Главная / Romansa / The Boss wants me / Chapter 7. Kamar utama

Share

Chapter 7. Kamar utama

Aвтор: SILAN
last update Последнее обновление: 2021-10-14 13:16:23

Mia masih dalam posisi terkejut mendapat pelukan dari sebuah tangan kekar dan hembusan nafas segar dari Zev. Saat sudah mengendalikan keterkejutannya, Mia mendorong Zev tapi Zev masih bertahan sampai terdengar suara.

“Kau menemukan kamar utama yang akan kita tempati, menurutmu apakah ini takdir agar kita bisa terus bersama?” ucap Zev, Mia segera melepaskan Zev sebelum berbalik menatap Zev yang jauh lebih tinggi.

“Ruangan ini berada di tempat yang sama di rumahmu, jadi kalau aku menemukannya hal itu sudah wajar. Jangan mengambil kesimpulan kita ini memang adalah takdir.” Protes Mia, Zev tersenyum tipis, kembali memeluk Mia karena saat memeluk gadis yang telah berstatus menjadi istrinya membuat Zev merasa senang.

Mia memberontak dari dekapan Zev tapi tak berhasil, Zev terlalu kuat terlebih lengan kekar yang Zev miliki sangat sulit untuk Mia lepaskan. Ujungnya Mia hanya pasrah di dekap oleh Zev sampai lelaki itu melepaskan pelukan tanpa Mia minta.

“Kalau ini kamarmu kenapa aku di tempat di kamar bawah?” tanya Mia setelah Zev melepaskannya.

Zev tersenyum penuh arti, membiangkai wajah Mia dengan kedua telapak tangannya. “Jadi apa itu artinya kau setuju tidur denganku?”

Spontan hal itu membuat Mia mendelik dan refleks mundur dari Zev, tangan lelaki itu lepas dari wajah Mia. Melihat raut terkejut Mia membuat Zev tersenyum geli, sangat menggemaskan sampai rasanya Zev ingin mencubit kedua pipi putih itu.

“Kau ingin tidur denganku di kamar ini? Sebenarnya bukan masalah, lagi pula kamu adalah istriku jadi sudah wajar aku melakukan sesuatu denganmu.” Zev semakin menggoda Mia sampai wajah Mia semakin menggemaskan.

“Jagan pernah mendekat satu langkah pun!” ujar Mia sembari menunjuk Zev yang akan mendekat, alis Zev terangkat sebelah. “aku peringatkan jangan mendekatiku, tetap di sana dan jangan bergerak.” Tambah Mia.

Zev masih belum mengerti, sampai akhirnya Mia berlari keluar kamar dengan cepat menuju tangga dan tiba di ruang tamu. Zev masih di kamar, tertawa menyadari tingkah poos Mia yang benar-benar membuatnya merasa gemas.

“Secara perlahan kau akan tertarik dan akan sangat mencintaiku, kita tunggu tanggal main sampai hari itu tiba.” Gumam Zev, ia pun lantas keluar dari kamar tersebut untuk mencari Mia.

Sebenarnya kamar yang Mia temukan memang kamar Zev, hanya saja karena ia dan Mia belum begitu akrab jadi Zev memindahkan sedikit pakaian ke kamar bawah, dengan begitu Zev bisa mendekati Mia secara perlahan tanpa membuat gadis itu tertekan atau ketakutan. Jika Mia sampai ketakutan lalu memutuskan untuk kabur, keadaan Jeslyn pasti akan memburuk.

Tangan Zev menyugar rambut ke belakang, kakinya menuruni tangga satu persatu sampai tiba di ruang tamu. Mia tidak terlihat di manapun, di kamar juga tidak ada sampai Zev mencari ke tempat lain.

Hari sudah malam, tidak mungkin Mia pergi keluar rumah malam-malam seperti ini. Zev terus mencari Mia sampai ia akhirnya melihat Mia duduk berjongkok di depan sebuah pot tanaman dengan posisi membelakangi Zev.

“Apa yang dia lakukan di sana?” Zev bergumam sambil menghampiri Mia.

“Apa yang kamu lihat?” tanya Zev.

