Home / Romansa / Tertawan Kontrak Panas CEO Arogan / Kau Memang Tak Mencintaiku

Share

Kau Memang Tak Mencintaiku

Author: Mirielle
last update Last Updated: 2025-07-14 23:36:41

“Apa yang terjadi?” Mila menarik tangan Chloe, menatapnya dalam rasa bingung yang dalam. “Kenapa Nash menuduhmu?”

Chloe berbalik, dia tersenyum pada Mila yang sejak tadi berdiri di belakangnya. Ketika tatapan mereka bertemu, Chloe tak mampu menahan air matanya. Di hadapan Mila, dia menangis, menyembunyikan kerapuhan hatinya dari Nash.

“Apa pun yang terjadi, aku percaya padamu.” Mila menggenggam tangannya, menghapus buliran bening di wajah Chloe dengan lembut. “Katakan, apa yang sebenarnya terjadi.”

“Kalian sedang berdiskusi untuk meloloskan diri?” Suara tajam Nash menggema di ruangan itu.

Adrian berdecak, dia menepuk lengan Nash sebagai gestur jika dia tak setuju dengan apa yang dikatakan sahabatnya itu. Tapi Nash tidak bisa menemukan alasan kalau pelakunya bukan Chloe, karena apa yang dilihatnyalah yang dia percaya.

Chloe tertawa pahit mendengar pertanyaan Nash. Dikeringkannya air matanya, lalu menatap pria itu lagi dengan tajam. “Benar atau salah, aku tak akan meloloskan diri. Bukan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Tertawan Kontrak Panas CEO Arogan   Kau Akan Menyesal

    Chloe sudah tak sanggup lagi berjalan saat pintu di belakang mereka tertutup. Tubuhnya melorot di dinding, dan Mila yang memapahnya terkejut melihat lemah Chloe tak seperti biasa. Disisihkannya rambut yang menutupi wajah Chloe, dan dengan panik Mila menepuk pipi Chloe pelan.“Jangan menakutiku, Chloe. Apa yang terjadi padamu?”Chloe terengah, rasa sakit itu membelit tubuhnya erat-erat. Dia menggenggam tangan Mila, sangat erat, terlalu erat, hingga perlahan kedua matanya tertutup dan Chloe tak ingat apa pun lagi. Mila terhenyak, dia memanggil bantuan perawat dan mereka langsung membopong Chloe.Ketika dokter memeriksa Chloe, dia berdecak, perawat kembali memasang infus di punggung tangannya. “Sudah ku bilang dia harus tinggal sampai besok, tapi dia ngotot ingin pulang,” gumamnya pada Mila.Mila mengernyit. “Dia ... kenapa?”“Anda?”“Saya sahabatnya,” ujar Mila. “Tapi aku sama sekali tidak tahu apa yang terjadi padanya. Dia hanya memanggilku datang tanpa memberitahu masalah apa pun.”“D

  • Tertawan Kontrak Panas CEO Arogan   Kau Memang Tak Mencintaiku

    “Apa yang terjadi?” Mila menarik tangan Chloe, menatapnya dalam rasa bingung yang dalam. “Kenapa Nash menuduhmu?”Chloe berbalik, dia tersenyum pada Mila yang sejak tadi berdiri di belakangnya. Ketika tatapan mereka bertemu, Chloe tak mampu menahan air matanya. Di hadapan Mila, dia menangis, menyembunyikan kerapuhan hatinya dari Nash.“Apa pun yang terjadi, aku percaya padamu.” Mila menggenggam tangannya, menghapus buliran bening di wajah Chloe dengan lembut. “Katakan, apa yang sebenarnya terjadi.”“Kalian sedang berdiskusi untuk meloloskan diri?” Suara tajam Nash menggema di ruangan itu.Adrian berdecak, dia menepuk lengan Nash sebagai gestur jika dia tak setuju dengan apa yang dikatakan sahabatnya itu. Tapi Nash tidak bisa menemukan alasan kalau pelakunya bukan Chloe, karena apa yang dilihatnyalah yang dia percaya.Chloe tertawa pahit mendengar pertanyaan Nash. Dikeringkannya air matanya, lalu menatap pria itu lagi dengan tajam. “Benar atau salah, aku tak akan meloloskan diri. Bukan

