Share

2

Penulis: Puspa Markhip
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-07 20:11:56

Setiap orang memiliki ratu dalam hidup, seorang perempuan yang akan selalu diprioritaskannya, termasuk Max.

Dari luar, Max tampaknya merupakan seorang pria tak acuh dan dingin yang tak banyak mengekspresikan segala perasaannya, tetapi ia memiliki seorang perempuan yang sangat disayanginya, perempuan yang akan selalu diperjuangkan kebahagiaannya. Max menyayanginya lebih dari dirinya sendiri.

Belum ada sepuluh menit Max duduk bersama kedua rekan sekaligus sahabatnya, bahkan kopi yang dipesannya pun masih penuh, ketika ponselnya menjerit-jerit memanggil. Terjeda semua obrolan santainya bersama Ray dan Dimas, Max mengeluarkan sebuah benda pipih persegi dari balik saku celananya.

“Nyonya menelepon,” katanya sembari meletakkan telunjuknya di depan bibir, memberi isyarat diam. Tanpa beranjak, ia menggeser tombol jawab di depan kedua temannya. “Ya, Ma?”

“Ahmad sayang, kamu di mana, Nak?” Suara lembut menyapanya dari seberang. Max memutar bola mata mendengar panggilan kesayangan sang Mama. Max dan Ahmad, sungguh jauhnya kelewatan.

“Lagi nongkrong bareng Ray dan Dimas, Ma. Ada apa?”

“Nongkrong, ya, berarti bukan urusan mendesak, kan? Boleh Mama minta tolong, Sayang?”

“Apa pun, Ma.”

“Kamu bisa pulang, Nak? Sebentar lagi Mama akan kedatangan sahabat baik Mama.”

Kali ini, entah sahabat yang mana lagi, tetapi Max sudah dapat menebak, ibunya pasti kembali berusaha untuk menjodohkannya dengan anak sang sahabat. Hal seperti ini bukan sesekali terjadi, Max sudah sangat hafal.

Seharusnya Max menolak dengan tegas, ia memiliki segudang alasan untuk melakukannya, alih-alih menganggukkan kepala meski sadar ibunya tidak dapat melihat.

Perempuan itu adalah ratu dalam hidupnya, Max tidak pernah bisa menolak permintaannya, tentunya selain perjodohan konyol yang selalu diaturnya. Berjanji untuk segera pulang, ia memutuskan panggilan teleponnya, lantas meneguk habis espresso yang dipesannya.

“Buru-buru amat?” tanya Dimas.

“Nyonya Ratu memintaku pulang.”

“Perjodohan lagi?” tebak Rayhan setengah mengejek. “Untung, aku tidak punya ratu dalam hidup, jadi tidak perlu sepertimu, Max.”

“Setiap orang memiliki ratu dalam hidup, Ray. Kamu bukan tidak punya, tapi belum. Max punya ibu sebagai ratu, kurasa ratumu nanti seorang perempuan yang akan kamu kejar mati-matian."

“Itu hanya akan terjadi dalam mimpi,” sanggah Rayhan.

“Kamu akan segera merasakannya, ketika jatuh cinta dan dibuat seperti budak.”

“Aku lebih memilih menghabiskan sisa waktuku untuk mencintai diri sendiri. Perempuan itu menyusahkan, mereka asyik sekedar untuk bersenang-senang, kalau dijadikan ratu akan sangat merepotkan, aku tidak akan pernah siap menjadi Max, menuruti semua keinginan ratunya.”

“Tiba waktunya kamu jatuh cinta, dengan senang hati aku akan menertawakanmu,” ujar Dimas, gemas. “Mau bertaruh kamu tidak akan pernah jatuh cinta?”

Rayhan mendengus keras. “Mengapa tidak? Aku sangat yakin dengan ucapanku.”

“Minta sahamnya 20 persen kalau sampai Ray jatuh cinta, Dim,” ucap Max tak acuh, ia menyambar jaketnya dan segera beranjak, meninggalkan kedua temannya.

