Share

bab 4

Author: Dhea Sabrina
last update Last Updated: 2024-01-06 19:38:13

Lucas keluar dari kamar mandi setelah selesai membersihkan kembali tubuhnya.

Dia melihat kamar kosong, gadis tadi yang membuat tubuhnya bereaksi berlebihan tidak terlihat lagi.

Lucas melihat di atas nakas tidak menemukan lagi cek yang tadi dia berikan pada gadis itu.

"Cih! semua sama saja, dasar perempuan sok merasa tertindas dan tersakiti, ujung-ujungnya tetap saja senang kalau di beri uang!" gumam Lucas mencibir sinis.

Pria itu naik ketempat tidur, malam ini tubuhnya terasa segar karena sudah menuntaskan hasratnya.

Tiba-tiba dia tidak jadi menaikkan tubuhnya ke atas tempat tidur, matanya nanar menatap darah di atas sprei.

Darah itu terlihat banyak membasahi sprei.

"Itu pasti sakit sekali!" gumamnya tanpa sadar, dan membayangkan wajah menahan sakit gadis itu tadi.

"Sial!" umpat Lucas merasa kesal, dia tersadar dengan gumaman nya sendiri mengingat wajah menangis tidak berdaya gadis di bawahnya tadi.

Lucas mengangkat interkom di atas nakas, lalu menghubungi bagian pembersihan kamar hotel.

Setelah menutup kembali interkom, Lucas menarik sprei yang terkena darah tersebut.

Kemudian melipat sprei itu dengan rapi, lalu meletakkannya di dekat pakaiannya.

Lucas bergegas ke kamar mandi, menarik bath robe dari lemari handuk, lalu mengenakannya.

Tidak berapa lama petugas bersih-bersih datang ke kamar Lucas.

"Ganti sprei yang baru!" sahut Lucas pada petugas tersebut.

"Baik Tuan!" jawab petugas itu, lalu mengambil sprei baru dari troli yang dia bawa.

"Berikan padaku tas plastik besar!" sahut Lucas begitu petugas itu selesai menggantikan sprei yang baru.

Petugas itu mengambil tas plastik yang diinginkan Lucas dari troli yang dia bawa.

Setelah itu, petugas itu pun keluar dari kamar Lucas.

Lucas memasukkan sprei yang terkena darah pembukaan selaput Julia ke dalam tas plastik tersebut.

Setelah itu Lucas mematikan lampu kamar, lalu menyalakan lampu tidur di atas nakas.

Menanggalkan bath robe yang di kenakannya, dan melemparkannya sembarangan ke sofa kamar.

Lucas tidak menyangka, baru saja pulang dari luar negeri karena urusan bisnis yang dia kelola, sudah di sodorkan oleh rekan bisnisnya seorang gadis untuk menyenangkan hatinya.

Sebenarnya dia paling tidak suka kalau di sodorkan seorang wanita untuk menyenangkan hatinya, karena dia sangat membenci seorang wanita yang belum di kenalnya berdekatan dengan dirinya.

Tapi, tadi dia tidak tahu entah kenapa, begitu terhipnotis dengan sosok gadis yang terlihat ketakutan menempel dengan rapat di pintu kamarnya.

Memakai lingerie memperlihatkan tubuhnya yang indah, membuat Lucas lepas kendali.

Dia sudah biasa melihat wanita cantik, tapi gadis itu terlihat begitu menggoda.

Sehingga dia tidak tahan untuk menyentuh gadis itu, merengkuh gadis itu, dan merasakan tubuh gadis itu sampai dia merasa puas.

Kalau bukan karena masalah di rumah menunggunya, dan membuat kepalanya sakit.

Dia tidak akan menginap di kamar hotel.

Karena menghindari omelan Ibu dan Ayahnya yang mendesak dia untuk segera menikah.

Pulang dari luar negeri membawa tubuh yang capek, lebih baik jangan pulang ke Mansion.

Solusi terbaik menginap di hotel.

Lucas tidak lama kemudian tertidur dengan pulas, tubuhnya terasa rileks, membuat dia cepat pulas.

Sementara itu di sebuah Apartemen kalangan sederhana, Julia menumpang di rumah temannya.

Gadis malang itu sangat menyedihkan, duduk dalam diam menikmati makan malam yang sudah terlewat.

