"Apa lihat-lihat?" ketus Arlo pada salah satu anggota perampok Rusia.
Perampok itu menatap Arlo dengan tatapan dendam yang berapi-api.
Arlo menguatkan ikatan pada tali yang dililitkan pada keempat perampok itu, mereka sedikit mengerang di kala ikatannya terlalu kencang, namun Arlo tak menghiraukan barang sekali pun, dan malah semakin mengikatnya kuat.
"Selesai!" sahut Arlo, ia membersihkan tangannya lalu melangkah pada Henry dan Misa yang sibuk mengurus pasangan Brown.
"Kalian berdua harus menanggung apa telah kalian perbuat, Mr. Brown, Mrs. Brown," ujar Henry. Di tangannya terdapat sebuah walkie-talkie yang terhubung dengan kepolisian dan tim forensik lainnya.
Di Rabu siang yang menyengat, pengadilan ramai didatangi orang-orang. Mulai dari orang penting seperti: orang kaya, penghuni apartemen Wood, rekan departemen keluarga Brown, wartawan, pengacara, detektif, polisi, bahkan hingga beberapa orang biasa hadir di sana. Semua orang masih sibuk berbincang, menunggu hakim menempati tempatnya.Tak lupa pula dengan keluarga Arthur. Lilian Brown dapat sangat diandalkan; dia mengurus hal yang berkaitan dengan keluarga Arthur dan menepati janjinya untuk bertemu lagi bersama Henry dan yang lain."Halo, Mr. Littlejohn," sapa Lilian Brown.Nada bicaranya yang anggun lantas membuat Henry sedikit memperbaiki sikapnya di depan Lilian Brown.Henry berdeham pelan. "Oh, halo juga, Ms. Lilian Brown. Senang bertemu denganmu lagi," sapanya balik.Lilian Brown menganggukkan kepala anggun. "Apa kau mengalami banyak kesulitan dalam misimu, Mr. Littlejohn?" tanyanya."Yang namanya misi pasti selalu berproses, Ms. Li
"Apa menurutmu ini yang disebut dengan keadilan?"Ini pasti ada hubungannya dengan permasalahan yang mungkin dimiliki Misa dan keluarga Brown.Henry menelusuri raut wajah Misa. Gelisah, marah, muak, dan kecewa. Emosinya mudah terbaca namun tidak dengan sebab di baliknya."Adil menurut setiap orang itu berbeda, karena itu tidak ada yang bisa diharapkan dari sebuah keadilan di dunia. Sekeras apa pun orang berusaha untuk mencapai keadilan, pasti ada ketidaksempurnaan pada hasil akhirnya."Pandangan Misa jatuh ke bawah, "Mungkin kau benar. Adil.... Sejujurnya sejak awal aku tidak pernah percaya dengan kata itu.""Kata itu memang tidak berguna di dunia ini." Henry m
Ribuan lembar selebaran tentang hilangnya tahanan nomor 3773, atau Caroline Brown sudah ditempel hampir di seluruh tempat di Westminster. Para jurnalis dan pihak-pihak berwewenang lainnya dengan cepat menyebar berita melalui berbagai macam media. Aparat kepolisian Westminster bekerja sama, siap sedia menjaga keamanan dan menyebar untuk melakukan penyelidikan. Di saat tengah berpikir kalau setidaknya untuk beberapa waktu keadaan akan tenang dan mereda, namun dunia kriminal ternyata tidak mengizinkan dunia kembali normal bahkan hanya untuk sehari saja.Di kantor polisi pusat, dari pagi hingga pagi lagi diserang oleh banyak telepon dari banyak pihak terutama para jurnalis yang ingin mengetahui lebih lanjut perkembangan kasus hilangnya Caroline Brown di pemakaman."Ini sudah pasti penculikan!" sahut Arlo.
