Share

Chapter 9. Kecelakaan

Zev benar-benar datang ke rumah sakit untuk memeriksakan adik kecil yang ada di antara kedua pangkal pahanya. Menunggu hasil yang akan dokter jelaskan, apakah Zev memiliki penyakit aneh itu atau tidak.

Duduk dengan dokter dengan hanya di batasi oleh meja, Zev menatap dokter dengan perasaan cemas.

“Anda sehat, Pak. Tidak ada kelainan pada organ reproduksi Anda.” Ucap Dokter, sesaat Zev menghela nafas lega.

“Lalu kenapa aku tidak tertarik untuk menyentuh istriku?” tanya Zev tanpa basa-basi.

Dokter mengangguk pelan. “Hal ini memang jarang terjadi untuk pasangan baru, kemungkinan Anda dan istri Anda butuh pendekatan untuk menimbulkan keinginan saling membutuhkan. Tapi jelas, dari pemeriksaan yang di lalukan beberapa saat lalu, milik Anda sehat.” Jelas dokter.

Zev mendengarkan kalimat dokter selanjutnya hingga akhirnya Zev memilih untuk keluar dari ruangan dokter itu. Jelasnya Zev sudah tau jika ia masih bisa menyalurkan hasratnya, jika tidak mungkin Zev akan menjadi gila.

Setelah memeriksakan mengenai kondisinya, Zev berjalan menuju ruang rawat Jeslyn yang kini masih berbaring belum sehat. Zev masih menunggu donor jantung untuk sang ibu agar kondisi Jeslyn bisa kembali sehat seperti sebelumnya.

“Dimana Mia, kenapa kamu tidak membawanya kemari?” pertanyaan itu langsung Zev terima ketika ia meninjakkan kaki di ruangan Jeslyn di rawat.

Zev menarik kursi, duduk di sana sambil menatap ibunya. “Apa ibu menyukai Mia sebagai menantu?” Zev menggenggam tangan dingin milik sang ibu.

“Tentu saja. Kenapa kamu bertanya seperti itu? Apa kamu menyesal telah menikahi Mia? Atau kamu membuat perjanjian dengan Mia untuk nikah kontrak?” tebak Jeslyn.

Zev tersenyum samar. “Nikah kontrak, bagaimana ibu bisa sampai berpikir ke sana. Tentu saja aku dan Mia menikah tanpa kontrak, kami saling mencintai.” Katanya, meski tak sepenuhnya berbohong tapi Zev merasa bersalah, ia menjadikan Mia sebagai istrinya karena mengancam gadis itu akan di penjara.

Jika Jeslyn tau apa yang sebenarnya terjadi, kemungkinan ibunya ini akan langsung kembali sekarat.

“Aku masih mencarikan donor untuk ibu, aku harap ibu bisa bertahan sampai donor yang ibu butuhkan tersedia. Aku tidak akan membiarkan ibu terus sakit seperti ini.” Zev mengecup punggung tangan Jeslyn.

Tak lama Zev menerima panggilan, lelaki itu pun lantas pamit pergi menuju ruangan dokter yang menghubunginya. Di sana, Zev di persilahkan duduk.

“Tuan Zev. Donor jantung yang di butuhkan oleh nyonya Jeslyn sudah tersedia, operasi akan di lakukan besok.”

“Syukurlah. Lakukan yang terbaik untuk ibuku, mengenai biaya jangan khawatir. Aku bisa membayarnya kapanpun bahkan hari ini juga.” Jawab Zev.

Dokter menggeleng pelan lalu mengulurkan dokumen untuk persetujuan operasi, Zev membaca sekilas dan mencoretkan tanda tangan di sana. Hari ini Zev tidak pulang untuk menemui Mia, ada hal yang perlu Zev lakukan dengan pekerjaan sehingga sekarang dan besok sepertinya Zev tidak akan bertemu dengan istrinya.