Mia menoleh, lalu menunjuk tanaman mungil yang ada di teras belakang rumah Zev, tak jauh dari kolam renang yang tidak terlalu luas. “Boleh aku memindahkan tanaman ini ke kamar? Bentuknya sangat menggemaskan, aku ingin menyimpannya di kamar agar bisa aku lihat setiap kali aku ingin.” Ucap Mia, terlihat seperti anak kecil yang memohon untuk di berikan coklat.

“Apa yang kamu berikan untukku saat aku mengijinkanmu memiliki tanaman itu?” tanya Zev.

Mia memanyunkan bibir, menatap tanaman kecil dengan pot berwarna putih itu di sana.

“Akan aku ijinkan kamu membawa tumbuhan itu tapi aku juga butuh sesuatu yang harus kamu lakukan sebagai bayaran.” Kata Zev.

Mia menatap Zev, ia tidak tau bayaran apa yang akan di berikan untuk lelaki itu hanya demi sebuah tanaman imut berukuran kecil ini. Mencoba berpikir, tapi karena Mia yang memang tidak suka berpikir dalam akhirnya memilih untuk langsung berkata.

“Aku tidak punya apapun untuk di berikan padamu, jadi lebih baik aku tidak membawa tanaman ini ke kamar.” Mia pun akhirnya kembali meninggalkan Zev.

“Kenapa dia tidak mengerti? Aku bahkan tidak mengharapkan benda atau bayaran berupa uang darinya, jika dia memberikan aku sebuah soft kiss saja aku sudah setuju untuk memberinya apapun.” Gumam Zev, ia mengambil tanaman yang di tatap oleh Mia dan membawa tanaman itu ke kamar di mana Mia berada.

Pintu ternyata di kunci oleh Mia dari dalam, Zev mengetuk pintu beberapa kali tapi tak di gubris oleh orang yang ada di dalamnya.

“Tuan Zev. Apa Anda butuh ini?” seseorang yang bekerja di rumah Zev memberikan kunci lain dari kamar tersebut, Zev tanpa pikir dua kali menerima kunci kamar dan ia berhasil masuk ke kamar Mia tapi gadis itu bahkan tidak ada di sana.

Tanaman beserta potnya di letakkan di meja oleh Zev, terdengar suara air mengalir dari arah kamar mandi, Zev tersenyum. “Sepertinya istriku sedang mandi, bagaimana cara menggodanya lagi ya?” batin Zev yang jahil, karena memang ia suka bersikap jahil.

Duduk di kursi meja rias milik Mia, Zev menunggu gadis itu keluar sambil berpikir cara menggoda Mia. Sekitar lima belas menit, terdengar pintu terbuka. Mia belum menyadari keberadaan Zev karena seingat Mia ia telah mengunci pintu dari dalam, jadi dengan santai Mia hanya memakai handuk saat membuka lemari pakaian.

Zev memperhatikan, rambut pirang Mia yang basah, kulit mulus tanpa bekas luka. Kaki yang terpampang nyata, handuk yang di pakai oleh Mia hanya menutupi bagian dada dan setengah paha. Meskipun sudah ada pertunjukan menarik seperti itu, Zev masih juga belum begitu tertarik untuk menyentuh Mia.

Masih memperhatikan Mia yang sedang memilih pakaian, saat gadis itu berbalik sontak kedua bola matanya membola.

“ZEV!!!” pekik Mia kaget, untungnya Mia belum sempat melepskan handuk, atau Zev akan melihat bagian tubuhnya.

Dengan santai Zev menopangkan kepalanya diatas telapak tangan yang bertumpu dengan meja rias, bibirnya tersenyum tanpa dosa sambil terus menatap Mia.

“Kenapa? Lanjutkan saja, aku tidak akan mengganggumu berpakaian.”

“Dengan keberadaanmu di sini saja itu sudah menggangguku. Sekarang keluar!” Mia tak mendekat, ia hanya menunjuk pintu menyuruh Zev keluar dari sana. Tapi Zev tak bergeming, lelaki itu hanya tersenyum tanpa bergeser dari posisinya saat ini.

Mia berdecih, ia membawa pakaiannya ke kamar mandi untuk ia pakai di sana agar Zev tidak terus menatapnya seperti tadi. Tak butuh waktu lama bagi Mia memakai pakaian, ia takut Zev akan menerobos masuk tanpa permisi.

