Share

Terpikat Sang Bodyguard
Terpikat Sang Bodyguard
Penulis: Puspa Markhip

1

Penulis: Puspa Markhip
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-07 20:11:27

Masayu Anastasia Himawan, 27 tahun. Cantik dan single, membutuhkan pengawasan agar tidak menjalin hubungan dengan pria mana pun,” decak Rayhan, membaca sebuah berkas yang diambilnya dari meja bos sekaligus teman baiknya.

“Bapaknya gak waras kali, ya, masa anak gadisnya yang cantik dan single tidak boleh menjalin hubungan dengan pria mana pun?” kelakar Dimas. “Di mana-mana, orang tua ingin anak gadisnya lekas mendapat jodoh, ini malah mau dikekepin sendiri gak boleh dekat dengan pria.”

“Dia sudah dijodohkan,” ungkap Maximillian sinis, mengomentari keheranan dua rekannya. Sibuk, ia mengambil alih berkas dari tangan Rayhan, lantas menyatukannya bersama berkas-berkas lain milik Masayu Anastasia Himawan.

“Ya, elah, hari gini masih ada saja acara perjodohan! Jaman Siti Nurbaya dan Datuk Maringgih sudah lama berlalu.”

Benar, jaman Siti Nurbaya telah lama berlalu. Namun, ayahnya masih saja bersikeras melanjutkan perjodohan yang telah diaturnya 20 tahun yang lalu.

Ditatapanya berkas-berkas di tangannya, mencoba mengingat seperti apa sosok Masayu Anastasia yang katanya pernah begitu dekat dengannya. Selain seorang gadis kecil berkepang dua yang sangat manja dan menyebalkan, Max tidak ingat apa pun, dan ia akan dijodohkan dengan gadis seperti itu?

Ayahnya memang tidak memaksa, tetapi justru Om Himawan ini yang begitu berharap mereka melanjutkan perjodohan dengan putrinya. 

Om Himawan menaruh harapan besar pada Max, terlebih setelah tahu perusahaan penyedia jasa keamanan yang didatanginya adalah milik Max, ia justru meminta kepada Max secara khusus untuk mengawal putrinya, padalah Max adalah bosnya.

“Dia sangat cantik, Max,” kata sang ayah, mendukung sepenuhnya keinginan Om Himawan untuk menjodohkannya. “Kamu akan menyesal kalau sampai menolaknya.”

“Aku tidak peduli dia cantik atau tidak, Pa. Sudah bukan jamannya main jodoh-jodohan. Jaman sudah berubah!”

“Temui dia dulu, setelah itu baru kamu boleh bilang tidak.” 

“Sudahlah, Pa, aku akan melayani Om Himawan dengan profesional, tapi yang jelas bukan aku yang akan mengawal putrinya.”

“Justru Papa ingin kamu yang menjadi pengawalnya, Max. Ayu sangat istimewa, dia bukan sekedar klien, tetapi juga calon istrimu.”

“Pa,” keluhnya. “Lupakan rencana perjodohan konyol itu.”

“Dia teman masa kecilmu, Max.”

“Mana mungkin! Usianya delapan tahun lebih muda dariku,” sanggahnya.

Sang ayah tidak menyerah, ia mengambil sebuah album foto lawas dan menyerahkannya pada Max. “Bukalah, di sana ada foto-fotomu dengan Ayu.”

Ya, foto gadis kecil bergigi ompong yang bergelayut manja di tangannya. Rambut hitamnya dikepang dua. Ia hanyalah seorang anak kecil yang kebetulan dekat dengannya, bukan teman masa kecil!

“Percayalah sama Papa, Max, Ayu sudah banyak berubah. Papa pernah bertemu dengannya, dia sangat cantik. Papa rasa, tidak ada salahnya mencoba. Jika kalian memang merasa tidak cocok satu sama lain, Papa tidak akan memaksa.”

Kedua temannya menertawakan, Max mendengus keras. Sudah menduga bahwa ia akan segera dijadikan bahan olok-olok oleh Rayhan dan Dimas, mana kala mengakui perjodohan konyol yang diatur kedua orang tua mereka.

“Kasih lihat fotonya, pengen tahu seperti apa si Ayu ini, Max. Kurasa ayahmu ada benarnya, sebaiknya mencoba dulu, jika cocok, mengapa tidak?” cetus Dimas.

“Bokap nyokap minta cucu, Max, kasihanilah mereka. Kamu beneran kudu nikah, melepas masa lajang dan membangun keluarga bahagia bersama Ayu kecil yang bergigi ompong.” Rayhan ngakak keras, sangat puas mengolok sahabatnya.

Max mendengus masam, “Aku tidak akan menikah dan tidak ada keinginan untuk menikah!”

“Jadi, Bianca sekedar mainan, Max?” sergah Dimas.

