Share

bab 6

Author: Dhea Sabrina
last update Last Updated: 2024-01-06 19:40:52

Dalam satu hari perjalanan berganti tiga kali naik bus, Julia dan temannya Tina, akhirnya sampai di kota kecil yang mereka tuju.

Kota itu tidak sebesar kota kelahiran mereka, walau kota itu kecil, setidaknya suasana kota terasa damai.

Julia sudah mencairkan semua cek yang di berikan pria yang tidak berbelas kasihan itu, menyimpannya dalam sebuah tas dengan rapi.

Dia akan menggunakan uang itu untuk kehidupan mereka di kota kecil itu, dan membeli rumah di dekat pinggiran kota saja.

Julia akan memulai kehidupan barunya di kota itu bersama Tina, dan membuka usaha kecil-kecilan agar keuangan mereka tidak cepat habis.

Karena hari sudah malam, mereka akan memginap untuk sementara di penginapan malam ini.

Udara kota itu terasa sejuk, lalu lintasnya tidak semacet di kota asal mereka.

Setelah mereka mendapat penginapan, mereka pun beristirahat dengan nyaman.

Sementara itu di kota besar tempat kelahiran mereka, di sebuah Mansion mewah seorang pria turun dari mobilnya sambil menenteng sebuah tas plastik.

"Sudah malam begini, kamu baru pulang ke rumah Lucas!" sahut seorang wanita paruh baya yang terlihat masih cantik duduk di sofa ruang tengah, sepertinya sedang menunggu pria bernama Lucas itu.

"Banyak pekerjaan di kantor harus ku selesaikan Ma!" jawab Lucas seraya terus masuk ke dalam, lalu naik ke lantai atas sambil menenteng tas plastik.

Lucas membuka pintu kamarnya, dan menutupnya kembali.

Lucas meletakkan tas plastik yang di bawanya ke atas meja sofa dalam kamarnya.

Memandang sebentar tas plastik berisi sprei yang terkena noda pembukaan selaput darah Julia tersebut.

Matanya memandang tas plastik itu dengan tatapan yang sulit di artikan, ada sesuatu yang mengganjal di hatinya, yang membuat perasaannya tidak tenang.

Lucas meraih tas plastik itu, lalu membawanya ke dalam walk in closet.

Membuka lemari besi di sudut ruangan walk in closet.

Lucas menekan kode sandi lemari tersebut, lalu memasukkan tas plastik berisi kain sprei yang terkena noda perawan Julia.

Lucas tidak tahu, entah kenapa tidak ingin membuang atau mencuci sprei itu.

Dia ingin menyimpan sprei itu, karena dia merasa keterlaluan, telah melakukan suatu kesalahan menyakiti gadis yang belum dikenalnya.

Lucas menyimpannya untuk kenang-kenangan, mengingat kalau dia baru pertama kali melakukan hubungan dengan gadis yang masih perawan.

Saat menutup lemari besi, Lucas merenung sebentar memandang angka-angka pada kunci lemari tersebut.

Tangannya bergerak mengganti nomor password lemari itu.

Setelah selesai mengganti kunci password lemari brankas, pria itu pun bergegas keluar dari dalam walk in closet, lalu masuk ke dalam kamar mandi.

Menanggalkan pakaiannya satu persatu, lalu melemparkan sembarangan ke dalam keranjang pakaian kotor.

Setelah itu Lucas membersihkan dirinya.

Tidak lama kemudian pria itu keluar dari kamar mandi, dan setelah memakai pakaian dengan rapi, Lucas kemudian keluar dari kamar.

Dengan langkah tenang kaki panjangnya menuruni tangga menuju lantai bawah, dan berjalan menuju ruang makan.

Di ruang makan sudah menunggu ke dua orang tuanya, dan adik perempuannya.

"Bi, sudah bisa makan malamnya di mulai!" sahut Ibu Lucas pada seorang wanita sekitar usia lima puluhan, berdiri tidak jauh di dekat pintu menuju ke dapur.

"Baik Nyonya!" jawab wanita itu mengangguk.

Tidak berapa lama dua orang pelayan wanita memasuki ruang makan membawa makan malam, lalu meletakkannya ke atas meja makan dengan hati-hati.

"Bagaimana, apakah kamu sudah pertimbangkan untuk mengenal wanita itu? besok siang Mama akan atur pertemuan kalian!" sahut Ibu Lucas memandang putranya tersebut.

