Home / Romansa / The Boss wants me / Chapter 2. Paksaan

Share

Chapter 2. Paksaan

Author: SILAN
last update Last Updated: 2021-09-23 11:23:50

Kesialan ataukah keberuntungan. Di beri tawaran sebuah pernikahan oleh lelaki tampan bergelar boss, saat ini Mia sedang di tatap oleh Zev dengan sorot mata tajam kebiruan milik lelaki itu.

Glekk.

Mia tak berani berkata di depan lelaki bernama Zev ini, Mia sadar jika ia telah melakukan kesalahan di pertemuan pertama. Bukan sekali ia membuat ke salahan, tapi dua kali di waktu yang berdekatan. Pertama Mia mengigit lengan Zev lalu memukuli Zev dengan tongkat sapu pel dengan sekuat tenaga berkali kali.

“Aku minta maaf. Aku tidak tau jika Anda adalah pemilik restauran ini.” Mia berucap sambil menunduk, Mia benar-benar sadar akan kesalahannya kali ini.

Zev mendekat. Mia refleks bergerak mundur hingga tubuhnya tak bisa mundur lagi ketika di belakang sudah ada dinding. Dua tangan Zev mengunci kedua sisi Mia, wajahnya condong ke depan menatap gadis di depannya dengan seksama.

Aneh. Zev baru bertemu dengan Mia, tapi ia di buat begitu tertarik dengan gadis seperti ini. Zev semakin mendekati wajah Mia, gadis itu spontan memalingkan wajah dengan mata terpejam. Tak lama terdegar suara Zev berbisik di depan telinganya.

“Apa yang akan kamu lakukan untuk membayar kesalahanmu setelah memukuliku?”

“Aku akan bekerja lebih giat lagi.” Sahut Mia cepat, angin pun seolah kalah cepat dengan ucapannya barusan.

Zev tersenyum miring. “Setelah kejadian tadi, apa mungkin aku akan memperkerjakanmu lagi?”

Sial! Ini bukan keberuntungan. Mia sudah tiga kali di pecat dalam satu minggu ini dalam pekerjaan, tapi begitu ia sudah mendapat pekerjaan lagi apa harus di pecat kembali?

Tenggorokannya Mia tercekat. Kepalanya sedikit terangkat menatap wajah tampan lelaki bernama Zev, sorot mata biru yang menenangkan bagaikan air laut di samudra. 

Double sial! Bisa-bisanya di saat seperti ini Mia tertarik dengan pesona Zev.

“K-kamu ingin aku melakukan apa?”

Salah satu sudut bibir Zev terangkat. “Menikah denganku. Aku rasa itu cukup untuk membayar kesalahanmu beberapa saat lalu.”

“Itu tidak adil!” Mia mendorong Zev, Zev yang tidak siap berhasil mundur satu langkah dari Mia. “Aku hanya memukul dan mengigitmu. Aku tidak tau kamu adalah boss. Tapi, bayaran atas kesalahanku itu tidak bisa di sama ratakan dengan pernikahan!” ujar Mia.

Zev melipat tangan di depan perut. “Lalu aku harus apa? Melaporkanmu dengan tuduhan kekerasan? Jadi kamu lebih suka mendekam di penjara dari pada menikahi pria tampan sepertiku?”

Ada benarnya. Zev tampan, dia juga kaya. Menikahi lelaki yang mendekati sempurna sepertinya tidak akan membuat Mia rugi.

Zev kembali mendekat, menyentuh dagu Mia untuk mendongak menatapnya. “Menikah denganku atau mendekam di penjara? Aku rasa orang bijak akan memilih untuk—“

“Aku lebih milih di penjara dari pada menikahimu!”

Bola mata Zev membola. Dalam sehari, ia sudah di tolak mentah-mentah oleh gadis yang sama. Sebelumnya ia bahkan tak pernah mendapat penolakan dari wanita manapun, tapi gadis muda ini beraninya menolak ajakan pernikahan yang di lontarkan oleh Zev.

Terdiam, rahangnya mengeras. Tangan Zev mencengkeram lengan Mia kuat, hal itu membuat Mia meringis sakit.

“Kalau itu pilihanmu maka baiklah. Aku akan membawamu ke kantor polisi sekarang juga. Aku rasa cctv sudah cukup membuatmu berada di dalam jeruji besi selama beberapa bulan, atau mungkin beberapa tahun.” Ucap Zev.

