Home / Horor / Tersesat / Iblis Bermuka Dewa

Share

Iblis Bermuka Dewa

Author: Nasura2101
last update Last Updated: 2021-09-17 23:39:20

"Mbak, aku sudah mendapatkan semua jawaban dari apa yang terjadi dengan bapak." ucap Najwa lemah.

Ada nada sedih dan putus asa dalam suara Najwa. Nay menatap Najwa tajam, matanya membulat sempurna. Ia menunggu penjelassan lebih lanjut.

"Bapak ditipu oleh Pak Bambang, Pak Bambang mengumpulkan senjumlah uang dengan angka yang fantastis melalui tangan bapak. Lalu dia menghilang." lanjut Najwa.

"Maksudmu, Pak Bambang sahabatnya bapak yang orang Besuki itu?" tanya Nay tidak percaya.

"Iya Mb, yang dulu sering ke sini," jawab Najwa putus asa. Hening. Terpaku dengan pikiran masing-masing entah berapa lama.

"Apa rencanamu selanjutnya Nduk?" tanya Nay.

Alih-alih menjawab pertanyaan Nay, Najwa hanya menatap kakaknya tajam sambil mengangkat bahu.

"Apa lagi yang kau dapat dari penyelidikanmu?"

Karena Najwa tidak menjawab Nay mengajukan pertanyaan yang lain. Hanya ingin mengalihkan fokus adiknya. Karena dia melihat duka dan amarah membuncah jadi satu di bola mata Najwa.

Siapa pun akan berduka sekaligus marah jika melihat ayahnya babak belur hampir mati karena dipukuli masa untuk kesalahan yang tidak dilakukan. Najwa hanya diam, menatap kakaknya dengan tatapan ragu. Kemudian menunduk dalam.

"Nduk?!" ucap Nay tidak sabar karena adiknya tidak menjawab.

Najwa mendongak menatap kakaknya. Bibir tersenyum kecut, bola mata menyimpan kekhawatiran yang dalam. Lalu dia beringsut mendekati kakaknya dan berbisik, "ada yang menggerakkan masa Mbak."

Najwa mengucapkan kalimatnya sambil celingukan takut ada yang mendengar.

"Maksudmu ada yang menunggangi kejadian ini?" tanya Nay kaget.

Sauaranya setengah berteriak.

"Ssssttt...! pelan-pelan Mbak, nanti ada yang mendengar," ucap Najwa semakin khawatir.

Nay yang mendapat peringatan dari adiknya, reflek menutup mulut.

"Maaf, enggak sengaja, aku enggak percaya dengan apa yang kudengar, Nduk."

"Ya, begitulah, kenyataannya, Mbk." Ucap Najwa menegaskan.

Suaranya masih berbisik, nyaris tidak terdengar. Jelas Najwa tidak ingin pembicaraan mereka di dengar siapa pun.

"Jadi semua ini sudah direncanakan dengan matang jauh-jauh hari."

Najwa berbisik kepada kakaknya namun fokusnya ke tempat lain. Ah sudah kayak detective saja mereka ini. Nay sudah dapat semua jawaban dari penyelidikan Najwa tentang apa yang menimpa Zimat kecuali tentang Bambang. Najwa belum nyampai ke sana. Karena Bambang berada di suatu daerah bernama Besuki dan itu sangat jauh. Jika Najwa melacak memepergunakan Aji Kidang Kencono, Lembah Biru-Besuki bukan jarak yang jauh tapi Najwa mengkhawatirkan keadaan keluarga, terutama Zimat. Kasumi dan Nay juga harus istirahat supaya besok bisa kembali merawat Zimat.

Hasil penyelidikan yang dilakukan Najwa, Zimat dipukuli masa karena melindungi Bambang. Zimat sedikit pun tidak mempergunakan kelebihannya sebagai cenayang karena yang di hadapi adalah orang-orang yang tidak bersalah. Bukan hanya itu, masa ada yang menggerakkan dan menunggangi, ada pihak-pihak yang berkepentingan. Sayangnya, bukan hanya satu orang tapi beberapa orang termasuk pak RW dan takmir masjid. Motifnya beda-beda, takmir masjid merasa bahwa Zimat lebih berwibawa.

