"LAPINDO," gumam Lilia
Mata Anaxtra dan Peter saling berpandangan, sementara Juan hanya kebingungan menatap Lilia dengan penasaran.
"Apa itu Lapindo?" tanya Juan
Lilia menarik nafas dalam-dalam.
"Pada awal abad 21, ada sebuah perusahaan minyak dan gas yang melakukan pengeboran di pulau Jawa bagian timur, namun karena suatu hal, terjadi kecelakaan yang menyebabkan bocornya saluran pipa dan keluarnya lumpur dari pusat pengeboran, bahkan menurut catatanku, semburan lumpur itu hampir menenggelamkan sebagian pulau Jawa bagian Timur, perusahan yang melekukan pengeboran itu adalah Lapindo, dan sejak saat itu, masyarakat menyebut tragedi itu sebagai Lumpur Lapindo, jika dugaanku tidak meleset, mungkin sumber lumpur yang kau maksud adalah sumur bekas pengeboran Lapindo.
"Apa dampak dari tragedi Lapindo itu?"
"Tidak ada catatan yang detail mengenai hal itu, namun yang jelas hampir sebagian Jawa Timur terendam oleh lumpur dan menenggelamkan kota-
Kediaman RudiRiris dan Rudi menatap lubang besar di garasi rumahnya,"Kurang ajar," umpat Rudi, "ternyata bocah-bocah sialan itu bisa mengendalikan dari jarak jauh papan selancar itu"."Bagaimana ini, ayah? bagaimana jika mereka kembali ke sini dan membunuh kita?""Mereka pasti sudah tau; bahwa kita yang sudah menjual mereka kepada Tn Hans," ucap Riris panik.Rudi menatap ke arah Riris, "Ini semua salahmu, kenapa tak kau hancurkan benda sialan itu, kalau sudah begini, Tn Hans pasti tak akan melepaskan kita.""Kenapa jadi ayah menyalahkan, Riris?""Bukankah Riris sudah menyuruh ayah untuk menyerahkan semua benda milik mereka kepada Tn Hans?"Rudi tak bisa membantah ucapan Riris, bagaimanapun ide untuk menyimpan papan selancar milik Anaxtra dan teman-temannya datang darinya.Ketika mereka masih saling diam, tiba-tiba sebuah pesawat mendarat di depan rumah mereka, lalu terlihat Evan yang turun d
Kekacauan yang terjadi di pinggiran Kota Sludge City telah sampai ke istana, tidak terkecuali John yang masih di kamar Sabrina."Apa yang terjadi, John?" tanya Sabrina masih terbaring lemah di atas ranjangnya."Terjadi kekacauan di pinggiran kota," jawab John, telinganya masih mendengarkan suara-suara panik yang keluar dari ear phon di telinganya."Apakah itu Anaxtra?""Bukan, tapi..." John tak meneruskan kalimatnya."Tapi apa, John?" tanya Sabrina seraya bangun dari posisi tidurnya."Sabrina! Sabrina!" pekik John sambil bergegas ke sisi Sabrina yang sudah dalam posisi duduk."Kamu masih lemah, jangan memaksakan dirimu!" ucap John."Tidak apa, John.""Katakan!, apa yang terjadi? apakah anak buah Hans berhasil menagkap Anaxtra?"John menggeleng, dia bisa melihat kecemasan dari tatapan Sabrina."Bukan, ini bukan tentang Anaxtra""Ada monster lain yang tiba-tiba menyerang kota""Monster? Monster
"Aku tidak tau secara pasti," ucap John, "yang aku dengar, monster ini, selain sangat besar dan kuat, dia memiliki 4 pasang kaki yang sangat kokoh dan tajam, sedang tangannya berbentuk capit dengan gerigi tajam di bagian dalamnya.""Hampir sebagian bangunan di sisi utara Sludge City porak poranda olehnya, saat ini makhluk itu terus beregerak ke pusat kota."Sesaat Sabrina menatap John dengan pandangan nyaris tak percaya,"Aku harus menemui ayah," ucap Sabrina seraya bergegeas bangkit."Jangan, Sabrina! tubuhmu masih sangat lemah," kata John terus mencegah Sabrina."Lagi pula seluruh prajurit kota sudah dikerahkan untuk menghalau monster itu.""Apakah mereka berhasil menghalau Monster itu?"John tidak bisa menjawab pertanyaan Sabrina.Melihat keraguan di wajah John, tanpa menunggu lama Sabrina berjalan keluar kamar dengan tergesa-gesa. Sementara John hanya bisa mengikuti Sabrina dari belakang.