Mia berjalan kesusahan saat Zev menariknya kasar. Beberapa karyawan melihat Mia yang di tarik oleh Zev, tapi mereka tidak ada yang berani menegur atau membantu Mia lepas dari Zev.

Perlakuan kasar di terima oleh Mia ketika Zev mendorongnya masuk ke dalam mobil, Zev ikut masuk lewat pintu sebelah, badannya condong ke arah Mia. Spontan Mia menyilangkan kedua tangan di depan dada.

 

Zev menatap Mia, ia lantas menarik sabuk mengaman untuk Mia sebelum mulai mengemudikan kendaraan beroda empat tersebut.

Debaran jantung tak bisa Mia kendalikan. Saat ini ia sedang di bawa menuju kantor polisi, jika Zev benar-benar menuntutnya maka bukan hanya sekedar di penjara, Mia juga pasti akan membayar denda.

Lantas siapa yang membayar denda itu? Mia bahkan tidak punya keluarga, ia hanya memiliki dua sahabat, terlebih sangat tidak mungkin Mia merepotkan kedua sahabatnya itu yang keadaannya juga seperti Mia, tidak punya keluarga.

Dengan tangan mencengkeram sabuk pengaman, menatap lurus ke depan di mana mobil melaju ke arah kantor polisi. Tubuhnya bergetar, Mia takut di penjara. Kedua bola matanya terpejam, menarik nafas dalam sebelum mobil memasuki gerbang area kepolisian.

“AKU SETUJU UNTUK MENIKAH!” teriaknya.

Ciitttt....

Mobil di rem mendadak, Zev menoleh ke arah Mia. Nafas gadis itu naik turun tak seirama karena ketakutan yang menyerbu. Zev tersenyum miring.

“Pilihan yang bagus, kau tidak bisa menarik kata-katamu barusan.” Zev pun lantas memutar balik kendaraan menuju rumah sakit. Mia mendesah lega, ia lalu memberanikan diri menoleh ke arah Zev yang tersenyum puas.

Sialan lelaki ini, dia menang banyak. Batin Mia.

“Kau puas!” bentak Mia.

Zev menoleh. “Belum cukup.” Katanya, Mia pun melebarkan bola mata.

Menyandarkan bahu sembari menormalkan detak jantungnya. Ponsel Zev berdering, lelaki itu menerima panggilan tersebut lewat bluetooth mobil sehingga Mia pun bisa mendengar suara orang yang berbicara dengan Zev.

“Tuan Zev, Nyonya Jeslyn sudah sadar.”

“Aku akan segera kesana. Katakan padanya jika aku sudah membawa calon istriku, sekalian juga kamu persiapkan altar untuk pernikahan kami.”

“Apa perlu saya mengundang orang lebih banyak?”

“Tidak perlu, cukup sediakan hal-hal yang di perlukan untuk pernikahan. Ibu harusnya senang jika aku menikah hari ini.” Kemudian Zev mematikan panggilan dan menoleh ke arah Mia.

Wajah gadis itu tak bisa di deskripsikan lagi, wajahnya pucat dan syok. Namun, bagi Zev itu terlihat menggemaskan.

“K-kau ingin menikahiku hari ini juga?” tanya nya, suara Mia terdengar hambar karena syok mendengar pembicaraan Zev dengan orang yang menelfonnya tadi.

“Kenapa? Kamu tidak sabar untuk menjadi istri dari lelaki tampan sepertiku?” dengan santainya Zev mengedipkan sebelah mata jahil ke arah Mia.

“Kita baru bertemu! Bagaimana bisa langsung menikah begitu saja!” pekik Mia kemudian.

“Lantas kenapa? Jika kamu sudah siap dan aku juga sudah siap, apa lagi yang di tunggu? Bukan masalah pertemuan pertama atau pertemuan yang ke sepuluh, yang jelas hari ini kita akan menikah. Satu hal yang perlu kamu tau, kau akan menjadi istri dari seorang pria bernama Zeveran Alcander.”

“Apa tidak bisa menunggu beberapa hari lagi? Maksudku, biarkan kita saling mengenal lebih dulu selama beberapa hari sebelum mengadakan pernikahan. Ini. Ini terlalu mendadak buatku. Kamu muncul hari ini untuk pertama kalinya, dan untuk pertama kalinya juga kamu langsung membuatku terikat sebagai istrimu?” kata Mia mencoba bernegosiasi.

