Share

Alif Pergi

Keadaan Oliv sudah membaik. Arif juga sudah mulai bekerja seperti biasa. Meskipun masih ada Mang Ali, Wak Ayi tetap datang setiap hari, menjemput Oliv dan Fia untuk diasuh. Sama seperti saat mengasuh Alisha dulu.

"Mbak Ajeng, kalo Mas Arif butuh orang untuk beres-beres rumah, masak, dan nyuci, ada keponakan Wak Ayi yang bersedia, Mbak," ujar Wak Ayi saat menyuapi Oliv dan Fia di teras rumahku.

"Oh, iya. Besok, saya bilang ke Arif, Wak. Keponakan yang mana, Wak?" Seingatku, Wak Ayi tidak punya keponakan yang sudah besar. Entah, kalau aku tidak tahu.

"Santi, Mbak. Anaknya adik almarhum suami Wak. Ingat nggak? Yang dulu pas SMA pernah tinggal di rumah saya."

Aku mencoba mengingat-ingat. Lalu tersenyum. "Yang hitam manis, pake kerudung, Wak?"

Wak Ayi mengangguk. "Kasihan dia."

"Kenapa emangnya, Wak?"

"Lulus SMA dipaksa nikah sama ibu tirinya, eh ternyata suaminya galak, dan tukang main perempuan. Terus, Santi nggak tahan, dia menggugat cerai suaminya. Pas pulang ke rumah orang tuanya, mal
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status