Saat keluar Mia sudah tidak menemukan Zev selain tanaman yang Mia inginkan untuk di pindah ke kamar. Mia menyisir rambut seadanya, membiarkan sedikit basah saat keluar dari kamar.

“Tuan Zev sudah menunggu Anda di ruang makan.” Mia terkejut, suara manusia yang masih belum ia kenal langsung terdengar tepat saat Mia menutup pintu kamar.

“Apa kamu bisa untuk tidak membuatku terkejut?” Mia mengusap dada, ia tidak marah, hanya terkejut. Langkah Mia pun menghampiri Zev yang sudah duduk tenang.

Pelayan memberikan makanan untuk Mia dan Zev, sesekali Mia melirik ke arah Zev dan lelaki itu juga tengah menatapnya. Mia mengalihkan pandangan ke arah makanan.

Namun Zev masih menatap Mia, gadis itu orang baru yang tiba-tiba ia nikahi dan kini gadis itu adalah istrinya. Mia bahkan tidak melepaskan cincin pernikahan yang Zev sematkan. Zev tersenyum samar, sebelum fokus menyantap makanan tanpa ada perbincangan antara ia dan Mia. 

____

Bersambung...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • The Boss wants me   Chapter 79. End

    Bagi orang tua yang menyaksikan tumbuh kembang putra dan putrinya dengan sehat adalah suatu kebanggan tersendiri. Waktu terasa berlalu begitu cepat, seandainya jika dulu Mia tidak bertemu dengan Zev dan membuat masalah dengan lelaki itu, mungkin kehidupannya sekarang tidak seperti ini.Tidak ada yang tau takdi yang menanti di depan sana dan dengan cara apa orang menghampiri masa depannya.Kini, sudah sepuluh tahun usia pernikahan Mia dengan Zev, lelaki yang dulunya adalah seorang boss di tempat kerja Mia, tak menyangka menjadi suaminya sampai sekarang.“Aku tidak mengerti kenapa kali ini istri kita mengandung bersamaan.” ucap Zev ketika melihat Nelvan yang menggandeng tangan istrinya yang juga sedang mengandung.“Dan aku juga baru tau rasanya menjadi ayah yang harus mengalami morning sickness yang mengerikan.” setelah mengatakan itu Nelvan melepaskan tangannya dari Linda untuk bergegas mencari toilet terdekat, Zev terkekeh namun ia pun tak lama me

  • The Boss wants me   Chapter 78. Panik

    Pagi hari yang indah, seindah saat mata terbuka langsung di suguhkan pemandangan paling sempurna yang pernah Mia dapatkan dalam hidupnya. Yaitu sosok laki-laki tampan yang masih terlelap dalam tidurnya, lelaki yang sudah menjadikannya sebagai seorang istri hingga usia pernikahan mereka menginjak angka sembilan tahun.Sudah berlalu sangat lama, tapi Mia masih ingat pertemuan pertamanya dengan Zev meski ia sempat melupakan hal itu. Namun kini, Mia tidak akan melupakan momen tersebut.Dirinya hanyalah seorang karyawan yang beruntung, pekerjaan yang Mia lakukan tidak pernah membuat Mia berpikir bisa mendapat seorang boss sebagai suaminya, terlebih boss itu dari tempatnya bekerja.Lebih tidak menyangka lagi, Mia memukuli Zev di pertemuan pertama, tak tau jika orang yang ia pukuli kala itu adalah pemilik tempatnya bekerja. Takdir menyusun rangkaian pertemuannya dengan Zev dengan cara yang unik, tak ada cinta saat pernikahan, namun semakin lama