Ke esokan harinya Jeslyn melakukan operasi, dan operasi tersebut berjalan sangat lama. Zev sendiri bahkan tidak memberitahu Mia akan operasi yang Jeslyn lakukan hari ini.

Operasi yang Jeslyn lakukan berhasil, Zev merasaa senang jika ibunya sebentar lagi akan kembali sehat. Ketika Jeslyn masih di rawat tanpa ada yang boleh menemuinya, kembali ponsel Zev berdering, panggilan itu berasa dari rumahnya.

“Ada apa Smith?” tanya Zev pada salah satu penjaga di rumahnya.

“Tuan. Nona Mia melarikan diri, dia pergi tadi agi dan belum kembali ke rumah. Pakaian miliknya di lemari juga kosong.” Jawab Smith.

Zev memijit keningnya. “Suruh anggota mencari keberadaan Mia, pastikan dia tidak terluka. Aku akan mencarinya setelah memastikan ibuku sudah sadar.”

“Baik, Tuan.” Kemudian Smith mematikan panggilan.

Zev menyugar rambutnya dengan jari ke belakang. “Kau kemana Mia? Kenapa kabur? Apa aku memperlakukanmu dengan kasar?” batin Zev. Saat ini Zev ingin mencari Mia tapi Zev tidak bisa meninggalkan Jeslyn sampai wanita itu sadar.

Sekarang Zev hanya bisa memastikan orang suruhannya berhasil menemukan Mia, gadis itu pasrti tidak akan pergi jauh. Tiga jam setelah operasi akhirnya Jeslyn sadar, belum ada suara yang bisa Jeslyn ucapkan akibat bius yang masih ada. Zev pun tidak menuntut agar ibunya berbicara, sekitar dua hari kemudian akhirnya Jelsyn sudah bisa duduk dengan hati-hati.

Kondisinya jauh lebih baik.

“Dimana Mia?” lagi-lagi yang Jelsyn tanyakan adalah Mia, Zev tidak mengerti magnet apa yang Mia miliki sampai Jeslyn begitu tertarik dengan gadis itu.

“Aku akan membawanya kemari, sepertinya dia sedang pergi untuk menemui sahabatnya.” Alasan itu Zev ambil karena seingatnya Mia punya dua sahabat, meski tidak tau sahabat mana yang Mia maksud tapi kemungkinan besar Mia memang sedang menemui kedua sahabatnya.

Zev keluar dari ruangan Jelsyn untuk menerima panggilan yang masuk di ponsel, kali ini panggilan dari ketua anggota yang Zev perintahkan mencari Mia.

“Apa kamu sudah menemukan istriku?” tanya Zev.

“Istri Anda ada di colorado, Pak. Keadaannya sedang tidak baik, kecelakaan baru saja menimpa istri Anda, sekarang kami sedang membawanya ke rumah sakit.”

“Apa!” Zev mematikan panggilan, Zev masuk ke ruangan Jeslyn dengan bersikap seolah Mia baik-baik saja.

“Aku akan menjemput Mia, dia ada di Colorado untuk menemui sahabatnya yang tinggal di sana.” sekali lagi Zev berdalih.

“Jemput Mia dan pastikan di abik-baik saja.”pesan Jeslyn, Zev mengangguk sebelum keluar dengan perasaan cemas dan takut.

Sambil berjalan menuju parkiran, Zev mendial nomor seseorang yang ada ponselnya. “Siapkan penerbangan tercepat, saat ini juga aku akan pergi ke Colorado untuk menjemput Mia.” kemudian Zev mematikan panggilan untuk mengemudikan mobil secepat mungkin ntuk tiba di lokasi penerbangan.

___

beberapa hari sebelumnya.

Mia sudah bosan mengelilingi rumah Zev, sejak kemarin lelaki itu tidak pulang ataupun menghubunginya. Ah, Mia lupa jika sampai sekarang ia belum menyimpan nomor Zev di ponselnya.