Zev menoleh dengan begitu tampannya, Sialan. Mia kembali terpesona oleh sosok Zev untuk ketiga kalinya dalam waktu kurang dari tiga jam.

“Kita akan belajar saling mengenal setelah pernikahan. Bukankah setiap pasangan akan merasa lebih dekat setelah menikah? Tidak ada hal istimewa untukku menunda waktu pernikahan lebih lama lagi. Semakin cepat, itu semakin bagus.” Jelasnya, kalimat tersebut terlontar dengan begitu santai dan tidak bisa di bantah.

Mia menahan nafas menatap wajah Zev yang fokus menyetir. Ada rasa kesal di benak Mia karena ulah Zev yang dadakan seperti ini. Beberapa menit Mia menatap Zev dengan perasaan kesal, Mia pun menolehkan wajahnya perlahan ke arah jedela mobil, gerakannya seperti robot. Kemudian kepala serta bahu bersandar lemas di kursi mobil.

“Ini gila. Aku baru bertemu dengan boss mesuum yang tiba-tiba mengajakku menikah. Lebih gilanya lagi jika hari ini juga aku akan menikah? Apa ini yang namanya negeri dongeng?” gumam Mia, dan tentu saja suara lirih gadis itu masih dapat Zev dengarkan. Zev hanya tersenyum sambil mengemudikan mobil ke arah rumah sakit.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • The Boss wants me   Chapter 79. End

    Bagi orang tua yang menyaksikan tumbuh kembang putra dan putrinya dengan sehat adalah suatu kebanggan tersendiri. Waktu terasa berlalu begitu cepat, seandainya jika dulu Mia tidak bertemu dengan Zev dan membuat masalah dengan lelaki itu, mungkin kehidupannya sekarang tidak seperti ini.Tidak ada yang tau takdi yang menanti di depan sana dan dengan cara apa orang menghampiri masa depannya.Kini, sudah sepuluh tahun usia pernikahan Mia dengan Zev, lelaki yang dulunya adalah seorang boss di tempat kerja Mia, tak menyangka menjadi suaminya sampai sekarang.“Aku tidak mengerti kenapa kali ini istri kita mengandung bersamaan.” ucap Zev ketika melihat Nelvan yang menggandeng tangan istrinya yang juga sedang mengandung.“Dan aku juga baru tau rasanya menjadi ayah yang harus mengalami morning sickness yang mengerikan.” setelah mengatakan itu Nelvan melepaskan tangannya dari Linda untuk bergegas mencari toilet terdekat, Zev terkekeh namun ia pun tak lama me

  • The Boss wants me   Chapter 78. Panik

    Pagi hari yang indah, seindah saat mata terbuka langsung di suguhkan pemandangan paling sempurna yang pernah Mia dapatkan dalam hidupnya. Yaitu sosok laki-laki tampan yang masih terlelap dalam tidurnya, lelaki yang sudah menjadikannya sebagai seorang istri hingga usia pernikahan mereka menginjak angka sembilan tahun.Sudah berlalu sangat lama, tapi Mia masih ingat pertemuan pertamanya dengan Zev meski ia sempat melupakan hal itu. Namun kini, Mia tidak akan melupakan momen tersebut.Dirinya hanyalah seorang karyawan yang beruntung, pekerjaan yang Mia lakukan tidak pernah membuat Mia berpikir bisa mendapat seorang boss sebagai suaminya, terlebih boss itu dari tempatnya bekerja.Lebih tidak menyangka lagi, Mia memukuli Zev di pertemuan pertama, tak tau jika orang yang ia pukuli kala itu adalah pemilik tempatnya bekerja. Takdir menyusun rangkaian pertemuannya dengan Zev dengan cara yang unik, tak ada cinta saat pernikahan, namun semakin lama

