Home / Romansa / The CEO and Me (Indonesia) / 13. Obat Itu Ternyata

Share

13. Obat Itu Ternyata

Author: Bayu Hidayat
last update Last Updated: 2021-04-02 10:02:49

Petugas Polisi yang sudah selesai memintai  keterangan dari Viola segera pergi dari Rumah Sakit Citra Husada. Viola memandangi punggung Pak Polisi itu yang kini mulai menjauh dari tempatnya berdiri.

Viola tersenyum sinis. 'Tidak akan aku biarkan penabrak mobil itu ditemukan. Jika pengemudi mobil itu ditemukan maka aku pasti akan terkena getahnya juga.'

Viola sadar betul bahwa di setiap mobil kemungkinan ada dashboard camera yang terpasang di dalamnya, yang berfungsi untuk merekam kondisi jalanan yang mereka lalui. Tidak menutup kemungkinan di camera itu terekam saat Viola mendorong Viona ke tengah jalan. Untungnya di sekitar daerah itu tidak ada CCTV yang terpasang, sehingga Viola bisa bernapas lega.

Perihal Viona, Viola yakin bahwa Adiknya itu pasti mengalami kerusakan yang parah pada bagian otaknya, mengingat banyak darah yang keluar dari bagian kepala Viona.

Lagipula jika Viona masih ingat betul tentang peristiwa tadi siang, Viola akan dengan mudah mengelak dan menggiring opini bahwa Viona salah ingat ataupun hal lainnya yang bisa Viola jadikan alasan kuat untuk memutarbalikkan fakta.

Setelah beberapa hari tidak sadarkan diri, akhirnya Viona sadar dari tidur panjangnya, namun dia kehilangan semua ingatannya dan tidak sepintar sebelumnya.

Viola memanfaatkan kesempatan ini untuk membuat Viona tenggelam dan hanya dirinya saja yang bersinar.

Viona mulai mencekoki Viona dengan pemahaman yang salah, seperti cara dandan yang salah dan otak Viona juga dicuci oleh Viola sehingga membuat kepribadian Adiknya berubah seratus delapan puluh derajat.

Viola selalu menyarankan agar Viona berdandan seperti ondel-ondel, dan selalu menekankan bahwa Viona sangat cantik dengan dandanan seperti itu.

Viola juga mulai memanipulasi pikiran Viona yang memang benar-benar seperti kertas kosong dan menjejalkan sebuah pemahaman bahwa jika ada orang luar mengatakan bahwa Viona jelek maka itu artinya cantik, dan ketika ada orang yang mengatakan Viona cantik maka itu artinya jelek.

Viona akhirnya tumbuh menjadi gadis yang aneh dan banyak dicela oleh orang-orang di sekitarnya, namun karena pemahaman yang ditanamkan oleh Viola kepada dirinya, membuat Viona tidak terintimidasi sebab dia menyangka bahwa semua orang sedang memujinya.

Selain hal di atas, Viona juga mengalami kesulitan membaca. Mungkin efek dari kecelakaan itu sehingga membuat otak Viona mengalami masalah yang serius.

Sedangkan pelaku tabrak lari itu memilih untuk bersembunyi selamanya. Dia menyembunyikan mobil yang dahulu dia pakai saat menabrak Viona ke dalam sebuah garasi dan dia tutup dengan kain hitam yang sangat besar, yang menandakan bahwa mobil itu tidak akan dipakai kembali.

Mobil itu juga bukan berwarna hitam, melainkan berwarna merah dengan gambar super hero laba-laba dan super hero kelelawar yang menghiasi body mobilnya.

***

"Bi Sarmila," panggil seorang pelayan sambil mengguncang-guncangkan tubuh Sarmila.

"Eh iya, ada apa?" ucap Sarmila yang langsung tersadar dari lamunan panjangnya.

"Ini obat untuk Nona Viona dan juga makan siang untuknya telah siap. Bukankah setiap jam segini Nona Viona harus meminum obatnya agar bisa segera pulih seperti sediakala."

"Oh iya, aku hampir lupa. Makasih ya." ucap Sarmila yang langsung mengambil alih nampan dari salah satu pelayan yang bertugas di gedung resepsi ini.

Selama ini Viona masih rutin meminum obat yang di resepkan oleh salah satu kerabat Pak Sofyan yang bekerja menjadi salah satu tenaga medis di kota ini.

Beliau mengatakan bahwa Viona bisa kembali pulih seperti sebelumnya jika rutin meminum obat vitamin ini.

***

Namun yang tidak mereka ketahui adalah kerabat dekat Pak Sofyan yang bekerja menjadi tenaga medis telah berkomplot dengan Viola yang merupakan keponakan kesayangannya.

