Sagara yang tidak nyaman dengan perilaku Viona langsung menjauhkan tangan gadis itu dari dadanya dan menyentak kasar tubuh Viona dengan tangannya.
"Ma-maaf," ucap Sagara kepada Viona yang kini telah nyungsep ke ujung kursi pelaminan itu.
Beberapa pasang mata memperhatikan kejadian itu, namun Sagara memilih untuk cuek saja.
"Suamiku, kok kamu seksi banget sih kalau sedang kasar kayak gitu." ucap Viona dengan kedua matanya yang berbinar.
Viona segera mendekat lagi ke arah Sagara dan langsung nemplok ke tubuh laki-laki itu, mirip seperti uler keket yang nemplok ke sebuah dahan kecil di pepohonan.
"Huft," Sagara hanya bisa menghela napas lelahnya saat ditemploki lagi seperti ini oleh gadis jelek itu.
'Ken kemana sih? Kenapa lama banget ngurus masalah itu.' batin Sagara.
Sarmila yang ada di dekat mereka berdua juga hanya menghela napas panjangnya saat melihat tingkah Viona yang tidak merasa sakit hati sedikit pun dengan sikap kasar Sagara.
'Mungkin efek kebanyakan minta dibacain novel dipaksa dan terpaksa kali ya? Jadi Nona Viona tidak merasa sakit hati dengan sikap kasarnya Tuan Muda Saga. Terimakasih ya Author-Author penulis dipaksa dan terpaksa sudah nulis cerita seperti itu.' batin Sarmila berterimakasih.
Viona memang terkadang ingin mendengar cerita-cerita yang Sarmila baca dari aplikasi novel online, namun karena kurang bijaknya Sarmila dalam memilah dan memilih cerita yang layak untuk dikonsumsi oleh Viona yang bisa dikatakan masih di bawah umur, akhirnya membuat gadis itu mengkonsumsi bahan bacaan yang tidak sesuai dengan usianya.
Viona yang sering mendengar cerita-cerita romantis seperti itu tumbuh menjadi gadis yang memuja laki-laki cool, hot, dan arogan seperti karakter di cerita novel online dipaksa dan terpaksa.
Awal mula Viona jatuh cinta kepada Sagara juga dipicu oleh sikap pemuda tampan itu yang kasar sekali terhadap Viona dan menghina gadis itu secara blak-blakan dengan bisikan sinis saat mereka berdua tidak sengaja berdiri bersisian di sebuah acara pesta, namun Viona malah menganggap Sagara sangat cool saat itu.
***
Di tempat lain, Sekretaris Ken sedang berunding dengan orang yang bertanggungjawab dalam menangani acara pernikahan ini.
"Pak, tolong anda putarkan video ini di sebuah layar besar di dalam gedung!" perintah Sekretaris Ken.
"Ini video apa, Tuan?"
"Ini video tentang kabar terbaru dari mempelai wanita yang tiba-tiba menghilang."
"Bukankah pengantin wanitanya ada di kursi pelaminan ya?"
"Bukan, itu bukan pengantin yang asli. itu hanya pengantin pengganti."
"Oh,"
"Tolong segera diputar ya! Dan tolong berikan aku satu buah mic untuk menyampaikan sebuah pesan kepada para tamu yang hadir."
"Baik, Tuan. Untuk mic, Tuan Ken bisa langsung minta ke pembawa acara agar meminjamkannya sebentar, atau minta kepada petugas audio di gedung ini."
"Baiklah, tapi tolong jangan beritahu orang lain ya tentang video ini! Bekerjalah sendiri!"
"Baik, Tuan. Saya permisi dulu!" pamitnya.
Orang itu segera meninggalkan Sekretaris Ken dan mulai berjalan ke sebuah ruangan khusus sambil membawa sebuah flashdisk di tangannya.
Sedangkan Sekretaris Ken mulai berjalan menuju ruang utama dengan langkah tegaknya.
Sekretaris Ken sejak tadi sedang menggali informasi lebih dalam tentang Viola yang sedang diculik kepada kedua orang tuanya gadis itu. Dia ingin mendapatkan bukti agar bisa disebarluaskan di acara pernikahan ini agar nama baik Tuan Mudanya terselamatkan kembali dan tidak disangka ditinggal kabur oleh calon istrinya.
***
Sekretaris Ken saat ini sedang mengecek mic yang akan dia gunakan untuk memberitahukan pengumuman penting kepada seluruh tamu yang hadir di pesta pernikahan ini.
Dari jauh Awan melihat kejadian itu dan merasa aneh dengan tingkah Sekretaris Ken.
"Sayang, sebentar dulu ya!" ijinnya pada Yunita yang sedari tadi asyik mengobrol dengannya.
Awan mulai mendekat ke arah Sekretaris Diana.
"Ada apa, Tuan?" tanya Diana yang langsung tahu bahwa Awan akan menyampaikan sesuatu.