“Yaelah, Dim, semua orang juga tidak ingin punya istri seperti Bianca. Dia asyik dijadikan teman kencan, tapi tidak untuk dijadikan istri.” Rayhan berdecak keras. “Seberengsek-berengseknya pria, pasti ingin beristrikan perempuan baik. Lagi pula, bos besar pasti tidak akan merestui hubungan Max dengan Bianca.”

Menghembuskan napas, Max menghempaskan punggungnya pada sandaran kursi putarnya, lantas memutar-mutar kecil.

Hampir enam bulan ia menjalin hubungan dengan Bianca, benar yang dikatakan Rayhan, ia sama sekali tidak ada niatan serius untuk menjadikannya pendamping hidup. Hingga sekarang, Max sama sekali tidak punya keinginan menikah, terlebih dengan Bianca.

Max cukup beruntung, ayahnya tidak pernah memaksanya untuk menikah. Menganggap Max sudah cukup dewasa dan bisa membuat keputusan yan terbaik untuk dirinya. Namun, berbeda dengan ibunya.

Ibunya adalah sosok yang sangat relijius, ia akan mengomel setiap kali Max ketahuan menjalin hubungan dengan perempuan tanpa bermaksud membawanya ke jenjang serius. Jangan ditanya, sudah berapa kali ia menyodorkan perempuan untuk dinikahi putranya, tetapi Max memilih kabur. Ia tidak akan bersedia terikat komitmen.

“Berikan saja Bianca padaku, kamu urus Ayu kecilmu yang ompong itu,” lanjut Rayhan.

“Sudah 20 tahun berlalu, Ray, aku tidak yakin si Ayu masih saja ompong. Dia pasti telah menjelma menjadi perempuan cantik. Kurasa, sebaiknya kamu segera menemuinya, Max, minimal melihatnya untuk meyakinkanmu.”

“Apa yang perlu diyakinkan? Aku sama sekali tidak berniat menerima perjodohan konyol ini,” dengusnya. Ia menyerahkan amplop coklat besar berisi berkas-berkas Masayu Anastasia, kepada Dimas. “Kamu saja yang urus. Kirim seseorang untuk menjadi pengawalnya.”

“Ayahmu ingin kamu yang menjadi pengawalnya.”

“Aku bos, itu bukan tugasku,” balasnya tak acuh.

“Tidak,” tolak Dimas sembari menggeleng. “Aku tidak akan melangkahi perintah ayahmu. Lakukan sendiri, Max, kuharap dia sudah tidak ompong lagi,” lanjutnya sembari terkekeh.

Max menghela napas kasar,  kedua temannya memilih pergi sembari menertawakannya. Si gadis ompong itu, Max tidak punya pilihan lain selain menemui dan menerima menjadi pengawal pribadinya.

Bersambung …

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terpikat Sang Bodyguard   20

    Ada yang berbeda dalam hidup Max, dalam lima hari ini terasa seperti ada yang hilang.Sementara yang dimaksud Milka ternyata hingga batas waktu yang tidak dapat dipastikan. Masayu masih belum kembali, ayahnya beberapa kali menghubungi Max, menanyakan keberadaannya. Namun, Max sama tidak tahunya.“Tante bilang, Ayu hanya butuh waktu menyendiri, Om. Memang Tante tidak bilang sama Om kalau sudah bertemu Ayu?”Semakin ia merasa ada yang disembunyikan perempuan itu, mana kala mendapat jawaban Himawan. Milka tidak mengatakan apa-apa pada suaminya.“Om akan menanyakannya nanti. Milka benar, kita tidak perlu berlebihan mencemaskan Ayu, dia hanya sedang merajuk, nanti juga akan kembali.”“Tapi ini sudah lima hari, Om.”“Tidak apa-apa, Max, anak itu sudah dewasa, ibunya juga sudah mengatakan dia baik-baik saja.”Mungkin memang hanya perasaan Max saja yang berlebihan, ayah dan ibunya Ma

  • Terpikat Sang Bodyguard   19

    Masayu hanya perlu waktu sebentar untuk menyendiri. Namun, tak urung ia tetap resah memikirkannya.Semalam suntuk Max tidak dapat tidur, mencari Masayu ke sana-kemari.Max baru akan datang ke kantor keesokan paginya, meminta bantuan kedua temannya untuk ikut melacak keberadaan Masayu, tetapi Milka sudah meneleponnya terlebih dahulu, memintanya berhenti mencari.“Tante sudah bicara dengannya, dia baik-baik saja,” katanya. “Tidak apa-apa, Max, tidak usah mencarinya lagi.”Ya, Max tidak perlu mencarinya, harusnya ia lega mendengar perempuan itu baik-baik saja. Namun, entah mengapa hatinya justru sebaliknya.Insting Max yang tajam mencium sesuatu yang tidak beres, hanya dengan mendengar nada suara Milka. Alih-alih kelegaan, suara perempuan itu justru seperti seorang yang sedang dilanda ketakutan.Max kian resah, ia belum bisa percaya sebelum melihatnya secara langsung.“Apakah dia sud