Selain itu anaknya juga berada di peringkat pertama dan kemungkinan akan segera tergeser setelah Viona loncat kelas lagi.

Dia tidak mau hal itu terjadi, sebab jika anaknya sampai tergeser ke peringkat dua maka semua fasilitas yang sudah anaknya dapatkan akan diberikan kepada Viona dan kemungkinan beasiswa anaknya juga akan dicabut.

Selain keringanan dari biaya sekolah, jika sang anak berada di peringkat pertama ada rasa kebanggaan tersendiri dan dia tidak mau kehilangan hal itu.

Meski sudah berjalan cukup lama, namun obat itu masih diberikan kepada Viona sebab Viola tidak ingin Viona sembuh dan menjadi jenius seperti sebelumnya.

Sarmila sudah semakin dekat dengan Viona yang saat ini tengah mengipasi Sagara. Gadis itu yang melihat kehadiran Sarmila mulai menghentikan kipasannya dan mulai bangkit dan menyanyikan sebuah lagu yang biasa dia nyanyikan saat Sarmila datang ke arahnya.

"Oh Sarmila~ hooo~ Sarmila~ cintaku~ hooo~ milikku."

Sarmila tersipu malu ketika mendengar lagu itu dinyanyikan oleh Viona, sebab lagu itu membuatnya teringat dengan mantan terindah yang pernah menyanyikan lagu dangdut itu ketika mereka terpaksa putus hubungan.

Sarmila lekas meletakkan nampan yang dia bawa ke atas meja dan langsung menepuk ringan Viona.

"Ih, si Non mah, jangan nyanyiin lagu itu dong, Non!"

"Kalau gitu Bibi Sarmila jangan lagi bawain obat nggak enak itu." tunjuk Viona ke arah obat yang rutin dia konsumsi sedari kecil. "Vio nggak suka sama obatnya, pahit, huek," tutur Viona dengan bibirnya yang dimaju-majukan sepanjang jalan kenangan, eh tiga centimeter maksudnya.

"Non Vio harus minum obat itu agar cepet sehat."

"Tapi Vio ini sudah sehat, Bibi Sarmila cuan~tiks."

"Belum, Non Vio belum sehat. Jadi harus tetep minum obat itu. Bibi lebih rela Non Vio nyanyiin lagu Sarmila tiap hari asalkan Non Vio mau minum obat."

"Haaa~ haaa~" keluh Viona yang kini duduknya sudah turun ke atas lantai panggung. Gadis itu menjejak-jejakkan kedua kakinya seperti anak kecil yang sedang merengek.

"Bibi nggak mau tahu, pokoknya Non Vio harus minum obat."

Sagara yang masih berada di dekat Viona dan Sarmila mulai mengerutkan keningnya.

'Sakit apa sih? Bukankah gadis jelek itu meski bodoh tapi tubuhnya sehat-sehat saja ya. Kenapa dia harus minum obat? Kenapa Bibi itu bilang Viona sakit? Apa jangan-jangan yang sakit itu otaknya? Ah sepertinya memang iya otaknya yang konslet.' batin Sagara.

"Vio mau makan dan minum obat kalau Suami Vio yang nyuapin." tegas Viona yang sudah mau minum obatnya kembali.

"Hah!" pekik Sagara kaget.

Kedua wanita yang ada di sebelah Sagara langsung melihat ke arahnya dengan tatapan puppy eyes-nya.

"Ayolah, Tuan Muda Saga! Tolong suapin Nona Vio, ya!" pinta Bibi Sarmila.

"Ayolah Suamiku," rajuk Viona yang kini mulai memeluk dan menyenderi tubuh Sagara lagi, "suapin Vio, kan kamu sudah jadi Suami Vio." lanjut Viona sambil meraba dada bidang milik Sagara dan jari telunjuknya bergerak memutar-mutar di sekitar area itu.

Sagara merasa geli dengan gerakan tangannya Viona. "Tolong hentikan gerakan tanganmu!" 

"Kenapa memangnya, Suamiku?" 

"Geli,"

"Geli atau ... itu?" tanya Viona yang saat mendongakkan wajahnya dan menatap Sagara dengan tatapan mesumnya.

