Share

Trofi

Lelaki sombong dan cuek seperti Ilham memangnya bisa apa?

Aku hendak mengambil trofi tersebut, tetapi pintu kamar terbuka. Kuurungkan niatku meski sangat penasaran. Faiha datang membawa dua selimut tebal. Kulihat jam beker di atas meja sudah menunjukkan pukul setengah sembilan.

“Tidur, yuk! Ini kubawakan selimut untukmu.”

Aku segera menerimanya dan merebahkan diri di samping Faiha. Dia berbaring menatapku lalu tersenyum.

“Ada apa, Fai?” tanyaku penasaran. Aku malu dia melihatku sampai seperti itu.

“Enggak apa-apa. Aku hanya ingin tahu kenapa kamu bisa mengalami kejadian seperti itu?”

Duh, Faiha. Mengapa dia menanyakannya? Aku jadi kepingin nangis lagi, ‘kan? Padahal sejenak aku bisa melupakan kejadian itu setelah mendengarkan ocehan Bian. Haruskah aku katakan semuanya kepada Faiha? Padahal aku tidak sedekat itu sampai mau berbagi cerita dengannya.

“Maaf, aku belum siap menceritakan semuanya, Fai.” Aku berbalik memunggunginya.

Perlahan bulir air mata menetes membasahi bantal Ilham.
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status