  • Terpikat Sang Bodyguard   18

    Rumah yang sudah 27 tahun ditempatinya, tak lagi memberikan kenyamanan. Segala kehangatan di dalamnya seolah lenyap begitu saja tanpa bekas.Hari-harinya penuh dengan perdebatan panas yang ikut memanaskan kepalanya sebab tersulut oleh amarah, membuatnya tidak betah berlama-lama di rumah.Taka da lagi tempat yang dirasanya nyaman. Di butik, ada Max yang keberadaannya sangat tidak ia harapkan. Sementara di rumah pun tak lagi menawarkan kenyamanan.Sebagaimana hari-hari sebelumnya, malam itu perdebatan sengit antara ia dan ayahnya, kembali pecah.Jika sebelum-sebelumnya duduk permasalahannya adalah keberatan Masayu yang merasa terkekang, kehadiran Max membuatnya merasa tidak diberi ruang kebebasan sama sekali, maka kali ini masalahnya lebih serius.Ayahnya baru saja kedatangan tamu yang tak lain adalah Lucas, ayahnya Max. Mereka mengobrol lama, rupanya sedang membicarakan perjodohan antara Masayu dan Max.

  • Terpikat Sang Bodyguard   17

    Sudah waktunya mereka saling bicara untuk memperbaiki hubungan, terlebih Larissa telah menjadi kakak sepupunya.Selain belum berani, selama ini Masayu sengaja memberi waktu Larissa agar siap. Perempuan itu menjadi orang yang paling terluka, hubungannya dengan Masayu pun merenggang, tentunya tidak mudah membuatnya serta-merta dapat menerima permintaan maaf Masayu. Malam itu, usai ijab qobul pernikahan Larissa dengan Ivander, ia memberanikan diri meminta waktu pada Ivander untuk mengajak Larissa bicara.Jantungnya berdetak kencang, tangannya terasa dingin, sejujurnya ia gugup dan takut, khawatir Larissa akan menamparnya, lantas mentah-mentah menolak permintaan maafnya.Sepenuhnya sadar, kesalahan Masayu terlalu besar, ia membuat perempuan itu kehilangan suami, Malik dan Larissa bercerai sebab Masayu, wajar seandainya Larissa menolak permintaan maafnya.Menarik napas, lantas menghembuskannya, demikian hingga berkali

  • Terpikat Sang Bodyguard   16

    Nama Malik kembali mencuat ke permukaan, membangkitkan kesedihannya.Pertunangan mereka telah kandas, kedua orang tuanya tidak merestui hubungannya dengan Malik. Hubungan mereka memang salah, tapi biar bagaimanapun, pria itu masih mendiami hatinya.Meski telah bertekad mengakhiri dan melupakan, tetapi tidak mudah mengenyahkan sosoknya begitu saja, terlebih Malik merupakan cinta pertamanya, satu-satunya pria yang berhasil membuat Masayu merasakan jatuh cinta.Mendengar namanya, mampu membangkitkan kesedihannya. Bertemu dengan orang yang memiliki hubungan erat dengan pria itu, membuat Masayu kembali mengingatnya.Malik pernah bercerita, ibunya sudah tua dan tinggal sendirian di desa yang sangat jauh dari ibukota.Pria itu pernah mengutarakan keinginannya untuk membawa istrinya dan mengajaknya hidup sederhana, kala itu Masayu belum tahu Malik telah memiliki seorang istri.Ia beranggapan, istri yan

  • Terpikat Sang Bodyguard   15

    “Ahmad masih suka pacaran, masih hobi mabuk-mabukan juga?” tuntut Eyang Hasna. Perempuan itu menatap Max dan Masayu bergantian.“Mabuknya sudah sembuh, tapi pacarnya ada di mana-mana,” jawab ibunya, mewakili.“Tidak, Eyang,” ralatnya kalem. “Aku tidak pernah pacaran.”“Lha, itu, yang bolak-balik ganti itu namanya apa?”“Teman kencan, Ma, beda sama pacaran.”“Intinya sama saja, sama-sama jalan dengan perempuan yang bukan mahramu,” gerutu ibunya.Eyang Hasna mengibaskan tangan, lantas memijat keningnya yang berdenyut. Max memang menjadi masalah serius dalam keluarga mereka, tidak mudah mengubahnya menjadi pria  alim seperti ayahnya. “Bilang sama Abah Ulil, Lys, untuk segera menikahkan mereka.”“Eyang, tadi itu beneran tidak ada apa-apa, kok, bukan sebuah kesengajaan. Max hanya berusaha menolongku,” ulang Masayu, entah yang ke berapa, tetapi mereka tidak mau mendengar penjelasannya. Berpel

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status