  • Tertawan Kontrak Panas CEO Arogan   Hanya Ada Kau Di Sana

    Air mata Chloe jatuh perlahan mendengar pembicaraan yang dilakukan Nash dan Adrian. Dia bersembunyi di balik tembok, diantara tanaman palem yang disusun rapi. Tubuhnya menempel ke dinding, tiang infus didorongnya lebih dekat pada dirinya sendiri.Susah payah Chloe bangkit dari ranjang dan melawan rasa sakitnya, hanya untuk melihat keadaan Lori. Namun yang dia dapatkan bukanlah kebenaran tentang kondisinya, melainkan ketidakpercayaan Nash padanya.Walau Chloe mengatakan pada dirinya hal itu memang wajar –dan dia akan melakukan hal yang sama jika berada di posisi Nash, tetap saja, Chloe mendaparti dirinya kecewa. Sepertinya cinta yang digembor-gemborkan Nash padanya akhir-akhir ini hanya sekedar ungkapan rasa bersalah.Pria itu sepertinya bingung membedakan mana rasa yang sesungguhnya, mana yang hanya sekedar tanggung jawab.Chloe memegang perutnya yang masih nyeri, mendorong tiang infus menjauh dari ruangan Lori. Angan Chloe terbang pada saat-saat menyenangkan bersama Nash akhir-akhir

  • Tertawan Kontrak Panas CEO Arogan   Dia Harus Muncul Sekarang

    Nash menengok layar ponselnya, kali ke sekian, namun benar-benar tak ada pesan atau panggilan dari Chloe. Sejak Daisy mengajukan pertanyaan itu, kesunyian datang sebagai jawaban. Nash tidak berusaha menjawab, pun Adrian. Dan Daisy mulai terbakar emosi melihat kedua pria itu rupanya membela Chloe diam-diam dalam hatinya.Tapi Daisy tak ingin memaksa. Dia baru saja mendapatkan kepercayaan Nash lagi, jadi dia tak bisa menunjukkan kecurigaan. Jika dia mendesak soal Chloe, Nash bisa jadi berang, bahkan yang paling parah adalah dia bisa diusir dari sana.Tak ada salahnya bersabar sambil menunggu perubahan Nash terhadap Chloe. Dengan tidak hadirnya Chloe saat ini, Daisy yakin, itu sudah cukup membuat isi kepala Nash dihinggapi jutaan pertanyaan. Dia akan meragukan Chloe, cepat atau lambat, wanita itu akan lenyap dari kehidupan Nash.“Aku membawakan kalian cemilan,” gumam Daisy pada akhirnya, menolak untuk membahas tentang Chloe lebih jauh. “Aku tidak tahu kalian ingin makan apa, jadi aku mem

  • Tertawan Kontrak Panas CEO Arogan   Kau Menuduhnya?

    “Kau baik-baik saja?” gumam Adrian, ketika dia menjenguk Lori saat sudah dipindahkan ke ruang perawatan biasa.Nash tidak menyahut. Sebaliknya, dia menengok ke pintu, seolah berharap bukan hanya Adrian yang datang.“Kau menunggu siapa? Chloe atau Daisy?” tanya Adrian lagi. “Kalau kau bertanya dimana Daisy, dia memutuskan untuk periksa karena perutnya masih tidak nyaman, mumpung dia sedang di rumah sakit. Dan Chloe ... aku tak tahu dimana dia.”Nash lagi-lagi diam. Dia menatap Lori, namun seluruh pikirannya terfokus pada Chloe. Kemana gadis itu? Bukankah seharusnya dia menyusul ke rumah sakit? Kenapa bahkan menanyakan kondisi Lori lewat ponsel pun dia tidak melakukannya?Di luar, gerimis masih tetap turun dengan intensitas yang stabil, tidak terlalu deras, tapi cukup untuk membasahi tanah. Nash pindah ke sofa dengan langkah kaku, dia menyandarkan tubuh dan memejamkan mata.Adrian ikut duduk di sampingnya. Usai meminum isi air mineral yang diambilnya dari atas meja, pria itu menatap bot

  • Tertawan Kontrak Panas CEO Arogan   Ancaman Daisy

    Beberapa jam kemudian, di ruang perawatan pasca prosedur kuretase, Chloe terbaring lemah. Rasa sakit setelah kuret terasa menusuk. Namun rasa sakit itu tak semata-mata karena tindakan medis yang baru saja diterimanya, namun juga fakta bahwa dia baru saja kehilangan anaknya.Kehampaan menyelimutinya, meninggalkan celah yang makin lebar di dadanya. Dan dia melakukannya tanpa Nash. Madam Verony menggantikan posisi Nash untuk menandatangani beberapa dokumen, karena Chloe mengaku jika pelayan itu adalah ibunya.Chloe terbaring dengan infus tergantung di sisi ranjang. Wajahnya pucat, matanya menatap kosong langit-langit ruangan. Madam Verony duduk di kursi dengan wajah muram. Dia menatap Chloe lama, hingga akhirnya dia membuka mulut.“Haruskah aku memberitahu Nash soal ini?”Chloe menggeleng lemah. “Tidak perlu. Jangan beritahu siapa pun soal ini. Ini ... akan menjadi rahasia kita berdua.”“Tapi...”“Kembalilah dan katakan pada pelayan lain jika mereka tak bisa membuka mulut soal kondisiku.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status