Share

Trik Ampuh

Hari ini aku kembali menyibukkan diri dengan aktivitas di kebun belakang rumah. Menanam cabai yang sebelumnya telah disemai di polybag kecil. Pokoknya kalau pohon cabai mati, aku bakalan kelabakan sendiri. Karena suka lupa beli cabai di pasar. Kebiasaan, selalu memetik hasil tanamanku sendiri.

Udin dan Davi juga tak mau ketinggalan untuk ikut membantu, walaupun cuma bantu dengan do’a.

“Davi bantuin, ya, Mah!”

“Gak usah, Nak. Di sini panas.”

“Makanya itu, Mah. Davi bantu dengan do’a aja, biar Mamah semangat kerjanya.”

“Ooh, anak pinter. Makasih ya sayang!”

“Hahaha, sama-sama, Maah!”

Aku hanya tertawa sambil berjongkok memasukkan tanaman cabai ke dalam tanah. Semoga cuaca hari ini mendukung, supaya si cabe gak layu.

“Mah, kita udah lama ya, gak jalan-jalan ke mol?”

“Iya, Nak. Kemarin-kemarin kan masih wabah.”

“Sekarang udah pada buka, loh, mol nya.”

“Iya, tapi tetap harus jaga jarak aman dan ikuti protokol standar keamanan covid.”

“Berarti udah boleh jalan-jalan ya, Mah?”

“Boleh. Emang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status