Share

Bab. 4 Pergi Meninggalkan Kerajaan.

Mendengar ucapan wanita itu membuat Raja Hubert merasa sedikit tenang, ia bisa mempercayakan kedua anaknya pada kakak iparnya itu.

"Baiklah kakak, kalau kau ikut bersama mereka, itu akan membuatku tenang tinggal di sini. Tapi sebelum itu, aku yang akan menentukan dimana kalian akan tinggal. Agar aku bisa mengetahui kabar kalian melalui pesan yang aku kirimkan." pinta Raja Hubert.

Wanita itu adalah Fawn Noreen, kakak dari mendiang Ratu Vanderbilt. Dia merawat Hazel serta Zaan hingga saat ini dengan penuh kasih sayangnya. Sebenarnya ia sudah pernah menikah namun suaminya meninggal dalam perang dan belum sempat memiliki anak.

"Baiklah, tentukan saja dimana tempat itu, aku akan menyiapkan segala keperluannya." ujar bibi Fawn kepada raja.

Zaan merasa cemas saat mendengar kalau bibinya akan ikut bersamanya, kemudian ia memohon pada ayahnya agar permintaan bibinya ditolak.

"Ayahanda, aku tidak ingin bibi Fawn ikut bersamaku, berikan perintah padanya untuk tetap tinggal di kastil ini." 

"Itu permintaan ku Zaan, kau tidak bisa menolaknya. Lagi pula bibi Fawn bersedia untuk ikut." sanggah Hazel cepat.

Bukan itu yang sebenarnya terjadi, melainkan bibi Fawn lah yang meyakinkan Hazel untuk ikut bersama dengan Zaan meninggalkan kastil kerajaan dengan alasan demi ketenangan rakyat Vanderbilt.

Hazel sengaja berbicara seperti itu agar adiknya tidak akan berkata hal lain karena Zaan tidak akan menolak permintaan darinya.

"Sudah. Ini keputusan ku.. ada sebuah desa di ujung selatan wilayah Vanderbilt dan itu sangat jauh dari pemukiman dimana kalian harus menempuh perjalanan selama 10 hari untuk sampai di sana. Di sana kalian akan menemukan sebuah kastil dan kastil itu adalah tempat favorit ibu kalian dulu saat masih muda." Raja Hubert merasa sedih setelah menyebut mendiang istrinya.

Sama halnya bibi Fawn, Hazel tak terkecuali Zaan, mereka juga merasakan apa yang dirasakan Raja Hubert saat ini.

"Desa itu bernama Desa Caldwell." ujar bibi Fawn melanjutkan.

"Kastil itu masih terawat dengan baik karena banyak kenangan yang ibu kalian tinggalkan di sana." ujar Raja Hubert lagi.

"Baiklah, kami akan pergi malam ini juga." ujar Zaan yang tidak ingin berlama-lama berada dalam suasana yang tidak sesuai dengannya. Kemudian ia pergi meninggalkan mereka semua menuju kamarnya untuk mengambil beeberapa benda penting miliknya.

Lalu Hazel pergi bersama bibi Fawn untuk mengambil beberapa keperluannya, dan mereka juga akan membawa beberapa pelayan untuk membantu di sana.

 

Sesampainya Zaan di kamarnya, ia hanya mengambil beberapa senjata kesayangannya seperti pedang, busur panah, belati, dan beberapa setelan baju.

Pada malam itu juga, dengan berat hati Raja Hubert melepaskan kedua anaknya untuk meninggalakan Kerajaan Vanderbilt demi kebaikan rakyat. Meskipun ia seorang raja yang dapat menahan rasa sakit luka baik itu dalam perang atau menanggung beban kerajaan, namun ia tetaplah manusia yang tidak rela melepaskan anak-anaknya tinggal jauh darinya. 

Tak kuasa menahan air mata melihat kepergian anaknya, Raja Hubert segera masuk ke sebuah ruangan dimana di dalamnya berisi benda peninggalan istrinya. Terdapat sebuah lukisan besar mendiang istrinya terpajang pada dinding, saat pintu ruangan itu terbuka maka akan langsung terlihat lukisan itu.

Raja Hubert melangkah masuk mendekati lukisan itu dengan pelan. 

"Olivia, apa kau tahu bagaimana perasaanku saat melihat kedua anak kita pergi meninggalkan kastil ini.." Raja Hubert perlahan menyentuh lukisan itu.

Tampak sebuah lukisan Ratu Vinderbilt sedang tersenyum, lukisan itu di buat tepat setelah ibu Zaan menjadi ratu. Meskipun begitu, setelah melahirkan Zaan, Ratu Vanderbilt masih terlihat muda dan sama cantiknya dengan putrinya, Hazel.

"Sebenarnya apa yang sudah membuat Zaan seperti itu, apa kau memang benar meninggal karena sudah melahirkan Zaan.. seandainya kau masih di sini, kau pasti akan memberikan sebuah jalan keluar untuk anak-anak kita.." 

*****

Jauh tinggi dari wilayah Vanderbilt, di sebuah taman langit tampak seorang malaikat cantik berambut panjang hitam ikal dengan sayap putihnya yang sangat cantik baru saja menginjakkan kakinya menyentuh awan yang ditumbuhi beberapa tanaman langka, bahkan di bumi pun tidak ditemukan tanaman seperti itu.

"Apakah kau sudah memeriksa semua tanaman di sini Ethelyn?" 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status