"Ma, aku belum mau menikah!" jawab Lucas dengan tegas.

"Lucas, kamu tidak bisa begini, umur kamu sudah tidak muda lagi, Papamu sudah sakit-sakitan...dan Mama juga sudah semakin tua, kami ingin menggendong cucu, jangan sampai kami meninggal, kamu belum menikah juga!" sahut Ibu Lucas dengan kesal.

"Adelia saja suruh Mama yang menikah terlebih dahulu!" sahut Lucas dengan santainya.

Adik Lucas, Adelia, menoleh memandang kakaknya tersebut dengan mata melotot, sementara Lucas angkat bahu cuek.

"Lucas!" jerit Lisbeth, Ibu Lucas dengan kesal.

Putranya itu memang begitu sulit kalau di anjurkan untuk segera mengenal seorang wanita, dan melakukan pendekatan untuk di jadikan sebagai kekasih.

Lucas cuek saja mendengar jeritan Ibunya itu, tidak perduli kalau Ibunya itu mengoceh terus, agar dia segera mencari seorang kekasih.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Helmy Rafisqy Pambudi
ampun deh buat kenang2n katany
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terpikat Cinta Sang CEO   bab 201

    Setelah acara resepsi selesai jam delapan malam, Adelia berganti pakaian dengan pakaian pesta mewah, yang di pilih oleh Ibunya. Sudah waktunya mereka akan pergi, menikmati hadiah bulan madu, yang di berikan Lucas kepada mereka. Di halaman lobby gedung aula Hotel, telah menunggu mobil pengantin, seperti apa yang di katakan Lucas tadi. Mobil mewah yang dihiasi dengan bunga mawar. "Bersenang-senang lah nak, ingat kalau pulang nanti, kamu sudah memberikan cucu kepadaku, ya?" ujar Adelia seraya memeluk Adelia dengan erat. "Aih, Mama ini! sudah punya cucu juga dari kak Lucas, tuh... bahkan sudah mau nambah satu lagi!" sahut Adelia cemberut. "Itu beda nak, maksud Mama anakmu, milikmu sendiri!" kata Lisbeth mengingat kan Adelia. Adelia diam saja, tidak menjawab perkataan Ibunya itu, dia malu untuk menjawabnya, yang menurutnya Mamanya itu terlalu terang-terangan membahas soal cucu. "Sudah ah, kami pergi dulu!" ujar Adelia. Sopir mobil mewah itu, dengan segera membuka daun pint

  • Terpikat Cinta Sang CEO   bab 200

    Adelia memeluk Daniel dengan erat, ia begitu senang sekali Daniel melamarnya, cara Daniel melamar seperti di novel romantis.Daniel dengan penuh keyakinan berlutut melamarnya, membuat Adelia jadi gemas pada Daniel.Sementara Daniel jadi tertawa dengan tindakan Adelia tersebut, menghamburkan tubuhnya dengan spontan, membuat mereka berdua sekarang berbaring di lantai, dengan posisi Daniel di bawah Adelia.Adelia berbaring di atas tubuh Daniel, memeluk Daniel dengan eratnya.Senyuman Adelia terus mengembang dengan bahagianya, berbaring di atas tubuh Daniel."Aku mau, jangan di tanya lagi, Ayo kita besok menikah!" ucap Adelia dengan bahagianya."Kita harus membuat persiapan dulu, baru kita melangsungkan pernikahan, aku ingin membuat pernikahan yang terbaik untukmu, sayang!" ujar Daniel tersenyum lebar."Apa? katakan sekali lagi!" sahut Adelia, mengangkat kepalanya memandang mata Daniel di bawahnya."Yang mana? aku ingin melangsungkan pernikahan yang terbaik untukmu!" ucap Daniel mengulang

  • Terpikat Cinta Sang CEO   bab 199

    Dua minggu berlalu.Hubungan Daniel dan Adelia, berjalan dengan baik, mereka terlihat sangat romantis.Tidak ada lagi pembullyan, Daniel menjadi Direktur yang sangat di segani, dan kinerjanya memuaskan Lucas.Hubungan Julia dengan Kakeknya, akhirnya menjadi lebih baik, dan Julia memaafkan Kakeknya.Pagi ini, Julia bangun pagi seperti biasanya, ia akan membantu pengasuh Harry untuk mempersiapkan Harry berangkat sekolah.Tapi, tiba-tiba Julia merasakan kepalanya sedikit pusing, dan perutnya terasa tidak nyaman.Julia menyingkirkan selimut dengan cepat, lalu turun dengan cepat dari tempat tidur, dan berlari ke kamar mandi."Sayang, kenapa?" tanya Lucas terkejut, melihat Julia yang tergesa-gesa ke kamar mandi.Julia tidak menjawab pertanyaan Lucas, ia menutup pintu kamar mandi dengan kencang.Melihat gelagat Julia yang terasa aneh, Lucas pun buru-buru turun dari tempat tidur, lalu masuk ke kamar mandi."Hoekk! hoekk!"Tampak Julia membungkuk di toilet, memuntahkan sesuatu dari mulutnya."