Max suka pulang ke rumah, ia menyukai sambutan hangat ibunya. Tiada yang lebih menggembirakan selain pulang ke rumah usai penat dengan pekerjaan kantor, Max menyukai wangi kue buatannya yang selalu dihidangkan bersama teh panas. Rumahnya merupakan surga baginya sejak kedatangan ibunya.

Alysa Humairah  bukan seorang perempuan sembarangan, ia seorang perempuan yang lahir dan besar di lingkungan pesantren, orang tuanya adalah seorang kyai ternama yang sangat disegani. Max menentang habis-habisan pertama kali ayahnya meminta ijin untuk menikah kembali dengan perempuan itu, terlebih ibunya 15 tahun lebih muda dari sang ayah.

Namun, rasa tidak sukanya terhadap ibu tirinya lenyap tak tersisa. Perempuan itu benar-benar sosok yang luar biasa, tak heran ayahnya begitu mencintainya.

Dulu, ayahnya mirip dengan Rayhan, bajingan tidak bertanggung jawab yang gemar mempermainkan perempuan, tidak suka terikat komitmen, dan hobi bersenang-senang. Pernikahannya dengan ibu kandung Max merupakan sebuah kesalahan, keduanya memutuskan bercerai ketika Max berusia dua bulan.

Meski sangat tidak bertanggung jawab terhadap para perempuan yang dikencaninya, tetapi ayahnya sangat menyayanginya. Max menjadi prioritasnya, terlebih setelah bercerai, ia merawat dan mengasuh Max dengan sangat baik. Sikap buruknya masih saja berlanjut, sebelum kemudian kenal dengan Alysa Humairah.

Mungkin, ibunya adalah karma untuk sang ayah. Max menyaksikan sendiri, betapa beratnya sang ayah berjuang untuk mendapakan Alysa Humariah. Bajingan yang dikejar-kejar, mendadak jatuh bangun mengejar. Apa lagi hubungan mereka tidak disetujui oleh kedua orang tua Alysa.

Latar belakang mereka sangat berbeda, ibarat langit dan bumi. Ayahnya seorang bajingan, sedangkan ibunya dari keluarga relijius yang sangat memegang teguh kaidah agama. Perbedaan itu tentunya tidak mudah untuk diterima. Namun, kegigihan ayahnya berhasil meluluhkan sang pujaan hati.

Ayahnya benar-benar berubah sejak mengenal Alysa, segala kebiasaan burunya ditinggalkan, ia tobat dan menjadi pria baik-baik yang sangat mencintai istrinya. Hidupnya jauh lebih bahagia, tentu saja Max juga turut bahagia. Ia mendapatkan kasih sayang yang tidak pernah dimilikinya sejak kecil, rumah yang dulu selalu sepi dan dingin, kini berubah menjadi hangat penuh kasih sayang yang selalu dirindukan Max.

“Syukurlah, Ahmad, kamu segera pulang, Nak.” Sang ibu menyambutnya di teras rumah begitu mobil Max terparkir di halamannya yang luas. “Mama sudah cemas, khawatir kamu terlambat.”

Max mencium tangan ibunya, lantas bergegas masuk. Ia melihat ayahnya sedang santai, menatap layar tablet di tangannya ditemani secangkir teh.

“Mengapa aku mencium sesuatu yang tidak beres, ya?” katanya pada sang ayah sembari memincingkan mata. Pria yang rambutnya sudah dipenuhi uban itu, tertawa keras, melihat sang putra menatapnya curiga.

“Kamu mencurigai papamu, Max?”

“Jadi, untuk apa Mama menyuruhku buru-buru pulang?”

“Keluarga Ayu akan datang, Ahmad. Mama ingin mengenalkannya padamu,” jawab ibunya. “Mandilah, Mama akan siapkan makanan untukmu.”