"Bah....!"

Najwa benar-benar geram akan hal ini.

"Takmir masjid saja iri sama Bapak?!" geram Najwa berguman.

“Gila ya mereka? Bingung juga jadinya, Bapak disuruh ngimami saja nggak pernah mau, selalu berdiri paling belakang saat berjama’ah. Disuruh khutbah juga selalu menolak karena merasa diri tidak pernah layak menasehati orang banyak. Dalam hal apa pun Bapak tidak pernah berusaha tampil di depan. Bapak selalu berusaha tak terlihat oleh siapa pun. Menyembunyikan diri sebaik mungkin.

Selain itu, ada yang menghendaki tanah pilihan, makanya pakai tipu daya seperti ini. Berusaha menyingkirkan Bapak dari peredaran. Kertas yang ditanda tangani Nay adalah surat penekanan supaya keluarga Bapak bisa meninggalkan tanah pilihan. Disitu tertulis bahwa Bapak memiliki hutang yang harus dibayar. Angkanya tidak main-main-58K US$. Jika dalam jangka tiga bulan tidak dapat mengembalikan uang tersebut maka bangunan dan tanah yang ditempati bangunan akan disita.

Yang ketiga adalah Aswa, orang yang menganggab Kasumi musuh bebuyutan. Sedangkan Pak RW adalah orang yang memberi izin. Tanpa izin Pak Rw orang-orang ini tidak akan berani bergerak. Pak RW melakukannya untuk Aswa. Karena Aswa adalah kekasih gelapnya. Yang paling kurang ajar sesungguhnya adalah Bambang. Dia kunci dari semua ini. Dia mempergunakan kebaikan dan reputasi Bapak untuk menipu orang-orang. Sedang Bapak yang merasa pernah punya hutang budi tidak berdaya dan ikut arus permainannya.”

Di sinilah Zimat sekarang, terbaring lemah tak berdaya. Bukan hanya raga yang terluka parah tapi juga hati dan pikiran. Harga diri juga telah dihancurkan.

"Ah bodo amat harga diri!" ucap Najwa tiba-tiba dan langsung berdiri.

Najwa tidak ingin memikirkan hal itu sekarang, yang harus dia pikirkan adalah bagaimana supaya Zimat sembuh secepatnya. Segera bisa mengasingkan Zimat di tempat yang sangat rahasia karena Najwa yakin orang-orang ini tidak akan tinggal diam. Apa yang mereka lakukan untuk Zimat baru permulaan. Pasti ada banyak rencana-rencana besar lain yang sedang mereka susun. Yang mengerikan mereka melibatkan orang-orang yang tidak bersalah. Rupanya mereka telah pun menghitung dengan sangat baik bahwa keluarga Zimat tidak akan mempergunakan kekuatan untuk orang yang tidak bersalah apalagi untuk yang bukan tandingan. Mereka bisa mumukul telak karena mereka bisa dengan leluasa berbuat semaunya.

"Bah...!"

Lagi-lagi Najwa cuma bisa menyimpan emosi dan mengumpat dalam hati. Seluruh isi kebun binatang keluar.

"Asu tenan, wong-wong iki. Raine podo koyo pandito ning utek tur atine koyo iblis." (Anj*ng, orang-orang ini. Mukanya seperti pendeta tapi berotak dan berhati iblis.red-). Jangan kalian pikir aku akan tinggal diam, kalau kalian semua bertingkah seperti iblis, aku bisa jadi iblis yang sesungguhnya."

Amarah Najwa telah benar-benar memuncak saat mengetahui semuanya. Sisi hitam dari dalam dirinya muncul kepermukaan siap menghancurkan musuh-musuhnya.