  • The Boss wants me   Chapter 77. Berdua

    Dua hari kemudian, Zev dan Mia sudah mengemasi barang mereka untuk persiapan liburan. Dua hari ini Zia dan Zeus tinggal di rumah Danis sampai kondisi kaki Danis bisa di gunakan berjalan seperti biasa walau masih sedikit pincang.Suara keributan si kembar yang baru pulang terdengar, Mia dan Zev menarik koper membuat kedua anak mereka melihat heran.“Mom dan Dad mau pergi kemana?” tanya Zeus.“Kami akan pergi beberapa hari, untuk sementara kalian tinggal dengan Grandma, ya? Dad akan mengantar kalian ke rumah Grandma hari ini sampai mom dan Dad pulang, kalian harus bersikap baik dengan Grandma, mengerti?” ucap Zev.Zeus dan Zia tidak berkomentar, mereka mengikut saat di antar ke rumah Jeslyn, setelahnya Zev dan Mia langsung menuju ke bandara.Penerbangan di lewati selama belasan jam di udara, Zev menatap Mia dari samping saat Mia melihat ke luar jendela pesawat, sudah sembilan tahun ia dan Mia memperta

  • The Boss wants me   Chapter 76. Helloween 2

    “Kenapa tidak ikut dengan yang lain?” tanya Danis, Zia yang sejak tadi diam kini menoleh ke arah Danis kemudian menggeleng. Danis menghembuskan nafas, “Aku tidak apa-apa, sungguh, ini hanya luka kecil, kamu bergabunglah dengan yang lain.” katanya, namun Zia tetap menggeleng, tubuhnya duduk tegak.Dua hal yang Zia rasakan sekarang adalah rasa bersalah dan perasaan senang karena Danis mau berbicara padanya tanpa harus ia bujuk lebih dulu, namun karena itulah Zia tegang, Danis tak pernah seramah ini sebelumnya, apa luka di kakinya juga memperngaruhi kepalanya?Danis mengukir tipis senyumnya, “Kamu tidak terluka , ‘kan?” tanya nya.“Tidak, tapi karena aku kamu sekarang tidak bisa jalan. Lihatlah kakimu yang membengkak ini, aku akan menemanimu di sini.”“Kau tidak tertarik dengan pemilihan kostum halloween terbaik tahun ini?” tanya Danis.Zia menggeleng, “A

  • The Boss wants me   Chapter 75. Helloween 1

    Hari hantu atau kerap kali di sebut perayaan halloween telah di lakukan, di mana-mana orang menyiapkan hal apa saja yang di butuhkan dalam perayaan tersebut, dan yang paling penting dari perayaan itu adalah kostum, baik ana-anak maupun orang dewasa mengenakannya.Mia menemani Zeus dan Zia pergi sekolah, ada pemilihan kostum terbaik dalam perayaan halloween setiap tahun yang di adakan, para orang tua siswa lain juga ikut melihat perayaan sehingga di sekolah tempat Zeus dan Zia menempuh pendidikan kini sangat ramai.Berbagai kostum unik dan mengerikan di pakai, riasan wajah yang mengerikan di gambar di wajah anak-anak yang akan mengikuti pemilihan. Zia dengan tongkat sihirnya dan juga topi kerucut bengkok, Mia menambahkan riasan di wajah anak-anaknya sesuai dengan tema pakaian yang si kembar pakai.Zia mengganti sapunya menjadi tongkat, bajunya yang semula kebesaran sudah di buat sesuai ukuran tubuh gadis itu. Sementara Zeus kini sedang pamer jub

  • The Boss wants me   Chapter 74. Penyesalan

    Zev menuju ke lokasi yang di sebutkan Gracila, tidak begitu jauh dari gedung yang Zev datangi sehingga hanya butuh beberapa menit saja sampai ia melihat keberadaan Gracila bersama Celine.Jauh di luar pikiran Zev, ia pikir Gracila akan menyakiti Celine, namun ternyata Gracila justru bermain dengan Celine layaknya ibu dan anak sembari menikmati udara sore hari. Ada kehangatan yang menghampiri hati Zev melihat Celine bahagia.Zev memang bukan ayah Celine, namun Zev tau pengorbanan Cameron untuk membesarkan Celine dari sifat Gracila yang keras kepala, Gracila bahkan sempat tidak mengakui Celine sebagai putrinya sendiri.Tapi sekarang, dengan mata kepala Zev sendiri ia melihat Gracila bersikap seperti layaknya seorang ibu pada putrinya, hal yang sangat sulit di percaya, namun tawa Celine tidak bisa berbohong. Gadis kecil itu tertawa lebar bermain dengan Gracila, kebahagiaan terpancar di wajah putri Cameron.Zev tidak langsung menghampiri, diam

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status