"Pelan-pelan saja makannya, kamu menginap saja di sini beberapa hari, aku tidak masalah!" ucap temannya, sembari mengelus punggung Julia untuk menenangkan perasaan gadis itu, yang sangat hancur memikirkan dirinya yang sudah tidak berharga lagi.

"Terimakasih Tina" ucap Julia lemah.

Wajahnya terlihat sembab, karena dari tadi menangis terus.

Julia menceritakan kejadian yang menimpa dirinya kepada temannya tersebut, yang langsung di tanggapi Tina dengan sumpah serapah menghujat keluarga Tante Julia.

Tina merasa kasihan dengan kehidupan temannya itu, dan dengan tangan terbuka menerima Julia tinggal di Apartemen nya yang kecil.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Helmy Rafisqy Pambudi
seprai ada noda darahnya mau di simpan ya luc..buat kenang2n ya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terpikat Cinta Sang CEO   bab 201

    Setelah acara resepsi selesai jam delapan malam, Adelia berganti pakaian dengan pakaian pesta mewah, yang di pilih oleh Ibunya. Sudah waktunya mereka akan pergi, menikmati hadiah bulan madu, yang di berikan Lucas kepada mereka. Di halaman lobby gedung aula Hotel, telah menunggu mobil pengantin, seperti apa yang di katakan Lucas tadi. Mobil mewah yang dihiasi dengan bunga mawar. "Bersenang-senang lah nak, ingat kalau pulang nanti, kamu sudah memberikan cucu kepadaku, ya?" ujar Adelia seraya memeluk Adelia dengan erat. "Aih, Mama ini! sudah punya cucu juga dari kak Lucas, tuh... bahkan sudah mau nambah satu lagi!" sahut Adelia cemberut. "Itu beda nak, maksud Mama anakmu, milikmu sendiri!" kata Lisbeth mengingat kan Adelia. Adelia diam saja, tidak menjawab perkataan Ibunya itu, dia malu untuk menjawabnya, yang menurutnya Mamanya itu terlalu terang-terangan membahas soal cucu. "Sudah ah, kami pergi dulu!" ujar Adelia. Sopir mobil mewah itu, dengan segera membuka daun pint

  • Terpikat Cinta Sang CEO   bab 200

    Adelia memeluk Daniel dengan erat, ia begitu senang sekali Daniel melamarnya, cara Daniel melamar seperti di novel romantis.Daniel dengan penuh keyakinan berlutut melamarnya, membuat Adelia jadi gemas pada Daniel.Sementara Daniel jadi tertawa dengan tindakan Adelia tersebut, menghamburkan tubuhnya dengan spontan, membuat mereka berdua sekarang berbaring di lantai, dengan posisi Daniel di bawah Adelia.Adelia berbaring di atas tubuh Daniel, memeluk Daniel dengan eratnya.Senyuman Adelia terus mengembang dengan bahagianya, berbaring di atas tubuh Daniel."Aku mau, jangan di tanya lagi, Ayo kita besok menikah!" ucap Adelia dengan bahagianya."Kita harus membuat persiapan dulu, baru kita melangsungkan pernikahan, aku ingin membuat pernikahan yang terbaik untukmu, sayang!" ujar Daniel tersenyum lebar."Apa? katakan sekali lagi!" sahut Adelia, mengangkat kepalanya memandang mata Daniel di bawahnya."Yang mana? aku ingin melangsungkan pernikahan yang terbaik untukmu!" ucap Daniel mengulang

  • Terpikat Cinta Sang CEO   bab 199

    Dua minggu berlalu.Hubungan Daniel dan Adelia, berjalan dengan baik, mereka terlihat sangat romantis.Tidak ada lagi pembullyan, Daniel menjadi Direktur yang sangat di segani, dan kinerjanya memuaskan Lucas.Hubungan Julia dengan Kakeknya, akhirnya menjadi lebih baik, dan Julia memaafkan Kakeknya.Pagi ini, Julia bangun pagi seperti biasanya, ia akan membantu pengasuh Harry untuk mempersiapkan Harry berangkat sekolah.Tapi, tiba-tiba Julia merasakan kepalanya sedikit pusing, dan perutnya terasa tidak nyaman.Julia menyingkirkan selimut dengan cepat, lalu turun dengan cepat dari tempat tidur, dan berlari ke kamar mandi."Sayang, kenapa?" tanya Lucas terkejut, melihat Julia yang tergesa-gesa ke kamar mandi.Julia tidak menjawab pertanyaan Lucas, ia menutup pintu kamar mandi dengan kencang.Melihat gelagat Julia yang terasa aneh, Lucas pun buru-buru turun dari tempat tidur, lalu masuk ke kamar mandi."Hoekk! hoekk!"Tampak Julia membungkuk di toilet, memuntahkan sesuatu dari mulutnya."