*****

Nasura2101.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Tersesat   Dipulangkan

    Sementara mishal dan asistennya---gadis cantik yang memapah Nay setelah interview--- hanya mampu terpaku menatapnya dari depan pintu kamar yang terbuka. Keduanya menatap dengan tatapan aneh sekaligus bingung. "Cari tau, apa yang sudah dilaluinya, aku merasa dia telah melewati hal yang sangat berat sebelum dia sampai ke sini!" perintah Mishal. "Baik, Tuan," jawab asistennya. Asistennya langsung berlalu. Karena tidak tahan, akhirnya Mishal mendekat, dia berjongkok dan menggenggam tangan Nay. Lalu berbisik di telinganya, "be cool sweet heart, you are save now, nobody will hurt you. Just take a deep breathe slowly."

  • Tersesat   Tertawan

    Nay mengerutkan kening, dia tidak percaya dengan apa yang didengar, "terdengar seperti lelucon bagiku," ucapnya datar, lirih. Namun cukup jelas di telinga Mishal, "ha ha ha..., I didn't blame you if yu think that is just a joke." Tawa Mishal melebar, sementara Nay, semakin terkejut menyadari Mishal memahami apa yang diucapkannya. Tersipu, ia menyembunyikan senyumnya dengan menunduk dalam. Suasana yang tadinya cannggung, sedikit mencair. Lalu tanpa mereka sadari, keduanya terlibat dalam perbincangan hangat. "Mishal, why me?" tanya Nay datar, ada kesedihan dan duka di nada suaranya. Mendung menggelayut di bola mata indahnya.

  • Tersesat   Bertemu Abu Ahmad

    Pertama saat masuk akomodasi milik Abu Ahmad, Nay bertemu dengan seorang perempuan bernama Basagita. Dia cantik dan menawan, apalagi bajunya yang sexi mebuatnya terlihat panas. Namun Nay mencium hawa pelacur. Selain itu, nada bicaranya arogan dan mengintimidasi. Setelah Bagasita memperkenalkan dirinya dan apa posisinya, Nay paham bahwa, Basagita adalah in charge nya akomodasi milik Abu Ahmad. Bagasita mengelandang Nay, masuk salah ke sebuah kamar, "Buka tasmu!'' perintahnya kemudian. Nay m

  • Tersesat   Malapetaka

    Banuwati datang menemui Nay, keesokan harinya, "aku berjanji akan mencarikan pekerjaan di luar dengan visa nomer delapan belas." ucap Banuwati lembut. Nay hanya membeku mendengar ucapan Banuwati, dia menatap datar perempuan cantik di hadapannya. "Visa delapan belas itu artinya kau akan punya hak terhadap dirimu sendiri?" ucap Banuwati selanjutnya. "Really? So, I have to trust someone the one already sole me?" Nay memberondong Banuwati dengan pertanyaan dengan nada sinis. Banuwati masih menatap lembut wajah Nay, tatapannya berusaha meyakinkan. Nay justru menyeringai sinis. "Nay, kau sudah pindah lima belas majikan dalam jangka dua bulan? Menurutmu apa yang bisa kulakukan lebih dari ini?"

  • Tersesat   Dijual

    Banuwati sudah berada di kantor polisi, dia mendapati Nay tepekur duduk di kursi tunggu dengan wajah ketakutan. Ia tidak pernah melihat Nay setakut ini, meski pernah bermasalah dengan majikan yang pertamanya, bahkan dipukuli hingga babak belur dan hampir mengakhiri hidupnya. Namun Banuwati tidak melihat ketakutan di bola maat Nay seperti saat ini. Banuwati mendekat, "apa kau baik-baik saja?" tanya Banuwati lembut. Alih-alih menjawab pertanyaan Banuwati, Nay malah menatap Banuwati dengan tatapan yang susah diartikan. Bola matanya mulai berair. Tidak sepatah kata pun keluar suara dari bibirnya. Banuwati meraih bahu Nay, bermaksud memeluknya, tapi di tepis leh Nay. Kini, Nay menatap Banuwati dengan tatapan takut bercampur benci dan amarah. Banuwati mengerutkan kening tanda tidak mengerti. Setelah menandatangi beberapa berkas, akhirnya Banuwati membawa Nay pulang. Rupanya Nay lari dari rumah majikan dan langsung ke kantor polisi. Ada yang baru dipahami oleh Banuw