***


Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • The CEO and Me (Indonesia)   70. First Kiss

    Adegan dibuka dengan gerakan slow motion dari Bunda Amanda dan Asisten pribadinya Saga yang saat ini sedang ingin melerai sepasang suami istri di ruangan kamar rawat inap ini yang sedang terhanyut dalam suasana yang romantic.Grep!Ternyata Asisten pribadinya Saga bukannya melerai malah menghentikan langkah Bunda Amanda yang ingin merusak suasana romantis yang sedang terjalin diantara Saga dan Viona anaknya."Tuan ayo cepat! Saya siap mengabdikan diri supaya anda bahagia," batin Asisten pribadinya Saga yang pengertian sekali kepada majikannya itu."Lepas!" pinta Bunda Amanda yang saat ini sedang berontak agar bisa bebas."Jan

  • The CEO and Me (Indonesia)   69. Tiiiiiiiiiiiiiidaaaaaaak

    "Cepet buka!" ucap Saga yang masih tidak sabaran."Iya, sabar, Tuan!"Ceklek!Pintu kamar rawat inap VIP milik Viona dibuka oleh Asisten pribadinya Saga.Seketika Saga dan Viona saling berpandangan sesaat setelah pintu kamar itu terbuka."Suamiku," gumam Viona menyebut nama Saga."Di ... di ... di-a," ucap Saga dengan jari telunjuknya yang mengarah ke Viona dan kedua bola matanya yang membulat melihat sosok gadis di depannya.Napas Saga mulai memburu dan tanpa sadar tangannya bergerak mencekik

  • The CEO and Me (Indonesia)   68. Di-Di-Dia

    "Kakak mau kemana?" tanya Viona yang saat ini sudah kembali ke ruang kamar rawat inapnya sendiri.Sekretaris Ken yang saat ini sedang bersiap-siap pergi menyempatkan diri untuk menjawab pertanyaan dari Adiknya itu."Tuan Batari dan keluarganya sedang dalam masalah. Kakak harus segera menjemput mereka. Kasihan, mereka sudah tidak punya tempat bernaung lagi."Bunda Amanda yang memang tidak tahu menahu tentang keluarganya Yunita langsung mengerutkan keningnya."Mereka siapa, Ken? Kok Bunda baru dengar kamu punya kenalan yang namanya Batari," tanya Bunda Amanda."Itu temannya Kenzo, Bun. Memang jarang yang tahu sih kalau aku ini

  • The CEO and Me (Indonesia)   67. Menyadarkanmu, Nak

    Tuan Batari, Nyonya Sherina, dan Yunita anak perempuan mereka saat ini sedang kebingungan di depan pintu gerbang rumah mereka yang telah diambil paksa oleh Awan dan Sekretaris Diana."Beh, nasib kita gimana ini?" tanya Nyonya Sherina panik sambil mengguncang-guncangkan tubuh lelaki tua itu."Babeh juga nggak tahu, Ma. Babeh buntu," sahut Tuan Batari yang saat ini sedang memegangi kepala plontosnya yang masih ada sisa-sisa sedikit helaian rambut di beberapa area.Yunita yang tidak ingin mereka terlunta-lunta seperti ini mulai menyuarakan apa yang ada di dalam pikirannya saat ini."Beh, coba Babeh telepon teman-teman Babeh buat bantuin Babeh agar bisa keluar dari masalah ini!" pinta Yunita."Babeh nggak bisa hubungin mereka, Teh. Ponsel Babeh ketinggalan di dalam rumah," jawab Tuan Batari lesu."Pakai ponsel Teh Yun aja, Beh! Inih!" ulur Yunita memberikan ponsel yang saat ini sudah dia ambil dari saku celananya.Beruntung sekali tadi Yu

  • The CEO and Me (Indonesia)   66. Dirampas Paksa

    Nyonya Dania dan Saga sudah berpindah tempat.Saat ini keduanya sedang duduk di dekat jendela kantor Saga sambil meminum teh hangat yang tadi diantarkan oleh salah satu Office Boy di perusahaan ini."Ma,""Hm,""Mama kok tahu kalau Saga kemarin sudah menikah? Tahu dari siapa?" tanya pemuda itu dengan pandangan menyelidik."Tahu dari temen yang datang ke resepsi pernikahan kamu," sahut Nyonya Dania enteng."Siapa?" kening Saga kini saling bertautan kerutannya."Rahasia," jawab Nyonya Dania sambil memelekan lidahnya ke arah Saga."Cih, sok rahasia-rahasiaan," gumam Saga tidak suka."Biarin." Nyonya Dania tidak peduli dan terus melanjutkan memakan snack yang ada di atas meja."Oh iya, besok kamu sama Arra datang ya ke rumah Mama," lanjut Nyonya Dania yang keceplosan bicara."Arra siapa, Ma?" tanya Saga tidak mengerti.'Aduh, mampus aku. Kalau Saga curiga, bisa-bisa aku diomelin sama Kenzo, nih,' b