Suami macam apa yang tidak memberitahu nomor ponsel ke istrinya. Mia duduk dengan menahan kesal, menatap sebuah pohon yang tumbuh di halaman rumah Zev. Malam harinya Mia mengemasi barang ke dalam tas, tidak semua. Hanya beberapa yang ia butuhkan, tapi karena semua baju itu adalah miliknya alhasil Mia memasukkan semuanya ke dalam tas, lagi pula baju-baju itu juga tidak terlalu banyak.

Tanpa di ketahui oleh siapapun, Mia keluar dari rumah Zev saat hari masih gelap dan semua penghuni rumah Zev telah terlelap. Mia juga sudah memastikan tidak ada cctv yang di pasang di rumah tersebut.

Perjalanan di lakukan Mia menggunakan kereta api, tak peduli ia harus menempuh perjalanan berjam-jam atau bahkan sampai ketiduran di dalam kereta. Mia tidak punya cukup uang untuk membeli tiket pesawat, alhasil jalur kereta-lah yang Mia pilih.

perjalanan pulang menuju Colorado membutuhkan waktu yang tidak sebentar, Mia sudah sangat merindukan Allexin dan Linda, kedua orang itu bahkan tidak tau jika dirinya sudah menikah dengan Zev.

“Zev?” Mia kembali teringat ia keluar dari rumah lelaki itu tanpa permisi. Apakah Zev akan marah saat mengetahui dirinya pergi? Tapi, Mia bahkan belum lama mengenal Zev dan pastinya lelaki itu tidak akan mencarinya, keculi jika memang Zev ingin keberadaan Mia di sampingnya.

Langit sudah memunculkan cahaya matahari, tapi perjalanan Mia masih juga belum sampai. sekarang Mia merasa lapar sedangkan di kereta itu tak ada yang menjual makanan. Mia hanya bisa bersabar sampai kereta berhenti.

Hari sudah hampir sore, Mia tak bisa langsung menuju rumah Linda. Alhasil Mia kembali ke rumahnya sendiri untuk istirahat di sana sebelum menemui Allexin dan Linda. 

Mia bersyukur masih ada bahan makanan di kulkas yang bisa di makan untuk membuatnya tidak lapar lagi. Setelah kenyang, Mia pun istirahat untuk memulihkan kondisinya yang lelah di perjalanan.

Hari kembali pagi, Mia bersiap untuk menemui Linda. Senyum tak lepas dari bibir Mia, karena rumah Linda bisa di tempuh dengan berjalan kaki jadi Mia tak perlu keluar uang untuk membayar kendaraan lagi.

Melihat kanan dan kiri untuk memastikan kendaraan berhenti, lampu jalan juga berwarna merah lalu Mia dan para penyebrang yang lain pun lewat. Mia tidak sadar jika saat itu ia sedang di awasi oleh beberapa orang yang tentu saja adalah suruan Zev.

Namun, tanpa sengaja Mia melihat seorang lelaki muda yang sepertinya buta bersiap untuk menyebrang jalan. Mia berbalik arah menghampiri lelaki itu berniat untuk membantu, sebentar lagi lampu akan kembali berubah warna, jika lelaki itu tetap menerobos jalan maka akibatnya bisa fatal.

“Awas!” Mia berlari karena posisi lelaki itu ada di tempat seberang jalan di mana Mia berada, langkah Mia semakin lebar, saat Mia sudah berhasil mendorong tubuh lelaki yang memegang tongkat bantu jalan itu ke pinggir, tubuh Mia justru terlempar beberapa meter ketika sebuah mobil melaju cepat tanpa aba-aba menghantam tubuhnya.

Orang-orang Zev yang tidak sempat membantu Mia untuk menghindari kecelakaan tentu saja di buat terkejut, beberapa di antaranya mengejar pelaku tabrakan dan sisanya membantu Mia yang penuh darah ke rumah sakit sebelum lebih banyak orang berkerumun untuk melihat korban tabrakan barusan.

____

Bersambung...

Komen (1)
goodnovel comment avatar
lealuve ?
lanjut lg dong thor....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status