  • Tersesat   Healling

    Nay menolak untuk dipulangkan, meski dia telah menghadapi situasi yang hampir merenggut nyawanya. Banuwati dan Najwa tertegun, tidak habis pikir dengan keputusannya. Keduanya bersitatap tanpa kata. Bisu dan membeku, seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja keluar dari bibir Nay. Nay tib-tiba berdiri lalu menggenggam tangan Najwa. Ia memejamkan mata sambil merapal mantra. Mantra yang dirapalkan terdengar menggema di telinga Banuwati tapi Banuwati tidak tau bahasa apa yang digunakan Nay. Ada dua garis lurus muncul yang tiba-tiba muncul di kedua lengan Nay dan Najwa, tepat di sebelah urat nadi. Garis itu berwarna kuning keemasan, mirip seperti teriris beati tajam. Darah tiba-tiba mengucur dari kedua garis itu. "Mbak, sedang kembali menyambung kabel getih?! akhir

  • Tersesat   Release

    Pelayan ketakutan, di shock, tangannya gemetaran menutup mulutnya. Lalu dia jatuh terduduk. Dia hanya bisa kaku melihat apa yang dilakukan Nay. Dia tidak memiliki daya untuk mencegahnya. Braak..., klonteng-kloteng, klontang! Tidak sadar nampan yang dibawanya terjatuh, pecah. Ketelnya menggelinting kemudian membentur tembok. Suasana pagi yang harusnya tenang jadi gempar. Pelayan yang tadi menjatuhkan nampan segera berlari menuju bangunan utama. Dia berlari menemui tuan dan nyonya yang sedang sarapan. Gemetaran dia berkata, Na...Nay____,'' Mereka semua terpaku, dalam hati mereka berkata pasti telah terjadi sesuatu

  • Tersesat   Bencana

    Hari itu dia lalui dengan kesibukan yang luar biasa seperti biasanya. Sebagai kepala rumah tangga dia memang harus memastikan segala keperluan tuan dan nyonya serta keluarganya, terpenuhi dengan sebaik-baiknya. Selanjutnya, dia harus memastikan urusan dapur, telephone bill, electricity dan semua expense yang diperlukan agar segala kegiatan berjalan dengan semestinya. Bulan ini adalah masa pergantian musin, dari dingin ke musim panas. Pekerjaan sangat banyak, karena semua barang harus diganti sesuai musim. Dari mulai pakaian hingga furniture harus diganti. Begitu juga makanan dan minuman juga berganti menu. Dia harus memastikan semua itu berjalan dengan semestinya sesuai yang di

  • Tersesat   Tahanan Rumah

    Hari itu berlalu, karena bingung dia menghubungi Najwa, tapi tidak bisa. The mobile always not responding, Nay merasa ada yang salah, meski dia belum tahu, itu apa.Tiap hari, dia mencoba, tapi tidak berhasil. Kemudian, dia memutuskan untuk menghubungi Banuwati. Berkali-kali dia mencoba, tapi hasilnya sama. Setelahnya, dia mencoba menghubungi Indonesian Embassy ternyata juga tidak bisa. Terakhir, dia memutuskan untuk menghubungi keluarga di Indonesia. Mungkin dia bisa mendapat kabar tentang Najwa dari keluarganya, hasilnya sama, tidak bisa. Nay yakin ada yang salah. Tidak mungkin hanya kebetulan, "jangan-jangan___" Nay menutup mulut, tidak berani melanjutkan kalimatnya. Dia berdiri, lalu melangkah tergesa menemui nyonya. Dia mengangguk hormat, lalu berkata, "please

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status