Awan mulai semakin mendekatkan dirinya ke arah Diana dan mulai membisikkan sesuatu ke telinga Sekretaris-nya itu.
Yunita hanya mengernyitkan keningnya saat melihat Awan berbisik-bisik kepada Diana. Dia sudah sering melihat hal ini, jadi dia tidak kaget ataupun merasa cemburu. Dalam benak Yunita, dia berpikiran bahwa Awan pasti sedang memberikan tugas khusus yang sifatnya rahasia kepada Sekretaris-nya itu.
"Di, sepertinya ada hal yang tidak beres. Cepat kamu selidiki dan rusak semua rencana yang Sagara buat. Aku tidak tahu mereka punya rencana apa, apapun itu, cepat rusak saja!" bisik Awan.
Kening Sekretaris Diana mengerut dengan pandangan matanya yang bertanya-tanya kepada Awan.
Awan hanya memberikan kode kepada Diana agar melihat ke arah Sekretaris Ken yang saat ini sedang berada di dekat para petugas audio.
Yunita yang melihat gelagat mereka pun mulai melihat ke arah yang sama dan dia hanya memutar bola matanya malas saat melihat Sekretaris Ken.
"Baik, Tuan." ucap Sekretaris Diana yang langsung paham maksud dari perkataan Awan.
Di sisi lain, Sekretaris Ken mulai naik ke atas panggung dan mulai menyuarakan suara beratnya yang khas, dia mulai berbasa-basi terlebih dahulu sebelum memberitahukan berita utama.
Sagara dan Viona yang sejak tadi sedang sibuk saling mendekat dan menjauhkan diri mereka masing-masing mulai terhenti dari aktivitas kekanak-kanakan itu. Padangan mereka kini tertuju kepada Sekretaris Ken.
Sedangkan Sekretaris Diana, saat ini mulai bergerak cepat mencari informasi dari orang-orang yang berkemungkinan ada hubungannya dengan Sagara dan Ken yaitu kedua orang tuanya Viola dan Viona.
"Permisi, Tuan." sapa Sekretaris Diana kepada mereka berdua.
"Eh, Sekretaris Diana." ucap mereka berdua serempak.
"Kenapa Tuan dan Nyonya ekspresi-nya seperti orang yang ketakutan?" tanya Diana yang mulai mengorek informasi.
"Anak pertama saya saat ini sedang diculik."
"Apa!" Diana pura-pura kaget. "Lalu sekarang keadaannya bagaimana? Viola baik-baik saja kan?"
"Viola keadaannya memprihatinkan,".
"Tuan tahu dari mana kalau keadaan Viola memprihatinkan?"
"Dari video yang dikirimkan oleh para penculik itu."
"Video?"
"Iya, video. Ini videonya." tunjuk Tuan Sofyan mulai memutar video rekaman di hapenya.
"Apakah Sekretaris Ken juga sudah melihat video ini?" tanya Sekretaris Diana natural sehingga membuat Pak Sofyan dan Bu Nadira tidak curiga bawa mereka sedang di korek-korek informasi oleh wanita cantik itu.
"Iya, tadi Sekretaris Ken sudah melihat video ini dan dia juga meminta dikirimi video rekaman ini."
'Misi sukses,' sorak Sekretaris Diana dalam hati karena dia telah berhasil mendapatkan informasi yang penting dan kini dia sudah tahu apa rencana yang akan dilakukan oleh Sagara dan Sekretaris Ken dengan video itu.
"Kalau begitu, saya permisi dulu ya, Tuan, Nyonya, saya ingin memberitahukan berita ini kepada Tuan Awan." pamit Diana.
"Iya, silakan." ucap Pak Sofyan dan Bu Nadira serempak.
Dengan langkah tergesa Sekretaris Diana mulai menuju ke ruangan khusus yang tadi dimasuki oleh orang suruhan Sekretaris Ken.
'Aku tidak akan membiarkan hal ini terjadi. Kau harus tetap terhina, Tuan Muda Saga.'