Clare kebingungan dengan adiknya yang sejak kemarin sudah pulang ke rumah tapi tidak menimbulkan satu keributan sekalipun di dalam kamarnya. Clare secara sengaja berpura-pura melewati pintu kamar Henry yang tertutup rapat sambil bersenandung asal, di tangannya ada sebuah kemoceng, ia berpura-pura tengah membersihkan bingkai-bingkai foto dan beberapa hiasan yang berada di depan kamar Henry."Mencurigakan sekali... percobaan bunuh diri macam apa lagi yang direncanakannya."Setelah itu, Clare memutuskan untuk tidak terlalu memerdulikannya dan melenggang ke lantai bawah.Hingga keesokan harinya pun masih tidak ada tanda-tanda dari pergerakan Henry, namun Clare yakin seratus persen kalau adiknya itu belum keluar kamar sama sekali, jadi tidak mungkin dia pergi begitu saja ke antah-berantah."Goyle, apa kau yakin Henry tidak pergi ke mana-mana?" tanya Clare cemas.Goyle menggelengkan kepala, "Tidak Ms. Littlejohn, saya mengawasi ru
"Menurutmu ini milik siapa?""....""Violet? Benarkah?""....""Kau tidak yakin? Ck, jangan sembarangan menuduh kalau begitu!""....""Coba kau endus benda ini.""....""Milik si pria asing itu?"Erroll menggonggong dua kali."Erroll, kau bahkan tidak ada di sana saat pria asing itu melewati ruanganku. Dan lagipula hewan peliharaan tidak boleh masuk ke rumah sakit."Henry menggaruk-garuk kepala hingga perut Erroll dan setelahnya Erroll kembali menggonggong."Haruskah aku mengajakmu jalan-jalan keluar untuk mencari siapa pemilik buku ini?"Erroll menggonggong lagi."Menggonggong sama dengan iya!" serunya.Henry mengambil laptop dan menaruhnya di atas pangkuannya. Ia membuka pencarian lalu jari-jari menari-nari secara lihai di atas keyboard."Marylebone, Marylebone, Marylebone..."Selama mencari dia terus-menerus menyebutkan nama tempat tersebut.Pergerakan tan
Violet maupun Dr. Theodore bisa berada di mana saja di rumah sakit ini. Lebih buruk lagi pada kasus si pria muda yang waktu itu melewati ruangannya, jika memang pria muda itu tidak kembali lagi ke rumah sakit, tidak ada cara lain selain mencarinya ke seluruh kota. Atau... Henry juga bisa saja mencari data-datanya pada dokter yang menanganinya, atau pada seseorang yang menjadi alasan pria muda itu datang ke rumah sakit. Akan tetapi akan sangat menghambur-hamburkan waktu jika interogasi dimulai dari pencarian pria muda dulu. Henry akan memulai dari yang terdekat di sekitar lingkungannya, Violet dan Dr. Theodore, ia akan mulai mencari ke tempat di mana mereka banyak menghabiskan waktu mereka masing-masing."Selamat malam, Dr. Littlejohn," sapa salah satu perawat ketika berpas-pasan dengannya di depan ruang rawat inap pasien."Malam," balas Henry ramah.Dia kembali berjalan menuju tempat tujuan. Karena banyak orang yang mengantre untuk naik lift, H
Sekali lagi Henry mencoba menyamakan kembali kedua tulisan tangan tersebut sebelum ia benar-benar meninggalkan area rumah sakit. Dan bagaimana pun juga tulisan Dr. Theodore yang rapi dan indah tidak bisa disaingi oleh tulisan di buku kecil tersebut. Henry mengembuskan napasnya kasar. Sedikit kesal karena tidak menemukan petunjuk apa pun yang dapat meyakinkannya. Henry menaruh kedua benda itu di jok penumpang yang kosong di sebelahnya lalu mulai menyalakan mesin mobil dan pulang ke rumah. Dalam perjalanan fokusnya pada jalan terbagi dua. Buku kecil itu bukanlah suatu perkara kecil yang akan mudah ditangani. ---- "Dr. Littlejohn, hari ini jad
"Misa?""Halo, Tuan Detektif Populer."Misa melanjut tiga sampai empat langkah ke arah Henry dan ikut menyenderkan tubuhnya di mobil Henry.Bibirnya tertarik ke atas, menyeringai ketika Misa menyapanya dengan enggan-enggan. Kendatipun gadis Asia itu tidak membalas tatapannya, ia tetap terus menatapnya seolah Misa akan menghilang jika sedetik saja Henry mengalihkan pandang."Bagaimana kabarmu?" tanya Henry basa-basi."Kau bicara seperti pada seseorang yang sudah menghilang selama bertahun-tahun," kata Misa.Henry mendengus. "Mau itu sehari atau bertahun-tahun, apa salahnya menanyakan kabar?"