Makan malam akhirnya berjalan dengan sempurna, Daniel yang tadinya merasa canggung, bisa menyesuaikan dirinya dengan keluarga Adelia.Harry yang banyak pertanyaan, bisa di jawab Daniel dengan baik, dan semua orang, yang ada di ruang makan itu, selalu setuju dengan pertanyaan yang diajukan ponakan Adelia itu.Daniel merasa keponakan Adelia, sosok yang sangat berpengaruh di keluarga kekasihnya itu.la senyum-senyum lucu, melihat ponakan Adelia yang pintar dalam berbicara, sungguh anak yang menggemaskan."Paman, hati-hati naik motor ya, jangan terlalu kencang menyetirnya!" sahut Harry, saat mereka sudah selesai makan, dan saatnya Daniel akan permisi untuk pulang."Iya, terimakasih Harry!" ucap Daniel tersenyum hangat, mendengar perhatian putra Bosnya itu padanya."Papa, aku akan keluar sebentar, aku mau mengobrol sebentar dengan Daniel!" ujar Adelia, saat Daniel selesai pamit untuk pulang, pada ke dua calon mertuanya."Jangan terlalu larut pulangnya!" sahut Piter."Iya, Pa!" jawab Adelia
Malam harinya sebelum jam tujuh malam, Adelia sudah mulai berdandan dengan cantik.la sudah berpesan kepada Bibi koki, untuk memasak, masakan istimewa malam ini, karena ada tamu yang akan datang, untuk makan malam bersama keluarga Sylvester.Sementara Lucas sudah tahu, siapa yang akan datang malam ini, setelah adiknya itu mengatakan kepada orang tua mereka, kalau Adelia ingin memperkenalkan seseorang kepada orang tua mereka."Tante, kamu cantik sekali malam ini!" sahut Harry dengan nyaringnya, melihat Adelia berdandan tidak seperti biasanya.Wajah Adelia merona, mendengar suara ponakannya mengatakan kalau ia begitu cantik."Benarkah?" tanya Adelia, malu-malu kucing, seraya membenarkan letak helaian rambutnya."Iya! apakah paman hari ini mau datang melihat Tante?" tanya Harry dengan polosnya.Wajah Adelia semakin merona mendengar lagi, apa yang di katakan ponakannya itu.la heran dengan ponakannya itu, yang selalu bicara benar, dan tidak pernah salah.Harry menatap Adelia yang tampak m
Perlahan jempol Daniel menelusuri bibir Adelia, yang masih memejamkan matanya.Bibir Adelia yang sedikit terbuka itu, terlihat begitu ranum, dan sangat menggoda.Ternyata Adelia juga merasakan hal yang sama dengan dirinya, membuat Daniel begitu bahagia.Matanya terasa panas, ia pun menangis bahagia.Adelia seorang putri konglomerat, menyukai dirinya seorang pria miskin, yang tidak memiliki apa pun, untuk di pamerkan pada Adelia.Daniel menempelkan keningnya pada kening Adelia, ia pun menangis tanpa suara.Daniel tidak sadar air matanya, jatuh ke pipi Adelia, sehingga membuat Adelia membuka matanya.Karena kening Daniel menempel pada kening Adelia, tatapan mata Adelia dengan jelas melihat Daniel yang sedang menangis diam-diam, sembari memejamkan mata."Kenapa?" tanya Adelia keheranan.Bukankah tadi dia mengecup bibirku dengan lembut? kenapa sekarang dia jadi menangis? pikir Adelia bingung.Perlahan mata Daniel terbuka, dan menatap mata Adelia, dengan matanya yang sembab."Nona, kenapa