Share

BAB 4

Author: Habbi Fillah
last update Huling Na-update: 2021-06-19 17:57:39

Sinar matahari menghangatkan Lembah Dieng, udara segar seakan menjadi nafas bagi kehidupan di dalamnya.

Anaxtra meliuk-liukan tubuhnya di atas Papan Selancar menyusuri sungai, sesekali melakukan manuver dan terbang lebih tinggi di atas hutan Lembah Dieng.

Sejauh dia menyusuri Lembah itu, selalu berujung pada tembok batu yang menjulang tinggi, seakan tak ada jalan keluar untuk bisa meninggalkan Lembah Dieng.

Anaxtra menukik ke arah tepian sungai yang tak jauh dari air terjun, lalu mendarat dengan sempurna di atas bebatuan.

Sementara tak jauh dari tempat Anaxtra mendarat, berdiri ayahnya, peter dan Lilia, adik Peter yang ikut menyaksikan uji coba Papan Selancar yang dilakukan Anaxtra.

"Sensornya bekerja dengan sempurna, Ayah!" katanya kemudian.

"Jika sebelumnya Papan Selancar ini hanya melayang di atas permukaan bumi, setelah penambahan sensor, Papan Selancar ini bisa menditeksi benda apapun dan melayang di atasnya, aku tadi mencobanya di atas pepohonan setinggi hampir 20 meter, dan Papan Selancar ini mampu menyesuaikan dan terbang lebih tinggi lagi di atas pohon itu."

Syemin tersenyum puas.

"Wah! Paman berhasil," Lilia berkata dengan girang.

"Lilia, kenapa kau juga ada di sini?" tanya Anaxtra kepada Lilia.

"Tadi aku melihat Peter pergi, katanya dia ingin melihat kau mencoba Papan Selancar itu, makanya aku mengikutinya."

Peter mengangkat bahunya, "Paman, bisakah kau membuakannya untukku?" tanya Peter kepada Syemin.

"Aku juga mau paman!" Lilia tak mau kalah.

Syemin kembali tersenyum, "Kalian sudah aku anggap seperti anak-anakku sendiri, sebelum aku membuat lebih banyak untuk dijadikan alat transportasi orang-orang, aku pastikan kalian yang akan menerimanya lebih dulu."

Peter dan Lilia berkata secara bersamaan, "Terimakasih Paman."

"Anaxtra, kau belum mencoba dengan medan yang miring, cobalah untuk terbang menaiki dinding itu!" kata Syemin kemudian.

Anaxtra menatap tembok batu di depannya dengan ragu.

"Kau hanya perlu mencobanya, perhatikan keseimbangan tubuhmu, jika kau masih goyah, tak perlu memaksakan untuk melanjutkan."

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • The Anaxtra : Petualangan di Pulau yang Hilang   Dalam Persembunyian

    Suara ledakan yang ditimbulkan oleh bom yang dilemparkan Toni menciptakan guncangan yang sangat dahsyat, getaran dan kerusakan yang ditimbulkan memicu sistem alarm di kediaman Albert. Tot! ... tot! … tot! Lampu menyala merah diiringi raungan sirine di ruangan laboratorium bawah tanah tempat Lilia dan Peter berada untuk menjaga Princess Sabrina. “Suara apa itu?” tanya Peter yang merasakan getaran diiringi suara alarm yang menggema. Lilia hanya menatap ke arah Peter seakan sama-sama mencari jawaban. “Pasti sesuatu telah terjadi di atas sana,” ucap Princess Sabrina yang tanpa sepengetahuan Peter dan Lilia sudah duduk di atas tempat tidurnya. “Sabrina?” ucap Peter dan Lilia bersama-sama karena terkejut melihat Princes Sabrina yang sudah siuman. Sabrina bangkit dan menoleh ke kanan dan ke kiri seperti mencari sesuatu, setelah melihat sebuah layar monitor yang berada di atas meja yang tak jauh dari tempat duduk Peter dan Lilia, Sabin

  • The Anaxtra : Petualangan di Pulau yang Hilang   Pertarungan Albert

    Satu regu pasukan elit segera dikerahkan menuju kediaman Albert, regu yang beranggotakan 30 pasukan darat dan 10 pasukan udara dipimpin langsung oleh Hans. Dari ke-30 pasukan darat, Hans hanya membawa 20 orang untuk bersamanya, sementara 10 yang lain disiagakan diatas kendaraan masing-masing, sedangkan 10 pasukan udara tetap berjaga di atas untuk menjaga kemungkinan kaburnya dari atas.“Hai…ada apa ini?” tanya seorang pengawal yang berjaga di kediaman Albert.“Buka pintunya jika kalian ingin selamat,” ucap Hans dengan arogan.“Ini kediaman Tuan Albert, bagaimana mungkin Tuan Hans bisa seenaknya memberi perintah kepada kami?”Zaaaap!Sebuah tembakan laser langsung merobohkan penjaga itu. Sementara seorang penjaga lainnya tak bisa berbuat apa-apa dan hanya menuruti perintah Hans.“Cepat buka pintunya!”“Ba—baik, Tuan Hans.”Setelah pintu terbuka, Hans kembal