Pesawat John dan Sabrina meluncur meninggalkan pusat kota menuju tempat munculnya Monster.Sementara di lokasi munculnya monster itu sendiri banyak prajurit Sludge City yang sudah berkumpul mengawasi pergerakan Monster.Sedangkan para masyarakat sipil, sudah lama meninggalkan lokasi itu termasuk Paul, riris dan Evan.Sabrina mengurangi kecepatan pesawatnya yang diikuti John yang terbang tak jauh darinya."Kita lihat situasinya dulu dari sini, John!" ucap Sabrina sambil mengaktifkan mode melayang pada pesawatnya. Mode ini merupakan posisi netral dimana pesawat hanya mengambang di udara."Apakah itu Kau, Sabrina?" terdengar suara Hans dari jalur komunikasi di pesawat Sabrina."Tentu saja aku, kau tak pernah becus dalam bekerja," jawab Sabrina dengan ketus.Itu sangat wajar dilakukan Sabrina, dia masih menyimpan dendam terhadap Hans yang melumpuhkannya dengan senjata listrik saat berusaha menangkap Anaxtra."Hai! apaka
"Apakah kau melihatnya, John?" tanya Sabrina dari mikropon."Sulit dipercaya, Sabrina. Bahkan roket tak membuatnya bergeming sama sekali" ucap John"Ini baru permulaan, kalian tak perlu mengejekku," tukas Hans yang juga berada di saluran komunikasi mereka.[Semua unit darat bergerak, serang bagian bawah Monster itu!]Tiba-tiba terdengar suara berwibawa dari saluran yang lain.[Hati-hati dalam bergerak, meskipun Monster itu besar, namun gerakannya sangat lincah]"Paman, Albert!" sapa Sabrina."Apa yang akan kau lakukan dengan pasukan daratmu?"[Kau kah yang berbicara itu, Sabrina?] jawab Albert"Iya, Paman, apa rencanamu saat ini?"[Aku akan mencoba mencoba menyerang Monster itu dari bawah]Sementara pasukan di bawah komando Albert bergerak mendekati monster itu dari bawah, puluhan mobil tank bersenjatakan laser mencoba mendekati Monster itu melewati puing-puing bang
Sementara jauh di dasar tanah, Anaxtra, Lilia dan Peter sudah masuk kedalam mobil yang di kendarai Juan, mobil itu seperti mobil pada umumnya dengan mesin bor besar yang terpasang di depan dan belakang."Dari mana kita akan mulai, Anaxtra?" tanya Juan kepada Anaxtra yang duduk di sebelahnya, sementara Peter dan Lilia duduk di belakang mereka."Kita ikuti sungai ini saja dulu.""Baiklah." Juan pun menyalakan mesin mobilnya, sementara pintu tembok kaca yang menjadi pembatas antara ruangan dan sungai tiba-tiba terbuka, mobil pun merangsak maju dan langsung terjun ke dalam sungai.Layaknya kapal selam, mobil yang dikendarai Juan pun segera masuk ke dalam sungai dan terus bergerak menyusurinya."Di depan sepertinya mulai menempit, anaxtra. Aku yakin di permukaan ini adalah dinding batu yang sulit untuk ditembus.""Selama ada rongga tempat mengalirnya air, aku yakin dinding ini bisa ditembus.""Baiklah, aku akan
Srek! Srek! Srek! Srek! Srek! Srek!Terlihat makhluk itu seperti sedang berdiri dengan keenam kakinya, sementara sepasang kaki di antaranya melakukan gerakan seperti sedang menggaruk-garuk tanah, pada saat yang bersamaan, keluar mahkluk-makhluk kecil launnya dari tubuh bagian bawahnya."Makhluk apa itu, Anaxtra?" tanya Juan heran."Entahlah, bentuknya sama persis dengan kepiting, tapi ini adalah air tawar, kemungkinan dia kepiting air tawar," papar Anaxtra."Benar! itu adalah Ketam," sela Lilia"Ketam adalah kepiting air tawar, dia dianggap sebagai hama oleh petani jaman dulu karena kebiasaannya membuat lubang di saluran irigasi.""Hmmm, pantas saja, tadi kita melihat banyak lubang sepanjang sungai yang kita lewati barusan.""Tapi bagaiman makhluk itu bisa sebesar ini, Lilia?" ucap Peter yang dari tadi hanya terdiam."Bermutasi!" ucap Lilia"Ketam ini pasti bermutasi, makanannnya adalah bahan-bahan organik,
Pada saat perhatian Sabrina tertuju pada mobil Juan yang baru keluar dari tanah, tiba-tiba capit Parathelpusa menyambar pesawat Sabrina. "Awas! Sabrina!" teriak John memperingatkan.Namun Sabrina yang dalam kondisi lengah hanya bisa memiringkan pesawatnya, namun Parathelpusa yang besar dan kuat berhasil mengenai bagian belakang pesawat Sabrina.Tak ayal pesawat Sabrina terpental dengan gerakan berputar-putar. Sementara Sabrina sudah terlempar lepas dari pesawat yang di naikinya. "Sabrina?" gumam Anaxtra dan Juan secara bersamaan dari dalam mobil yang sudah berada di atas permukaan tanah. "Buka pintunya!" ucap Anaxtra yang langsung mendorong pintu mobil dan segera melompat. Dalam satu lompatan, tubuh Anaxtra langsung melesat menyongsong tubuh Sabrina yang masih melayang sebelum jatuh ke tanah.Anaxtra berhasil menangkap tubuh Sabrina dan kembali mendarat ke atas tanah dengan selamat. "Anaxtra?" gumam Sabrina sambil memeluk tubuh Anaxtra dengan