“Kita akan bicara nanti, Pa, yang jelas aku akan membuat perhitungan dengan Papa,” dengusnya kesal. Ayahnya tertawa keras, pria itu pasti sudah memberitahukan persoalan perjodohan yang diaturnya.

Ayahnya sangat paham, Max tidak akan kuasa menolak permintaan ibunya, menjadikan istrinya itu sebagai alat untuk membujuk Max menerima perjodohan konyol itu.

“Jangan mengancam papamu, Max,” tegur ibunya. “Ah, itu dia, sepertinya Om Himawan dan keluarganya sudah datang!” lanjutnya berseru gembira, mendengar suara klakson mobil dari luar.

Memutar bola mata, Max segera kabur masuk ke kamarnya. Kali ini ia tidak dapat menghindar. Ayahnya telah bekerja sama dengan ibunya.

Bersambung …

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terpikat Sang Bodyguard   20

    Ada yang berbeda dalam hidup Max, dalam lima hari ini terasa seperti ada yang hilang.Sementara yang dimaksud Milka ternyata hingga batas waktu yang tidak dapat dipastikan. Masayu masih belum kembali, ayahnya beberapa kali menghubungi Max, menanyakan keberadaannya. Namun, Max sama tidak tahunya.“Tante bilang, Ayu hanya butuh waktu menyendiri, Om. Memang Tante tidak bilang sama Om kalau sudah bertemu Ayu?”Semakin ia merasa ada yang disembunyikan perempuan itu, mana kala mendapat jawaban Himawan. Milka tidak mengatakan apa-apa pada suaminya.“Om akan menanyakannya nanti. Milka benar, kita tidak perlu berlebihan mencemaskan Ayu, dia hanya sedang merajuk, nanti juga akan kembali.”“Tapi ini sudah lima hari, Om.”“Tidak apa-apa, Max, anak itu sudah dewasa, ibunya juga sudah mengatakan dia baik-baik saja.”Mungkin memang hanya perasaan Max saja yang berlebihan, ayah dan ibunya Ma

  • Terpikat Sang Bodyguard   19

    Masayu hanya perlu waktu sebentar untuk menyendiri. Namun, tak urung ia tetap resah memikirkannya.Semalam suntuk Max tidak dapat tidur, mencari Masayu ke sana-kemari.Max baru akan datang ke kantor keesokan paginya, meminta bantuan kedua temannya untuk ikut melacak keberadaan Masayu, tetapi Milka sudah meneleponnya terlebih dahulu, memintanya berhenti mencari.“Tante sudah bicara dengannya, dia baik-baik saja,” katanya. “Tidak apa-apa, Max, tidak usah mencarinya lagi.”Ya, Max tidak perlu mencarinya, harusnya ia lega mendengar perempuan itu baik-baik saja. Namun, entah mengapa hatinya justru sebaliknya.Insting Max yang tajam mencium sesuatu yang tidak beres, hanya dengan mendengar nada suara Milka. Alih-alih kelegaan, suara perempuan itu justru seperti seorang yang sedang dilanda ketakutan.Max kian resah, ia belum bisa percaya sebelum melihatnya secara langsung.“Apakah dia sud

  • Terpikat Sang Bodyguard   18

    Rumah yang sudah 27 tahun ditempatinya, tak lagi memberikan kenyamanan. Segala kehangatan di dalamnya seolah lenyap begitu saja tanpa bekas.Hari-harinya penuh dengan perdebatan panas yang ikut memanaskan kepalanya sebab tersulut oleh amarah, membuatnya tidak betah berlama-lama di rumah.Taka da lagi tempat yang dirasanya nyaman. Di butik, ada Max yang keberadaannya sangat tidak ia harapkan. Sementara di rumah pun tak lagi menawarkan kenyamanan.Sebagaimana hari-hari sebelumnya, malam itu perdebatan sengit antara ia dan ayahnya, kembali pecah.Jika sebelum-sebelumnya duduk permasalahannya adalah keberatan Masayu yang merasa terkekang, kehadiran Max membuatnya merasa tidak diberi ruang kebebasan sama sekali, maka kali ini masalahnya lebih serius.Ayahnya baru saja kedatangan tamu yang tak lain adalah Lucas, ayahnya Max. Mereka mengobrol lama, rupanya sedang membicarakan perjodohan antara Masayu dan Max.