***
Adegan dibuka dengan gerakan slow motion dari Bunda Amanda dan Asisten pribadinya Saga yang saat ini sedang ingin melerai sepasang suami istri di ruangan kamar rawat inap ini yang sedang terhanyut dalam suasana yang romantic.Grep!Ternyata Asisten pribadinya Saga bukannya melerai malah menghentikan langkah Bunda Amanda yang ingin merusak suasana romantis yang sedang terjalin diantara Saga dan Viona anaknya."Tuan ayo cepat! Saya siap mengabdikan diri supaya anda bahagia," batin Asisten pribadinya Saga yang pengertian sekali kepada majikannya itu."Lepas!" pinta Bunda Amanda yang saat ini sedang berontak agar bisa bebas."Jan
"Cepet buka!" ucap Saga yang masih tidak sabaran."Iya, sabar, Tuan!"Ceklek!Pintu kamar rawat inap VIP milik Viona dibuka oleh Asisten pribadinya Saga.Seketika Saga dan Viona saling berpandangan sesaat setelah pintu kamar itu terbuka."Suamiku," gumam Viona menyebut nama Saga."Di ... di ... di-a," ucap Saga dengan jari telunjuknya yang mengarah ke Viona dan kedua bola matanya yang membulat melihat sosok gadis di depannya.Napas Saga mulai memburu dan tanpa sadar tangannya bergerak mencekik
"Kakak mau kemana?" tanya Viona yang saat ini sudah kembali ke ruang kamar rawat inapnya sendiri.Sekretaris Ken yang saat ini sedang bersiap-siap pergi menyempatkan diri untuk menjawab pertanyaan dari Adiknya itu."Tuan Batari dan keluarganya sedang dalam masalah. Kakak harus segera menjemput mereka. Kasihan, mereka sudah tidak punya tempat bernaung lagi."Bunda Amanda yang memang tidak tahu menahu tentang keluarganya Yunita langsung mengerutkan keningnya."Mereka siapa, Ken? Kok Bunda baru dengar kamu punya kenalan yang namanya Batari," tanya Bunda Amanda."Itu temannya Kenzo, Bun. Memang jarang yang tahu sih kalau aku ini
Tuan Batari, Nyonya Sherina, dan Yunita anak perempuan mereka saat ini sedang kebingungan di depan pintu gerbang rumah mereka yang telah diambil paksa oleh Awan dan Sekretaris Diana."Beh, nasib kita gimana ini?" tanya Nyonya Sherina panik sambil mengguncang-guncangkan tubuh lelaki tua itu."Babeh juga nggak tahu, Ma. Babeh buntu," sahut Tuan Batari yang saat ini sedang memegangi kepala plontosnya yang masih ada sisa-sisa sedikit helaian rambut di beberapa area.Yunita yang tidak ingin mereka terlunta-lunta seperti ini mulai menyuarakan apa yang ada di dalam pikirannya saat ini."Beh, coba Babeh telepon teman-teman Babeh buat bantuin Babeh agar bisa keluar dari masalah ini!" pinta Yunita."Babeh nggak bisa hubungin mereka, Teh. Ponsel Babeh ketinggalan di dalam rumah," jawab Tuan Batari lesu."Pakai ponsel Teh Yun aja, Beh! Inih!" ulur Yunita memberikan ponsel yang saat ini sudah dia ambil dari saku celananya.Beruntung sekali tadi Yu
Nyonya Dania dan Saga sudah berpindah tempat.Saat ini keduanya sedang duduk di dekat jendela kantor Saga sambil meminum teh hangat yang tadi diantarkan oleh salah satu Office Boy di perusahaan ini."Ma,""Hm,""Mama kok tahu kalau Saga kemarin sudah menikah? Tahu dari siapa?" tanya pemuda itu dengan pandangan menyelidik."Tahu dari temen yang datang ke resepsi pernikahan kamu," sahut Nyonya Dania enteng."Siapa?" kening Saga kini saling bertautan kerutannya."Rahasia," jawab Nyonya Dania sambil memelekan lidahnya ke arah Saga."Cih, sok rahasia-rahasiaan," gumam Saga tidak suka."Biarin." Nyonya Dania tidak peduli dan terus melanjutkan memakan snack yang ada di atas meja."Oh iya, besok kamu sama Arra datang ya ke rumah Mama," lanjut Nyonya Dania yang keceplosan bicara."Arra siapa, Ma?" tanya Saga tidak mengerti.'Aduh, mampus aku. Kalau Saga curiga, bisa-bisa aku diomelin sama Kenzo, nih,' b
Nyonya Dania telah sampai di kantor Samudra Group, meski langkahnya di hadang oleh para staf yang bertugas berjaga di kantornya Sagara, namun mereka tidak bisa berbuat banyak karena mereka tahu bahwa Nyonya Dania adalah Ibu kandungnya Awan dan Sagara, selain itu posisinya yang merupakan Istri dari pemilik Perusahaan pesaing Perusahaan ini semakin menambah ciut nyali mereka."Saga!" pekik Nyonya Dania yang kini telah berhasil masuk ke dalam ruangan kantor anaknya."Ngapain kamu ke sini?" tanya Saga dengan nada yang sinis.Asisten pribadinya Sagara yang sedang menggantikan posisi Sekretaris Ken hanya bisa meremas kedua jemari tangannya karena dia telah gagal mencegah Nyonya Dania masuk."Ngapain katamu?!" ucap Nyonya Dania bertanya balik dengan raut wajah yang marah.Saga kini memberikan kode kepada Asisten pribadinya agar pergi meninggalkan ruangan ini dengan gerakan tangannya.Asisten itu pun undur diri dari ruangan ini dan menutup rapat pin