  • The CEO and Me (Indonesia)   65. Entah Gimana Bisa Akur, Ngalir Aja Lah

    Nyonya Dania telah sampai di kantor Samudra Group, meski langkahnya di hadang oleh para staf yang bertugas berjaga di kantornya Sagara, namun mereka tidak bisa berbuat banyak karena mereka tahu bahwa Nyonya Dania adalah Ibu kandungnya Awan dan Sagara, selain itu posisinya yang merupakan Istri dari pemilik Perusahaan pesaing Perusahaan ini semakin menambah ciut nyali mereka."Saga!" pekik Nyonya Dania yang kini telah berhasil masuk ke dalam ruangan kantor anaknya."Ngapain kamu ke sini?" tanya Saga dengan nada yang sinis.Asisten pribadinya Sagara yang sedang menggantikan posisi Sekretaris Ken hanya bisa meremas kedua jemari tangannya karena dia telah gagal mencegah Nyonya Dania masuk."Ngapain katamu?!" ucap Nyonya Dania bertanya balik dengan raut wajah yang marah.Saga kini memberikan kode kepada Asisten pribadinya agar pergi meninggalkan ruangan ini dengan gerakan tangannya.Asisten itu pun undur diri dari ruangan ini dan menutup rapat pin

  • The CEO and Me (Indonesia)   64. Hal Yang Sebenarnya

    Namun yang tidak diketahui oleh Nyonya Helena adalah kenyataan bahwa bayi perempuannya telah ditukar kembali oleh perawat lain yang bernama Alia sesaat setelah perawat bayaran Nyonya Helena berlalu dari ruangan khusus bayi.Alia yang merupakan sahabat Bunda Amanda tidak rela jika anak temannya dicurangi oleh orang lain. Perempuan itu pun mengadukan hal ini kepada Bunda Amanda, tapi Bunda Amanda tidak ingin melabrak Nyonya Helena.Justru yang Bunda Amanda lakukan adalah membiarkannya berjalan seperti air, mengalir saja, dan hal seperti ini bisa dia gunakan di masa-masa mendatang agar Arrabella-nya tidak diambil paksa oleh mantan suami kejamnya itu.Tentu saja dengan menumbalkan anaknya Nyonya Helena untuk menggantikan posisinya Arrabella yang asli di sisi Tuan Smith.Persetan dengan semua harta yang dimiliki oleh mantan suaminya, jika hanya kesakitan yang dia rasakan.Sekretaris Ken saat ini langsung ditarik oleh Bunda Amanda agar berlindung di bali

  • The CEO and Me (Indonesia)   63. Ditukar Bukan Tertukar

    Bunda Amanda menarik putra lelakinya untuk segera keluar dari ruang rawat adiknya karena dia telah mengatakan hal-hal yang menurut wanita tua itu tidak pantas dikatakan."Bunda apa-apaan sih? Kok tarik-tarik aku keluar?" protes Sekretaris Ken kepada Ibundanya."Lha kamu yang apa-apaan? Udah tahu adikmu itu masih kecil dan masih polos, pake bilang bekas-bekas segala tentang Saga," sahut Bunda Amanda seraya memukul lengan pemuda di depannya."Ih, nyatanya Tuan Muda Saga itu udah bekas kok. Ken nggak rela ya kalau Adiknya Ken nikah sama laki-laki modelan kayak Tuan Muda Saga," sungut Sekretaris Ken sambil memajukan bibirnya tanda bahwa ia tidak terima."Lah, bukannya Saga itu sahabat kamu? Bunda juga lihatnya Nak Saga itu baik, pengertian. Bunda meski dulu dalam keadaan tidak waras tapi masih ingat dengan jelas ya gimana kebaikannya Nak Saga sama Bunda," bela Bunda Amanda yang tidak terima Saganya dijelek-jelekkan."Itu kan sama Bunda. Kalau sama oran

  • The CEO and Me (Indonesia)   62. Siapa Dia?

    POV VionaAku senang karena akhirnya aku bisa berkumpul kembali dengan Bundaku dan juga bisa bertemu dengan kakak laki-lakiku yang ternyata adalah kak Kenzo, Sekretaris pribadinya suamiku Sagara.Aku bersyukur karena memiliki kakak laki-laki seperti dia, yang tidak pernah memandang orang lain dari fisiknya semata.Dan saat ini aku sesungguhnya kecewa dengan suamiku, dia ternyata tipe laki-laki yang hanya peduli dengan penampilan fisik seseorang saja.Mungkin, jika aku masih Viona yang berpola pikir aneh seperti dulu, aku tidak terlalu mempermasalahkannya, tapi saat ini aku sudah normal, sudah bisa berpikir dengan jernih, dan kak Sagara bukan orang yang pantas untuk disukai.Aku masih ingat dengan jelas tatapan menjijikkannya kepadaku saat aku berdandan norak dengan make up yang sangat menor.Ugh, rasanya pengen kucakar saja wajah Kak Saga.Akan tetapi, entah kenapa aku masih suka sama dia, terlepas dari semua kelakuan buruknya.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status