  • Terpikat Cinta Sang CEO   bab 198

    Makan malam akhirnya berjalan dengan sempurna, Daniel yang tadinya merasa canggung, bisa menyesuaikan dirinya dengan keluarga Adelia.Harry yang banyak pertanyaan, bisa di jawab Daniel dengan baik, dan semua orang, yang ada di ruang makan itu, selalu setuju dengan pertanyaan yang diajukan ponakan Adelia itu.Daniel merasa keponakan Adelia, sosok yang sangat berpengaruh di keluarga kekasihnya itu.la senyum-senyum lucu, melihat ponakan Adelia yang pintar dalam berbicara, sungguh anak yang menggemaskan."Paman, hati-hati naik motor ya, jangan terlalu kencang menyetirnya!" sahut Harry, saat mereka sudah selesai makan, dan saatnya Daniel akan permisi untuk pulang."Iya, terimakasih Harry!" ucap Daniel tersenyum hangat, mendengar perhatian putra Bosnya itu padanya."Papa, aku akan keluar sebentar, aku mau mengobrol sebentar dengan Daniel!" ujar Adelia, saat Daniel selesai pamit untuk pulang, pada ke dua calon mertuanya."Jangan terlalu larut pulangnya!" sahut Piter."Iya, Pa!" jawab Adelia

  • Terpikat Cinta Sang CEO   bab 197

    Malam harinya sebelum jam tujuh malam, Adelia sudah mulai berdandan dengan cantik.la sudah berpesan kepada Bibi koki, untuk memasak, masakan istimewa malam ini, karena ada tamu yang akan datang, untuk makan malam bersama keluarga Sylvester.Sementara Lucas sudah tahu, siapa yang akan datang malam ini, setelah adiknya itu mengatakan kepada orang tua mereka, kalau Adelia ingin memperkenalkan seseorang kepada orang tua mereka."Tante, kamu cantik sekali malam ini!" sahut Harry dengan nyaringnya, melihat Adelia berdandan tidak seperti biasanya.Wajah Adelia merona, mendengar suara ponakannya mengatakan kalau ia begitu cantik."Benarkah?" tanya Adelia, malu-malu kucing, seraya membenarkan letak helaian rambutnya."Iya! apakah paman hari ini mau datang melihat Tante?" tanya Harry dengan polosnya.Wajah Adelia semakin merona mendengar lagi, apa yang di katakan ponakannya itu.la heran dengan ponakannya itu, yang selalu bicara benar, dan tidak pernah salah.Harry menatap Adelia yang tampak m

  • Terpikat Cinta Sang CEO   bab 196

    Perlahan jempol Daniel menelusuri bibir Adelia, yang masih memejamkan matanya.Bibir Adelia yang sedikit terbuka itu, terlihat begitu ranum, dan sangat menggoda.Ternyata Adelia juga merasakan hal yang sama dengan dirinya, membuat Daniel begitu bahagia.Matanya terasa panas, ia pun menangis bahagia.Adelia seorang putri konglomerat, menyukai dirinya seorang pria miskin, yang tidak memiliki apa pun, untuk di pamerkan pada Adelia.Daniel menempelkan keningnya pada kening Adelia, ia pun menangis tanpa suara.Daniel tidak sadar air matanya, jatuh ke pipi Adelia, sehingga membuat Adelia membuka matanya.Karena kening Daniel menempel pada kening Adelia, tatapan mata Adelia dengan jelas melihat Daniel yang sedang menangis diam-diam, sembari memejamkan mata."Kenapa?" tanya Adelia keheranan.Bukankah tadi dia mengecup bibirku dengan lembut? kenapa sekarang dia jadi menangis? pikir Adelia bingung.Perlahan mata Daniel terbuka, dan menatap mata Adelia, dengan matanya yang sembab."Nona, kenapa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status