Share

The CEO and Me (Indonesia)
The CEO and Me (Indonesia)
Penulis: Bayu Hidayat

1. Antara Ancaman Singa dan Harimau

POV Sagara

Hari ini adalah hari pernikahanku dengan Viola anak dari pemilik Perusahaan Adem Anyes Group.

Pemilik Perusahaan itu dengan sukarela memberikan anak kesayangannya kepadaku sebagai balasan atas semua jasa-jasaku yang telah bersedia menyelamatkan Perusahaan miliknya yang sedang berada di ambang kehancuran.

Akan tetapi, pernikahan ini terjadi atas pengaturan dari Kakak laki-lakiku yang bernama Awan, yang merupakan pesaingku di Samudra Group.

Bisa dibilang aku dan Kakakku sebenarnya saling bermusuhan satu sama lain.

"Tuan Muda, Dokter yang bertugas untuk mengecek kesehatan Anda pagi ini sudah tiba." ucap Sekretaris pribadiku yang bernama lengkap Kenzo Adiatama.

"Suruh Dia untuk masuk!" titahku.

"Tapi, Tuan, Dokter itu ...,"

"Dokter itu kenapa, Ken?" keningku mengernyit.

"bukan lagi Dokter Kuntjoro, Tuan." sambungnya. "Dokter Kuntjoro tiba-tiba mendapatkan tugas dinas di kota lain yang saat ini sedang dilanda wabah penyakit yang mematikan. Pemerintah Pusat memerintahkan para Dokter dan para tenaga medis terbaik di Negeri ini untuk memberantas wabah itu sampai ke akar-akarnya, agar tidak menyebar ke kota lainnya."

"Lalu ... Dokter yang bertugas untuk mengecek kesehatanku setiap tiga kali seminggu -apakah dipilihkan oleh Awan?"

"Betul sekali, Tuan Muda." angguk Sekretarisku.

"Ken,"

"Iya, Tuan Muda."

"Tolong gali semua informasi tentang Dokter baru itu, dan temukan semua kelemahannya!"

"Baik, Tuan Muda."

"Sekarang kamu boleh pergi."

"Permisi, Tuan," ucap Sekretarisku sambil membungkukkan tubuhnya sekilas sebelum undur diri dari hadapanku.

Tidak lama kemudian masuklah seorang laki-laki paruhbaya dengan jas putihnya.

"Selamat pagi, Tuan Muda Saga," sapanya.

"Selamat pagi juga, Dok ...," aku menggantung ucapanku.

"Dokter Jack," cetusnya memberitahukan namanya padaku.

"Selamat pagi juga, Dokter Jack." ulangku membalas salamnya.

"Perkenalkan, Tuan. Saya Dokter Jack yang akan menggantikan tugas Dokter Kuntjoro mulai hari ini."

"Salam kenal juga, Dok." sahutku dengan senyum yang manis.

"Bisa kita mulai sekarang kan, Tuan Muda?" tanya Dokter Jack yang ingin segera mengecek kesehatanku dan juga kedua kakiku.

"Silakan, Dok."

Saat ini Dokter Jack mulai mengeluarkan peralatan medisnya yang akan dia gunakan untuk mengecek kesehatanku.

Dia mengangguk sesekali saat sedang memeriksa kesehatanku dan ketika dia mulai memeriksa kedua kakiku, raut wajah yang sangat terkejut tergambar jelas di wajah keriputnya.

'Sepertinya Dokter Jack sudah mengetahui bahwa kedua kakiku baik-baik saja.' batinku.

"Dok," ucapku mulai membuka percakapan.

"Iya, Tuan Muda." sahutnya gugup.

"Anda bekerja pada siapa?" tanyaku to the point.

"Apa maksud Anda, Tuan?"

Dapat kulihat raut wajah Dokter Jack semakin gugup saja.

"Anda pasti bekerja pada Awan kan?"

"Tidak, Tuan." gelengnya keras-keras.

"Secuil saja rahasiaku bocor maka akan kupastikan semua kepala anggota keluargamu melayang." ancamku.

Gluk, kulihat Dokter Jack meneguk air liurnya setelah mendengar ancaman dariku.

"Kenapa diam saja, Dok?"

"Ampun, Tuan Muda." ucapnya yang kini mulai bersujud di lantai marmer rumahku.

Aku langsung turun dari ranjangku dan menjejakkan kedua kakiku ke atas lantai.

Saat ini Dokter Jack sedang berlutut di bawah kakiku.

"Asalkan Anda menjaga baik-baik rahasia ini. Anak buahku tidak akan menyentuh seujung kuku pun anggota badan keluargamu. Tapi ... jika Anda berani membocorkannya kepada Awan atau pun orang lain. Maka bersiaplah untuk menggali lubang kubur untuk orang yang Anda sayangi."

"Saya berjanji tidak akan membocorkan rahasia ini."

"Berapa uang yang Awan berikan padamu, Dok?"

"Saya tidak menerima uang dari Tuan Awan, Tuan."

"Jangan bohong! Atau ...,"

"Tidak, Tuan, Saya mohon jangan. Saya mendapatkan uang satu milyar dari Tuan Awan jika berhasil membuktikan bahwa Anda tidak cacat." ucap Dokter Jack yang pada akhirnya mengaku.