  • The Boss wants me   Chapter 77. Berdua

    Dua hari kemudian, Zev dan Mia sudah mengemasi barang mereka untuk persiapan liburan. Dua hari ini Zia dan Zeus tinggal di rumah Danis sampai kondisi kaki Danis bisa di gunakan berjalan seperti biasa walau masih sedikit pincang.Suara keributan si kembar yang baru pulang terdengar, Mia dan Zev menarik koper membuat kedua anak mereka melihat heran.“Mom dan Dad mau pergi kemana?” tanya Zeus.“Kami akan pergi beberapa hari, untuk sementara kalian tinggal dengan Grandma, ya? Dad akan mengantar kalian ke rumah Grandma hari ini sampai mom dan Dad pulang, kalian harus bersikap baik dengan Grandma, mengerti?” ucap Zev.Zeus dan Zia tidak berkomentar, mereka mengikut saat di antar ke rumah Jeslyn, setelahnya Zev dan Mia langsung menuju ke bandara.Penerbangan di lewati selama belasan jam di udara, Zev menatap Mia dari samping saat Mia melihat ke luar jendela pesawat, sudah sembilan tahun ia dan Mia memperta

  • The Boss wants me   Chapter 76. Helloween 2

    “Kenapa tidak ikut dengan yang lain?” tanya Danis, Zia yang sejak tadi diam kini menoleh ke arah Danis kemudian menggeleng. Danis menghembuskan nafas, “Aku tidak apa-apa, sungguh, ini hanya luka kecil, kamu bergabunglah dengan yang lain.” katanya, namun Zia tetap menggeleng, tubuhnya duduk tegak.Dua hal yang Zia rasakan sekarang adalah rasa bersalah dan perasaan senang karena Danis mau berbicara padanya tanpa harus ia bujuk lebih dulu, namun karena itulah Zia tegang, Danis tak pernah seramah ini sebelumnya, apa luka di kakinya juga memperngaruhi kepalanya?Danis mengukir tipis senyumnya, “Kamu tidak terluka , ‘kan?” tanya nya.“Tidak, tapi karena aku kamu sekarang tidak bisa jalan. Lihatlah kakimu yang membengkak ini, aku akan menemanimu di sini.”“Kau tidak tertarik dengan pemilihan kostum halloween terbaik tahun ini?” tanya Danis.Zia menggeleng, “A

  • The Boss wants me   Chapter 75. Helloween 1

    Hari hantu atau kerap kali di sebut perayaan halloween telah di lakukan, di mana-mana orang menyiapkan hal apa saja yang di butuhkan dalam perayaan tersebut, dan yang paling penting dari perayaan itu adalah kostum, baik ana-anak maupun orang dewasa mengenakannya.Mia menemani Zeus dan Zia pergi sekolah, ada pemilihan kostum terbaik dalam perayaan halloween setiap tahun yang di adakan, para orang tua siswa lain juga ikut melihat perayaan sehingga di sekolah tempat Zeus dan Zia menempuh pendidikan kini sangat ramai.Berbagai kostum unik dan mengerikan di pakai, riasan wajah yang mengerikan di gambar di wajah anak-anak yang akan mengikuti pemilihan. Zia dengan tongkat sihirnya dan juga topi kerucut bengkok, Mia menambahkan riasan di wajah anak-anaknya sesuai dengan tema pakaian yang si kembar pakai.Zia mengganti sapunya menjadi tongkat, bajunya yang semula kebesaran sudah di buat sesuai ukuran tubuh gadis itu. Sementara Zeus kini sedang pamer jub

  • The Boss wants me   Chapter 74. Penyesalan

    Zev menuju ke lokasi yang di sebutkan Gracila, tidak begitu jauh dari gedung yang Zev datangi sehingga hanya butuh beberapa menit saja sampai ia melihat keberadaan Gracila bersama Celine.Jauh di luar pikiran Zev, ia pikir Gracila akan menyakiti Celine, namun ternyata Gracila justru bermain dengan Celine layaknya ibu dan anak sembari menikmati udara sore hari. Ada kehangatan yang menghampiri hati Zev melihat Celine bahagia.Zev memang bukan ayah Celine, namun Zev tau pengorbanan Cameron untuk membesarkan Celine dari sifat Gracila yang keras kepala, Gracila bahkan sempat tidak mengakui Celine sebagai putrinya sendiri.Tapi sekarang, dengan mata kepala Zev sendiri ia melihat Gracila bersikap seperti layaknya seorang ibu pada putrinya, hal yang sangat sulit di percaya, namun tawa Celine tidak bisa berbohong. Gadis kecil itu tertawa lebar bermain dengan Gracila, kebahagiaan terpancar di wajah putri Cameron.Zev tidak langsung menghampiri, diam

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status