  • Terpikat Sang Bodyguard   17

    Sudah waktunya mereka saling bicara untuk memperbaiki hubungan, terlebih Larissa telah menjadi kakak sepupunya.Selain belum berani, selama ini Masayu sengaja memberi waktu Larissa agar siap. Perempuan itu menjadi orang yang paling terluka, hubungannya dengan Masayu pun merenggang, tentunya tidak mudah membuatnya serta-merta dapat menerima permintaan maaf Masayu. Malam itu, usai ijab qobul pernikahan Larissa dengan Ivander, ia memberanikan diri meminta waktu pada Ivander untuk mengajak Larissa bicara.Jantungnya berdetak kencang, tangannya terasa dingin, sejujurnya ia gugup dan takut, khawatir Larissa akan menamparnya, lantas mentah-mentah menolak permintaan maafnya.Sepenuhnya sadar, kesalahan Masayu terlalu besar, ia membuat perempuan itu kehilangan suami, Malik dan Larissa bercerai sebab Masayu, wajar seandainya Larissa menolak permintaan maafnya.Menarik napas, lantas menghembuskannya, demikian hingga berkali

  • Terpikat Sang Bodyguard   16

    Nama Malik kembali mencuat ke permukaan, membangkitkan kesedihannya.Pertunangan mereka telah kandas, kedua orang tuanya tidak merestui hubungannya dengan Malik. Hubungan mereka memang salah, tapi biar bagaimanapun, pria itu masih mendiami hatinya.Meski telah bertekad mengakhiri dan melupakan, tetapi tidak mudah mengenyahkan sosoknya begitu saja, terlebih Malik merupakan cinta pertamanya, satu-satunya pria yang berhasil membuat Masayu merasakan jatuh cinta.Mendengar namanya, mampu membangkitkan kesedihannya. Bertemu dengan orang yang memiliki hubungan erat dengan pria itu, membuat Masayu kembali mengingatnya.Malik pernah bercerita, ibunya sudah tua dan tinggal sendirian di desa yang sangat jauh dari ibukota.Pria itu pernah mengutarakan keinginannya untuk membawa istrinya dan mengajaknya hidup sederhana, kala itu Masayu belum tahu Malik telah memiliki seorang istri.Ia beranggapan, istri yan

  • Terpikat Sang Bodyguard   15

    “Ahmad masih suka pacaran, masih hobi mabuk-mabukan juga?” tuntut Eyang Hasna. Perempuan itu menatap Max dan Masayu bergantian.“Mabuknya sudah sembuh, tapi pacarnya ada di mana-mana,” jawab ibunya, mewakili.“Tidak, Eyang,” ralatnya kalem. “Aku tidak pernah pacaran.”“Lha, itu, yang bolak-balik ganti itu namanya apa?”“Teman kencan, Ma, beda sama pacaran.”“Intinya sama saja, sama-sama jalan dengan perempuan yang bukan mahramu,” gerutu ibunya.Eyang Hasna mengibaskan tangan, lantas memijat keningnya yang berdenyut. Max memang menjadi masalah serius dalam keluarga mereka, tidak mudah mengubahnya menjadi pria  alim seperti ayahnya. “Bilang sama Abah Ulil, Lys, untuk segera menikahkan mereka.”“Eyang, tadi itu beneran tidak ada apa-apa, kok, bukan sebuah kesengajaan. Max hanya berusaha menolongku,” ulang Masayu, entah yang ke berapa, tetapi mereka tidak mau mendengar penjelasannya. Berpel

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status