  • Terpikat Cinta Sang CEO   bab 198

    Makan malam akhirnya berjalan dengan sempurna, Daniel yang tadinya merasa canggung, bisa menyesuaikan dirinya dengan keluarga Adelia.Harry yang banyak pertanyaan, bisa di jawab Daniel dengan baik, dan semua orang, yang ada di ruang makan itu, selalu setuju dengan pertanyaan yang diajukan ponakan Adelia itu.Daniel merasa keponakan Adelia, sosok yang sangat berpengaruh di keluarga kekasihnya itu.la senyum-senyum lucu, melihat ponakan Adelia yang pintar dalam berbicara, sungguh anak yang menggemaskan."Paman, hati-hati naik motor ya, jangan terlalu kencang menyetirnya!" sahut Harry, saat mereka sudah selesai makan, dan saatnya Daniel akan permisi untuk pulang."Iya, terimakasih Harry!" ucap Daniel tersenyum hangat, mendengar perhatian putra Bosnya itu padanya."Papa, aku akan keluar sebentar, aku mau mengobrol sebentar dengan Daniel!" ujar Adelia, saat Daniel selesai pamit untuk pulang, pada ke dua calon mertuanya."Jangan terlalu larut pulangnya!" sahut Piter."Iya, Pa!" jawab Adelia

  • Terpikat Cinta Sang CEO   bab 197

    Malam harinya sebelum jam tujuh malam, Adelia sudah mulai berdandan dengan cantik.la sudah berpesan kepada Bibi koki, untuk memasak, masakan istimewa malam ini, karena ada tamu yang akan datang, untuk makan malam bersama keluarga Sylvester.Sementara Lucas sudah tahu, siapa yang akan datang malam ini, setelah adiknya itu mengatakan kepada orang tua mereka, kalau Adelia ingin memperkenalkan seseorang kepada orang tua mereka."Tante, kamu cantik sekali malam ini!" sahut Harry dengan nyaringnya, melihat Adelia berdandan tidak seperti biasanya.Wajah Adelia merona, mendengar suara ponakannya mengatakan kalau ia begitu cantik."Benarkah?" tanya Adelia, malu-malu kucing, seraya membenarkan letak helaian rambutnya."Iya! apakah paman hari ini mau datang melihat Tante?" tanya Harry dengan polosnya.Wajah Adelia semakin merona mendengar lagi, apa yang di katakan ponakannya itu.la heran dengan ponakannya itu, yang selalu bicara benar, dan tidak pernah salah.Harry menatap Adelia yang tampak m

  • Terpikat Cinta Sang CEO   bab 196

    Perlahan jempol Daniel menelusuri bibir Adelia, yang masih memejamkan matanya.Bibir Adelia yang sedikit terbuka itu, terlihat begitu ranum, dan sangat menggoda.Ternyata Adelia juga merasakan hal yang sama dengan dirinya, membuat Daniel begitu bahagia.Matanya terasa panas, ia pun menangis bahagia.Adelia seorang putri konglomerat, menyukai dirinya seorang pria miskin, yang tidak memiliki apa pun, untuk di pamerkan pada Adelia.Daniel menempelkan keningnya pada kening Adelia, ia pun menangis tanpa suara.Daniel tidak sadar air matanya, jatuh ke pipi Adelia, sehingga membuat Adelia membuka matanya.Karena kening Daniel menempel pada kening Adelia, tatapan mata Adelia dengan jelas melihat Daniel yang sedang menangis diam-diam, sembari memejamkan mata."Kenapa?" tanya Adelia keheranan.Bukankah tadi dia mengecup bibirku dengan lembut? kenapa sekarang dia jadi menangis? pikir Adelia bingung.Perlahan mata Daniel terbuka, dan menatap mata Adelia, dengan matanya yang sembab."Nona, kenapa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status