  • The Anaxtra : Petualangan di Pulau yang Hilang   Muslihat Hans

    Ruang kantor HansTubuh Evan ditarik secara paksa oleh dua orang pengawal yang membawanya menemui Hans. Setelah mereka sudah sampai di depan Hans, tubuh Evan didorong dengan hingga jatuh bersimpuh di kaki Hans. Hans sendiri hanya berdiri di tepi tembok kaca sambil menatap keluar memperhatikan suasana Kota Sludge City yang masih dipenuhi lalu-lalang para prajurit yang mencari keberadaan Anaxtra.“Kemana perginya Rudi dan Riris?” tanya Hans dengan dingin tanpa melihat ke arah Evan.“A—aku tidak tahu, Tuan!” jawab Evan dengan terbata, “Mereka membuatku tak sadarkan diri sebelum meninggalkanku dan membawa ayah serta Riris pergi?”“Siapa yang telah membawa mereka?”“Ju—Juan dan A—Anaxtra.”“Hmmmm! … Bocah asing itu, ternyata,” ucap Hans sambil berbalik menatap Juan.“Bagaimana dia bisa bersama Juan? Pantas s

  • The Anaxtra : Petualangan di Pulau yang Hilang   Pteropus Vampyrus

    Dug!Sebuah pukulan keras bersarang di perut Rudi."Katakan yang jelas Rudi? jangan berbelit-belit dan membuatku benar-benar marah!"Rudi berdiri terhuyung-huyung setelah mendapat pukulan dari Juan."Aku mengatakannya dengan jujur, Juan!" kilah Rudi."Benar, Juan! Ayahku sama sekali tidak bernohong," bela Riris sambil membantu Rudi berdiri."Lalu bagaimana kau bisa selamat dari senjata laser milik Hans?" tanya Anaxtra.Rudi mengatur napasnya yang masih tersengal-sengal."Itu tidak ada hubungannya dengan Rhinoceros, aku hanya mengarang cerita agar Hans membiarkanku pergi berburu keluar Slude City untuk menemukan Rhinoceros.""Aku memang terkena senjata laser milik Hans yang mengandung racun CO yang bisa menggerogoti tubuhku secara perlahan-lahan, namun yang menyembuhkanku bukanlah karena aku memakan penawar yang terbuat dari cula Rhinoceros.""Aku sengaja membuat cerita kepada Hans bahwa aku telah menemukan obat yang bisa menangka

  • The Anaxtra : Petualangan di Pulau yang Hilang   Mengungkap Kebohongan

    Pesawat Juan segera meninggalkan kediaman Evan bersama Rudi dan Riris yang ikut di dalamnya.Meskipun keamanan Sludge City sedang ketat, bagi Juan untuk keluar dari Sludge City sangatlah mudah, terlebih Albert menginstruksikan anak buahnya untuk tidak mempersulit Juan. "Dimana kau terakhir menemukan Rhinoceros, Rudi?" tanya Juan begitu pesawat mereka sudah jauh meninggalkan Sludge City.Rudi tak segera menjawab."Jangan membuatku kehilangan kesabaran, Rudi!" hardik Anaxtra yang duduk di antara Rudi dan Riris."Cepat kau beri tahu Juan kemana kita harus pergi!".Rudi hanya menunduk."Juan, bisakah kau membawa pesawat ini ke sumber pengeboran Lapindo?" sela Riris."Apakah kau ingin main-main dengan kami?" tanya Juan sinis."Tentu saja, tidak." jawab Riris gugup. Namun pada saat bersamaan, pintu pesawat Juan di sisi dekat Riris terbuka, detik berikutnya Anaxtra mendorong tubuh Riris keluar, namun tangannya masih sempat memegang tangan Riris untuk menahan

  • The Anaxtra : Petualangan di Pulau yang Hilang   Kesaksian Rudi

    Rudi dan Riris yang sedang duduk di kursi tamu, terkejut melihat kejadian yang begitu cepat, mereka serempak berdiri sambil mata mereka menatap ke arah Anaxtra dan Juan yang telah berdiri tegak di depan mereka. “Anaxtra?” gumam Rudi, sementara Riris juga tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. “Anaxtra? Bagaimana kau bisa bersama Juan?” “Apakah kalian tidak suka melihatku?” ucap Anaxtra sambil berjalan mendekati Rudi melewati tubuh Evan yang masih jatuh terduduk di lantai. “Ma---ma---mau apa kalian?” tanya Rudi dengan terbata, tubuhnya menyurut ke belakang. “Aku rasa ada sesuatu yang harus kita bicarakan, Rudi?” ucap Anaxtra. “Ada apa ini? Kenapa kalian begitu agresif?” ucap Riris pura-pura tidak tahu. Anaxtra mengernyitkan keningnya, “Ada apa? Harusnya aku yang bertanya kepada kalian, apa sebenarnya yang kalian rencanakan?” Pada saat Anaxtra terus berjalan mendekati Rudi, Evan yang berada di belakang An

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status