"Cuma satu milyar, hahaha," gelakku.

Dokter Jack masih berlutut.

"Aku akan berikan sepuluh milyar untuk Anda, Dok. Tapi ingat, rahasiakan kondisi asli tubuhku dari Awan!"

"Ba-baik, Tuan." ucapnya tergagap.

"Sekarang Anda boleh pergi!"

"Terimakasih, Tuan. Permisi." ucapnya terburu-buru sambil menyambar semua peralatan medisnya dan meninggalkan ruangan kamar ini dengan kepala yang tertunduk.

***

POV Author

Sepeninggal Dokter Jack, Sagara mulai mengetik sebuah pesan di layar ponselnya dan mengirimkan sebuah pesan singkat kepada Sekretaris Ken.

"Tutup mulutnya dengan 10 milyar."

Pesan singkat itu langsung terkirim ke nomor ponsel Sekretaris Ken dan langsung centang biru.

Di lantai satu rumah ini, Sekretaris Ken sudah bersiap-siap untuk menghadang langkah Dokter Jack.

Di anak tangga rumah ini, Dokter Jack sedang bergumam, merutuki nasibnya yang terjebak di tengah-tengah persaingan para monster.

"Yang satu ngancem keselamatan keluarga kecilku. Yang satu ngancem menggal kepala seluruh keluargaku. Lalu aku harus bagaimana? Condong kepada Tuan Awan, aku pasti habis. Memihak kepada Tuan Muda Saga, aku juga tamat. Lalu aku harus bagaimana? Arghh," erang Dokter Jack sambil menjambak rambutnya yang mulai memutih.

Bukkk.

"Aw," ringis Dokter Jack saat tubuhnya bertabrakkan dengan tubuh Sekretaris Ken.

Dokter Jack lagi-lagi meringkuk ketakutan tatkala melihat aura dingin yang terpancar dari orang di depannya.

"Tu-tuan Ken,"

Sekretaris Ken masih berwajah datar.

"Maaf, Tuan." ucap Dokter Jack membungkukkan sedikit badannya sekilas, lalu dia mulai melangkah lagi mencari jalan lain, namun langkahnya kembali dihadang oleh pemuda tampan itu.

"Kenapa terburu-buru?"

"Anu itu,"

"Mau cepet-cepet kasih laporan kepada Tuan Awan ya?"

"Euuu euuu,"

Sekretaris Ken mulai mendekatkan wajahnya ke samping wajahnya Dokter Jack dan dia mulai berbisik dengan nada bicara yang sangat dingin. "Semua nama dan alamat lengkap keluargamu sudah berada di tanganku. Jika sampai Tuan Awan tahu bahwa Tuan Muda tidak lumpuh, maka bersiaplah. Saat pulang nanti Anda akan menemukan Istrimu menangisi Putrimu yang telah ternodai. Hari ini Putrimu cantik sekali memakai kemeja biru."

Kedua bola mata Dokter Jack membulat mendengar penuturan Sekretaris Ken. Pasalnya hari ini anak perempuannya memang memakai kemeja biru.

"Tolong jangan sakiti Putriku!" mohon Dokter Jack.

"Itu mudah. Asalkan Anda tutup mulut, semuanya pasti aman."

"Tapi ...,"

"Tuan Awan juga mengancam keselamatan keluargamu kan?"

"Iya, Tuan."

"Tenang saja. Orang-orangku yang sudah berada dekat dengan semua anggota keluargamu akan melindungi mereka. Asalkan Anda berada dipihak Tuan Muda."

"Saya berjanji akan setia kepada Tuan Muda Saga."

"Baiklah, kalau begitu sebutkan nomor rekeningmu! Uang tutup mulut akan segera aku transfer ke akun Bank-mu."

"Terimakasih kasih banyak, Tuan."

Dokter Jack mulai menyebutkan nomor rekeningnya dan uang sebesar sepuluh milyar pun telah masuk ke akun Bank-nya.

Setelah berada di luar area rumah Sagara. Dokter Jack segera menghubungi nomor Awan untuk memberikan laporannya hari ini.

"Halo," sapa Awan dari seberang telepon.

"Halo Tuan Awan, ini Saya Dokter Jack."

"Oh. Bagaimana hasil dari pengamatanmu hari ini? Apakah Saga benar-benar lumpuh?"

"Iya, Tuan. Tuan Muda Saga memang benar-benar lumpuh kedua kakinya."

"Apakah Kau tidak sedang berbohong?" selidik Awan.

"Mana berani Saya berbohong kepada Tuan. Keselamatan keluargaku yang menjadi taruhannya."

"Baguslah kalau Kau sadar diri."

"Iya, Tuan."

"Uang muka sebesar seratus juta akan segera ditransfer oleh Sekretarisku. Jangan lupa, laporkan semua perkembangan kesehatan Sagara kepadaku dan kau bisa mendapatkan sisanya. Ingat, jangan sekali-kali kau membohongiku jika tidak ingin keluargamu celaka." ancam Awan.

"Baik, Tuan."

Sambungan telepon itu pun berakhir.

Dokter Jack hanya bisa menghela napas lelahnya yang saat ini sedang dihadapkan dalam situasi yang rumit.

Dia tidak menyangka sama sekali akan terjebak di tengah-tengah pertarungan antara Singa dengan Harimau.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status